Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Poli endokrinologi, Poli neurologi dan Ruang rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Desember

2018 sampai dengan Februari 2019. Penelitian akan dilaksanakan setelah

disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan FK USU/RSUP H.

Adam Malik Medan.

III.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan

subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling non random secara

konsekutif.

III.2.1. Populasi Sasaran

Pasien diabetes mellitus yang telah ditegakkan diagnosis melalui

anamesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.

III.2.2. Populasi Terjangkau

Pasien diabetes mellitus yang menjalani pengobatan di Poli endokrinologi,

Poli neurologi dan Ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 RSUP H. Adam

Malik Medan.

55
56

III.2.3. Besar Sampel

Estimasi besar sampel dihitung menurut rumus sampel untuk

penelitian analitik korelatif (Dahlan, 2016) :

n=¿ ¿

dimana :

Zα = deviat baku alfa, untuk α = 0,05  Zα= 1,96

Zβ = deviat baku beta, untuk  = 0,1  Zβ = 1,64

r = koefisien korelasi  0,47 (Timar dkk, 2016)

Maka, sampel minimal = 52 orang

III.2.4. Kriteria Inklusi

1. Pasien diabetes melitus yang mengalami neuropati diabetik

2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini,

dengan menandatangani informed consent.

III.2.5. Kriteria Eksklusi

1. Usia ≥ 75 tahun

2. Pasien dengan riwayat stroke

3. Pasien dengan riwayat tumor intrakranial

4. Pasien dengan riwayat kaki diabetik yang telah atau belum

dilakukan amputasi

5. Pasien dengan riwayat penyakit pada medulla spinalis

6. Pasien dengan keluhan vertigo

7. Pasien dengan edema pada tungkai

III.3. BATASAN OPERASIONAL


57

1. Neuropati Diabetik adalah Adanya gejala dan atau tanda dari

disfungsi saraf perifer penderita diabetes tanpa ada penyebab lain

selain diabetes melitus (setelah dilakukan eksklusi penyebab

lainnya (Sjahrir, 2006).

 Cara ukur ; Anamnesis dan pemeriksaan fisik

 Alat ukur ; Kuesioner DNS (terlampir)

 Hasil ukur ; Skor ≥ 1 dinyatakan positif neuropati diabetik

 Skala ukur ; Nominal

2. Skor Diabetic Neuropathy Symptom adalah Sistem skor yang

terdiri dari empat pertanyaan, dengan angka prediktif yang tinggi

untuk skrining neuropati pada diabetes (Meijer dkk, 2003).

 Cara ukur ; Adanya 1 gejala diberi nilai 1 poin dengan nilai

maksimum adalah 4 poin, dan jika ada skor yang ≥ 1

didefenisikan sebagai positif neuropati diabetik

 Alat ukur ; Kuesioner DNS (terlampir)

 Hasil ukur ; Skor

 Skala ukur ; Numerik

3. Skor Diabetic Neuropathy Examination adalah Sistem skor yang

berisi 8 item dengan masing-masing; 2 item tentang kekuatan otot,

1 tentang refleks, dan 5 tentang sensasi (Meijer dkk, 2003:

Jayaprakash dkk, 2011).

 Cara ukur ; Setiap item diberi skor dari 0 hingga 2 (0

normal dan 2 sangat terganggu). Skor maksimum adalah 16


58

poin. Skor > 3 poin didefinisikan sebagai positif untuk

neuropati diabetik

 Alat ukur ; Kuesioner DNE (terlampir)

 Hasil ukur ; Skor

 Skala ukur ; Numerik

4. Berg Balance Scale adalah Suatu tes klinis yang pengukuran

yang berorientasi pada keseimbangan postur yang banyak

digunakan untuk kemampuan keseimbangan statis dan dinamis

(Langley dan Mackintosh, 2007).

 Cara ukur ; Melakukan penilaian terhadap 14 item

komponen keseimbangan. Setiap item dinilai sepanjang

skala 5 poin, mulai dari 0 hingga 4, setiap kelas dengan

kriteria yang ditetapkan dengan baik. Nol menunjukkan

tingkat fungsi terendah dan 4 tingkat fungsi tertinggi. Total

skor berkisar dari 0 hingga 56

 Alat ukur ; Kuesioner BSS (terlampir)

 Hasil ukur ; Skor

 Skala ukur ; Numerik

5. Keseimbangan Fungsional adalah Proses kompleks yang

melibatkan penerimaan dan integrasi input sensorik serta

perencanaan dan pelaksanaan gerakan untuk mempertahankan

postur tubuh agar pusat beban tubuh berada pada bidang tumpu

(Berg, K, 1992:Lim dkk, 2014).


59

 Cara ukur ; Pemeriksaan fisik

 Alat ukur ; Kuesioner BSS (terlampir)

 Hasil ukur ; 0 = resiko jatuh tinggi, bila skor 0 - 20;

1 = resiko jatuh sedang, bila skor 21 - 40;

2 = resiko jatuh ringan, bila skor 41 - 56;

 Skala ukur ; Ordinal

6. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologik akut yang diduga

disebabkan oleh iskemia atau perdarahan, berlangsung 24 jam

atau hingga meninggal, namun tanpaadanya bukti yang cukup

untuk diklasifikasikan sebagai salah satu dari yang disebut diatas

(Sacco dkk, 2013). Pada penelitian ini riwayat stroke diambil

berdasarkan anamnesis terhadap subjek penelitian.

