Anda di halaman 1dari 8

G.

Analisa Data
Pre Anestesi
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
Pre Anestesi
1 24/ 2 /20 S : Pasien mengatakan belum Cemas Kurang
09.00
pernah dilakukan tindakan operasi pengetahuan
sebelumnya, pasien mengatakan
merasa cemas dan takut menjalani
operasi.
O : Pasien tampak gelisah
TD : 144/96 mmHg;
N :85 x/mnt; SpO2 : 99%;
RR : 20 x/mnt

Intra Operasi
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
S:- Pola nafas Disfungsi
1 24/ 2 /20 O : TD : 118/80 mmHg N : 84 tidak efektif neuromuscular
09.30 x/mnt; SpO2 : 100%; dampak
RR : 18 x/mnt sekunder obat
Propofol IV 100 mg
general anestesi
Atrakurium IV 25 mg

2. 24/ 2 /20 S:- Resiko Penurunan


09.40 O: aspirasi tingkat
 Terpasang ET no 7 kesdaran
 Pasien tersedative
 Pasien dilakukan operasi
mikrovaskuler dekomprasi

Post Operasi
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
Post Anestesi
1 24/ 2 /20 S : - Resiko Efek anestesi
1
13.00 O : Pasien post general anestesi, kecelakaan umum
pasien belum sadar penuh, TD = cidera
120/75 mmHg, RR = 21x/mnt,
SpO2 = 98%, Nadi = 77 x/mnt

H. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Anestesi
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan masalah pembiusan dan operasi
ditandai dengan pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan operasi
sebelumnya, pasien merasa cemas dan takut menjalani operasi. Pasien tampak
gelisah, Pasien tampak gelisah, TD : 144/96 mmHg; N :80 x/mnt; SpO2 : 99%; RR
: 18 x/mnt
2. Intra Anestesi
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuscular
dampak sekunder obat general anestesi ditandai dengan N :80 x/mnt; SpO2 :
99%; RR : 18 x/mnt.u
b. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran yang di
tandai dengan pasien terpasang ET no 7, pasien tersedativ dan pasien
dilakukan tindakan mastoidektomy.
3. Post Anestesi
Resiko kecelakaan cidera berhubungan dengan efek anestesi umum ditandai
dengan pasien mengatakan lemas dan mengantuk, pasien post general anestesi,
pasien belum sadar penuh

2
I. Rencana Keperawatan
RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Cemas Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat kecemasan  Mengetahui tingkat kecemasan dapat
 Orientasikan dengan tim
berhubungan keperawatan selama 15 menit menentukan tindakan keperawatan.
operasi dan kamar operasi  Pengenalan akan tim dan lingkungan
dengan kurang cemas pasien berkurang/hilang
 Jelaskan tindakan jenis
operasi mengurangi kecemasan pasien
pengetahuan dengan kriteria :
tindakan anestesi yanga akan  Pengetahuan yang cukup tentang
masalah  Pasien menyatakan tahu
dilakukan tindakan pembiusan mengurangi
pembiusan tentang proses kerja obat  Dampingi pasien dalam
kecemasan
dan operasi anestesi mengurangi rasa cemas.  Pendampingan kepada pasien
 Pasien menyatakan siap  Ajarkan teknik relaksasi
meningkatkan rasa nyaman dan aman.
 Kolaborasi dalam pemberian
dilakukan pembiusan  Teknik relaksasi yang benar
 Pasien tampak tenang dan obat
mengurangi kecemasan pasien
kooperatif  Pemberian obat yang tepat mengurangi
kecemasan pasien
Naufal
Naufal
2 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan  Jaga patensi jalan napas.  Mempertahankan keadekuatan supplay
 Pasang dan beri suplai
tidak efektif keperawatan selama intra operasi oksigen
oksigen yang adekuat.  Memenuhi kebutuhan oksigen paru-
berhubungan pasien menunjukkan pola nafas
 Monitor perfusi jaringan
paru
dengan efektif, dengan kriteria :
perifer.  Keadekuatan supplay oksigen ke
disfungsi  Irama napas teratur  Monitor ritme, irama dan
jaringan perifer
1
neuromuscular  Jalan napas pasien lancar usaha respirasi.  Ritme, irama dan usaha respirasi
 Tidak terjadi sianosis, saturasi  Monitor pola napas dan
dampak merupakan keadekuatan pernafasan
96-100%. tanda-tanda hipoventiasi.  Pola nafas adekuat dan tidak ada
sekunder obat
hipoventilasi menunjukkan pola nafas
general
Naufal Naufal yang efektif
anestesi
Resiko Setelah dilakukan asuhan  Atur posisi pasien  Mencegah refluk cairan lambung naik
aspirasi keperawatan selama proses dan masuk kecairan nafas
 Mengkaji seberapa besar terjadi resiko
berhubungan keperawatan tidak terjadi  Pantau tanda-tanda aspirasi
terhadap terjadinya aspirasi
dengan tingkat aspirasi dengan kriteria hasil:
 Kesadaran dan status neurologis yang
kesadaran  Mampu menelan
baik dapat mencegah aspirasi
 Tonus otot adekuat
 Pantau tingkat kesadaran:  Memastikan jalan nafas agar tetap paten
 Jalan nafas paten
 Obat antiemetik merupakan obat anti
reflek batuk, reflek muntah,
mual dan muntah
kemampuan menelan
 Pantau status paru
 Kolaborasi pemberian
antiemetik
Naufal

