Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

PEMBERIAN EDUKASI TENTANG PERAWATAN LUKA


SECTIO CAESAREA DENGAN MEDIA LEMBAR BALIK

Disusun Oleh :

Ns. I GEDE SUBAGIA, S.Kep

NIP. 19940522 201903 1 009

NDH. 36

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN


III ANGKATAN XVIII TAHUN 2019
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BALI
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

NAMA : Ns. I GEDE SUBAGIA, S.Kep


NIP : 19940522 201903 1 009
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA
INSTANSI :UPTD. RSUD BALI MANDARA DINAS
KESEHATAN PROVINSI BALI
JUDUL LAPORAN :PEMBERIAN EDUKASI TENTANG
PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA
DENGAN MEDIA LEMBAR BALIK

Telah memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan unutuk mengikuti


Seminar Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali yang akan
dilaksanakan pada tanggal 4 September 2019.

Denpasar, 4 Spetember 2019


Atasan Langsung/Mentor Widyaiswara Pembimbing/Coach

Ni Luh Deliyani, SKM, M.Kes Made Dharma Putra, SS, MT


NIP. 19821209 200604 2 013 NIP. 19660130 199603 1 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

NAMA : Ns. I GEDE SUBAGIA, S.Kep


NIP : 19940522 201903 1 009
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA
INSTANSI :UPTD RSUD BALI MANDARA DINAS
KESEHATAN PROVINSI BALI
JUDUL LAPORAN :PEMBERIAN EDUKASI TENTANG
PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA
DENGAN MEDIA LEMBAR BALIK

Telah disempurnakan berdasarkan masukan dan saran saat Seminar Laporan


Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS di Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Bali yang dilaksanakan pada tanggal 4 September
2019.

Denpasar, 4 September 2019


Atasan Langsung/Mentor Widyaiswara Pembimbing/Coach

Ni Luh Deliyani, SKM, M.Kes Made Dharma Putra, SS, MT


NIP. 19821209 200604 2 013 NIP. 19660130 199603 1 002

Penguji,

Gede Pramana, ST, MT


NIP. 19680531 199703 1 002

iii
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya lah saya dapat membuat
laporan aktualisasi yang berjudul “Pemberian Edukasi Tentang Perawatan Luka
Sectio Caesarea Dengan Media Lembar Balik” sebagai salah satu syarat
penulisan dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan CPNS Golongan III. Melalui
kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus
kepada:
1. Direktur UPTD RSUD Bali Mandara
2. Ibu Ni Luh Deliyani, SKM,M.Kes selaku mentor dari UPTD RSUD Bali
Mandara.
3. Bapak Made Dharma Putra, SS, MT selaku coach dalam pembuatan
rancangan aktualisasi.
4. Kepala Ruangan dan Staf di Ruang jepun RSUD Bali Mandara
5. Segenap Widyaiswara selaku tenaga pengajar yang telah memberikan ilmu
dengan sangat maksimal.
6. Seluruh rekan-rekan peserta Latihan Dasar CPNS golongan III tahun 2019,
terutama pada rekan angkatan XVII dan XVIII atas kerjasamanya dan
kekompakkan selama mengikuti Latihan Dasar.

Penulis juga menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat
penulis harapkan dari berbagai pihak guna penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga penulisan Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
Profesi PNS ini dapat bermanfaat umumnya bagi instansi dan khususnya bagi
satuan kerja masing-masing.

Denpasar, 4 September 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................iii
KATA PENGANTAR .........................................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi ......................................................................3
BAB II DESKRIPSI UNIT ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI ........5
2.1 Profil Unit Kerja .......................................................................................5
2.2 Visi Misi dan Motto UPTD RSUD Bali Mandara .....................................7
2.2.1 Visi UPTD RSUD Bali Mandara .......................................................7
2.2.2 Misi UPTD RSUD Bali Mandara ......................................................7
2.2.3 Motto UPTD RSUD Bali Mandara ...................................................8
2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Perawat ..............................................8
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR ...............11
BAB IV CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI ...........................................16
2.1 Uraian Pelaksanan Dan Capaian Kegiatan Aktualisasi .............................16
BAB V PENUTUP ...............................................................................................33
2.1 Simpulan ....................................................................................................33
2.2 Saran ..........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................34

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SDM UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali ......5
Tabel 3.1 Rencana Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar ...............................................14
Tabel 4.1 Capaian Aktualisasi Kegiatan 1.............................................................16
Tabel 4.2 Capaian Aktualisasi Kegiatan 2.............................................................18
Tabel 4.3 Capaian Aktualisasi Kegiatan 3.............................................................21
Tabel 4.4 Capaian Aktualisasi Kegiatan 4.............................................................23
Tabel 4.5 Capaian Aktualisasi Kegiatan 5.............................................................25
Tabel 4.6 Capaian Aktualisasi Kegiatan 6.............................................................27
Tabel 4.7 Capaian Aktualisasi Kegiatan 7.............................................................30

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang dalam tahap
pembangunan nasional guna mewujudkan tujuan Negara yang tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional melibatkan seluruh komponen bangsa salah
satunya adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Aparatur sipil negara (ASN) berdasarkan UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN didefinisikan sebagai warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pembina pejabat
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Adapun ASN itu sendiri memiliki
fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI.
Untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil yang professional dan berkualitas dalam
melaksanakan tugas dan perannya maka berdasarkan undang-Undang No 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara diamanatkan bagi Instansi Pemerintah untuk wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari diklat ini adalah untuk
membangun nilai-nilai dasar sesuai pada UU ASN No 5 tahun 2014. Lima nilai dasar itu
adalah akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang
disingkat dengan nama ANEKA.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. UPTD
RSUD Bali Mandara merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang berada dibawah naungan
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Sebagai rumah sakit yang baru beroperasi, UPTD RSUD Bali
Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali masih terus berusaha meningkatkan standar
pelayanannya. Dengan terus meningkatkan mutu pelayanan yang diharapkan UPTD RSUD
Bali Mandara bisa Dinas Kesehatan Provinsi Bali menjadi rumah sakit yang berkelas dunia.
Hal ini telah dibuat sejalan dengn visi misi Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Visi Pemerintah Provinsi Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Untuk mewujudkan
Visi sebagaimana tersebut diatas maka Dinas Kesehatan Provinsi Bali melaksanakan Misi

1
ke-3 yaitu “Mengembangkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Terjangkau, Merata,
Adil dan Berkualitas Serta Didukung Dengan Pengembangan Sistem dan Data Based
Riwayat Kesehatan Krama Bali Berbasis Kecamatan”. UPTD RSUD Bali Mandara sebagai
salah satu unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali berusaha turut
mengembangkan pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan mulai dari pelayanan
rawat darurat, rawat jalan, dan rawat inap. Salah satu layanan utama yang ada di UPTD.
Rumah Sakit Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali yakni Instalasi Ibu dan Anak
Terpadu (INSIDAT). Layanan yang diberikan terkait proses persalinan baik secara normal
ataupun melalui tindakan sectio caesarea (SC).
Sectio caesarea (SC) adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan anak melalui
insisi pada dinding abdomen dan uterus. Riset kesehatan dasar tahun 2015 menunjukkan
angka kelahiran lewat sectio caesarea sebesar 9,8% dengan proporsi tertinggi di Jakarta
(19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%) sedangkan di Bali prevalensi kelahiran
dengan section cesarean mencapai 17, 3%.
Di Indonesia terjadi peningkatan angka sectio ceasarea disertai kejadian infeksi luka
post operasi. Menurut penelitian oleh Wloch et al, 2012 ditemukan total 9,6% ibu pasca
sectio caesarea mengalami infeksi dari 7107 total jumlah operasi diruang bedah, sekitar 95%
dari ibu yang ditemukan mengalami infeksi didapatkan setelah pasien rawat inap dan dirawat
di rumah. Kejadian infeksi yang terjadi pada area sekitar operasi ini disebut dengan Infeksi
daerah operasi (IDO). Infeksi daerah operasi merupakan salah satu insiden keselamatan
pasien di rumah sakit. IDO diharapkan tidak terjadi di sebuah rumah sakit, tetapi dari awal
tahun 2019 telah terjadi satu kali kejadian infeksi daerah operasi pasca perawatan sectio
caesarea di UPTD. RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Pemberian edukasi
tentang perawatan luka sectio caesarea biasanya dilakukan ketika melakukan discharge
planning. Kurang optimalnya edukasi perawatan luka sectio caesarea akan menunjukkan
kualitas dari mutu pelayanan di rumah sakit.
Ruang rawat inap Jepun merupakan ruang rawat inap kelas tiga dengan kapasitas 50
tempat tidur. Berdasarkan dari hasil orientasi yang telah kami lakukan pada tanggal 20 Mei
2019 sampai 12 Juni 2019 di ruang Jepun terdapat 17 pasien sectio caesarea dimana 5
diantaranya tidak terdapat dokumentasi terkait pemberian edukasi perawatan luka sectio
caesarea di rumah pada rekam medik pasien tersebut. Kegiatan discharge planning pada
pasien sectio caesarea hanya berupa penjelasan terkait waktu kontrol untuk perawatan luka
sesuai intruksi dokter yang tertera pada surat kontrol yang diberikan ke pasien. Hasil
wawancara dari wakil kepala ruang Jepun juga dijelaskan bahwa masih ada perawat ruangan
2
yang belum memberikan edukasi terkait perawatan luka post operasi dirumah serta ada pula
perawat yang tidak melakukan pendokumentasian di lembar catatan edukasi terintegrasi.
Pemahaman pasien dan keluarga mengenai perawatan luka di rumah sangat penting
dalam mencegah terjadinya infeksi. Edukasi perawatan luka dan hal-hal yang harus
diperhatikan di rumah yang kurang dijelaskan ke pasien dan keluarga bisa menyebabkan
meningkatnya angka kejadian infeksi pasca rawat inap. Untuk itu pasien dan keluarga perlu
diedukasi mengingat di rumah pasien dituntut untuk bisa melakukan pencegahan infeksi pada
luka sectio caesarea secara mandiri. Salah satu metode pemberian edukasi yang dapat
dilakukan yakni melalui penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik. Penggunaan
lembar balik dalam penyuluhan dapat meningkatkan efektifitas pemberian penyuluhan
mengingat jumlah sasaran penyuluhan juga dalam lingkup kecil yakni pasien dan keluarga
sectio caesarea.
Berdasarkan dari data diatas, optimalisasi pelayanan keperawatan yang berfokus pada
pelaksanaan edukasi mengenai perawatan luka sectio caesarea pada pasien dan keluarga
menjadi target dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien dan mutu pelayanan di UPTD.
RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali, maka dilaksanakanlah aktualisasi yang
berjudul: “Pemberian Edukasi Tentang Perawatan Luka Sectio Caesarea dengan Media
Lembar Balik”

1.2 Tujuan

Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Jepun
UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali dengan mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA dalam melaksanakan tugas dan peran sebagai perawat.

1.3. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi sebagai pemecahan masalah isu meliputi melakukan
koordinasi rancangan aktualisasi dengan mentor, Melakukan penyusunan rencana
keperawatan dengan membuat satuan acara penyuluhan (SAP) terkait perawatan luka Sectio
Cesarea (SC), Membuat media edukasi berupa lembar balik terkait perawatan luka Sectio
Caesarea (SC), Membuat media informasi berupa leaflet terkait perawatan luka Sectio
Caesarea (SC), Melaksanakan sosialisasi kegiatan dengan teman sejawat, Melaksanakan
pendidikan kesehatan tentang perawatan luka Sectio Caesarea (SC) saat melakukan
discharge planning, serta Melakukan evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan terkait
perawatan luka Sectio Caesarea (SC). Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan dengan

3
menerapkan nilai-nilai dasar profesi sebagai ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) pada masing-masing kegiatan serta
dilaksanakan di UPTD. RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali khususnya di
Ruang Jepun mulai tanggal 8 Juli 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019.

