Anda di halaman 1dari 7

Amanda A.

Kalungga
1604115048
Rancangan Percobaan

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan adalah suatu metode yang digunakan dalam penelitian untuk
mendapatkan data, yang mana dalam prosesnya akan dilakukan rekayasa melalui penentuan jenis
perlakuan yang diberikan kepada unit percobaan. Rancangan percobaan berguna untuk
menganalisis. Kegiatan analisis memungkinkan data tadi memiliki makna yang dituangkan
dalam bentuk narasi, sehingga memberikan pengertian pada pembaca terkait hal yang diteliti.
Berdasarkan jenis aktivitasnya, penelitian dibagi menjadi 2 (dua), yaitu penelitian yang
memerlukan pemberian perlakuan tertentu pada data (Experimental Research), dan penelitian
non-eksperimental yang hanya perlu mengumpulkan data melalui survei atau sampling (Non-
experimental Research).
2. Istilah-istilah dalam Rancangan Percobaan
Dalam rancangan percobaan, akan sering ditemui beberapa istilah. Istilah-istilah tersebut
ditampilkan pada Tabel 1.
No. Istilah Arti
1 Perlakuan Sesuatu yang akan diberikan pada unit percobaan
2 Unit/Materi/Satuan Sesuatu yang akan menerima perlakuan
percobaan
3 Taraf/Faktor Nilai-nilai dari perubahan bebas yang dicobakan dalam percobaan
4 Parameter/Indikator Sesuatu yang akan diukur responnya (kimia, mikro, organoleptik)
5 Galat Tingkat kesalahan yang dilakukan dalam penelitian
6 Hipotesis Dugaan sementara
7
Amanda A. Kalungga
1604115048
3. Prinsip Dasar dalam Rancangan Percobaan
Ketika berbicara mengenai rancangan percobaan, ada 3 (tiga) hal yang perlu mendapat
perhatian, dimana hal tersebut juga merupakan prinsip dasar dalam rancangan percobaan. 3 (tiga)
hal tersebut, yaitu pengacakan, pengulangan, dan kontrol lokal.
3.1. Pengacakan
Pengacakan adalah suatu keadaan dimana unit percobaan harus memiliki peluang yang sama
untuk diberi perlakuan tertentu. Dalam percobaan, ketika akan menentukan unit percobaan
diperlukan pengacakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya unsur pilih kasih yang
umumnya lahir dari pertimbangan yang sifatnya subjektif.
3.2. Pengulangan
Pengulangan adalah pengalokasian perlakuan kepada tiap unit percobaan pada kondisi
seragam.
3.3. Kontrol lokal/pengawasan setempat
Kontrol lokal adalah percobaan yang dilakukan tanpa intervensi manusia. Unit percobaan akan
ditempatkan pada dan dalam situasi yang sama dengan unit percobaan lainnya, namun tanpa
pemberian perlakuan.

4. Hipotesis
Hipotesis (pendugaan) merupakan pernyataan yang belum diketahui kebenarannya, sehingga
untuk memastikan kebenaran dari pernyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian. Maka itu,
membuat hipotesis tidak boleh berdasarkan sesuatu yang sudah dipastikan kebenarannya melalui
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari, akan banyak
ditemukan permasalahan, baik itu dalam aspek sosial, kesehatan, maupun ekonomi. Pembuatan
hipotesis harus didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan terkait permasalahan yang sedang terjadi
di masyarakat, dan bagaimana merumuskan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang
sedang dihadapi. Pertanyaan yang tercipta atas adanya masalah tersebut - dan yang akan diteliti -
disebut rumusan masalah. Dari permasalahan yang terjadi, akan muncul berbagai spekulasi
terkait kebenaran akan suatu hal. Disinilah peran kegiatan penelitian. Seturut dengan tujuannya,
dimana setelah dilakukan analisis, diharapkan didapatkan hasil yang secara pasti menjawab
rumusan masalah. Dengan kata lain, hipotesis akan ada apabila rumusan masalah juga ada. Oleh
sebab itu dalam penelitian, rumusan masalah, hipotesis dan kesimpulan harus menghasilkan
Amanda A. Kalungga
1604115048
suatu alur yang runut. Hipotesis harus dibuat berdasarkan rumusan masalah, dan pada akhir
penelitian, rumusan masalah harus terjawab dalam bentuk narasi di kesimpulan.

