1. Definisi
a. tindakan mendekatkan tepi luka (menutup luka) dengan benang, sampai sembuh dan cukup
untuk menahan beban fisiologis.
b. Teknik yang digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi
yang terpotong.
2. Tujuan Penjahitan
a. Penutupan ruang mati
b. Meminimalkan risiko perdarahan dan infeksi
c. Mendekatkan tepi kulit untuk hasil estetika dan fungsional
d. Ruang mati harus ditutup, dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap
e. Jahitan halus tetapi banyak lebih baik daripada jahitan lebih besar dan berjauhan.
f. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan.
- jahitan wajah dilepas (48 jam–5 hari), jahitan - dinding abdomen dan kaki 10 hari atau
lebih
4. Komplikasi Penjahitan
• Overlapping:
luka tumpang tindih, penyembuhan lambat, apabila sembuh maka hasilnya buruk
b. Nekrosis:
jahitan yang terlalu tegang menyebabkan avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian
jaringan
c. Infeksi:
karena penjahitan tidak steril, luka terkontaminasi, dan ada benda asing tertinggal
d. Perdarahan:
terapi antikoagulan
e. Hematoma:
terjadi pada pasien dengan arteri terpotong dan tidak di ligasi/ ikat sehingga perdarahan terus
berlangsung dan bengkak
g. Dehisensi:
luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan karena jahitan yang terlalu kuat atau
penggunaan benang yang buruk
• Abses:
infeksi yang menghasilkan pus
6. Teknik Penjahitan
• Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu)
Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri.
Jahitan terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan.
Keuntungan, bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka, dan bila terjadi infeksi luka,
cukup dibuka jahitan di tempat yang terinfeksi.