4
BAB II
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI

2.1 Profil Unit Kerja


UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan Rumah
Sakit kelas B yang dibangun sejak tahun 2012 dan mulai beroperasi pada tahun 2017. UPTD
RSUD Bali Mandara berlokasi di Jalan Bypass ngurah Rai Nomor 548 Denpasar di Desa
Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan.
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan UPT Dinas
kesehatan Provinsi Bali yang didirikan dengan tujuan untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat Bali dan wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan 4 (empat)
pelayanan spesialis dasar yaitu : Pelayanan bedah, Pelayanan Kebidanan dan Penyakit
Kandungan, Pelayanan Kesehatan Anak dan Pelayanan Penyakit Dalam, ditambah dengan
Pelayanan Penyakit Kulit dan Kelamin, Pelayanan Penyakit THT, pelayanan Penyakit Gigi
Mulut, Pelayanan Penyakit Mata, Pelayanan Ruang Operasi (6 Kamar Operasi dengan MOT
dan C-Arm), Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Radiologi (CT Scan, Slide, RO,
Floroscopi, Mamografi, USG 4 Dimensi), Pelayanan Laboratorium (Klinik, Patologi
Anatomi) dengan Pelayanan Penunjang antara lain : Pneumatic (pengirian sampel dan hasil
darah dengan cepat melalui tabung pneumatic dari semua lantai ke bagian laboratorium),
Instalasi Gizi, CSSD dan Gas Medis Central.

Keadaan Sumber Daya Manusia ( SDM )

Sumber daya manusia yang terdapat di UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi
Bali dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.1 SDM UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Non Sub Total


Non
No Jenis Ketenagaan PNS CPNS PNS SK Tenaga TOTAL
PNS
BKD Non PNS
1 Dokter Spesialis 17 21 22 0 22 60
Spesialis Kebidanan dan 2 1 2 0 2 5
Kandungan
Spesialis Anak 0 2 2 0 2 4
Spesialis Penyakit Dalam 0 2 3 0 3 5

5
Spesialis bedah Umum 0 2 1 0 1 3
Spesialis Anastesi 3 2 2 0 2 7
Spesialis Radiologi 1 1 0 0 0 2
Spesialis Patologi Klinik 0 0 1 0 1 1
Spesialis Patologi Anatomi 0 1 1 0 1 2
Spesialis Neurologi/Saraf 1 2 1 0 1 4
Spesialis jantung dan Pembuluh 0 1 0 0 0 1
Darah
Spesialis paru 0 1 0 0 0 1
Spesialis Orthopedi 0 1 2 0 2 3
Spesialis Gizi Klinik 0 0 1 0 1 1
Spesialis Bedah Digestive 0 0 1 0 1 1
Spesialis Bedah Plastik 0 1 1 0 1 2
Spesialis Bedah Mulut 0 1 0 0 0 1
Spesialis Bedah Saraf 0 0 1 0 1 1
Spesialis Bedah Onkologi 0 0 1 0 1 1
Spesialis Urologi 0 1 0 0 0 1
Spesialis Jiwa 0 1 0 0 0 1
Spesialis Kulit dan Kelamin 6 0 1 0 1 7
Spesialis THT 3 0 0 0 0 3
Spesialis Mikrobiologi Klinis 1 0 0 0 0 1
Spesialis Mata 0 1 1 0 1 2
2 Dokter Umum 3 14 14 0 14 31
3 Dokter Gigi 4 2 6 0 6 12
4 Apoteker dan asisten Apoteker 6 13 32 0 32 51
5 Perawat 10 92 266 2 268 370
6 Bidan 3 6 92 0 92 101
7 Kesehatan Masyarakat 3 4 17 0 17 24
8 Ahli Gizi 1 7 15 0 15 23
9 Analis Kesehatan 1 0 17 0 17 18
10 Rekam Medis 1 2 2 0 2 5
11 Kesehatan Lingkungan 0 3 9 0 9 12
12 Radiologi 1 6 14 0 14 21
13 Fisioterapi 3 0 7 0 7 10
14 Elektromedik 1 1 3 0 3 5
15 Kesehatan Lainnya 0 4 3 0 3 7
16 Tenaga Non Kesehatan 8 0 150 1 151 159

SUB TOTAL 62 175 669 3 672 909

6
Pejabat Eselon II 1 0 0 0 0 1
Pejabat Eselon III 10 0 0 0 0 10
Pejabat Eselon IV 17 0 0 0 0 17
Sub Total Pejabat 28 0 0 0 0 28
TOTAL 90 175 669 3 672 937
Sumber : Data Kepegawaian Bulan Juli 2019
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, keadaan pegawai UPTD RSUD Bali Mandara
Dinas Kesehatan Provinsi Bali sampai dengan tahun 2019 berjumlah 937 orang, dengan
penggolongan berdasarkan tingkat jabatan dan pendidikan. Adapun JS (Jabatan Struktural)
berjumlah 28 orang terdiri dari pejabat eselon IV sampai eselon II, sedangkan Jabatan
Fungsional Tertentu dan Jabatan Fungsional Umum berjumlah 909 orang yang terdiri dari 62
orang pegawai negeri sipil, 175 orang CPNS dan 672 pegawai kontrak/Non PNS. Dari
keadaan pegawai diatas terlihat bahwa persentase jumlah pegawai negeri sipil dibanding
pegawai non PNS/kontrak adalah adalah 9,61 % : 71,72 %.

2.2 Visi Misi dan Motto UPTD RSUD Bali Mandara


2.2.1 VISI
Menjadi Rumah Sakit yang Berkualitas dengan Mengedepankan Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian Menuju Rumah Sakit Berkelas Dunia Tahun 2025
2.2.2 MISI
Misi Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali
yaitu:
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar akreditasi
nasional dan internasional yang berorientasi pada keselamatan dan kepuasan
pelanggan;
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan dengan jejaring yang luas;
c) Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan;
d) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan yang
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten,
berintegrasi dan memiliki budaya kerja; dan
e) Meningkatkan kinerja layanan, profesionalisme dan meningkatkan kesejahteraan
pegawai.

7
2.2.3 MOTTO
Motto Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara yaitu CAKRA yang memiliki
makna dan arti, sebagai berikut:

C : Cepat, merupakan keakuratan waktu dan standar pelayanan yang telah


ditetapkan.
A : Aman, memberikan rasa aman terhadap pasien, keluarga, petugas kesehatan dan
lingkungan.
K : Komunikatif, keterbukaan dalam memberikan informasi pelayanan.
R : Ramah, adalah sifat santun harus diberikan dalam setiap pelaksanaan pelayanan
A : Akuntabel, merupakan pertanggungjawaban secara terukur dalam pelaksanaan
tugas-tugas baik secara terukur baik secara kuantitas serta kualitas dan sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Perawat

Tugas pokok Perawat Ahli Pertama menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 25 Tahun 2014 Pasal 8 ayat 2
mengenai rincian kegiatan dan unsur yang dinilai antara lain :

1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat.


2) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu.
3) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga.
4) Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut.
5) Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu.
6) Membuat prioritas diagnosa keperawatan.
7) Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan
8) Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan.
9) Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan
10) Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan.

8
11) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif.
12) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif.
13) Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif.
14) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu.
15) Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien.
16) Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya.
17) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular.
18) Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok.
19) Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif.
20) Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat.
21) Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi.
22) Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi.
23) Melakukan upaya membuat pasien tidur.
24) Melakukan relaksasi psikologis.
25) Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury.
26) Melakukan manajemen febrile neutropeni.
27) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
28) Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan ibadah.
29) Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care).
30) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman.
31) Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien.
32) Merawat pasien dengan WSD.
33) Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi.
34) Melakukan resusitasi bayi baru lahir.
35) Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra, post).
9
36) Melakukan perawatan luka kanker.
37) Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi.
38) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu.
39) Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka melakukan
upaya rehabilitatif pada keluarga.
40) memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal.
41) Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian.
42) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
43) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
44) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
45) Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan.
46) Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan.
47) Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan.
48) Menyusun rencana kegiatan individu perawat.
49) Melakukan preseptorship dan mentorship.
50) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer.
51) Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan.
52) Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan.
53) Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu.
54) Melakukan supervisi lapangan.

10
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR

Rancangan Aktualisasi dibuat untuk menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN, dimana


setiap peserta diklat dapat merancang kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di tempat kerja
masing-masing. Kegiatan aktualisasi yang disusun disesuaikan dan dikombinasikan dengan
tupoksi, sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus atasan, dan inisiatif sendiri yang
telah disetujui oleh atasan.
Dari isu yang terpilih yaitu “Kurangnya pemberian edukasi tentang perawatan luka
Sectio Caesarea (SC) pada pasien dan keluarga”, maka penulis berusaha untuk
mengoptimalisasikan pemberian edukasi kepada pasien dengan menggunakan media bantu dalam
pemberian edukasi sehingga edukasi yang akan diberikan akan lebih terarah dengan baik. Perawat
merupakan bagian dari ASN yang memiliki fungsi kebijakan publik, pelayanan publik dan pemersatu
bangsa. Untuk itu salah satu peran perawat adalah sebagai edukator yakni mampu memberikan
edukasi kepada pasien terkait kesehatan ataupun hal-hal lainnya yang menyangkut kepentingan
pasien. Selain itu perawat juga harus bisa memberikan pelayanan kepada pasien baik itu pelayanan
terkait tindakan dalam menunjang kesehatan pasien, ataupun upaya promotif berupa edukasi didalam
membantu meningkatkan pemahaman pasien terkait penyakit ataupun hal-hal lainnya. Maka dari itu
perawat di dalam lingkungan Rumah Sakit selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
melalui berbagai macam cara dan kegiatan yang dapat menunjang kesehatan pasien untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien. Sehingga tujuan dari upaya Pemberian Edukasi Tentang
perawatan luka Sectio Caesarea (SC) di rumah pada pasien dan keluarga dapat terealisasi dan
meningkatkan pemahaman serta pengetahuan pasien terkait perawatan luka Sectio Caesarea (SC).
Rancangan kegiatan yang akan diaktualisasikan pada saat off kampus di UPTD.
RSUD Bali Mandara pada hari Senin 8 Juli 2019 sampai dengan Senin 30 Agustus 2019 ada
7 program kegiatan. Penjelasan kegiatan-kegiatan yang dikaitkan dengan nilai ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi) serta kontribusi
terhadap visi dan misi Rumah Sakit Bali Mandara. Ketujuh kegiatan aktualisasi ini
melibatkan Kasi Rawat Inap dan Intensif, Kasi Rawat jalan dan Rawat darurat, Kepala
Instalasi INSIDAT, Unit PKRS, Kepala Ruang Jepun dan staff serta pasien sectio caesarea
dan keluarga.

