Anda di halaman 1dari 5

MOHON KONSUL

KARYA TULIS ILMIAH

KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN ANC


SELAMA PENDEMI COVID 19
DI PUSKEMAS SEMIN II
GUNUNGKIDUL

Diajukan oleh:
ASGALINA PRABAWANI

P07124118020

PRODI DIII KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA
TAHUN 2020
MASALAH PENELITIAN

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global
pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian
tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC). Di Indonesia penyakit COVID-19
dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
(KKM) serta bencana non alam. Penularan penyakit tersebut dapat terjadi pada ibu hamil. Ibu
hamil sebagai populasi yang berisiko dipercaya akan menjadi kelompok yang lebih rentan
terinfeksi dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Wanita hamil dengan
kormobiditas memiliki resiko peningkatan manisfestasi klinik.

Komplikasi janin dari COVID-19 termasuk keguguran (2%), intrauterine hambatan


pertumbuhan (IUGR; 10%), dan kelahiran prematur (39%). Demam, dengan suhu median 38,1 -
39,0C, adalah gejala yang berlaku pada COVID-19. ( American Journal of Obstetrics &
Gynecology , 2020 ).

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan penurunannya yang lambat merupakan
masalah prioritas yang belum teratasi. Penanganan masalah ini tidaklah mudah, karena factor
yang melatarbelakangi kematian ibu dan bayi baru lahir sangat kompleks. Penyebab kematian
ibu yang terbanyak (90%), pre-eklamsi 15-20%, infeksi 10-15%. Komplikasi obstetrik ini tidak
terlalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang
diidentifikasikan normal (Ronald HS, 2011).

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka


Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) pada dasarnya mengacu kepada
intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” (Keluarga Berencana, ANC, persalinan
bersih dan aman, pelayanan Obstetri Essensial) (Depkes RI 2010). Upaya percepatan penurunan
AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan
ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, persalinan pertolongan oleh tenaga
kesehatan, perawatan khusus serta rujukan jika terjadi komplikasi (Kemenkes, 2016).

Antenatal care (ANC) merupakan salah satu pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam
program safe motherhood yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya
oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu
minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu,1 kali pada trimester II
dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan ANC pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin
sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.
Pentingnya pelayanan ANC karena setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
komplikasi setiap saat. Oleh karena itu ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya
(Manuaba, 2010).

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 Selama tahun 2006 sampai tahun 2019
cenderung meningkat. Jika dibandingkan dengan target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan tahun 2019 yang sebesar 80%, capaian tahun 2019 telah mencapai target yaitu sebesar
88,54%.( Kementrian Kesehatan RI, 2020 ).

Di Indonesia pada situasi normal, kematian ibu masih menjadi tantangan besar terlebih
pada situasi bencana non alam COVID-19 saat ini. Dalam upaya pencegahan penularan COVID-
19 pada kebiasaan baru diperlukan pelaksanaan protocol kesehatan yang ketat disetiap aktivitas
masyarakat. Protokol kesehatan adalah panduan atau tata cara kegiatan yang dilakukan dalam
rangka menjamin individu dan masyarakat tetap sehat terlindung dari penyakit tertentu.Tujuan
dari protocol kesehatan ibu dan bayi baru lahir untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam
menurunkan AKI dan AKB selama pendemi COVID-19 ( Kemenkes RI, 2020 ).

Pelayanan kesehatan ibu tidak terlepas terkena dampak baik secara akses maupun
kualitas dikarenakan merebaknya Coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-
COV2). Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mendeklarasikan bahwa COVID-19 merupakan
pandemi di dunia. Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret
2020, yang kemudian berkembang ke hampir seluruh provinsi di Indonesia, termasuk di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemberian layanan maternal di masa pandemi perlu menjadi
perhatian untuk menghindari terjadi peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu, terlebih saat ini
terdapat pembatasan pelayanan kesehatan maternal. Seperti ibu hamil menjadi enggan ke
puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran
menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari
segi tenaga dan sarana prasarana termasuk alat pelindung diri. Untuk mengantisipasi perburukan
layanan ibu hamil di masa pandemi COVID-19 maka dibutuhkan panduan pelayanan baik untuk
ibu hamil bukan COVID-19, maupun ibu hamil yang dicurigai terinfeksi COVID-19 (kategori
Orang Dalam Pemantauan (ODP), Orang Tanpa Gejala (OTG), atau Pasien Dalam Pengawasan
(PDP)) maupun yang sudah konfirmasi menderita infeksi COVID-19.

Karena adanya pendemi covid 19 memungkinkan terjadinya perubahan jumlah ibu hamil
yang melakukan ANC karena dipengaruhi banyak faktor. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang kepatuhan ibu hamil dalam melakukan anc dan faktor yang mempengaruhinya
selama pendemi covid 19.
VARIABEL PENELITIAN

Variabel Independen : Karakteristik Ibu Hamil

Variabel Dependen :Kepatuhan melakukan ANC

Anda mungkin juga menyukai