Anda di halaman 1dari 9

PATOGENESIS DAN DIAGNOSIS OSTEOARTRITIS

Yulyani Werdiningsih

Osteoartritis (OA) juga dikenal sebagai osteoarthrosis atau penyakit


degeneratif persendian adalah penyakit sendi sinovial. Penyakit ini ditandai oleh
penurunan progresif dan hilangnya tulang rawan sendi dengan disertai perubahan
struktural dan fungsional di seluruh sendi, termasuk synovium, meniskus (di lutut),
periartikular ligamen, dan tulang subkondral. Osteoartritis adalah penyakit sendi yang
paling sering dijumpai pada praktek sehari hari, membutuhkan biaya perawatan yang
besar dan meningkatkan disabilitas, Jumlah penderita OA lebih banyak daripada
rheumatoid arthritis (RA) dan penyakit persendian lain.
Penelitian kohort telah menunjukkan bahwa usia, obesitas dan penyakit
metabolik adalah faktor risiko utama untuk kejadian OA. Namun dalam
perkembangannya sekarang bahwa OA juga diterima sebagai proses inflamasi dan
hasil dari proses biomekanis dari berbagai organ yang dipengaruhi oleh sejumlah
faktor termasuk : ukuran sendi, displasia , obesitas , synovitis , protein komplemen ,
mediator inflamasi sistemik, inflammaging, kekebalan bawaan, peradangan ringan
disebabkan oleh sindrom metabolik dan diabetes melitus.
Tulang rawan merupakan jaringan ikat yang ditemukan di ujung tulang panjang
dan membentuk persendian dan diskus intervertebral. Fungsi utamanya adalah untuk
membentuk permukaan yang halus, licin untuk artikulasi dan untuk memfasilitasi
transmisi beban dengan koefisien gesekan rendah. Sepanjang hidup tulang rawan
terus-menerus diperbaharui oleh kondrosit, mengganti makromolekul matriks
terdegradasi dengan komponen baru, meskipun diketahui bahwa proses tersebut
adalah proses yang sangat lambat pada orang dewasa.
Meskipun tulang rawan pada artikular dapat mentolerir sejumlah besar stres
fisik yang intensif dan berulang-ulang, namun memiliki ketidakmampuan menonjol
untuk menyembuhkan bahkan pada kasus cedera minor. Hal ini membuat sendi
sangat sensitif terhadap proses degeneratif dan terhadap perkembangan OA. Akar
penyebab OA tidak sepenuhnya dipahami. Namun, rangsangan biomekanis yang
menempatkan tingkat stres yang tidak sesuai pada sendi (misalnya, bantalan beban
berlebihan, kelainan postural atau ortopedi atau cedera traumatis) yang
menggoyahkan sendi diperkirakan berinteraksi dengan lingkungan, kondisi sistemik
(yaitu biokimia, metabolik) dan faktor-faktor genetik berkontribusi terhadap
patogenesis OA. Penyakit secara tradisional telah ditetapkan sebagai arthropathy
non-peradangan prototipikal, tapi saat ini ada bukti yang menunjukkan bahwa selain
penyakit biomekanik,OA juga memiliki komponen peradangan dan metabolik.
Nyeri,kaku dan keterbatasan gerak merupakan gejala utama dari OA.
Sedangkan tanda OA yang dapat kita jumpai meliputi krepitasi sendi, deformitas ,
pembengaan sendi yang disebabkan oleh remodelling tulang , osteofit dan subluksasi.
Nyeri yang dirasakan pada OA pada umumnya adalah nyeri yang diperberat dengan
aktifitas dan berkurang dengan istirahat. Penyebab nyeri pada OA tidak hanya karena
faktor kerusakan kartilago, namun juga disebabkan faktor diperiartikuler seperti :
meniskus, sinovium, tulang subkondral, osteofit, kapsul sendi, ligamen, bursa , otot
dan saraf. Sedangkan kekakuan sendi pada umumnya berlangsung selama kurang
dari 30 menit. Hal ini yang bisa untuk membedakan dengan AR.
Pada pemeriksaan laboratorium penderita OA tidak ditemukan adanya
kelainan spesifik.yang dapat dipergunakan untuk mendignosa OA. Pemeriksaan
darah seperti : darah lengkap, laju endap darah, C-reaktive protein (CRP), dan
penapisan antibodi dipergunakan untuk menyingkirkan kecurigaan terhadap reumatik
jenis lain. Pemeriksaan pencitraan yang dapat dipergunakan untuk menegakkan
diagnosa OA adalah dengan pemeriksaan radiologi. Kallgren dan Lawrence
mendeskripsikan karakteristik gambaran dan derajat dari OA sejak empat dekade
yang lalau, dan sampai sekarang masih dipergunakan. Pemeriksaan Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan USG muskuloskeletal bukan merupakan pilihan utama
untuk membantu penegakkan diagnosa OA. Namun bermanfaat untuk menemukan
penyebab selain OA.
Tabel 1 Gejala, Tanda, dan Gambaran Diagnostik Osteoartritis