11
Ada 7 rancangan kegiatan yang akan diaktualisasikan yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi rancangan aktualisasi dengan Mentor.
Kegiatan koordinasi dengan mentor bertujuan untuk memberitahukan bahwa penulis
akan melaksanakan kegiatan aktualisasi yang telah dirancang sebelumnya untuk
menyamakan persepsi antara penulis dan mentor. Berkoordinasi terkait rencana kegiatan
aktualisasi merupakan salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi. Kegiatan ini ditujuan untuk menyamakan persepsi dengan mentor terkait
kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan serta pembahasan mengenai teknis
pelaksanaan kegiatan aktualisasi maupun kekurangan dalam rancangan yang telah
disusun sehingga nantinya kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik
dan sesuai dengan harapan. Proses koordinasi rencana kegiatan menjadi sarana bagi
peserta untuk menyampaikan kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan
aktualisasi.
2. Melakukan penyusunan rencana keperawatan dengan membuat satuan acara penyuluhan
(SAP) tentang perawatan luka Sectio Caesarea (SC)
Pembuatan satuan acara penyuluhan adalah sebagai pedoman didalam melakukan
kegiatan penyuluhan kepada pasien nantinya, tahapan yang dilakukan dalam penyusunan
satuan acara penyuluhan ini adalah berkoordinasi dengan mentor terkait pembuatan SAP
secara umum untuk kemudian melakukan koordinasi dengan Kepala Instalasi Ibu dan
Anak Terpadu (INSIDAT) terkait materi serta isi dari SAP yang nantinya akan
diterapkan kepada pasien.
3. Membuat media edukasi berupa lembar balik terkait perawatan luka Sectio Caesarea
(SC)
Media Lembar balik adalah media penyampaian pesan atau informasi – informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku gambar di mana tiap
lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisi kalimat sebagai
pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut. Penyusunan lembar balik
dilakukan dengan memperhatikan pokok-pokok materi yang dibahas dalam kegiatan
pemberian edukasi serta menggunakan acuan materi yang valid. Penentuan materi yang
akan disampaikan disesuaikan dengan materi yang telah dicantumkan pada satuan acara
penyuluhan.
4. Membuat media informasi berupa leaflet terkait perawatan luka Sectio Caesarea (SC)
Leaflet adalah salah satu bentuk publikasi singkat yang mana biasanya berbentuk
selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang sebuah perusahaan, produk,
12
organisasi atau bentuk layanan lainnya yang perlu diketahui oleh khalayak umum.
Penentuan materi yang akan disampaikan disesuaikan dengan materi yang telah
dicantumkan pada satuan arara penyuluhan.
5. Melaksanakan sosialisasi kegiatan dengan teman sejawat
Pembarian edukasi merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi kesehatan rumah sakit
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan no. 44 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Pemberian edukasi terkait perawatan luka Sectio
Caesarea tidak hanya dilakukan oleh penulis saja di ruangan tetapi juga oleh tenaga
kesehatan lainnya diruangan baik perawat/bidan. Atas dasar itulah dilakukan sosialisasi
kegiatan pemberian edukasi tentang perawatan luka sectio caesarea dengan media
lembar balik ke teman sejawat agar nantinya pemberian edukasi ini bisa dilakukan secara
berkelanjutan.
6. Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka Sectio Caesarea (SC) saat
melakukan discharge planning.
Pemberian Edukasi merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada
kegiatan ini meliputi mempersiapkan kegiatan pemberian edukasi termasuk sarana
prasarana yang digunakan dimana sarana prasarana tersebut adalah form asesmen
kebutuhan informasi dan edukasi pasien/keluarga, form catatan edukasi terintegrasi,
leaflet , pulpen serta media lembar balik.
7. Melakukan evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan terkait perawatan luka Sectio
Caesarea (SC)
Evaluasi merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dalam promosi kesehatan.
Evaluasi adalah kegiatan menentukan keberhasilan dakam mencapai tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Terdapat tiga jenis indikator evaluasi yang digunakan didalam
pemberian edukasi atau penyuluhan yakni evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi
kegiatan pemberian edukasi terkait perawatan luka sectio caesarea pada pasien dan
keluarga dengan menggunakan media lembar balik dilakukan dengan memberikan
pertanyaan secara lisan kepada pasien atau keluagra terkait materi yang sudah diberikan
sebelumnya. Hasil evaluasi struktur terkait media yang digunakan yakni lembar balik,
dimana media tersebut sangat baik digunakan dalam penyampaian materi kepada pasien,
sedangkan evaluasi proses terkait partisipasi peserta dalam mengikut kegiatan dimana
peserta aktif dalam menyimak materi yang diberikan serta menyakan beberapa
13
pertanyaan kepada pemberi materi ketika beberapa informasi tidak diketahui oleh pasien,
evaluasi hasil meliputi keberhasilan pasien dalam menerima informasi yang diberikan
yang dinilai dari respon pasien terhadap pertanyaan yanhg diberikan.
Rencana aktualisasi nilai dasar yang penulis akan aktualisaskan saat off campus dapat
dirangkum sebagi berikut.
Tabel 3.1. Rencana Aktualisasi Nilai Dasar
JADWAL
NO KEGIATAN NILAI DASAR
KEGIATAN
1 Melakukan koordinasi rancangan - Akuntabilitas 8 Juli 2019 –
aktualisasi dengan Mentor. - Nasionalisme 12 Juli 2019
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
2 Melakukan penyusunan rencana - Akuntabilitas 15 Juli 2019 –
keperawatan dengan membuat - Nasionalisme 19 Juli 2019
satuan acara penyuluhan (SAP) - Etika Publik
tentang perawatan luka Sectio - Komitmen Mutu
Caesarea (SC) - Anti Korupsi

3 Membuat media edukasi berupa - Akuntabilitas 22 Juli 2019 –


lembar balik terkait perawatan luka - Nasionalisme 30 Juli 2019
Sectio Caesarea (SC) - Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
4 Membuat media informasi berupa - Akuntabilitas 22 Juli 2019 –
leaflet terkait perawatan luka Sectio - Nasionalisme 31 Juli 2019
Caesarea (SC) - Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
5 Melaksanakan sosialisasi kegiatan - Akuntabilitas 1 Agustus 2019
dengan teman sejawat - Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen Mutu

14
- Anti Korupsi

6 Melaksanakan pendidikan kesehatan - Akuntabilitas 2 Agustus 2019 –


tentang perawatan luka Sectio - Nasionalisme 30 Agustus 2019
Caesarea (SC) saat melakukan - Etika Publik
discharge planning. - Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
7 Melakukan evaluasi kegiatan - Akuntabilitas 2 Agustus 2019 –
pendidikan kesehatan terkait - Nasionalisme 30 Agustus 2019
perawatan luka Sectio Caesarea - Etika Publik
(SC) - Komitmen Mutu
- Anti Korupsi

15
BAB IV
CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Uraian Pelaksanaan dan Capaian Kegiatan Aktualisasi


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi di Rumah Sakit Bali Mandara, secara umum sudah
berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Capaian tiap-tiap kegiatan
aktualisasi dibuktikan dengan dokumentasi berupa foto, hasil konsultasi, surat undangan,
form asesmen informasi dan edukasi pasien/keluarga, form catatan edukasi terintegrasi dan
video, serta output tiap kegiatan yang dijabarkan, sebagai berikut:
Tabel 4.1 Capaian Aktualisasi Kegiatan 1

Kegiatan Melakukan koordinasi rancangan aktualisasi dengan Mentor.

Tanggal 8 Juli 2019-12 Juli 2019

Output Tersedianya Foto kegiatan dan Hasil konsultasi rancangan


dengan mentor.

Daftar Lampiran Lampiran 4

Uraian Kegiatan

Kegiatan pertama yang dilakukan pada aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah
melaksanakan koordinasi dengan mentor yang dilakukan tanggal 8 Juli 2019 sampai 12 Juli
2019. Tahapan kegiatannya yakni dimulai dengan melakukan kontrak waktu dengan
mentor, melakukan diskusi rancangan dan menyempurnakan rancangan aktualisasi yang
dibuat. Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan guna menyamakan persepsi tentang
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Sehingga dengan adanya kegiatan ini kegiatan
bisa terlaksana dengan baik sesuai rencana. Tahap awal penulis menyampaikan rencana
jadwal pelaksanaan aktualisasi, selanjutnya penyamaan persepsi dan koordinasi dengan
mentor terkait jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan. Penulis menyampaikan inti dari
rancangan aktualisasi ini yakni melakukan pemberian edukasi tentang perawatan luka sectio
caesarea ke pasien dan keluarga, namun sebelum bisa melakukan kegiatan itu akan
didahului dengan beberapa kegiatan mulai dari koordinasi rancangan, persiapan hingga
evaluasi akhir kegiatan. Dimana media yang akan digunakan dalam pemberian edukasi
berupa lembar balik dan leaflet.
Hasil koordinasi dengan mentor yang selaku Kasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat

16
mendukung penuh penulis untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah
dirancang dan meminta penulis untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh serta
tetap menjaga komunikasi yang baik agar kegiatan berjalan lancar dan hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan. Selain itu penulis juga diminta untuk melakukan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait yang nantinya ikut terlibat didalam pelaksanaan aktualisasi ini.
Terdapat sedikit kendala dalam hal waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan
mengingat adanya libur hari raya galungan dan kuningan, sehingga akan sedikit sulit untuk
melakukan koordinasi dengan pihak dari manajemen rumah sakit maupun kepala ruangan.
Melalui koordinasi dengan mentor diarahkan untuk segera melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait sebelum libur galungan dan kuningan dan disaat libur agar dimanfaatkan
untuk pembutan media edukasi. Akhirnya berkat kerjasama semua pihak kegiatan ini dapat
terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :
Akuntabilitas
Melalukan koordinasi dengan mentor yang selaku Kasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat
adalah bentuk rasa tanggung jawab untuk menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan
agar berjalan dengan lancar selain itu kegiatan menyusun jadwal dengan penuh
tanggungjawab dan keterbukaan sesuai ketentuan juga merupakan pengembangan nilai
dasar Akuntabilitas.
Nasionalisme
Sebagai wujud cinta tanah air melalui koordinasi ini, secara moral penulis yang juga selaku
perawat merasa berkewajiban untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yang
diwujudkan dengan pemberian edukasi kesehatan terutama terkait perawatan luka sectio
caesarea. Selain itu penulis melakukan koordinasi secara objektif dan transparan sebagai
wujud nilai dasar Nasionalisme.
Etika Publik
Membuat jadwal kegiatan sesuai ketentuan dan didahului kontrak waktu, sehingga seluruh
kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana dengan tetap memperhatikan waktu luang
dari masing-masing pihak terkait baik dari mentor maupun dari pihak ruangan tempat
melaksanakan kegiatan. Selain itu penulis melakukan koordinasi secara objektif dan
transparan. Hal ini sudah sesuai dengan nilai dasar Etika publik, sehingga penulis tidak
memaksakan kehendak sendiri saja.

17
Komitmen Mutu
Kegiatan koordinasi ini dilakukan dengan cermat dan disiplin sehingga hasil kegiatan yang
didapatkan akan lebih baik. Koordinasi ini juga merupakan tahap awal yang juga
menentukan keberhasilan segala runtutan kegiatan yang akan dilaksanakan. Melalui
kegiatan koordinasi yang baik dan terarah tentunya susunan jadwal juga akan tersusun
dengan baik sehingga mampu melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dengan
baik dan tentunya akan meningkatkan mutu pelayanan dan kesehatan pasien menjadi lebih
baik lagi sebagai sebuah wujud untuk melaksanakan komitmen mutu.
Anti Korupsi
Penulis melakukan koordinasi dan menyusun jadwal yang dilengkapi dengan waktu
pelaksanaan. Penulis tidak hanya menentukannya sendiri tapi dengan koordinasi yang baik
dan kontrak waktu sesuai dengan waktu senggang dari masing-masing pihak yang terlibat
dalam pelaksanan kegiatan aktualisasi ini sehingga tidak ada korupsi waktu dalam
pelaksanaannya.
Analisis Dampak
Dampak positif penerapan nilai-nilai dasar :
 Kegiatan koordinasi dengan mentor yang dilandasi nilai-nilai dasar menimbulkan
persamaan persepsi antara kedua belah pihak sehingga seluruh kegiatan aktulisasi
dapat berjalan sesuai rencana
 Adanya ide dan pendapat serta saran dari mentor terkait penyempurnaan kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan
 Koordinasi dengan mentor tentunya membantu penulis didalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi yang dibuat terutama didalam pemberian arahan dan membantu
mempermudah menghubungi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang
terlibat dalam pelaksanaan aktualisasi.