Naufal
3 Resiko Setelah dilakukan tindakan  Jaga posisi pasien immobile.  Menjaga pasien tidak jatuh
 Cegah resiko injuri jatuh.  Mengurangi resiko yang menyebabkan
kecelakaan keperawatan selama post operasi
 Pasang pengaman tempat
kejadia jatuh
cidera pasien aman setelah pembiusan,
tidur ketika melakukan  Menjaga pasien tetap aman saat
berhubungan dengan kriteria:
transportasi pasien. transportasi
2
dengan efek  Pasien sadar setelah anestesi  Pantau penggunaan obat  Efek samping obat anestesi umum dapat
anestesi selesai. anestesi dan efek yang timbul membuat pasien mengalami cidera bila
 Kemampuan untuk bergerak
umum tidak dipantau
atau berkomunikasi.
 Pasien aman tidak jatuh
Naufal

Naufal

3
J. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
TANGGAL DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU KEPERAWATAN
24 / 2 /20 Cemas Pre Operasi 24/2/2020 pukul 09.05 WIB
09.00 WIB S : Pasien mengatakan paham dan mengerti akan
berhubungan  Memberikan pendidikan kesehatan
tindakan anestesi, tetapi masih cemas
dengan kurang kepada pasien di ruang penerimaan
O : KU sedang kesadaran CM
pengetahuan mengenai tindakan, jenis anestesi yang Pasien tampak lebih tenang, pasien kooperatif
TD: 144/80 mmHg; N: 87x/mnt; RR: 20x/mnt
masalah dilakukan
A : Cemas teratasi sebagian
 Mengorientasikan tim dan kamar operasi
pembiusan dan P : Lanjutkan intervensi pendampingan pasien di
 Mendampingi pasien selama di ruang
operasi meja operasi, pindahkan pasien dari ruang
penerimaan
 Mengajarkan tehnik relaksasi penerimaan ke meja operasi
 Mengkaji tingkat kecemasan pasien

Naufal
Naufal

24/ 2 /20 Pola nafas tidak Intra Operasi 24/2/20 pukul 13.00 WIB
09.15 WIB S:-
efektif  Memberikan O2 2,4 l/mnt melalui ET
O : pasien terpasang ET No 7 yang dialiri O2
 Memonitor perfusi jaringan perifer.
berhubungan
 Memonitor ritme, irama dan usaha 0,75%, air 1,5 %, sevoflurane 2% , cappilary
4
dengan disfungsi respirasi. refill < 2 detik, tidak ada sianosis, semi close,
 Memonitor pola napas dan tanda-tanda Ventilator vt : 480, i : e 1:2
neuromuscular
TD: 121/87 mmHg; N: 8
hipoventiasi
dampak sekunder 0x/mnt; RR: 20x/mnt
 Melakukan baging untuk membantu
SpO2 : 99%
obat general
pernapasan pasien A : Pola nafas tidak efektif teratasi
anestesi
P : lanjutkan intervensi jaga patensi jalan nafas
Naufal
sampai dengan pasien selesai tindakan di kamar
operasi

Naufal
Resiko aspirasi  Mengatur posisi pasien S:
 Memantau tanda-tanda aspirasi O:
berhubungan
 Memantau tingkat kesadaran pasien - Posisi pasien supine
dengan penurunan  Membersihkan jalan nafas - Tidak ada muntah
tingkat kesadaran - Suara nafas bersih
- Tidak ada sekret di jalan nafas
Naufal A: Resiko Aspirasi teratasi

P: lanjutkan intervensi pantau tanda-tanda


aspirasi
Naufal
24/ 2 /20 Resiko kecelakaan  Menjaga posisi pasien untuk tidak banyak 24/2/20 pukul 13.10 WIB
13.00 S:-
cidera bergerak
O : KU sedang , pasien aman setelah pembiusan
 Memasang tanda resiko jatuh
berhubungan
 Memasang pengaman tempat tidur ketika dan tidak jatuh,
dengan efek TD = 122/81 mmHg, RR = 20x/mnt, SpO2 =
melakukan transportasi pasien.
5
anestesi umum  Memantau penggunaan obat anestesi dan 98%, Nadi = 75 x/mnt
A : Resiko kecelakaan cidera teratasi
efek yang timbul
P : Pindahkan pasien ke ruangan

Naufal
Naufal

Anda mungkin juga menyukai