Nyeri sendi yang meningkat dengan aktifitas


Kekakuan pagi hari yang relatif singkat dan sembuh sendiri
Krepitasi
Pembesaran tulang pada daerah batas tulang
Nyeri pada perabaan area persendian
Cairan sinovial bersifat non inflamasi (jumllah sel <1000 WBC/mm 3
Laju endap darah normal sesuai usia
Radiologi sesuai dengan gambaran OA ( penyempitan celah sendi, osteofit,
kista subkondral, sklerosis tulang)
Tes serologi : ANA dan RF negatif
Sumber : Current Rheumatology Diagnosis and Treatment

Osteoartritis dapat mengenai semua sendi sinovial. Lokasi OA tersering adalah : sendi
lutut, panggul, carpo-metacarpal (CMC) I, Interphalangeal (IP), Metatarsophalangeal
(MTP) I, sendi facet pada servikal dan lumbal.

Gambar 1. Distribusi sendi pada OA (Abishek dkk, 2013)


Osteoartritis dapat diklasifikasikan berdasarkan : jumlah sendi yang terkena,
penyebab OA, usia saat onset OA, gambaran radiologi, keberadaan kristal kalsium,
dan progresifitasnya.
Tabel 2. Klasifikasi OA menurut ACR (dikutip dari Abhisek dkk, 2013)

Osteoartritis Tangan
Pada umumnya distribusi OA pada tangan adalah simetris bilateral. Gejala mengenai
pada beberapa lokasi pada waktu yang bersamaan. Keluhan dirasakan intermitten,
dan beberapa sendi mempunyai tingkat keseringan sebagai berikut :
 Distal Interphalangeal (DIP) 50%
 Carpo Metacarpal (CMC) I 35%
 Proxymal Interphalangeal (PIP) 20%
 Metacrapophalangeal (MCP) 10%
Selain mengeluhkan nyeri, penderita mungkin merasakan keluhan seperti tumpul atau
kaku sendi. Prediktor untuk perburukan OA tangan adalah : derajat beratnya
gangguan fingsional dan jumlah sendi yang terkena pada awal terdiagnosa OA.
Tabel 3 Kriteria diagnosa OA tangan
Jenis kriteria Kriteria primer Kriteria sekunder

Kriteria klinis nyeri Pembengkakan jaringan


ngilu keras dari 2 sendi atau
Kaku pada tangan lebih (DIP 2 dan 3, PIP 2
dan 3, MCP I kedua
tangan)
Pembengkakan jaringan
keras dari 2 atau lebih
sendi DIP
Kurang dari 3
pembengkakan sendi
MCP.
Deformitas sedikitnya 1
dari 10 sendi tangan dari
DIP.
10 sendi adalah : DIP 2
dan 3, PIP 2 dan 3, CMV 1
masing-masing tangan.
Diagnosis : kriteria primer+3 kriteria sekunder

Gambar 2. klinis dan radiologis OA tangan :


Osteoartritis Lutut
Osteoartritis merupakan kasus yang paling banyak ditemukan pada praktik
sehari-hari. Osteoartritis lutut menjadi penyebab tersering disabilitas tungkai bawah
pada usia lanjut. Lokasi OA seringkali bilateral, namun pada salah satu sisi mungkin
mempunyai derajat yang lebih berat. Pada penderita OA yang lebih muda , lebih
sering ditemukan unilateral. Hal ini disebabkan oleh karena etiologi OA tersering pada
kasus muda adalah karena trauma , tindakan atau inflamasi. Distribusi tersering OA
lutut adalah kompartemen tibiofemoral, patellofemoral atau keduanya. Effusi sendi
kadang ditemukan pada kasus OA berat. Nyeri pada umumnya dirasakan dibagian
anterior, dan menyebar ke seluruh sendi. Namun jarang dirasakan di bagian posterior
kecuali bila muncul komplikasi kista poplitea atau kista Baker.
Tabel 4 kriteria Diagnosa OA Lutut
Jenis kriteria Kriteria primer Kriteria sekunder

Kriteria klinis Nyeri sendi lutut Krepitasi saat gerakan


aktif
Kaku sendi < 30 menit
Pembesaran tulang sendi
lutut
Nyeri tekan tepi tulang
Tidak teraba hangat pada
sinovium sendi lutut
Diagnosis : kriteria primer + 3 kriteria sekunder

Kriteria klinis dan Nyeri sendi lutut dan Kaku sendi < 30 menit
radiologis adanya osteofit Umur > 50 tahun
Krepitasi pada gerak
sendi aktif
Diagnosis : kriteria primer + 1 kriteria sekunder