Tabel 4.2. Capaian Aktualisasi Kegiatan 2

Kegiatan Melakukan penyusunan rencana keperawatan dengan membuat


satuan acara penyuluhan (SAP) tentang perawatan luka Sectio
Caesarea (SC)
Tanggal 15 Juli 2019 – 19 Juli 2019

18
Output Tersedianya Foto kegiatan, Hasil konsultasi dengan Mentor dan
Kepala Instalsi Ibu dan Anak Terpadu (INSIDAT), Satuan acara
penyuluhan (SAP)

Daftar Lampiran Lampiran 5

Uraian Kegiatan

Kegiatan penyusunan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dilaksanakan pada tanggal 15 Juli
2019 - 19 Juli 2019. Tujuan pembuatan satuan acara penyuluhan adalah sebagai pedoman
didalam melakukan kegiatan penyuluhan kepada pasien nantinya, dimana yang dilakukan
dalam penyusunan satuan acara penyuluhan ini adalah berkoordinasi dengan Kasi Rawat
Jalan dan Rawat Darurat terkait model satuan acara penyuluhan dan berkoordinasi dengan
kepala instalasi Ibu dan anak terpadu terkait isi materi dari SAP yang nantinya akan
diterapkan kepada pasien. Kegiatan diawali dengan berkoordinasi dengan Kasi Rawat Jalan
dan Rawat Darurat terkait model satuan acara penyuluhan dan berkoordinasi dengan Kepala
Instalasi Ibu dan Anak Terpadu terkait isi materi dari SAP yang nantinya akan diterapkan
kepada pasien, dilanjutkan dengan mencari materi serta data-data di internet sesuai dengan
instruksi dari kepala sie rawat jalan dan gawat darurat dan Kepala Instalasi Ibu dan Anak
Terpadu untuk kemudian dilakukan penyusunanan satuan acara penyuluhan sesuai dengan
arahan. Setelah itu dilakukan konsultasi kembali dari Kasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat
dan Kepala Instalsi Ibu dan Anak Terpadu terkait satuan acara penyuluhan yang telah
dibuat. Terakhir dilakukan pencetakan satuan acara penyuluhan yang telah sesuai dengan
arahan untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan selanjutnya.

Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :


Akuntabilitas
Melalukan koordinasi dengan Kasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat dan Kepala Instalsi Ibu
dan Anak Terpadu adalah bentuk rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan satuan acara
penyuluhan yang telah sesuai ketentuan rumah sakit hingga dilakukannya pencetakan
satuan acara penyuluhan yang telah sesuai arahan merupakan pengembangan nilai dasar
Akuntabilitas.
Nasionalisme
Penyusunan satuan acara penyuluhan dilakukan dengan tetap memperhatikan kaidah
penulisan dan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan wujud penerapan nilai-
nilai dasar Nasionalisme.

19
Etika Publik
Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dilakukan secara sistematis dengan tata letak
yang rapi sehingga memudahkan orang untuk membaca dan memahami isinya serta proses
konsultasi yang tetap memperhatikan etika dan sopan santun membuat proses konsultasi
berjalan lancar dan baik. Hal ini sudah sesuai dengan penerapan nilai dasar Etika publik.
Komitmen Mutu
Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) bertujuan sebagai pedoman didalam
memberikan edukasi kepada pasien nantinya sehingga pemberian edukasi akan lebih efektif
dan terarah. Melalui kegiatan koordinasi yang baik dan terarah tentunya satuan acara
penyuluhan yang dibuat sesuai ketentuan rumah sakit terutama terkait materinya sehingga
materi yang akan disampaikan telah sesuai dengan teori dan memberikan manfaat kepada
pasein sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan dan kesehatan pasien menjadi lebih
baik lagi sebagai sebuah wujud untuk melaksanakan komitmen mutu.
Anti Korupsi
Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini seminimal mungkin dibuat untuk
meghemat pemakaian kertas. Penulis selama melakukan koordinasi lebih sering dengan
menggunakan softcopy dan terakhir setalah benar-benar tidak ada perbaikan baru
kemuadian dilakukan pencetakan. Pencetakan satuan acara penyuluhan dilakukan dengan
menggunakan biaya yang rasional dan transparan sehingga tidak ada korupsi biaya dalam
pelaksanaannya, selain itu proses penyusunan juga dilakukan tepat waktu sesuai jadwal
yang dibuat.
Analisis Dampak
Dampak positif penerapan nilai-nilai dasar:
 Kegiatan konsultasi dengan Kasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat dan Kepala Instalsi
Ibu dan Anak Terpadu yang dilandasi nilai-nilai dasar menimbulkan terjadinya
persamaan persepsi antara pihak yang terlibat dalam penyusunan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) yang sesuai standar rumah sakit
 Adanya partisipasi dari Kasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat dan Kepala Instalsi Ibu
dan Anak Terpadu dalam pemberian ide dan pendapat serta memberikan saran
terkait penyusunan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang sesuai standar rumah
sakit
 Terdapat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) terkait pemberian edukasi perawatan luka
sectio caesarea pada pasien dan keluarga yang telah sesuai standar ruamh sakit dan

20
bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Tabel 4.3. Capaian Aktualisasi Kegiatan 3

Kegiatan Membuat media edukasi berupa lembar balik terkait perawatan


luka Sectio Caesarea (SC)
Tanggal 22 Juli 2019- 30 Juli 2019

Output Tersedianya Foto kegiatan, Hasil konsultasi dengan Mentor dan


Kepala Instalsi Ibu dan Anak Terpadu (INSIDAT) dan Unit
PKRS, Media lembar Balik

Daftar Lampiran Lampiran 6

Uraian Kegiatan

Kegiatan membuat media edukasi dalam bentuk lembar balik dilaksanakan tanggal 22 Juli
2019 - 30 Juli 2019. Media Lembar balik adalah media penyampaian pesan atau informasi –
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku gambar di
mana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisi kalimat
sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut. Penyusunan lembar
balik dilakukan dengan memperhatikan pokok-pokok materi yang dibahas dalam kegiatan
pemberian edukasi serta menggunakan acuan materi yang valid. Penentuan materi yang
akan disampaikan dilihat dari masalah yang biasa terjadi di Rumah Sakit salah satu masalah
tersebut adalah terkait perawatan luka sectio caesarea pada pasien dimana pasien sering
salah paham terkait bagaimana perawatan lukanya terutama ketika dirumah. Kegiatan
diawali dengan berkonsultasi dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan
unit PKRS terkait penyusunan dari lembar balik yang akan menjadi pedoman didalam
memberikan edukasi kepada pasien nantinya, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
menyusun lembar balik dari materi yang telah didapat di SAP setelah lembar balik selesai
dilakukan koordinasi kembali dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan
Unit PKRS terkait lembar balik yang telah dibuat dan pelaksanaan kegiatan aktualisasi
nantinya.

Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :


Akuntabilitas
Melalukan koordinasi dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan Unit

21
PKRS adalah bentuk rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan media lembar balik yang
telah sesuai ketentuan rumah sakit hingga dilakukannya pencetakan media lembar balik
yang telah sesuai arahan merupakan pengembangan nilai dasar Akuntabilitas.
Nasionalisme
Pembuatan media lembar balik dilakukan dengan tetap memperhatikan kaidah penulisan
dan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan wujud penerapan nilai-nilai dasar
Nasionalisme.
Etika Publik
Pembuatan media lembar balik dilakukan secara terurut/sistematis dengan tata letak yang
rapi yang disertai dengan gambar yang jelas beserta penjelasannya sehingga memudahkan
orang lain untuk mengerti dan memahami isinya serta saat konsultasi dengan Mentor,
Kepala Instalasi Ibu dan Anak dan Unit PKRS dilakukan secara sopan dan sesuai etika. Hal
ini sudah sesuai dengan penerapan nilai dasar Etika publik.
Komitmen Mutu
Penyusunan media lembar balik bertujuan sebagai media didalam memberikan edukasi
kepada pasien nantinya sehingga pemberian edukasi akan lebih efektif dan terarah. Melalui
kegiatan koordinasi yang baik dan terarah tentunya media lembar balik yang dibuat sesuai
ketentuan rumah sakit terutama terkait materinya sehingga materi yang akan disampaikan
telah sesuai dengan teori dan memberikan manfaat kepada pasein sehingga akan
meningkatkan mutu pelayanan dan kesehatan pasien menjadi lebih baik lagi sebagai sebuah
wujud untuk melaksanakan komitmen mutu.
Anti Korupsi
Pembuatan media lembar balik ini dibuat dengan menggunakan biaya yang transparan dan
tidak dimanipulasi. Penulis selama melakukan koordinasi lebih sering dengan menggunakan
softcopy ataupun printout tidak berwarna guna menghemat biaya dan terakhir setalah benar-
benar tidak ada perbaikan baru kemudian dilakukan pencetakan. Pencetakan media lembar
balik dilakukan dengan menggunakan biaya yang rasional dan transparan dan tidak
manipulatif sehingga tidak ada korupsi biaya dalam pencetakannya. Selain itu pembuatan
lembar balik juga dilakukan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga tidak ada korupsi waktu.

22
Analisis Dampak
Dampak positif penerapan nilai-nilai dasar:
 Kegiatan koordinasi dengan dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu
dan unit PKRS yang dilandasi nilai-nilai dasar menyebabkan timbulnya persamaan
persepsi antara pihak yang terlibat sehingga terdapat luaran berupa media lembar
balik yang telah sesuai dengan standar rumah sakit
 Adanya partisipasi dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan unit
PKRS dengan memberikan ide dan pendapat serta saran terkait penyempurnaan
pembuatan media lembar balik yang sesuai standar rumah sakit
 Terdapat media lembar balik tentang pemberian edukasi perawatan luka sectio
caesarea pada pasien dan keluarga yang telah sesuai standar rumah sakit dan bisa
dijadikan media dalam pelaksanaan kegiatan edukasi ke pasien dan keluarga.

Tabel 4.4. Capaian Aktualisasi Kegiatan 4

Kegiatan Membuat media informasi berupa leaflet terkait perawatan luka


Sectio Caesarea (SC)
Tanggal 22 Juli 2019- 31 Juli 2019

Output Tersedianya Foto kegiatan, Hasil konsultasi dengan Mentor dan


Kepala Instalsi Ibu dan Anak Terpadu (INSIDAT) dan Unit
PKRS, Media Leaflet

Daftar Lampiran Lampiran 7

Uraian Kegiatan

Kegiatan membuat media edukasi dalam bentuk leaflet dilaksanakan tanggal 22 Juli 2019-
31 Juli 2019. Leaflet adalah salah satu bentuk publikasi singkat yang mana biasanya
berbentuk selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang sebuah perusahaan,
produk, organisasi atau bentuk layanan lainnya yang perlu diketahui oleh khalayak umum.
Penentuan materi yang akan disampaikan disesuaikan dengan materi yang telah
dicantumkan pada satuan arara penyuluhan. Penyusunan lembar balik dilakukan dengan
memperhatikan pokok-pokok materi yang dibahas dalam kegiatan pemberian edukasi serta
menggunakan acuan materi yang valid. Penentuan materi yang akan disampaikan dilihat
dari masalah yang biasa terjadi di Rumah Sakit salah satu masalah tersebut adalah terkait

23
perawatan luka sectio caesarea pada pasien dimana pasien sering paham terkait bagaimana
perawatan lukanya terutama ketika dirumah. Kegiatan diawali dengan berkonsultasi dengan
mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan unit PKRS terkait penyusunan media
leaflet yang akan diberikan kepada pasien nantinya, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
menyusun leaflet dari materi yang telah didapat di SAP setelah lembar balik selesai
dilakukan koordinasi kembali dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan
Unit PKRS terkait lembar balik yang telah dibuat dan pelaksanaan kegiatan aktualisasi
nantinya.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :
Akuntabilitas
Melalukan koordinasi dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu adalah
bentuk rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan media leaflet yang telah sesuai ketentuan
rumah sakit hingga dilakukannya pencetakan media leaflet yang telah sesuai arahan
merupakan pengembangan nilai dasar Akuntabilitas.
Nasionalisme
Pembuatan media leaflet dilakukan dengan tetap memperhatikan kaidah penulisan dan tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan wujud penerapan nilai-nilai dasar
Nasionalisme.
Etika Publik
Pembuatan media leaflet dilakukan secara terurut/sistematis dengan tata letak yang rapi
yang disertai dengan gambar yang jelas beserta penjelasannya sehingga memudahkan orang
lain untuk mengerti dan memahami isinya. Hal ini sudah sesuai dengan penerapan nilai
dasar Etika publik.
Komitmen Mutu
Penyusunan media leaflet bertujuan sebagai media yang akan diberikan ke pasien nantinya
sebagai bekal untuk pasien di rumah sehingga edukasi yang diberikan menjadi lebih efektif.
Melalui kegiatan koordinasi yang baik dan terarah tentunya media leaflet yang dibuat sesuai
ketentuan rumah sakit terutama terkait materinya sehingga materi yang dimuat di leaflet
telah sesuai dengan teori dan memberikan manfaat kepada pasein sehingga akan
meningkatkan mutu pelayanan dan kesehatan pasien menjadi lebih baik lagi sebagai sebuah
wujud pelaksanaan komitmen mutu.
Anti Korupsi
Pembuatan media leaflet ini dibuat dengan menggunakan biaya yang transparan dan tidak

24
dimanipulasi. Penulis selama melakukan koordinasi lebih sering dengan mengan
menggunakan softcopy ataupun printout tidak berwarna guna menghemat biaya dan terakhir
setalah benar-benar tidak ada perbaikan baru kemuadian dilakukan pencetakan. Pencetakan
media leaflet dilakukan dengan menggunakan biaya yang rasional dan transparan serta
tidak manipulatif sehingga tidak ada korupsi biaya dalam pencetakannya.
Analisis Dampak
Dampak positif penerapan nilai-nilai dasar:
 Kegiatan koordinasi dengan dengan mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu
dan unit PKRS yang dilandasi nilai-nilai dasar menyebabkan timbulnya persamaan
persepsi antara pihak yang terlibat seingga terdapat luaran berupa media leaflet yang
telah sesuai dengan standar rumah sakit
 Adanya partisipasi mentor, Kepala Instalasi Ibu dan Anak Terpadu dan unit PKRS
dengan memberikan ide dan pendapat serta saran terkait penyempurnaan pembuatan
media leaflet yang sesuai standar rumah sakit
 Terdapat media leaflet tentang pemberian edukasi perawatan luka sectio caesarea
pada pasien dan keluarga yang telah sesuai standar rumah sakit dan bisa dijadikan
media dalam pelaksanaan kegiatan edukasi ke pasien dan keluarga.

