Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan
tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problem sosial (termasuk pendidikan).
Penelitian tindakan diawali oleh suatukajian terhadap suatu masalah secara sistematis.
Hasil kajian ini dijadikandasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan)
sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah
pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan
evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada
saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk
menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.
Dalam pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian
tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam
kelas ketika pembelajaan berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas
atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. PTK dapat didefinisikan
melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”.
Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut :
Penelitian ; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah.
Tindakan ; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus
kegiatan.
Kelas ; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam
sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan
karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan
guru.[i]
Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan (action
research), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya. Jadi,
sebelum membahas penelitian tindakan perlu didefenisikan terlebih dahulu tentang
penelitian secara umum. penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang
dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi
ilmiah dan teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis
sehingga dapat dirumuskan teori atau proses gejala sosial.[ii]
Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari kebenaran perolehan
makna tentang sesuatu yang dikaji. Memahami makna berarti memahami hakikat
suatu keberadaan, fakta dan kejadian-kejadian sebagai suatu kausalitas. Selanjutnya,
pengertian penelitian tindakan (action research) menurut Hasley (1972), seperti
dikutip cohen dan manion (1994) penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia
nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut.
Pendapat lain menurut Elliot (1982), penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi
sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang
ditimbukannya. [iii]
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian
tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitan
adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secraa sistematis, empiris,
dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan
aturan tertentu. Artinya proses penelitan harus dilakukan secara bertahap dari mulai
menyadari adanya masalah sampai proses pemecahannya melalui teknik analisis
tertentu untuk ditarik kesimpulan.
Hal ini berarti suatu kerja penelitian tidak dilakukan secara acak, akan tetapi
dikerjakan melalui rangkaian proses yang ajek sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir
ilmiah. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-
data tertentu. Proses pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada khayalan
imajinatif penelti, akan tetapi harus didukung dan didasarkan oleh adanya temuan
data dan fakta, baik berupa data primer maupun data sekunder. Data inilah yang
mrnjadi suatu cirri khas dari kerja penelitan.
Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan
oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang
dilakukan oleh guru. Dengan demikian, dalam PTK bukan didorong hanya sekedar
ingin tahu sesuatu, akan tetapi disemangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki
kinerja untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Inilah yang menjadi cirri khas
PTK yang tidak akan ditemukan dalam jenis penelitian yang lain.
Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini
berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di-setting untuk kepentingan
penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan
kondisi yang real tanpa rekayasa. Oleg sebab itu, kewajaran kelas dalam proses
penelitian merupakan kekhasan dalam PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan
secara penuh guru yang bertanggung jawab terhadap kelasnya.
Dari penjelasan di atas, maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut.
Sedangkan menurut David Hopkins pengertian PTK adalah:
“a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-
cludingeducational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a)
their own social or educational practices; (b) their understanding of these practices;
and (c) the situations in which practices are carried out”
Dari defenisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK mengandung
pengertian bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan
oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki
rasionalitas dan keadilan tentang; (a) praktik-praktik kependidikan mereka; (b)
pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut; (c) situasi dimana praktik-
praktik tersebut dilaksanakan.
Dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh guru, ada beberapa hal yang
terkait dengan PTK. yakni: pertama,PTK diawali dilakukan dengan merefleksi diri,
yaitu suatu proses analisis melalui perenungan tentang pelaksanaan proses
pembelajaran yang telah dilakukannya, sehingga dari hasil refleksi guru dapat
merasakan dan menemukan masalah. Kedua, PTK ditandai dengan adanya tindakan
atau perlakuan tertentu yang direncanakan terlebih dahulu untuk memcahkan masalah
yang dirasakan. Ketiga, dalam PTK dilaksanakan analisis pengaruh yang ditimbulkan
melalui observasi.
Melalui PTK guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang
bervariasi, pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media
dan sumber belajar yang tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK
secara kesinambungan diharapkan proses belajar mengajar (PBM) di sekolah,(kelas)
tidak kering dan membosankan serta menyenangkan siswa. Atau dengan kata istilah
yang lebih popular adalah PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan).
B. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas
Seperti penelitan tindakan pada umumnya, ada sejumlah tujuan yang ingin
dicapai oleh pelaksanaan PTK. Urgensi penelitan tindakan kelas meliputi tiga hal,
yakni:
1. Peningkatan Praktik
Pada umumnya tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau untuk
menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada
umumnya. Oleh karena nya, hasil sebuah penelitian kadang-kadang sulit untuk bisa
diterapkan oleh praktisi dilapanagan. Hal ini berbeda dengan PTK. masalah yang
dikaji oleh peneliti adalah masalah yang dirasakan oleh para praktisi misalnya, oleh
guru ketika melakukan proses pembelajaran di dalam kelas; tujuan yang ingin dicapai
oleh PTK adalah untuk meningkatkan kualitas praktik dilapangan. Dengan demikian,
dalam pelaksanaanya guru terlibat secara langsung dari mulai merancang samapai
melaksanakan PTK itu sendiri, terlepas dari siapa yang melaksanakan PTK itu.