Kriteria klinis dan Nyeri sendi lutut Usia > 50 tahun


laboratoris Kaku sendi < 30 menit
Krepitasi pada gerakan
aktif
Nyeri tekan tepi tulang
Pembesaran tulang
Tidak teraba hangat pada
sinovium sendi yang
terkena
LED<40 mm/jam
RF < 1/40
Analisa cairan sendi
sesuai dengan OA
Diagnosis : kriteria primer + 5 kriteria sekunder
Gambar 3. klinis dan radiologis OA Lutut

Osteoartritis Panggul
Osteoartritis panggul ditandai dengan nyeri, kaku dan keterbatasan gerak sendi. Nyeri
dirasakan sebagai nyeri yang sifatnya dalam pada daerah lipatan sendi bagian
anterior. Keluhan nyeri ini dapat dirasakan menyebar ke anteromedial, paha bagian
atas, kadang sampai bokong. Nyeri dipicu oleh perubahan posisi dari duduk ke berdiri,
awal pergerakkan atau saat aktifitas bergerak. Pada umumnya lokasi OA panggul
adalah unilateral. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya atrofi otot paha,
trendelenburg test positif, Antalgic gait, dan pemendekan tungkai bawah pada sendi
panggul yang terkena OA.
Tabel 5 Kriteria Diagnosis OA panggul
Jenis kriteria Kriteria primer Kriteria sekunder

Kriteria klinis dan Nyeri sendi panggul Rotasi internal sendi


0
laboratoris /koksa panggul <15 disertai LED
45 mm/jam atau fleksi
sendi panggul 1150 (jika
LED sulit dilakukan)
Rotasi internal sendi
panggul 150 disertai nyeri
yang terkait pergerakkan
rotasi internal sendi
panggul, kekakuan sendi
panggul pagi hari 60 menit
Usia > 50 tahun
Diagnosis : kriteria primer+ 1 krteria sekunder

Kriteria klinis, laboratoris Nyeri sendi panggul/ LED<20 mm pada jam I


dan radiologis koksa
Osteofit pada femoral dan
atau setabuler pada
gambaran radiologis
Penyempitan celah sendi
secara radiologis
Diagnosis: kriteria primer+2 kriteria sekunder

Gambaran 4. radiologis OA panggul.

Osteoartritis Sendi Facet


Gejala awal dari OA facet sulit diketahui karena sering timbul bersamaan dengan
degenerasi diskus intervertebralis. Osteoartritis sendi facet menyebabkan keluhan
nyeri terlokalisir pada sendi yang terkena, dapat menyebar unilateral atau bilateral ke
daerah gluteus , inguinal, paha dan berakhir diatas lutut. Gejala dirasakan memberat
pada pagi hari atau setelah periode inaktif, pembebanan, latihan, ekstensi lumbal,
gerakan rotasi, posisi tegak baik duduk maupun berdiri. Posisi berbaring atau fleksi
pada lumbal dapat mengurangi keluhan nyeri tersebut.
Gambar5. skematik sendi facet

Gambar 6. Radiologis OA facet


Osteoartritis Generalisata
Kellgren dan Moore menemukan adanya subset baru dari OA yaitu OA Generalisata
(OAG). Osteoartritis ini mengenai Distal Interphalangeal (DIP), Carpo Metacarpal
(CMC), Metatarso Phalangeal (MTP), sendi Facet, lutut dan panggul. Perbedaan
dengan AR adalah progresifitas OAG yang lambat, diawali dari sendi tangan
kemudian meluas ke sendi lutut dan sendi lain dalam beberapa dekade berikutnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya Haberden node dan atau Bouchard node.
ACR dan EULAR menyatakan OAG bila terdapat OA sendi facet atau tangan disertai
minimal 2 lokasi sendi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Abhisek A, Doherty M. Diagnosis and Clinical Presentation of Osteoarthritis .
Rheum Dis Clin N Am 39 (2013) 45-66.
2. Altman R, Alarcon G, Appelrouth D, dkk. The American College of
Rheumatology Criteria for the Clasiffication and Reporting of Osteoarthritis of
the hand. Arthritis Rheum 1990; 33 (11) : 1601-10.
3. Altman R, Asch E, Bloch. Development of criteria for the Clasiffication and
reporting of Osteoarthritis. Classification of osteoarthritis of the knee.
Diagnostic and Theurrapeutic Criteria Committe of the American Rheumatism
Association. Arthritis Rheum 1986; 29 (8) : 1039-49.
4. Gelber AC. Osteoarthritis in Current Rheumatology Diagnosis and Treatment .
2 ndth eds. New York Mc graw Hill; 2007..
5. Mobasheri A. , Batt M.2016. . An update on the pathophysiology of
osteoarthritis. ScienceDirect.www.scienTabel 6 Kriteria diagnoscedirect.com
6. Sinusasa K. Osteoarthritis : Diagnosis and Treatmen. Downloaded from
American Family Physician 2012; 85 (1) on March 19, 2019.

Anda mungkin juga menyukai