Anda di halaman 1dari 6

BAGIAN ILMU REHABILITASI MEDIK TUGAS

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2020


UNIVERSITAS PATTIMURA

Disusun oleh:
Priskilia Rosse Gratia Habel
NIM. 2018-84-051

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
1. Menjelaskan tentang terapi paraffin bath
a. Definisi
Parafin bath merupakan salah satu alat terapi yang menggunakkan metode
hidroterapi yang menggunakan parafin sebagai medianya, pada prinsipnya terapi ini
merupakan terapi yang memanfaatkan suhu yang relatif tinggi (panas). Parafin yang
digunakan untuk terapi ini adalah parafin biasa yang ditambah parafin oil, kemuian
dipanaskan hingga meleeh dengan suhu + 55º C.

b. Efek fisiologis
Secara umum diketahui bahwa segala bentuk rangsang akan mempengaruhi atau
menimbulkan efek pada tubuh. Demikian halnya jika tubuh diberikan stimulasi
berupa suhu tinggi (panas). Efek-efek fisiologis yang dimaksud adalah seperti
berikut: Stimulasi sensasi panas pada jaringan akan menimbulkan peningkatan suhu
pada jaringan yang berkaitan. Akibat yang paling nyata dari aplikasi panas adalah
timbulnya hiperaemia. Efek fisiologis yang mungkin timbul adalah seperti berikut :
- Peningkatan suhu / temperatur tubuh.
- Peningkatan metabolism
- Terjadi vasodilatasi arteriole
- Peredaran darah kapiler menjadi lancar
- Tekanan hirostatik kapiler meningkat

c. Indikasi
Berikut ini adalah indikasi penggunaan terapi paraffin bath
- Kekakuan otot
- Arthritis (radang persendian)
- Nyeri bahu
- Tendinitis (radang tendon)
- Bursitis (radang bursa)
- Sprain (robekan ligament sendi)
- Strain (robekan otot)
- Nyeri dada yang disebabkan oleh nyeri pada tulang rusuk (costochondirits)
- Fibromyalgia dengan gangguan sendi
- Gejala nyeri otot, kekakuan, kelelahan dan gangguan tidur
- Gangguan nyeri kronis seperti pada lupus dan nyeri myofascial

d. Kontraindikasi
Berikut ini adalah kontraindikasi penggunaan terapi paraffin bath
- kulit yang bengkak dan terjadi perdarahan karena panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengk akan yang semakin parah
- perdarahan aktif, panas akan menyebabkan vasosdilatasi dan meningkatkan
perdarahan
- edema noninflamasi, panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema
- tumor ganas terlokalisasi, karena panas mempercepat metabolisme sel,
pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat mempercepat
metastase tumor sekunder
- gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh.
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Diabetes Mellitus (kencing manis)
- Varises (kelainan pembuluh darah vena superfisial/paling luar
2. Menjelaskan tentang terapi sepeda statis
a. Definisi
Sepeda statis merupakan sebuah sepeda yang mempunyai sebuah roda depan yang
terbuat dari besi pasif dengan garis tertentu, yang dihubungkan dengan pedal yang
punya dua pengayuh yang sekarang banyak dimanfaatkan sebagai salah satu terapi
pada pasien.
Jadi maksudnya bahwa Sepeda Statis merupakan sepeda yang digerakan oleh
mesin/listrik, dimana berat bebannya dapat diatur berdasarkan kemampuan
seseorang serta, teknik mengayuh pedalnya dapat mengikuti irama dari metronome.
Sepeda statis merupakan sepeda yang dapat memonitor latihan, mencatat waktu,
jarak, dan kecepatan atau menggunakan monitor denyut jantung untuk mengikuti
level latihan
b. Efek fisiologis
- Kebugaran jantung diukur dengan kapasitas aerobik, yaitu kemampuan untuk
melakukan latihan otot besar dan seluruh badan pada tingkat intensitas yang
rendah sampai tinggi untuk periode waktu yang cukup lama.
- Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk menggerakan otot dan anggota
badan melalui rentang gerak yang penuh
- Peningkatan metabolisme
- Terjadi vasodilatasi arteriole
- Peredaran darah kapiler menjadi lancar
- Membakar lemak dan kalori
- Mengeluarkan neurotransmitt er dopamin yang berhubungan dengan energi
dimana efeknya peredaran darah menjadi lancar sehingga tubuh menjadi lebih
segar. Dengan mengayuh pedal, vaskularisasi dan oksigenasi meningkat dimana
jantung dan paru juga menjadi lebih aktif

c. Indikasi
Berikut ini adalah indikasi penggunaan terapi sepeda statis
- Pasien stroke
- Pasien osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Gangguan sistem pernapasan (asma)
- Gangguan jantung
- Obesitas

d. Kontraindikasi
Berikut ini adalah kontraindikasi penggunaan terapi sepeda statis
- Pasien dengan fraktur pada extremitas
- Rupture tendon/otot
- Angina unstable
- Penyakit jantung kronik

Anda mungkin juga menyukai