Tabel 4.5. Capaian Aktualisasi Kegiatan 5

Kegiatan Melaksanakan sosialisasi kegiatan dengan teman sejawat

Tanggal 1 Agustus 2019

Output Tersedianya Foto kegiatan, Notulen rapat koordinasi dengan


Mentor dan Kepala Ruang Jepun, Notulen kegiatan sosialisasi,
Surat Undangan sosialisasi besrta lampirannya

Daftar Lampiran Lampiran 8

Uraian Kegiatan

Kegiatan sosialisasi dengan teman sejawat dilaksanakan tanggal 1 Agustus 2019 dengan
jumlah peserta sebanyak 19 orang. Pemberian edukasi merupakan salah satu bentuk
kegiatan promosi kesehatan rumah sakit sesuai Peraturan Menteri Kesehatan no. 44 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Pemberian edukasi terkait
perawatan luka Sectio Caesarea tidak hanya dilakukan oleh penulis saja di ruangan tetapi

25
juga oleh tenaga kesehatan lainnya diruangan baik perawat/bidan. Atas dasar itulah
dilakukan sosialisasi kegiatan pemberian edukasi tentang perawatan luka section caesarea
dengan media lembar balik ke teman sejawat agar nantinya pemberian edukasi ini bisa
dilakukan secara berkelanjutan.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi diawali dengan melakukan persiapan berupa pembuatan
surat undangan sosaialisasi dan daftar hadir dengan terlebih dahulu mengkoordinasikan ke
mentor terkait format surat undangannya. Surat undangannya sendiri ditandatangani oleh
Kepala Bidang Keperawatan dan disertai tembusan ke Direktur Rumah Sakit Bali Mandara.
Setalah itu dilakukan pemberitahuan ke pihak ruangan tempat sosialisasi yakni ke Ruang
Rawat Inap Jepun. Kemudian dilakukan kegiatan pemberian soasialisasi ke semua staf
ruang rawat inap Jepun oleh penulis yang didampingi pula oleh mentor. Pelaksanaan
kegiatan sosialisasi diawali dengan pembukaan oleh mentor yang selaku Kasi Rawat Jalan
dan Rawat Darurat, kemudian dilanjutkan pemaparan oleh penulis terkait penggunaan
media lembar balik dan leaflet dalam pemberian edukasi terkait perawatan luka sectio
caesarea pada pasien dan keluarga. Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi diskusi dan terakhir
ditutup kembali oleh mentor.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :
Akuntabilitas
Melalukan koordinasi dengan mentor terkait format surat undangan sosialisasi adalah
bentuk rasa tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan mengikuti
ketentuan yang ada di rumah sakit hingga dilakukannya sosialisasi sesuai ketentuan
merupakan pengembangan nilai dasar Akuntabilitas.
Nasionalisme
Pembuatan surat undangan sosialisasi dan penyampaian materi sosialisasi dilakukan dengan
tetap memperhatikan kaidah penulisan dan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
merupakan wujud penerapan nilai-nilai dasar Nasionalisme.
Etika Publik
Penyampaian materi sosialisasi dilakukan dengan sopan dan tetap memperhatikan kaidah
kesopanan baik mulai dari cara berpakaian, tata cara penyampaian, hingga tata bahasa yang
sopan dan santun dengan tidak bermaksud menggurui. Hal ini sudah sesuai dengan
penerapan nilai dasar Etika publik.
Komitmen Mutu
Pemberian sosialisasi dengan teman sejawat dilakukan mengingat edukasi terkait

26
perawatan luka Sectio Caesarea tidak hanya dilakukan oleh penulis saja di ruangan tetapi
juga oleh tenaga kesehatan lainnya diruangan baik perawat/bidan. Atas dasar itulah
dilakukan sosialisasi kegiatan pemberian edukasi tentang perawatan luka sectio caesarea
dengan media lembar balik ke teman sejawat agar nantinya pemberian edukasi ini bisa
dilakukan secara berkelanjutan sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan dan
kesehatan pasien menjadi lebih baik lagi sebagai sebuah wujud untuk melaksanakan
komitmen mutu.
Anti Korupsi
Kegaitan sosialisasi dilakuakan dengan telah terlebih dahulu dilakukan pemberitahuan ke
pihak ruangan baik beruapa pemberitahuan langsung maupun melalui surat undangan
dimana pada surat undangan juga telah dilampirkan susunan acara sosialisasi sehingga
kegiatan sosialisasi menjadi jelas dan transparan dan tidak ada korupsi waktu mengingat
disurat undangan juga telah dicantumkan rentang waktu masing-masing acara.
Analisis Dampak
Dampak positif penerapan nilai-nilai dasar:
 Adanya kesamaan persepsi antar teman sejawat baik perawat/bidan di lingkungan
Rumah Sakit terkait pemberian edukasi perawatan luka sectio caesarea dengan
media lembar balik ke pasien dan keluarga
 Adanya pengenalan lembar balik dan leaflet dapat dijadikan sebagai media edukasi
tentang perawatan luka sectio caesarea ke pasien dan keluarga
 Teman sejawat di ruangan baik perawat/bidan diharapkan dapat memberikan
edukasi perawatan luka sectio caesarea dengan media lembar balik ke pasien dan
keluarga secara berkelanjutan.

Tabel 4.6. Capaian Aktualisasi Kegiatan 6

Kegiatan Melaksanakan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka


Sectio Caesarea (SC) saat melakukan discharge planning.
Tanggal 2 Agustus 2019 – 30 Agustus 2019

Output Tersedianya Foto Kegiatan, form asesmen informasi dan


edukasi pasien/keluarga

Daftar Lampiran 6 Lampiran 9

27
Uraian Kegiatan

Kegiatan pemberian edukasi perawatan luka sectio caesarea pada pasien dan keluarga
dilaksanakan tanggal 2 Agustus 2019 – 30 Agustus 2019 dengan jumlah pasien yang telah
diedukasi sebanyak 10 pasien. Pemberian Edukasi merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Tahapan-tahapan
yang dilaksanakan pada kegiatan ini meliputi mempersiapkan kegiatan pemberian edukasi
termasuk sarana prasarana yang digunakan dimana sarana prasarana tersebut adalah form
asesmen edukasi terintegrasi, leaflet, pulpen serta media lembar balik.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi diawali dengan melakukan kontrak waktu dengan pasien
dan keluarga terkait rencana pemberian edukasi dan persetujuan untuk diberikan edukasi
yang ditandai dengan terisinya form asesmen edukasi terintegrasi. Selanjutnya dilakukan
penyiapan sarana prasarana edukasi berupa media lembar balik dan leaflet. Pemberian
edukasi dilakukan di bed pasien melalui penjelasan materi menggunakan lembar balik. Pada
lembar balik dipaparkan secara umum tentang perawatan luka sectio caerasrea mulai dari
definisi luka sectio caesarea, tanda gejala infeksi, komplikasinya, hingga terkait perawatan
luka ketika dirumah. Materi dipaparkan secara ringkas jelas dan menggunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah untuk dipahami oleh pasien sehingga apa yang menjadi tujuan dari
pemberian edukasi dapat tercapai.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :
Akuntabilitas
Melalukan kegiatan edukasi perawatan luka sectio caesarea ke pasien dan keluarga dengan
menggunakan media lembar balik yang dilakukan secara baik dan benar dengan mengikuti
ketentuan yang ada di rumah sakit dan sebagai sebuah tanggung jawab terhadap tugas
sebagai perawat yang salah satu tupoksinya adalah sebagai pemberi pendidikan kesehatan
merupakan pengembangan nilai dasar Akuntabilitas.
Nasionalisme
Kegiatan edukasi perawatan luka sectio caesarea dengan media lembar balik ke pasien dan
keluarga dilakukan dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta tidak menbeda-bedakan pasien yang dijadikan sasaran edukasi merupakan wujud
penerapan nilai-nilai dasar Nasionalisme.
Etika Publik
Penyampaian materi edukasi dilakukan dengan sopan dan tetap memperhatikan kaidah

28
kesopanan baik mulai dari cara berpakaian, tata cara penyampaian, hingga tata bahasa yang
sopan dan santun dengan mengunakan bahasa yang mudah untuk dipahami. Hal ini sudah
sesuai dengan penerapan nilai dasar Etika publik.
Komitmen Mutu
Pemberian edukasi terkait perawatan luka Sectio Caesarea pada pasien dan keluarga dengan
media lembar balik dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan
keluarga terkait perawatan luka sectio caesarea. Pada lembar balik dipaparkan secara
umum tentang perawatan luka sectio caesarea mulai dari definisi luka sectio caesarea,
tanda gejala infeksi, komplikasinya, hingga terkait perawatan luka ketika dirumah. Dengan
adanya pemberian edukasi ini diharapkan akan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
kesehatan pasien menjadi lebih baik lagi sebagai sebuah wujud untuk melaksanakan
komitmen mutu dari rumah sakit.
Anti Korupsi
Kegiatan edukasi dilakukan dengan telah terlebih dahulu dilakukan kontrak waktu dengan
pasien dan keluarga termasuk pula persetujuan pemberian edukasi ditandai dengan
terisisnya form asesmen informasi dan edukasi pasien/keluarga. Sebelum memulai
pemaparan edukasi telah diberitahukan pula mengenai alokasi waktu yang diperlukan untuk
pemaparan materi edukasi sehingga tidak ada korupsi waktu dalam pelaksanaan edukasi
/penyuluhan yang diberikan ke pasien dan keluarga.
Analisis Dampak
Dampak positif penerapan nilai-nilai dasar:
 Kegiatan edukasi perawatan luka sectio caesarea dengan media lembar balik ke
pasien dan keluarga telah diberikan ke semua pasien sectio caesarea agar terjadi
peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga terkait perawatan luka sectio caesarea
 Penggunaan media lembar balik didalam kegiatan pemberian edukasi lebih efektif
dalam penyampaian materi yang ada karena melibatkan dua buah indera didalam
menerima informasi yakni indra penglihatan serta pendengaran
 Penggunaan form asesmen informasi dan edukasi pasien/keluarga adalah sabagai
bukti tindakan dan persetujuan edukasi ke pasien sehingga itu bisa dijadikan bukti
bahwa perawat/bidan telah melakukan edukasi ke pasien dan tentunya hal itu akan
meningkatkan mutu pelayanan dari rumah sakit.

