Analisa Data
Pre Anestesi
No Tgl/Ja Data Masalah Etiologi
m
Pre Anestesi
1 2/ 3 /20 S : Pasien mengatakan belum Cemas Kurang
13.00 pernah dilakukan tindakan pengetahuan
operasi sebelumnya, pasien
mengatakan merasa cemas dan
takut menjalani operasi.
O : Pasien tampak gelisah
TD : 144/96 mmHg;
N :85 x/mnt; SpO2 : 99%;
RR : 15 x/mnt
Intra Operasi
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
S:- Pola nafas Disfungsi
1 2/ 3 /20 O : TD : 120/80 mmHg N : 84 tidak efektif neuromuscular
13.10 x/mnt; SpO2 : 100%; dampak
RR : 18 x/mnt sekunder obat
Propofol IV 150 mg general
Atrakurium IV 25 mg anestesi
H. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Anestesi
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan masalah pembiusan dan operasi
ditandai dengan pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan operasi
sebelumnya, pasien merasa cemas dan takut menjalani operasi. Pasien tampak
gelisah, Pasien tampak gelisah, TD : 144/96 mmHg; N :80 x/mnt; SpO2 : 99%; RR
: 18 x/mnt
2. Intra Anestesi
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuscular dampak
sekunder obat general anestesi ditandai dengan N :80 x/mnt; SpO2 : 99%; RR :
18 x/mnt.u
b. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
Vasodilatasi pembuluh darah dampak obat anestesi ditandai dengan pasien
puasa sejak 8 jam yang lalu, tensi rendah, dan akral dingin, TD : 105/70
mmHg Rr : 15 N : 68
3. Post Anestesi
Resiko kecelakaan cidera berhubungan dengan efek anestesi umum ditandai
dengan pasien mengatakan lemas dan mengantuk, pasien post general anestesi,
pasien belum sadar penuh
I. Rencana Keperawatan
N RENCANA INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Cemas Setelah dilakukan tindakan Kaji tingkat kecemasan Mengetahui tingkat kecemasan dapat
berhubungan keperawatan selama 15 menit Orientasikan dengan tim menentukan tindakan keperawatan.
dengan kurang cemas pasien berkurang/hilang operasi dan kamar operasi Pengenalan akan tim dan lingkungan
pengetahuan dengan kriteria : Jelaskan tindakan jenis operasi mengurangi kecemasan pasien
masalah Pasien menyatakan tahu tindakan anestesi yanga akan Pengetahuan yang cukup tentang
pembiusan tentang proses kerja obat dilakukan tindakan pembiusan mengurangi
dan operasi anestesi Dampingi pasien dalam kecemasan
Pasien menyatakan siap mengurangi rasa cemas. Pendampingan kepada pasien
dilakukan pembiusan Ajarkan teknik relaksasi meningkatkan rasa nyaman dan aman.
Pasien tampak tenang dan Kolaborasi dalam pemberian Teknik relaksasi yang benar
kooperatif obat mengurangi kecemasan pasien
Pemberian obat yang tepat mengurangi
kecemasan pasien
Naufal Naufal
2 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Jaga patensi jalan napas. Mempertahankan keadekuatan supplay
tidak efektif keperawatan selama intra Pasang dan beri suplai oksigen
berhubungan operasi pasien menunjukkan oksigen yang adekuat. Memenuhi kebutuhan oksigen paru-
dengan pola nafas efektif, dengan Monitor perfusi jaringan paru
disfungsi kriteria : perifer. Keadekuatan supplay oksigen ke
neuromuscula Irama napas teratur Monitor ritme, irama dan jaringan perifer
r dampak Jalan napas pasien lancar usaha respirasi. Ritme, irama dan usaha respirasi
sekunder obat Tidak terjadi sianosis, Monitor pola napas dan merupakan keadekuatan pernafasan
general saturasi 96-100%. tanda-tanda hipoventiasi. Pola nafas adekuat dan tidak ada
anestesi hipoventilasi menunjukkan pola nafas
Naufal Naufal yang efektif
Resiko Setelah dilakukan asuhan - Kaji tingkat kekurangan Mengetahui berapa banyak
gangguan keperawatan selama 1 jam, resiko cairan kekurangan cairan
keseimbangan gangguan keseimbangan caira - Kolaborasi untuk pemberian Mengurangi resiko kekurangan
cairan dan dan elektrolit tidak terjadi dengan cairan dan elektrolit cairan dan elektrolit
elektrolit kriteria: - Monitor masukan dan Mengetahui balance cairan