Berdasarkan bentuknya, hipotesis dibedakan menjadi 2 (dua), yakni hipotesis penelitian dan
hipotesis statistik (uji). Hipotesis penelitian berbentuk naratif, umum dijumpai, dan
menimbulkan pertanyaan yang nantinya akan diuji. Hipotesis jenis ini biasanya dituliskan dalam
bentuk H0 (tidak ada pengaruh…) dan H1 (ada pengaruh…). Sementara itu, hipotesis statistik
merupakan pembuktian benar/salahnya hipotesis penelitian melalui hasil analisis data. Bentuk
hipotesis statistik umumnya adalah pernyatan apakah H0 ditolak atau diterima. Peneliti
menginginkan H0 ditolak, namun ketika hasil analisis data menunjukkan bahwa H0 diterima,
tidak menjadikan sebuah penelitian gagal. Perlu diketahui bahwa dalam penelitian, sudah pasti
ada hipotesis penelitian, tetapi belum tentu ada hipotesis statistik. Mengapa demikian? Tidak
selamanya dalam penelitian H0 ditolak, dan apabila hal tersebut terjadi, maka tidak ada
pembuktian yang berasal dari pengujian data yang bisa membenarkan hipotesis (pengertian h.
statistik: membenarkan/menyalahkan h. penelitian).

Contoh:
Terdapat suatu permasalahan dalam masyarakat terkait plastik, dimana penggunaan plastik
sebagai kemasan produk mulai sangat merugikan dari segi keramahlingkungannya. Sifat plastik
yang tidak dapat diurai menimbulkan kecemasan, khususnya oleh enviromentalists. Berangkat
dari hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai pengganti (replacement) plastik yang
sifatnya biodegradable. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pati jagung dapat
dijadikan bahan dasar pembuatan edible film untuk produk pengemas pangan. Hanya saja, sifat
pati yang hidrofilik (berikatan dengan air) menimbulkan permasalahan karena plastik untuk
mengemas produk, khususnya produk yang pendistribusiannya jauh dari lokasi produksinya,
diharapkan tahan terhadap air. Namun demikian, belakangan ini dikembangkan pula produk
polisakarida turunan kitin yang disebut kitosan yang sifatnya hidrofobik (tidak berikatan dengan
air).

Dari pernyataan diatas, muncul hipotesis penelitian:


1. Penggabungan antara pati jagung dan kitosan akan membentuk bahan dasar pembuatan
bioplastik yang tahan air.
Amanda A. Kalungga
1604115048
Bentuk hipotesis penelitian dalam H0 dan H1:
1. H0: Tidak ada pengaruh pada kemampuan tahan air bioplastik dari pati jagung dengan
pemberian kitosan konsentrasi berbeda
2. H1: Ada pengaruh pada kemampuan tahan air bioplastik dari pati jagung dengan pemberian
kitosan konsentrasi berbeda

Dari hasil analisis data, akan didapatkan pembuktian terkait benar/salahnya hipotesis hasil
inilah yang disebut hipotesis statistik.

A. Rancangan Acak Lengkap


Rancangan acak lengkap (RAL) merupakan jenis rancangan percobaan yang paling
sederhana. Umumnya, rancangan ini digunakan untuk percobaan yang memiliki media atau
lingkungan percobaan yang seragam atau homogen. Rancangan acak lengkap merupakan jenis
rancangan percobaan dimana perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan.
Hal ini dapat dilakukan karena lingkungan tempat percobaan diadakan relatif homogen sehingga
media atau tempat percobaan tidak memberikan pengaruh berarti pada respon yang diamati.
Adapun model rancangan acak lengkap menurut (Sastrosupadi, 2000), sebagai berikut:

Yij = µ + 𝜏i + ∈ij

Ket.
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
µ = Rata-rata umum.
𝜏i = Pengaruh perlakuan ke-i.
∈ij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