29
Tabel 4.7. Capaian Aktualisasi Kegiatan 7

Kegiatan Melakukan evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan terkait


perawatan luka Sectio Caesarea (SC)
Tanggal 2 Agustus 2019 – 30 Agustus 2019

Output Tersedianya Foto kegiatan, video kegiatan, form catatan


edukasi terintegrasi

Daftar Lampiran 7 Lampiran 10

Uraian Kegiatan

Evaluasi kegiatan pemberian edukasi perawatan luka sectio caesarea pada pasien dan
keluarga dilaksanakan tanggal 2 Agustus 2019 – 30 Agustus 2019 dengan jumlah pasien
yang dievaluasi terkait pemberian edukasi sebanyak 10 pasien. Evaluasi merupakan fungsi
yang tidak dapat dipisahkan dalam promosi kesehatan. Evaluasi adalah kegiatan
menentukan keberhasilan dakam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Terdapat tiga jenis indikator evaluasi yang digunakan didalam pemberian edukasi atau
penyuluhan yakni evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi kegiatan pemberian edukasi
terkait pemberian edukasi perawatan luak sectio caesarea pasien dan keluarga dengan
menggunakan media lembar balik dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara lisan
kepada pasien atau keluarga sebelum materi di berikan sebagai evaliuasi pretest untuk
kemudian diakhir edukasi dilakukan pemberian pertanyaan yang sama lagi secara lisan
untuk evaluasi posttestnya. Hasil evaluasi struktur terkait media yang digunakan yakni
lembar balik, dimana media tersebut sangat baik digunakan dalam penyampaian materi
kepada pasien, sedangkan evaluasi proses terkait partisipasi peserta dalam mengikut
kegiatan dimana peserta aktif dalam menyimak materi yang diberikan serta menyakan
beberapa pertanyaan kepada pemberi materi ketika ada beberapa informasiyang belum jelas.
Evaluasi hasil meliputi keberhasilan pasien dalam menerima informasi yang diberikan yang
dinilai dari respon pasien terhadap pertanyaan yang diberikan. Evaluasi ini juga ditandai
dengan terisinya form catatan edukasi terintegrasi yang telah di tandatangani pasien dan
pemberi edukasi. Pada form tersebut juga telah tercantum terkait evaluasi tingkat
pemahaman pasien terhadap materi yang telah diberikan. Terdapat poin penilaian dari 1-5
dengan kriterianya masing-masing.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA meliputi :

30
Akuntabilitas
Evaluasi kegiatan edukasi dilakukan sebagai acuan tingkat keberhasilan kegaiatan edukasi
yang telah diberikan ke pasien dan keluarga. Melalui kegiatan evaluasi ini dapat diketahui
tercapai atau tidaknya tujuan dari edukasi yang diberikan yang dilihat dari respon pasien
yang menjadi sasaran edukasi. Evaluasi ini juga menjadi bukti pertanggungjawaban atas
kegiatan edukasi yang telah dilaksanakan sehingga ini merupakan bukti pengembangan
nilai dasar Akuntabilitas.
Nasionalisme
Evaluasi kegiatan terkait edukasi perawatan luka sectio caesarea dengan media lembar
balik ke pasien dan keluarga dilakukan baik secara lisan maupun tertulis dengan
menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan wujud penerapan
nilai-nilai dasar Nasionalisme.
Etika Publik
Penyampaian pertanyan evaluasi terkait edukasi dilakukan dengan sopan dan tetap
memperhatikan kaidah kesopanan baik mulai dari tata cara penyampaian, hingga tata
bahasa yang sopan dan santun serta pengisian form catatan edukasi tanpa paksaan. Hal ini
sudah sesuai dengan penerapan nilai dasar Etika publik.
Komitmen Mutu
Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan edukasi
yang telah dilaksanakan. Berpedoman dengan pertanyaan yang telah dibuat diawal pada
satuan acara penyuluhan dan form catatan edukasi terintegrasi yang telah berisi indikator
penilaian respon dari sasaran edukasi maka hal itu bisa dijadikan penilaian tingkat
keberhasilan kegiatan edukasi. Dengan adanya evaluasi kegiatan edukasi ini diharapkan
akan dapat menjadi pedoman kedepannya untuk mingkatkan lagi pemberian edukasi yang
baik dan benar agar mutu pelayanan dan kesehatan pasien menjadi lebih baik lagi sebagai
sebuah wujud untuk melaksanakan komitmen mutu dari rumah sakit.
Anti Korupsi
Evaluasi kegiatan evaluasi dilakukan dengan transparan dan sesuai kenyataan/riil sesuai
indikator yang ada dalam menilai tingkat pemahaman pasien terhadap materi edukasi yang
telah diberikan. Hal ini merupakan penerapan nilai dasar Anti korupsi.

31
Analisis Dampak
Dampak positf penerapan nilai-nilai dasar:
 Adanya evaluasi kegiatan dapat dijadikan acuan untuk menilai tingakat pemahaman
pasien terkait materi edukasi yang telah diberikan dimana evaluasi respon dari
pasien yang dijadikan sasaran dinilai berdasarkan ketentuan penilaian yang telah ada
di form catatan edukasi terintegrasi
 Adanya evaluasi kegiatan edukasi bisa dijadikan acuan di dalam memberikan
edukasi serupa agar menjadi lebih baik dan lebih efektif lagi kedepannya
 Adanya evaluasi kegiatan dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan kegiatan edukasi
yang telah diberikan ke pasien dan keluarga yang dibuktikan dari telah diedukasinya
semua pasien sectio caesarea selama rentang waktu kegiatan edukasi yang telah
ditentukan dimana respon dari sasaran yang diedukasi rata-rata telah paham dan
mampu menjelaskan kembali apa yang telah diajarkan walaupun ada beberapa yang
masih perlu dibantu oleh edukator.

32
BAB V
PENUTUP

1.1 SIMPULAN
Aktualisasi yang berjudul “ Pemberian Edukasi Tentang Pearawatan Luka Sectio
Caesarea Pada Pasien dan Keluarga” adalah kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan
penulis di UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali mulai tanggal 8
Juli 2019 – 30 Agustus 2019. Secara keseluruhan terdapat tujuh kegiatan yang telah
dilaksanakan untuk pemecahan masalah utama terkait kurangnya pemberian edukasi
tentang perawatan luka sectio caesarea pada pasien dan keluarga di UPTD RSUD
Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi
didapatkan hasil bahwa selama rentang waktu edukasi yang telah ditentukan terdapat
10 pasien sectio caesarea yang di rawat di Ruang Jepun dan semuanya telah diberikan
edukasi tentang perawatan luka sectio caesarea dimana rata-rata respon dari pasien
yang diedukasi pemahamannya berada pada tingkat 3 dan 4 yang artinya pasien telah
paham dan mampu menjelaskan kembali apa yang telah diajarkan walaupun ada
beberapa yang masih perlu dibantu oleh edukator. Selain itu pengisian form asesmen
informasi dan edukasi pasien/keluarga dan form catatan edukasi terintegrasi pada
rekam medis pasien telah dibuat secara lengkap untuk semua pasien sectio caesarea
yang dirawat di Ruang Jepun selama periode kegiatan edukasi. Adanya media edukasi
berupa lembar balik dan leaflet dapat mempermudah seluruh staff di Ruang Jepun
untuk memberikan edukasi tentang perawatan luka sectio caesarea ke pasien dan juga
keluarga.

1.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan kepada Rumah Sakit Bali Mandara Dinas
Kesehatan Provinsi Bali khususnya tenaga kesehatan baik perawat/bidan adalah agar
konsisten secara berkelanjutan dalam pemberian edukasi perawatan luka sectio
caesarea pada pasien dan keluarga selain itu diperlukan kerjasama antar steakholder
di rumah sakit khususnya Unit PKRS agar memperbanyak media edukasi baik itu
lembar balik ataupun leaflet untuk ditempatkan di masing-masing ruangan rawat inap.

33
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2015. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI
Indonesia. (2014). Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara. UU No. 5 Tahun 2014,
LN No. 6 Tahun 2014, TLN No 5494.
Kemenkes. (2017). Undang-Undang Tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara.2017. Akuntabilitas : Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2017. Nasionalisme : Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2017. Etika Publik : Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2017. Komitmen Mutu Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2017. Anti Korupsi : Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2017. Aktualisasi (Habituasi) : Modul Pelatihan Dasar CPNS


Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Wloch C, Wilson et al. 2012. Risk Factors for Surgical Site Infection Following Caesarean
section in England Result From a Multicentre Cohort Study. BJOG An International
Journal of Obstetrics and Gynecology.

34
LAMPIRAN 4
MELAKUKAN KOORDINASI RANCANGAN AKTUALISASI
DENGAN MENTOR
Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Hasil Konsultasi rancangan aktualisasi dengan mentor

Kegiatan 1. Foto kegiatan

Gambar 1. Konsultasi rancangan aktualisasil dengan mentor

35
LAMPIRAN 5

MELAKUKAN PENYUSUNAN RENCANA KEPERAWATAN


DENGAN MEMBUAT SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP) TENTANG PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA
Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Hasil Hasil Konsultasi Satuan Acara Penyuluhan dengan mentor
3. Hasil Konsultasi Satuan Acara Penyuluhan dengan Kepala Instalasi Ibu
dan Anak Terpadu (INSIDAT)
4. Satuan Acra Penyuluhan

Kegiatan 2. Foto kegiatan

Gambar 2. Konsultasi satuan acara penyuluhan dengan mentor

Gambar 3. Konsultasi satuan acara penyuluhan dengan Kepala


Instalasi Ibu dan Anak (INSIDAT)

36
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA

Oleh :

Ns. I Gede Subagia, S.Kep

NIP. 19940522 201903 1 009

RUMAH SAKIT BALI MANDARA

2019

37
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA

Topik : Sectio Caesarea

Sub topik : Perawatan Luka Sectio Caesarea

Sasaran : Pasien dan keluarga

Hari/tanggal : Jumat, 2 Agustus 2019

Waktu : 11.00-11.30 Wita

Tempat : Ruang Jepun UPTD. RSUD Bali Mandara

Penyuluh : Ns. I Gede Subagia, S.Kep

A. Latar Belakang

Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara


berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang utama dan kontroversial (Vianti, 2012). Angka kejadian SC di Indonesia tahun
2005 sampai dengan 2011 rata-rata sebesar 7 % dari jumlah semua kelahiran, sedangkan
pada tahun 2006 sampai dengan 2012 rata-rata kejadian SC meningkat menjadi sebesar
12% (WHO, 2013).

Indonesia telah terjadi peningkatan angka sectio caesarea disertai kejadian infeksi
luka post sectio caesarea. Sekitar 90% dari infeksi pasca operasi disebabkan oleh
infeksi luka operasi. Tercatat di RSUP dr. Sardjito tahun 2000 angka kejadian infeksi
luka post Sectio Caesarea adalah 15% dan di RSUD dr Soetomo Surabaya tahun 2001
angka kejadian infeksi luka sebanyak 20% (Himatusujanah, 2008). Indikasi
dilakukannya Sectio Caesarea pada ibu yaitu panggul sempit absolut, kegagalan
melahirkan secara normal, tumor-tumor jalan lahir, stenosis serviks, plasenta previa,
disproporsi sefalopelvik, dan ruptur uteri. Sedangkan indikasi pada janin yaitu kelainan
letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang terhambat, dan
mencegah hipoksia janin.

38
Resiko terjadinya komplikasi pada area luka post sectio caesarea lebih besar
dibandingkan dengan luka pada persalinan normal pervaginam. Adapun komplikasi
sectio caesaria pada ibu adalah terdapat 4 komplikasi yaitu infeksi puerpera yaitu
komplikasi ini bisa bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari
dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis. Selain komplikasi, kita pun
perlu mewaspadai tandatanda infeksi yang ditandai dengan adanya, rubor (kemerahan),
kalor (panas), tumor (bengkak), dolor (nyeri), serta functiolaesa (fungsi terganggu)
(Salfariani, 2015).

Angka infeksi di indonesia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu.
Angka kematian ibu yang di sebabkan oleh infeksi post Sectio Caesarea (SC) di
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 7,3%,(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Infeksi
setelah persalinan penyebabnya adalah luka persalinan. Berdasarkan hasil penelitian
(Betty and Surakarta, 2015) dari 43 responden ditemukan 9 pasien (20,9%) yang
mengalami infeksi luka SC.

