Kalungga
1604115048
Rancangan Percobaan
4. Hipotesis
Hipotesis (pendugaan) merupakan pernyataan yang belum diketahui kebenarannya, sehingga
untuk memastikan kebenaran dari pernyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian. Maka itu,
membuat hipotesis tidak boleh berdasarkan sesuatu yang sudah dipastikan kebenarannya melalui
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari, akan banyak
ditemukan permasalahan, baik itu dalam aspek sosial, kesehatan, maupun ekonomi. Pembuatan
hipotesis harus didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan terkait permasalahan yang sedang terjadi
di masyarakat, dan bagaimana merumuskan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang
sedang dihadapi. Pertanyaan yang tercipta atas adanya masalah tersebut - dan yang akan diteliti -
disebut rumusan masalah. Dari permasalahan yang terjadi, akan muncul berbagai spekulasi
terkait kebenaran akan suatu hal. Disinilah peran kegiatan penelitian. Seturut dengan tujuannya,
dimana setelah dilakukan analisis, diharapkan didapatkan hasil yang secara pasti menjawab
rumusan masalah. Dengan kata lain, hipotesis akan ada apabila rumusan masalah juga ada. Oleh
sebab itu dalam penelitian, rumusan masalah, hipotesis dan kesimpulan harus menghasilkan
Amanda A. Kalungga
1604115048
suatu alur yang runut. Hipotesis harus dibuat berdasarkan rumusan masalah, dan pada akhir
penelitian, rumusan masalah harus terjawab dalam bentuk narasi di kesimpulan.
Berdasarkan bentuknya, hipotesis dibedakan menjadi 2 (dua), yakni hipotesis penelitian dan
hipotesis statistik (uji). Hipotesis penelitian berbentuk naratif, umum dijumpai, dan
menimbulkan pertanyaan yang nantinya akan diuji. Hipotesis jenis ini biasanya dituliskan dalam
bentuk H0 (tidak ada pengaruh…) dan H1 (ada pengaruh…). Sementara itu, hipotesis statistik
merupakan pembuktian benar/salahnya hipotesis penelitian melalui hasil analisis data. Bentuk
hipotesis statistik umumnya adalah pernyatan apakah H0 ditolak atau diterima. Peneliti
menginginkan H0 ditolak, namun ketika hasil analisis data menunjukkan bahwa H0 diterima,
tidak menjadikan sebuah penelitian gagal. Perlu diketahui bahwa dalam penelitian, sudah pasti
ada hipotesis penelitian, tetapi belum tentu ada hipotesis statistik. Mengapa demikian? Tidak
selamanya dalam penelitian H0 ditolak, dan apabila hal tersebut terjadi, maka tidak ada
pembuktian yang berasal dari pengujian data yang bisa membenarkan hipotesis (pengertian h.
statistik: membenarkan/menyalahkan h. penelitian).
Contoh:
Terdapat suatu permasalahan dalam masyarakat terkait plastik, dimana penggunaan plastik
sebagai kemasan produk mulai sangat merugikan dari segi keramahlingkungannya. Sifat plastik
yang tidak dapat diurai menimbulkan kecemasan, khususnya oleh enviromentalists. Berangkat
dari hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai pengganti (replacement) plastik yang
sifatnya biodegradable. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pati jagung dapat
dijadikan bahan dasar pembuatan edible film untuk produk pengemas pangan. Hanya saja, sifat
pati yang hidrofilik (berikatan dengan air) menimbulkan permasalahan karena plastik untuk
mengemas produk, khususnya produk yang pendistribusiannya jauh dari lokasi produksinya,
diharapkan tahan terhadap air. Namun demikian, belakangan ini dikembangkan pula produk
polisakarida turunan kitin yang disebut kitosan yang sifatnya hidrofobik (tidak berikatan dengan
air).
Dari hasil analisis data, akan didapatkan pembuktian terkait benar/salahnya hipotesis hasil
inilah yang disebut hipotesis statistik.
Yij = µ + 𝜏i + ∈ij
Ket.
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
µ = Rata-rata umum.
𝜏i = Pengaruh perlakuan ke-i.
∈ij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
Karakteristik yang perlu diketahui jika melakukan percobaan dengan model rancangan acak
lengkap yaitu keragaman atau variasi hanya disebabkan oleh perlakuan yang diujicobakan pada
unit percobaan dan perlakuan tersebut merupakan level-level dari suatu faktor tertentu.
Sementara itu faktor-faktor di luar perlakuan (faktor lingkungan) pada unit percobaan sedapat
mungkin dikondisikan serba sama (homogen) sedangkan penempatan perlakuan pada unit
percobaan dilakukan secara acak (Harjosuwono et. al., 2011). Berdasar karakteristik yang telah
Amanda A. Kalungga
1604115048
disebutkan di atas, penggunaan rancangan acak lengkap ini memang relatif terbatas hanya pada
percobaan-percobaan yang faktor lingkungannya dapat dijaga atau dikendalikan.
Berikut beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan rancangan acak lengkap menurut
Pratisto (2004):
a. Denah perancangan percobaan mudah dibuat
b. Analisis statistik terhadap unit percobaan sederhana
c. Sangat fleksibel dalam hal jumlah penggunaan, perlakuan, serta
pengulangan.
Disamping itu, rancangan acak lengkap juga memiliki sisi lemah apabila digunakan dalam kasus
yang kurang tepat. Kerugian yang mungkin timbul dari penggunaan rancangan acak lengkap
adalah semakin banyak perlakuan yang diuji coba, semakin sulit usaha untuk menyediakan unit
percobaan yang homogen. Maka dari itu, rancangan model ini hanya cocok untuk penelitian
dengan dengan jumlah perlakuan dan pengulangan yang relatif sedikit.
Jika didapatkan nilai F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima pada level nyata α, artinya
perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap respon yang diamati. Begitu pula
sebaliknya, jika nilai Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak pada level nyata α, artinya perlakuan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon yang diamati.
Yij = µ + τi + βj + εij
Ket.
i = 1, 2, … , t dan j = 1, 2, … , r
Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
μ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i
βj = Pengaruh kelompok ke-j
εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j