berhubungan - Pasien mengatakan tidak haus keluaran urin
dengan tidak lemas - Monitor hemodinamik Mengetahui keadaan pasien
vasodilatasi - Akral kulit hangat - Monitor perdarahan Mengetahui berapa banyak pasien
pembuluh - Hemodinamik normal kehilangan darah
darah dampak - Masukan cairan dan keluaran
obat anestesi cairan imbang Naufal
- Urin output 1-2cc/kg BB/jam
- Hasil laboratorium elektrolit
normal
Naufal
3 Resiko Setelah dilakukan tindakan Jaga posisi pasien immobile. Menjaga pasien tidak jatuh
kecelakaan keperawatan selama post operasi Cegah resiko injuri jatuh. Mengurangi resiko yang menyebabkan
cidera pasien aman setelah pembiusan, Pasang pengaman tempat kejadia jatuh
berhubungan dengan kriteria: tidur ketika melakukan Menjaga pasien tetap aman saat
dengan efek Pasien sadar setelah anestesi transportasi pasien. transportasi
anestesi selesai. Pantau penggunaan obat Efek samping obat anestesi umum
umum Kemampuan untuk bergerak anestesi dan efek yang dapat membuat pasien mengalami
atau berkomunikasi. timbul cidera bila tidak dipantau
Pasien aman tidak jatuh
Naufal
Naufal
J. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
TANGGAL DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU KEPERAWATAN
2 / 3 /20 Cemas Pre Operasi 2/3/2020 pukul 13.05 WIB
13.00 WIB berhubungan S : Pasien mengatakan paham dan mengerti akan
Memberikan pendidikan kesehatan
dengan kurang tindakan anestesi, tetapi masih cemas
kepada pasien di ruang penerimaan
pengetahuan O : KU sedang kesadaran CM
mengenai tindakan, jenis anestesi yang
masalah Pasien tampak lebih tenang, pasien kooperatif
dilakukan
pembiusan dan TD: 14/82 mmHg; N: 87x/mnt; RR: 25x/mnt
Mengorientasikan tim dan kamar operasi
operasi A : Cemas teratasi sebagian
Mendampingi pasien selama di ruang
P : Lanjutkan intervensi pendampingan pasien di
penerimaan
meja operasi, pindahkan pasien dari ruang
Mengajarkan tehnik relaksasi
penerimaan ke meja operasi
Mengkaji tingkat kecemasan pasien
Naufal Naufal
2/ 3 /20 Pola nafas tidak Intra Operasi 2/3/20 pukul 13.00 WIB
13.10 WIB efektif S:-
Memberikan O2 3 l/mnt melalui lma
berhubungan O : pasien terpasang LMA yang dialiri O2
Memonitor perfusi jaringan perifer.
dengan disfungsi 3lt/mnt, N2O 2 lt/mnt, sevoflurane 2% ,
Memonitor ritme, irama dan usaha
neuromuscular respirasi. cappilary refill < 2 detik, nafas spontan, tidak ada
dampak sekunder Memonitor pola napas dan tanda-tanda sianosis, semi close
obat general hipoventiasi TD: 121/87 mmHg; N: 8
anestesi Melakukan baging untuk membantu 0x/mnt; RR: 15x/mnt
pernapasan pasien SpO2 : 99%
A : Pola nafas tidak efektif teratasi
Naufal
P : lanjutkan intervensi jaga patensi jalan nafas
sampai dengan pasien selesai tindakan di kamar
operasi
Naufal
Resiko gangguan - mengkaji tingkat kekurangan cairan 2/3/20 pukul 14.00 WIB
keseimbangan - Kolaborasi untuk pemberian cairan dan S : -
cairan dan elektrolit O : input : cairan infus kristaloid ( RL ) 1000 ml
elektrolit - Memonitor masukan dan keluaran urin Output : darah + urin : 300 ml
berhubungan - Memonitor hemodinamik TD: 115/85 mmHg; N: 84x/mnt; RR: 18x/mnt
dengan - Memonitor perdarahan SpO2 : 99%
vasodilatasi A : Resiko gangguan keseimbangan cairan dan
pembuluh darah elektrolit teratasi sebagian
dampak obat
P : lanjutkan intervensi
anestesi
- Monitoring hemodinamik
- Monitoring cairan
Agus
2/ 3 /20 Resiko kecelakaan Menjaga posisi pasien untuk tidak banyak 2/3/20 pukul 14.10 WIB
14.00 cidera bergerak S:-
berhubungan Memasang tanda resiko jatuh O : KU sedang , pasien aman setelah pembiusan
dengan efek Memasang pengaman tempat tidur ketika dan tidak jatuh,
anestesi umum melakukan transportasi pasien. TD = 122/81 mmHg, RR = 20x/mnt, SpO2 =
Memantau penggunaan obat anestesi dan 98%, Nadi = 75 x/mnt
efek yang timbul Alderate score : 8
Menghitung alderate score A : Resiko kecelakaan cidera teratasi
P : Pindahkan pasien ke ruangan
Naufal Naufal