Infeksi daerah operasi merupakan salah satu insiden keselamatan pasien di rumah
sakit. IDO diharapkan tidak terjadi di sebuah rumah sakit, tetapi dari awal tahun 2019
telah terjadi satu kali kejadian infeksi daerah operasi pasca perawatan sectio caesarea di
UPTD RSUD Bali Mandara. Pemberian edukasi tentang perawatan luka post sectio
caesarea biasanya dilakukan ketika melakukan discharge planning. Kurang optimalnya
edukasi perawatan luka post sectio caesarea akan menunjukkan kualitas dari mutu
pelayanan di rumah sakit.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merencanakan untuk melakukan


penyuluhan tentang perawatan luka sectio caesarea kepada pasien dan keluarga
sehingga tidak ada lagi kejadian infeksi terkait perawatan luka sectio caesarea dan mutu
pelayanan terus mengalami peningkatan.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu memahami tentang perawatan luka
sectio caesarea

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu mengetahui tentang :

39
1. Pengertian Sectio Caesarea
2. Tanda gejala Infeksi Pada Luka Sectio Caesarea
3. Komplikasi Luka Sectio Caesarea
4. Perawatan Luka Sectio Caesarea
D. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan ini yaitu pasien post section caesarea dan keluarga pasien

E. Materi
(Terlampir)

F. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu:

1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab

G. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet

H. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens Waktu

1 Pembukaan  Membuka kegiatan  Menjawab salam


penyuluhan dengan
mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
dengan aktif
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan 5 menit
dari penyuluhan memberikan respon
 Menyebutkan materi  Memperhatikan
yang akan diberikan
 Menyampaikan  Menerima kontrak
kontrak waktu waktu
 Apersepsi  Menjawab
40
2 Pelaksanaan Menyampaikan materi:
 Mendengarkan dan
 Pengertian Sectio
memperhatikan
Caesarea
 Mendengarkan dan
 Tanda gejala Infeksi
memperhatikan
Pada Luka Sectio
Caesarea
 Mendengarkan dan 20 menit
 Komplikasi Luka
memperhatikan
Sectio Caesarea
 Mendengarkan dan
 Perawatan Luka Sectio
memperhatikan
Caesarea
 Menanyakan hal-
hal yang belum
jelas
3 Penutup  Menanyakan kepada  Menjawab
peserta tentang materi pertanyaan dari
yang telah diberikan penyaji
dan reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan
 Memberi peserta  Aktif bertanya
kesempatan kepada penyaji 5 menit
menanyakan hal-hal
yang belum jelas.
 Kesimpulan  Mendengarkan
 Mengucapkan  Mendengarkan
terimakasih atas peran
serta peserta.
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

41
I. Setting Tempat

Keterangan:

: Penyaji

: Pasien

: Keluarga Pasien

: Bed Pasien

J. Rencana Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

1) Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan media edukasi berupa lembar
balik dan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap dan mudah dimengerti oleh peserta
penyuluhan.

2) Persiapan Media

 Jumlah leaflet yang disediakan mencukupi jumlah peserta yang hadir

42
 Gambar dan bahasa leaflet mudah dimengerti, serta pilihan ukuran dan jenis
huruf yang digunakan mudah dibaca.
 Lembar balik menarik dan mudah dimengerti oleh peserta

3) Persiapan Tempat Penyuluhan

Penyuluhan diadakan di ruang perawatan pasien di Ruang Jepung UPTD. Rumah


Sakit Bali Mandara

4) Sasaran/Peserta Penyuluhan

Sasaran dalam penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga pasien di Ruang Jepun
UPTD. Rumah Sakit Bali Mandara. Dalam penyuluhan ini, sudah dilakukan
kontrak mengenai waktu, tempat serta materi yang akan disampaikan pada klien 1
hari sebelumnya

b) Evaluasi Proses

1) Proses penyuluhan berlangsung tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu


2) Proses penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan dengan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan
3) Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara sasaran dengan
penyuluh
4) Kehadiran peserta diharapkan pasein dan salah satu anggotanya hadir dalam
penyuluhan dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama
kegiatan berlangsung

c) Evaluasi Hasil

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu menjawab 4 dari 4


pertanyaan tentang materi yang diberikan mengenai:

1) Pengertian Sectio Caesarea


2) Tanda gejala Infeksi Pada Luka Sectio Caesarea
3) Komplikasi Luka Sectio Caesarea
4) Perawatan Luka Sectio Caesarea

43
Lampiran Materi

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA

1.1. Pengertian Sectio Caesarea


Sectio Caesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana
irisan dilakukan di perut untuk mengeluarkan bayi (Endang Purwoastuti and Siwi
Walyani, 2014).

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Fauziah, 2015).

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Indikasi SC bisa indikasi absolut atau relatif. Setiap
keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana
merupakan indikasi absolut untuk sectio abdominal indikasi relatif, kelahiran lewat
vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat
Sectio Caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak ataupun keduanya (Oxorn, 2010).

1.2. Tanda Gejala Infeksi Pada Luka Sectio Caesarea


Tanda dan Gejala yang lazim terjadi pada infeksi menurut (Rasjidi, 2009) sebagai
berikut :

a. Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal yang pertama yang terlihat di daerah
yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran
arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak
darah mengalir ke mikrosirkulasi local dan kapiler meregang dengan cepat
terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut.

44
b. Kalor
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor
disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat.Sebab darah yang
memiliki suhu 37 derajat celcius disalurkan ke permukaan tubuh yang
mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal.

c. Dolor
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang
ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamine atau bioaktif lainnya
dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan meninggi
akibat pembengkakan jaringan yang meradang.

d. Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan
oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial.

e. Functio Laesa
Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal, akan tetapi belum diketahui
secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

1.3. Komplikasi Luka Sectio Caesarea


Komplikasi pada sectio caesarea menurut (Mochtar, 2013) adalah saebagai berikut :

a. Infeksi Puerferalis (nifas)


 Infeksi ringan ditandai dengan kenaikan suhu hanya beberapa hari saja.
 Infeksi sedang ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai
dehidrasi dan perut sedikit kembung.
 Infeksi berat ditandai dengan peritonitis, sepsis dan illeus paralitik. Infeksi
berat sering kita jumpai pada partus terlantar, sebelum timbul infeksi nifas
telah terjadi infeksi intrapartum karena ketuban pecah terlalu lama.
Stapihylococcuss Aureus menyebabkan banyak infeksi luka pasca operatif.
Infeksi lainnya dapat terjadi akibat eschericia coli, proteus vulgaris. Bila terjadi
proses inflamatori, hal ini biasanya menyebabkan gejala dalam 36 sampai 48
jam. Frekuensi nadi dan suhu tubuh meningkat, dan luka biasanya

45
membengkak, hangat dan nyeri tekan, tanda-tanda lokal mungkin tidak
terdapat ketika infeksi sudah mendalam.
b. Perdarahan hal ini karena
 Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.
Atonia uteri
 Hematoma
Balutan dilihat terhadap perdarahan (hemoragi) pada interval yang sering
selama 24 jam setelah pembedahan. Setiap perdarahan dalam jumlah yang
tidak semestinya dilaporkan. Pada waktunya, sedikit perdarahan terjadi pada
bawah kulit. Hemoragi ini biasanya berhenti secara spontan tetapi
mengakibatkan pembentukan bekuan didalam luka. Jika bekuan kecil, maka
akan terserap dan tidak harus ditangani. Ketika lukanya besar dan luka
menonjol dan penyembuhan akan terhambat kecuali bekuan ini dibuang.
Proses penyembuhan biasanya dengan granulasi penutupan sekunder dapat
dilakukan.
c. Dehiscene dan Eviserasi
Dehicence adalah gangguan insisi atau luka bedah dan eviserasi adalah penonjolan isi
luka. Komplikasi ini sering terjadi pada jahitan yang lepas, infeksi dan yang lebih
sering lagi karena batuk keras dan mengejan.

1.4. Perawatan Luka Sectio Caesarea


Luka perlu ditutup dengann kasa steril, sehingga sisa darah dapat diserap oleh kasa.
Dengan menutup luka itu kita mencegah terjadinya kontaminasi (kemasukan kuman),
tersenggol, dan memberi kepercayaan pada pasien bahwa lukanya diperhatikan oleh
perawat.

Pasca operasi luka yang timbul langsung ditutup dengan kasa steril ketika dikamar
bedah dan biasanya tidak perlu diganti sampai diangkat jahitannya, kecuali bila terjadi
perdarahan sampai darahnya menembus diatas kasa, barulah diganti dengan kasa
steril. Pada saat mengganti kasa yang lama perlu diperhatikan tehnik asepsis supaya
tidak terjadi infeksi. Jahitan luka dibuka setengahnya pada hari kelima dan sisanya
dibuka pada hari keenam atau ketujuh (Hasanah & Wardayanti, 2015).

Cara Perawatan Luka Post Operasi Dirumah

a. Jagalah kebersihan pada luka bekas operasi


46
Pada dasarnya, luka bekas operasi harus kita jaga kebersihan area bekas luka,
kebersihan lingkungan, serta penggunaan benda atau peralatan yang steril agar
luka tersebut tidak terinfeksi karena perkembangbiakan bakteri (Novita, 2011).
b. Rutin membersihkan luka
 Cucilah dan bersihkan luka dengan cairan saline (seperti NaCl).
 Gantilah verban bila verban terkena basah.
 Oleskan salep antibiotik yang dianjurkan oleh dokter.
 Bersihkan luka dengan kasa atau cotton bud yang steril dengan
menggunakan cairan antiseptic
 Tutup luka dengan kasa steril (Novita, 2011).
c. Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman
Untuk menghindari iritasi sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar dan
nyaman dipakai, seperti piyama atau daster. Selain itu untuk menghindari
iritasi ini juga disarankan dalam membungkus luka bekas operasi sebaiknya
juga jangan terlalu ketat.
d. Konsumsi obat-obatan dan vitamin sesuai saran dokter
Tetap konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mempercepat
penyembuhan luka bekas operasi. Berkonsultasilah dengan dokter jika
diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri.
e. Minum air putih yang banyak
Dengan mengkonsumsi banyak cairan selama proses penyembuhan, maka akan
menggantikan volume cairan yang hilang saat melahirkan dan menyusui dan
tentu ini dapat mencegah sembelit.
f. Cukupi kebutuhan gizi dan nutrisi yang seimbang
Selain melakukan perawatan luka dari luar sebaiknya juga memperhatikan
perawatan luka dari dalam dengan mengkonsumsi makanan sehat yang
mengandung banyak gizi serta nutrisi yang seimbang yang dapat membantu
mempercepat kesembuhan luka bekas operasi tersebut. Makanan yang
dianjurkan adalah makanan yang tinggi akan kandungan protein, mineral, zinc,
dan juga vitamin A & C. Apabila dalam masa nifas tidak cukup mengkonsumsi
makanan berprotein seperti telur, ikan, tahu, tempe, daging dan susu, maka
penyembuhan luka bekas operasi akan berlangsung lama dan berpotensi infeksi
akibat kekurangan gizi (Novita, 2011).