Karakteristik yang perlu diketahui jika melakukan percobaan dengan model rancangan acak
lengkap yaitu keragaman atau variasi hanya disebabkan oleh perlakuan yang diujicobakan pada
unit percobaan dan perlakuan tersebut merupakan level-level dari suatu faktor tertentu.
Sementara itu faktor-faktor di luar perlakuan (faktor lingkungan) pada unit percobaan sedapat
mungkin dikondisikan serba sama (homogen) sedangkan penempatan perlakuan pada unit
percobaan dilakukan secara acak (Harjosuwono et. al., 2011). Berdasar karakteristik yang telah
Amanda A. Kalungga
1604115048
disebutkan di atas, penggunaan rancangan acak lengkap ini memang relatif terbatas hanya pada
percobaan-percobaan yang faktor lingkungannya dapat dijaga atau dikendalikan.
Berikut beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan rancangan acak lengkap menurut
Pratisto (2004):
a. Denah perancangan percobaan mudah dibuat
b. Analisis statistik terhadap unit percobaan sederhana
c. Sangat fleksibel dalam hal jumlah penggunaan, perlakuan, serta
pengulangan.
Disamping itu, rancangan acak lengkap juga memiliki sisi lemah apabila digunakan dalam kasus
yang kurang tepat. Kerugian yang mungkin timbul dari penggunaan rancangan acak lengkap
adalah semakin banyak perlakuan yang diuji coba, semakin sulit usaha untuk menyediakan unit
percobaan yang homogen. Maka dari itu, rancangan model ini hanya cocok untuk penelitian
dengan dengan jumlah perlakuan dan pengulangan yang relatif sedikit.

Tabel 1. Tabel Pengamatan untuk Rancangan Acak Kelompok

Perlakuan Jumlah Rata-rata


1 2 … r
S1 Y11 Y21 … Yr1 TS1 TS1
S2 Y12 Y22 … Yr2 TS2 TS2
… … … … … …
St Y1t Y2t … Yrt TSt TSt
Jumlah Ty1.. Ty2.. … Tyri.. Tij
yij
Rata-rata umum

Tabel 2. Tabel Analysis of Variance untuk Rancangan Acak Lengkap

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F-Hitung


Keragaman Kuadrat Tengah
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat t(r-1) JKG KTG
Total tr-1 JKT
Amanda A. Kalungga
1604115048
Setelah diperoleh nilai F-hitung, maka selanjutnya nilai tersebut akan dibandingkan dengan
nilai Fα pada tabel titik kritis sebaran F pada level nyata tertentu. Langkah menentukan nilai Fα
(v1, v2) pada tabel dapat dilakukan dengan mencari tabel F dengan α yang telah ditentukan
sebelumnya (biasanya nilai α = 0,05 atau α = 0,01). Nilai F yang dimaksud dapat ditemukan
dengan menelusuri tabel sebaran nilai F dengan v1 = derajat bebas perlakuan dan v2 = derajat
bebas galat.

Jika didapatkan nilai F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima pada level nyata α, artinya
perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap respon yang diamati. Begitu pula
sebaliknya, jika nilai Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak pada level nyata α, artinya perlakuan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon yang diamati.

B. Rancangan Acak Kelompok


Bentuk umum model linier aditif dari Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagai berikut:

Yij = µ + τi + βj + εij

Ket.
i = 1, 2, … , t dan j = 1, 2, … , r
Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
μ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i
βj = Pengaruh kelompok ke-j
εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Pengujian dengan analisis Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagai berikut:


(a) Menentukan Hipotesis
Bentuk hipotesis yang diuji untuk pengaruh perlakuan yaitu:
H0: τ1= … = τi = 0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu i dimana τi ≠ 0,
dengan bentuk hipotesis yang diuji untuk pengaruh kelompok, yaitu:
H0: β1= … = βj = 0 (kelompok tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati)
H1: paling sedikit ada satu j dimana βj ≠ 0
Amanda A. Kalungga
1604115048
(b) Pengacakan
Tabel 3. Tabel Pengamatan untuk Rancangan Acak Kelompok
Kelompok Total Perlakuan
P1 P2 … Pi (Y..k)
1 Y11 Y21 … Yi1 Y..1
2 Y12 Y22 … Yi2 Y..2
… … … … …
k Y1k Y2k … Yik Y..k
Total perlakuan Y1.. Y2.. … Yi.. Y...
(Yi)

Tabel 4. Tabel Analysis of Variance untuk Rancangan Acak Kelompok

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F-Hitung


Keragaman Kuadrat Tengah
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat r-1 JKG KTG KTK/KTG
Kelompok (t-1)(r-1) JKK KTK
Total tr-1 JKT

(c) Pengambilan Keputusan


Statistik uji F-hitung = KTP/KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang
sebesar t-1 dan derajat bebas penyebut sebesar (t-1)(r-1). Jika nilai F-hitung lebih besar dari Fα,
db1, db2; maka hipotesis nol (H0) ditolak, juga berlaku sebaliknya.
Nilai F-hitung = KTK/KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang sebesar
r-1 dan derajat bebas penyebut sebesar (t-1)(r-1). Dengan demikian, jika nilai F-hitung lebih
besar dari Fα, db1, db2; maka hipotesis nol ditolak (H0); juga berlaku sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai