Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ETIKOLEGAL

“ Bidan Delima ”

Disusun Oleh :

Asgalina Prabawani ( P07124118020 )

Dosen Pembimbing :

Suherni, S.Pd, APP, M.Kes

D III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA


TAHUN AJARAN 2018/2019
BIDAN DELIMA

A. Pengertian Bidan Delima


Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan bidan praktek
swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring & evaluasi serta kegiatan
pembinaan & pelatihan yang rutin dan berkesinambungan. Bidan Delima
melambangkan Pelayanan berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan
yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik
profesi. Bidan Delima menurut IBI (2004), adalah Bidan Praktek Swasta (BPS) yang
memberikan pelayanan KB/KR yang berkualitas, sudah mengikuti standar pelayanan
kebidanan sesuai dengan ketentuan Kepmenkes No. 900/VII/2002 dan standar WHO.
Bidan Delima merupakan suatu program terobosan strategis yang mencakup:
a) Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup
Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR)
b) Merk dagang/brand
c) Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap,
dan memiliki hak paten
d) Rekrutmen bidan delima ditetapkan dengan kriteria, system, dan proses
baku yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan,
menganut prinsip pengembangan diri dan semangat tumbuh bersama.

B. Tujuan Bidan Delima


Tujuan pelaksanaan Bidan Delima adalah:
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b) Meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Reproduksi (KR).
c) Meningkatkan kebanggaan profesional bidan.
d) Mengembangkan kepemimpinan bidan di masyarakat dan d) meningkatkan
cakupan pelayanan KB/KR.
e) Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi dan Anak.

C. Manfaat Bidan Delima


1) Manfaat bagi Bidan Delima
 Kebanggaan karena dapat memberikan pelayanan yang terstandar.
 Pengakuan dari berbagai pihak.
 Pelatihan dan pembinaan rutin.
 Promosi.
2) Manfaat bagi pengelola program
 Kebanggaan.
 Imbalan finansial (transport & insentif).
 Pelatihan rutin.
3) Manfaat bagi Pasien/Pelanggan
Mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman dan berkualitas
Mitra Kerja
 Peningkatan citra organisasi/individu dan mitra.
 Membantu mitra dalam melaksanakan program kerja dan mencapai sasaran
kinerja.
 Mendapatkan data/informasi akurat dan terkini mengenai kondisi kesehatan
ibu dan anak.
 Wadah belajar dan praktek untuk peningkatan pengetahuan dan keahlian.
 Wadah untuk berkontribusi dalam peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak di
Indonesia.
D. Visi Dan Misi Bidan Delima
 Visi
Bidan Delima menjadi standarisasi pelayanan BPS di Indonesia
 Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di BPS.
2) Meningkatkan kompetensi BPS berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan praktek kebidanan terkini.
3) Mewujudkan BPS yang handal, kompeten dan profesional dalam
pelayanannya melalui standarisasi dan kegiatan monev yang
berkesinambungan.
4) Mewujudkan rasa aman, nyaman dan kepuasan bagi BPS dan pengguna jasa.
5) Meningkatkan peran IBI dalam membina dan menjaga profesionalitas BPS.
E. Unsur – Unsur atau Persyaratan Menjadi Bidan Delima
Proses pendaftaran dan pembentukan Bidan Delima antara lain meliputi:
a) Pendaftaran dan pengisian formulir prakualifikasi
b) Pengisian buku kajian mandiri
c) Validasi.

Pengisian formulir pra-kualifikasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran


pelayanan Bidan yang berminat menjadi Bidan Delima, bidan yang berminat menilai
diri sendiri. Syarat nilai minimal untuk menjadi calon bidan delima (CBD) adalah
75% dari hasil pengamatan mengenai: fasilitas, praktek pencegahan infeksi,
konseling pada klien, klien untuk pelayanan KB, klien untuk asuhan selama
kehamilan, persalinan, dan nifas.

Untuk mengukur tingkat pelayanan yang diberikan, calon Bidan Delima diminta
untuk belajar dan mengisian buku kajian mandiri. Kajian mandiri merupakan
penilaian sendiri oleh bidan terhadap kinerja pelayanan KB dan persalinan. Bila pada
saat mengisi buku kajian mandiri merasa ada kekurangan, diharapkan konsultasi
kepada fasilitator ataupun unit pelaksana Bidan Delima cabang yang akan
memberikan solusi, apakah dengan magang atau mengikuti pelatihan klinis. Validasi
dilakukan setelah CBD merasa siap untuk divalidasi.

Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis pelayanan yang


diberikan oleh Bidan Praktek Swasta yang bersangkutan. Bagi yang lulus, yaitu yang
telah memenuhi seluruh persyaratan minimal dan prosedur standar dengan kriteria
nilai harus mencapai (100%), diberikan sertifikat yang berlaku selama 5 tahun dan
tanda pengenal signage, pin, apron (celemek) dan buku-buku. Bagi yang belum lulus,
fasilitator terus mementor sampai ia berhasil lulus jadi Bidan Delima.

F. Alat – Alat Bidan Delima


a) Daftar peralatan ( Terlampir )
b) Persyaratan Bangunan Bidan Praktik Mandiri :
 Persyaratan Bangunan Tempat Praktik
1) Merupakan bangunan permanen dan menetap
2) Dinding dan lantai tempat praktik berwarna terang, tidak berpori dan
mudah dibersihkan.
3) Lantai tempat praktik tidak licin, tidak berpori dan
mudah dibersihkan
4) Akses/pintu keluar masuk ke ruang praktik terpisah dari
rumah tinggal keluarga.
5) Memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin,
ruang nifas/rawat inap, kamar mandi/WC, ruang pemrosesan alat
dengan syarat- syarat tertentu.
 Persyaratan ruang praktik
 Ruang tunggu :
1) Ruangan bersih dan nyaman
2) Dilengkapi dengan bangku tunggu
3) Tersedia media informasi kesehatan

 Ruang Periksa :
1) Ukuran minimal 3×2 m2
2) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.
3) Ruangan bersih dan tidak berdebu
4) Dilengkapi tempat tidur untuk pemeriksaan dengan ukuran sesuai
standar, meja dan kursi
5) Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan
tersedia sabun atau antiseptik
6) Tersedia media informasi kesehatan ibu dan anak.

 Ruang Tindakan
1) Ukuran minimal 3 x 4 m2 untuk 1 (satu) tempat tidur persalinan
dengan ukuran sesuai standar
2) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin
3) Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm
4) Ruangan bersih dan tidak berdebu
5) Tersedia meja resusitasi untuk neonatal dan set resusitasi.
6) Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan
tersedia sabun atau antiseptik

 Ruang Nifas
1) Ukuran minimal 2×3 m untuk 1 tempat tidur
2) Jumlah tempat tidur maksimal 5 (lima) tempat tidur disesuaikan
dengan luas ruangan.
3) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.
4) Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm.
5) Ruangan bersih dan tidak berdebu.
6) Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan
tersedia sabun atau antiseptik.

 Kamar Mandi/WC
1) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.
2) Pintu terbuka keluar, lebar daun pintu minimal 90 cm, mudah
dibuka dan ditutup.
3) Dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail), kloset diutamakan
kloset duduk.
4) Tersedia shower/gayung

 Ruang Pemrosesan Barang Limbah


1) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan
mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.
2) Tersedia wastafel khusus pencucian alat dengan air mengalir
3) Tersedia alat dan tempat pemrosesan alat sesuai standar.
4) Untuk pengelolaan limbah padat tersedia tempat sampah tertutup
yang terpisah untuk limbah medis dan limbah domestik, dilapisi
kantong plastik. Limbah medis yang infeksius hanya boleh
disimpan maksimal 48 jam.
5) Untuk pengelolaan limbah cair diperlukan septic tank yang kedap
air terpisah dari limbah rumah tangga.

 Persyaratan Prasarana
1) Sirkulasi udara 15% x Luas lantai (dalam hal tidak terpenuhi 15%,
maka bisa ditambah alat pengatur sirkulasi udara seperti: AC,
kipas angin)
2) Cahaya terang dan tidak menyilaukan
3) Pintu dapat dikunci, dan terbuka keluar
4) Tersedia sketsel, gorden yang mudah dibersihkan
5) Tersedia air mengalir
6) Tersedia sistem kelistrikan yang sesuai dengan peralatan
yang digunakan
7) Tersedia minimal 1 titik kelistrikan tiap ruangan,
sedangkan khusus ruangan tindakan minimal 2.Tersedia minimal 1
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dalam kondisi siap pakai
8) Meubelair
 Papan Nama
Bidan yang praktik mandiri dan telah mempunyai SIPB wajib
memasang papan nama praktik bidan yang memuat : nama, alamat
tempat praktik, Nomor SIPB dan waktu praktik. Ukuran 40 cm x 60
cm dengan warna dasar putih dan tulisan hitam.

Anda mungkin juga menyukai