47
g. Lakukan kegiatan olahraga yang ringan
Bukan berarti pasca melakukan operasi diharuskan berdiam diri (istirahat total)
tanpa melakukan aktifitas sama sekali. Melakukan olahraga ringan seperti
berjalan santai dipagi hari untuk mempercepat proses penyembuhan luka
karena olahraga ringan dapat mencegah konstipasi serta penggumpalan darah
sehingga membuat sirkulasi darah pada tubuh meningkat. Olahraga juga bisa
membuat sistem imun menjadi meningkat dan membantu untuk mencegah
terjadinya pneumonia atau terjadinya gangguan pada kesehatan umum yang di
akibatkan oleh operasi.
h. Lakukan pemeriksaan secara berkala
Lakukan kontrol sesuai jadwal untuk memastikan perkembangan dari
kesembuhan luka bekas operasi caesarea tersebut, tetapi jangan tunda waktu
kunjungan ke dokter jika terdapat gejala-gejala sebagai berikut:

 Luka bekas operasi terlihat kemerahan, bengkak atau terdapat cairan yang
keluar.
 Demam lebih dari 38 derajat celcius.
 Nyeri hebat pada luka bekas operasi (Novita, 2011).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan luka SC di rumah
a. Ikuti instruksi dokter tentang perawatan luka
b. Setelah pulang ke rumah, biasanya diperbolehkan untuk mandi. Namun,
jagalah luka operasi tersebut agar teteap kering. Dokter biasanya akan menutup
luka dengan plester water proof.
c. Segera ganti balutan luka atau plester jika terbuka, terlihat rembesan, basah
atau kotor. Mengganti balutan luka bisa dilakukan di fasilitas kesehatan
d. Segera hubungi dokter apabila mengalami gejala nyeri pada luka, demam luka
operasi bertambah merah, bengkak, keluar nanah, luka berbau, muncul
kemerahan, gatal, dan bintik-bintik seperti jerawat
e. Pastikan jenis benang apa yang digunakan untuk menjahit luka caesar.
Umumnya, luka operasi caesar dijahit menggunakan benang yang absorbale
atau benang yang dapat diserap oleh tubuh dan akan teruarai secara bertahap.
Namun, apabila dokter menggunakan jahitan dengan benang yang non-
absorable, maka umumnya akan terlepas dengan sendirinya setelah 7 hingga
10 hari atau dokter akan melepasnya saat kontrol kembali pasca melahirkan
48
f. Penggunaan krim penghilang bekas luka dapat dilakukan setelah 3 minggu
pasca operasi Caesar dan setelah luka sembuh sempurna.
g. Tidak disarankan mandi dengan shower selama 24-48 jam setelah operasi.
Setelah luka tidak ditutup dengan balutan dapat dilakukan pembersihan luka
saat mandi dengan sabun dan dilakukan pengeringan luka dengan baik.
h. Jangan menggaruk bekas luka bekas operasi ketika gatal. Hal ini akan berisiko
menimbulkan bekas luka lain di bagian tersebut
i. Jangan mengangkat beban berat yang melebihi berat bayi sebelum 6 hingga 8
minggu setelah melahirkan.
j. Hindari olahraga berat seperti plank, sit up, dan jogging selama 3 bulan pasca
operasi
k. Jangan gunakan krim penghilang bekas luka, sebelum luka sembuh sempurna
(Endang, 2014).
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka :

Faktor Lokal

 Oksigenasi
1) Kadar oksigen yang cukup sangat dibutuhkan untuk penyembuhan luka yang
optimal. Kejadian hipoksia akan menstimulasi penyembuhan luka, seperti
melepaskan growth factors dan angiogenesis, sedangkan oksigen dibutuhkan
untuk menjalankan proses penyembuhan. Adanya edema juga menyebabkan
penurunan suplay oksigen melalui gerakan meningkat tekanan intersisial pada
pembuluh darah (Mansjoer, 2014).

 Infeksi
Ketika kulit terluka, maka mikroorganisme yang berada dipermukaan kulit akan
masuk melalui jaringan yang terbuka. Keadaan terjadinya infeksi dan status
replikasi dari mikroorganisme ditentukan dari luka yang terkontaminasi,
mikroorganisme yang berkolonisasi, lokal infeksi dan atau penyebaran infeksi
yang luas.

 Sifat injuri
Kedalaman luka dan luas jaringan yang rusak mempengaruhi penyembuhan luka,
bahkan bentuk luka.

49
 Lingkungan sekitar luka
Adanya drainase pada luka serta perubahan nilai pH yang akan mempengaruhi
penyembuhan luka, serta jika terdapat tekanan pada area luka dapat mempengaruhi
sirkulasi darah pada daerah luka dan sekitarnya. Tehnik pembalutan yang tidak
adekuat, bila terlalu kecil memungkinkan invasi dan kontaminasi bakteri, jika
terlalu kencang dapat mengurangi suplay oksigen yang membawa nutrisi dan
oksigen (Oxorn, 2010).

Faktor Sistemik

 Usia dan jenis kelamin


Seiring dengan bertambahnya usia pasien, maka tingkat kelenturan dari jaringan
tubuh pasien makin berkurang. Pria usia lanjut mempunyai kemampuan
penyembuhan luka yang lebih lambat dari pada wanita usia lanjut. Hal ini
dipengaruhi oleh hormone estrogen pada wanita yang mampu meregulasi gen-gen
yang berhubungan dengan regenerasi, produksi matriks, penghambat protease,
fungsi epidermal dan gen yang berhubungan langsung dengan inflamasi
(Mansjoer, 2014).

 Nutrisi
Pada saat proses penyembuhan luka, kebutuhan nutrisi meningkat sejalan dengan
adanya stress fisiologis yang akan menyebabkan defisiensi protein, nutrisi kurang
yang dapat menghambat sintesis kolagen dan adanya penurunan fungsi leukosit.

 Obesitas
Jaringan adiposa pada orang obesitas biasanya akan mengalami avaskuler
sehingga mekanisme pertahanan terhadap mikroba atau benda asing sangat lemah
dan mengganggu suplai nutrisi ke arah jaringan yang mengalami luka sehingga
proses penyembuhan luka akan terhambat.

 Medikasi
Obat-obatan yang berpengaruh terhadap fungsi platelet atau pembekuan darah,
respon inflamasi dan proliferasi, seperti glukokortikoid steroid, obat Anti-
Inflamasi Non-Steroid (AINS) dan kemoterapi mampu mempengaruhi
penyembuhan luka.

50
 Kondisi immunocompromised seperti kanker, terapi radiasi, AIDS
 Riwayat penyakit
Menderita diabetes mellitus

Keadaan ini tidak berbeda dengan kehamilan non diabetes. Penatalaksanaan


diabetes lebih mudah, karena pasien dapat makan karbohidrat peroral segera
setelah periode pasca bedah ketika kebutuhan insulin menurun dengan tajam.
Biasanya dipilih glukosa dan insulin intra vena untuk mengelola periode pra dan
intra bedah dalam kasus section caesaria dibawah anestesi umum. Penderita
Diabetes Melitus yang melahirkan Sectio caesaria baik sebagai prosedur yang
direncaakan maupun tidak berada dalam peningkatan resiko intra uterin pasca
bedah. Setiap perhatian perlu ditujukan untu menghindarkan infeksi, dan resiko
sangat tinggi terhadap pemberian antibiotika profilaksis (Oxorn, 2010).

Hipertensi kehamilan

Diagnosis preeklamsi berat sudah ditegakkan, kecenderungan untuk kelahiran


janin segera. Beberapa kekhawatiran, antara lain serviks yang kurang siap
sehingga induksi persalinan kurang berhasil, adanya perasaan darurat karena
keparahan preeklamsi, dan perlunya mengkoordinasikan perawatan neonatal,
mendorong sebagian dokter untuk menganjurkan section caesaria elektif
(Mansjoer, 2014).

51
DAFTAR PUSTAKA

Betty, F., & Surakarta, R. M. (2015). Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap
Perawatan Luka Dengan Kejadian Infeksi, Di Rsud Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2015.

Endang Purwoastuti, T., & Siwi Walyani, E. (2014). Panduan Materi Kesehatan Reproduksi
& Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustakabarupress.

Fauziah, S. (2015). Keperawatan Maternitas. I. Fahmi & Ria, Ed. edisi 1. Jakarta: PT Aditya
Andrebina Agung.

Hasanah, Nur &Wardayanti, Puji (2015).Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “S”


Dengan Infeksi Post Sc Hari Ke-16 Di Rsud Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2015.

Himatusujanah, (2008).Hubungan Tingkat Kepatuhan Protap Perawatal Luka

dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea di RSUD DR.

Moewardi Surakarta, 1(4), 175

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI : Penyebab Kematian
Ibu.

Mansjoer, A. 2014. Dasar-dasar Keperwatan Maternitas, EGC : jakarta.

Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri (Jilid 1-2). Jakarta: EGC

Novita, Regina VT. (2011). Keperawatan Maternitas. Bandung : Kapita Selekta

Oxorn.H danWilliam R. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Bersalin.


Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.

Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Sesarea & Laparotomi Kelainan AdneksaJakarta :
CV Sagung Seto.

Salfariani. 2015. Faktor Pemilihan Persalinan Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis Di RSU
Bunda ThamrinMedan.2012.http://www.google.com/# sclient=psy. Diakses 20 Juli 2019.

Vianti, R. A. (2012). Comorbidity : Apakah Merupakan Faktor Risiko Infeksi Luka Operasi
Pasca Seksio Sesarea , 1(6), 21–30.

World Health Organization (WHO) (2013). Commission on Ending Childhood


Obesity. Geneva, World Health Organization, Departement of Noncommunicable
disease surveillance.

52
LAMPIRAN 6

MEMBUAT MEDIA EDUKASI BERUPA LEMBAR BALIK TERKAIT


PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA (SC)
Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Hasil Hasil Konsultasi Media Lembar Balik dengan mentor
3. Hasil Konsultasi Media Lembar Balik dengan Kepala Instalasi Ibu dan
Anak Terpadu (INSIDAT)
4. Hasil Konsultasi Media Lembar Balik dengan Unit PKRS
5. Media Lembar Balik

Kegiatan 3. Foto kegiatan

Gambar 4. Konsultasi media lembar balik dengan mentor

Gambar 5. Konsultasi media lembar balik dengan Kepala Instalasi


Ibu dan Anak terpadu (INSIDAT)

Gambar 6. Konsultasi media lembar balik dengan Unit PKRS

53
Media Lembar Balik

Gambar 7. Softcopy Media lembar balik

Gambar 8. Media lembar balik di Ruang Jepun

54
LAMPIRAN 7
MEMBUAT MEDIA EDUKASI BERUPA LEAFLET TERKAIT PERAWATAN
LUKA SECTIO CAESAREA (SC)

Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Hasil Konsultasi Media Leaflet dengan mentor
3. Hasil Konsultasi Media Leaflet dengan Kepala Instalasi Ibu dan Anak
Terpadu (INSIDAT)
4. Hasil Konsultasi Media Leaflet dengan Unit PKRS
5. Media Leaflet

Kegiatan 4. Foto kegiatan

Gambar 9. Konsultasi media leaflet dengan Mentor

Gambar 10. Konsultasi media leaflet dengan Kepala Instalasi Ibu


dan Anak terpadu (INSIDAT)

Gambar 11. Konsultasi media leaflet dengan Unit PKRS

55
Media Leaflet

Gambar 12. Softcopy Media leaflet

Gambar 13. Media leaflet di Ruang Jepun

56
LAMPIRAN 8
MELAKSANAKAN SOSIALISASI KEGIATAN DENGAN TEMAN SEJAWAT
Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Notulen Rapat Koordinasi Mekanisme Sosialisasi Dengan
Teman Sejawat di Ruang Jepun
3. Notulen Sosialisasi Dengan Teman Sejawat di Ruang jepun
4. Surat Undangan Sosialisasi beserta lampirannya

Kegiatan 5. Foto kegiatan

Gambar 14. Rapat Koordinasi Mekanisme Sosialisasi Dengan Teman


Sejawat di Ruang jepun

Gambar 15. Sosialisasi Dengan Teman Sejawat di Ruang jepun

57
LAMPIRAN 9
MELAKSANAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN LUKA
SECTIO CAESAREA (SC) SAAT MELAKUKAN DISCHARGE PLANNING

Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Form Asesmen Kebutuhan Informasi dan Edukasi
Pasien/Keluarga

Kegiatan 6. Foto kegiatan

Gambar 16. Asesmen dan Penandatanganan Kebutuhan Informasi


dan Edukasi Pasien /Keluarga

Gambar 17. Pemberian Pendidikan Kesehatan ke Pasien dan Keluarga

58
LAMPIRAN 10
MELAKUKAN EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERKAIT
PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA (SC)
Bukti :

1. Foto Kegiatan
2. Form Catatan Informasi dan Edukasi terintegrasi
3. Video Kegiatan

Kegiatan 7 Foto kegiatan

Gambar 18. Pemberian media leaflet ke pasien

Gambar 19. Pengisian dan Penandatanganan Form Catatan Informasi


dan Edukasi Terintegrasi

59

Anda mungkin juga menyukai