Zaman modern saat ini disebut juga sebagai era Revolusi Industri 4.0
dimana terdapat perkembangan pesat dalam hal konektivitas antara manusia, mesin
atau teknologi, serta data dalam bentuk virtual. Dengan arti lain, era Revolusi
Industri 4.0 ditandai dengan adanya kemajuan teknologi dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat dunia. Dengan adanya perkembangan data tersebut, ilmu
statitstika berperan besar dalam hal integrasi dan kombinasi antara data dengan
teknologi. Teknologi sendiri dapat diartikan sebagai hasil aplikasi dari suatu
pengetahuan ilmiah untuk mempermudah kelancaran dan kesejahteraan hidup
manusia serta mempengaruhi lingkungan masyarakat dalam berbagai hal.
Sementara itu, statistika sendiri dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang cara mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menginterpretasikan, dan
menyajikan data. Oleh karena itu, berikut akan disampaikan opini penulis mengenai
peran statistika dalam bidang teknologi pada era Revolusi Industri 4.0.
Kedua, selain memberikan solusi dari berbagai masalah yang ada, statistika
juga berperan dalam hal penerapan teknologi yang sedang marak yaitu Internet of
Things (IOT). Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton
pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT. Cara
Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi
pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah
interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis dan berisi data tanpa
campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun. Oleh karena banyaknya
manusia yang saling terkoneksi dengan IOT, membuat Big Data Analyst perlu
menerapkan ilmu statistika yang dimilikinya untuk mengolah banyaknya data yang
diinterpretasikan melalui teknologi berupa pemrograman komputer tingkat tinggi.
Big data mencakup data serta informasi dengan jumlah, ragam dan kecepatan yang
sangat besar. Mayoritas data yang tersimpan adalah data yang tidak terstruktur
atau unstructured data, seperti data teks, suara, gambar, video dan sebagainya. Data
yang tidak terstruktur ini tidak dapat diolah atau dianalisis menggunakan metode
statistik seperti pada umumnya, sehingga big data memiliki metode-metode
tersendiri dalam proses analisisnya.
Selain itu dalam pembuatan perangkat lunak, langkah pertama yang harus
dilakukan pembuat program yakni studi kelayakan. Dalam hal inilah salah satunya,
statistika diperlukan. Seperti misalnya untuk mengetahui siapa yang akan
menggunakan aplikasi yang akan dibuat, apakah para pengguna memiliki
pengetahuan tentang komputer, dan lain sebagainya. Salah satu metode
pengumpulan untuk data-data tersebut adalah melalui survey. Dengan begitu
pembuat program dapat menentukan seperti apa interface, input, dan output dari
software atau aplkasi yang dibuat.
Bahkan selain hal-hal di atas, statistika juga disebut sebagai ilmu untuk
investasi masa depan, dimana saat ini sedang maraknya di dunia tentang
pencanangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Andreas Kaplan
mendefinisika kecerdasan buatan sebagai kemampuan sistem untuk menafsirkan
data eksternal dengan benar dan menggunakan data tersebut untuk mencapai tujuan
dan tugas tertentu sesuai dengan pemrograman yang diinginkan melalui adaptasi
yang fleksibel. Sistem seperti ini umumnya dianggap sebagai komputer yang
memiliki data dimana mesin atau komputer tersebut diciptakan agar dapat
melakukan pekerjaan seperti pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, seperti
contohnya antara lain sistem pakar, logika fuzzy, jaringan saraf tiruan, permainan
komputer, dan robotika. Sekali lagi statistika berperan dalam pengolahan dari
banyaknya data yang dimasukkan ke dalam komputer untuk kecerdasan buatan
tersebut. Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua jenis yaitu salah satunya
adalah AI Konvensional (dikenal juga sebagai AI Simbolis, AI Logis, AI Murni,
dll.) dimana kecerdasan buatan jenis ini melibatkan metode-metode yang sekarang
diklasifikasikan sebagai pembelajaran mesin yang ditandai dengan formalisme dan
analisis data menggunakan statistika. Dalam sejarah salah satu jenis AI yaitu
Jaringan Saraf, para ahli fisika pada tahun 1982 menggunakan teknik-teknik
statistika untuk menganalisis sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan
saraf sehingga hal tersebut digunakan secara meluas dengan algoritme perambatan
balik. AI memiliki potensi untuk memperluas kekuatan pemikiran manusia dalam
tiga bidang penting yaitu perhitungan lanjutan, analisis statistik, dan pembangkitan
hipotesis. Selain itu, maraknya pencanangan AI juga ditandai dengan program
pembelajaran mesin atau komputer yang menggunakan analisis probabilitas
statistik untuk melakukan pengenalan pola tingkat lanjtan. AI mampu memeriksa
kumpulan data besar, mengidentifikasi pola statistik, dan membuat algoritma untuk
menjelaskan pola statistik yang rumit. Teknologi tersebut masih memiliki jalan
panjang untuk terus berkembang tetapi potensinya sangat signifikan.
*Oleh : Kelompok 27