7. Tumor Intrakranial adalah sebuah proses dimana sel pada sistem

saraf pusat tumbuh dan membelah diri secara tidak terkontrol

membentuk massa. Massa ini dapat menekan atau tumbuh

kedalam area yang berbeda dari otak atau medulla spinal, yang

menyebabkan gejala yang bervariasi, seperti kelemahan anggota

gerak. Tumor dapat bersifat jinak ataupun ganas (O’Callaghan,

2011). Pada penelitian ini riwayat tumor intrakranial diambil

berdasarkan anamnesis terhadap subjek penelitian.

8. Kaki Diabetik adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes

pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial,

nekrosis kulit, sampailuka dengan ketebalan penuh (full thickness),


60

yang dapat meluas kejaringan lain seperti tendon, tulang dan

persendian, jika ulkus dibiarkan tanpa penatalaksanaan yang baik

akan mengakibatkan infeksi atau gangrene (Fernando dkk, 2014).

Pada penelitian ini kaki diabetik diambil berdasarkan anamnesis

terhadap subjek penelitian.

9. Penyakit Medulla Spinalis adalah sekelompok kondisi heterogen

yang menyebabkan kerusakan atau disfungsi sumsum tulang

belakang, termasuk infeksi, gangguan inflamasi, penyakit pembuluh

darah dan gangguan yang mempengaruhi meninges atau ruang

perimeningeal yang mengelilingi sumsum tulang belakang

(Lecoteur, 2003) Pada penelitian ini riwayat penyaakit medulla

spinalis diambil berdasarkan anamnesis terhadap subjek penelitian.

10. Vertigo adalah keluhan berupa rasa berputar – putar atau rasa

bergerak dari lingkungan sekitar (vertigo sirkuler) namun kadang –

kadang ditemukan juga keluhan berupa rasa didorong atau ditarik

menjauhi bidang vertikal (vertikal linier) (Lumbantobing, 2003).

Pada penelitian ini keluhan vertigo diambil berdasarkan anamnesis

terhadap subjek penelitian.

11. Edema Tungkai adalah akumulasi cairan pada ruang interstisial

pada daerah tungkai (Sherwood, 2012). Pada penelitian ini edema

tungkai diambil berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

terhadap subjek penelitian.


61

III.4. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini bersifat analitik korelatif dengan desain penelitian potong

lintang (cross sectional) tanpa perlakuan pada sumber data primer yang

diperoleh dari semua penderita diabetes mellitus dengan neuropati

diabetik yang menjalani pengobatan di Poli endokrinologi, Poli neurologi

dan Ruang rawat inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan

III.5. PELAKSANAAN PENELITIAN

III.5.1. Instrumen

III.5.1.1.Lembar Penjelasan Penelitian dan Persetujuan Setelah

Penjelasan

III.5.1.2.Lembar pengumpulan data, stop watch , kursi dan alat tulis

III.5.1.3.Lembar Skor DNS dan DNE

III.5.1.4.Lembar pengukuran keseimbangan Berg Balace Scale

III.5.2. Pengambilan Sampel

1. Pasien diabetes melitus dengan neuropati diabetik yang menjalani

pengobatan di Poli endokrinologi, Poli neurologi dan Ruang rawat

inap terpadu (Rindu) RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis,pemeriksaan

fisik dan neurologis.

III.5.3. Kerangka Operasional

Pasien Diabetes
Mellitus
62

Anamnesis dan Pemeriksaan


fisik (skor DNS )

Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Pemeriksaan DNE
dan BBS

Keseimbangan fungsional

Analisis data

Gambar 10. Kerangka Operasional

III.5.4. Variabel yang diamati

Variabel Independen : Skor Diabetic Neuropathy Symptom (DNS)

dan Diabetic Neuropathy Examination (DNE)

Variabel Dependen : Berg Balance Scale

III.5.5. Analisis Statistik


63

Data hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan bantuan program

komputer Windows SPSS (Statistical Product and Science Service) versi

22.0. Analisis dan penyajian data dilakukan sebagai berikut :

1. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis

karakteristik satu variable dengan melakukan uji deskriptif

2. Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis

hubungan antara variabel penelitian , dalam hal ini untuk

mengetahui hubungan antara skor DNS dengan BBS dan

hubungan antara skor DNE dengan BBS dengan melakukan uji

korelasi Pearson untuk mengetahui signifikansi dan r korelasinya.

Dari koefisien korelasi yang didapatkan, dapat digunakan untuk

mengukur tingkat korelasi antara kedua variabel . Bila data tidak

berdistribusi normal dilakukan uji korelasi spearman. Penafsiran

terhadap tingkat korelasi yang ditemukan tersebut besar atau

kecil, maka dapat berpedoman pada tabel 4 di bawah ini (Dahlan,

2016).

Tabel 4. Kekuatan koefisien korelasi

Interval koefisien Kekuatan hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

III.5.6. Jadwal Penelitian


64

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2018 sampai dengan

bulan Januari 2019.

Persiapan : 27 November 2018 s/d 10 Desember 2018.

Pengumpulan data : 15 Desember 2018 s/d 20 Januari 2019

Analisis data : 21 Januarii 2019 s/d 22 Januari 2019

Penyusunan laporan : 22 Januari 2019 s/d 31 Januari 2019

Penyajian laporan : 21 Februari 2019

III.5.7. Biaya Penelitian

Biaya pencetakan lembaran pengumpulan data : Rp 100.000,00

Biaya penulisan laporan penelitian : Rp 1.400.000,00

Jumlah : Rp 1.500.000,00

III.5.8. Personalia Penelitian

 Peneliti Utama : dr. Muhamad Ibnu Sina

 Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S(K)

dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S

Anda mungkin juga menyukai