2. Pengembangan Profesional
PTK adalah salah satu sarana yang dapat mengembangkan sikap professional
guru. Melalui PTK guru akan selalu berupaya menigkatkan kemampuannya dalam
pengelolaan proses pembelajaran. Guru akan selalu dituntut utnuk mencoba hal-hal
yang dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan
perkembangan sosial.

3. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung


PTK adalah salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menguji dan
sekaligus memanfaatkan berbagai rekayasa teknologi untuk menigkatkan kualitas
mengajarnya. Dengan penjelasan diatas, maka yang sangat berkepentingan terkai
dengan pelaksanaan PTK adalah guru itu sendiri, sebab memang PTK didesain untuk
guru. Borg (1986) menyebutkan bahwa tugas utama dalam PTK adalah
pengembangan ketrampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat actual di dalam
kelasnya atau di sekolahnya sendiri dengan kata lain tanpa ada program latihan
khusus. [iv]

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Dari pengertian di atas kita dapat menemukan karakteristik PTK, yang
membedakannya dengan jenis penelitian lain. Mari kita kaji bersama ciri-ciri tersebut.
1. Masalah PTK berasal dari guru
Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru
bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu
diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu
diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini, dan perbaikan
tersebut diprakarsai dari dalam diri guru sendiri, bukan oleh orang dari luar.
Tegasnya, kepedulian guru terhadap kualitas pembelajaran yang dikelolanya
merupakan awal dari munculnya masalah yang perlu dicari jawabannya. Hal ini
berbeda dengan penelitian biasa, yang secara umum adanya masalah ditengarai
(ditandai) oleh peneliti yang biasanya berasal dari luar lingkungan yang mempunyai
masalah tersebut.

2. Self-reflection inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri.


Merupakan ciri PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa
yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai
responden, maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulan data dari praktiknya
sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti, guru mencoba mengingat kembali apa yang
dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan
kemudian yang terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti
itu. Data dikumpulkan dari praktik sendiri, bukan dari sumber data yang lain.
Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktik sehingga dalam hal
ini guru mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti.
Metodologi yang digunakan agak longgar, namun data dikumpulkan secara
sistematik, sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian dan rencana yang dibuat.

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian


ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.

4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.


Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan
berupa pola. Perencanaan pelaksanaan observasi refleksi revisi (perencanaan ulang).
Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya tidak disertai dengan
perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini merupakan ciri khas penelitian tindakan, yaitu
adanya tindakan tertentu yang dilakukan berulang-ulang sampai didapat hasil yang
terbaik.
Tindakan tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu,
penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar
tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.
Oleh karena itu, penelitian di kelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas
untuk perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.[v]

D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli


psikologi sosial Amerika yang bernamaKurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan
Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lainseperti Stephen
Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. PTK di
Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini
keberadaannyasebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan
kontra, terutama jika dikaitkan denganbobot keilmiahannya. Jenis penelitian ini dapat
dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan
ataukedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian
ini dapat dilakukan padaskala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya
dilakukan di dalam kelas pada waktuberlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar
untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah.Untuk lebih detailnya
berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK.
Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang
situasi sosial dengan maksuduntuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya
(Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis,perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara
evaluasidiri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada
dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah
suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan olehpeserta–pesertanya
dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu.
dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan
Taggart, 1988). Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo
Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksuddengan istilah PTK adalah suatu
bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa ataukepala
sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dankebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan
dilakukan sendiri, (b) pengertianmengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (
dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebutdilaksanakan (Harjodipuro,
1997). Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan
untuk memperbaiki pendidikanmelalui perubahan, dengan mendorong para guru
untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritisterhadap praktik tersebut
dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK
mempunyaimakna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran
kritis terhadap dirinya sendiri untukbersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan
proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk beranibertindak dan berpikir kritis
dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggungjawab
mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa dilakukannya PTK
adalah dalam rangka guru bersediauntuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau
mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannyasebagai seorang guru/pengajar
diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari
peningkatankemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas anak didiknya, baik dalam aspekpenalaran; keterampilan, pengetahuan
hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anakdidik untuk
menjadi dewasa. Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan
sebagai peneliti, yang senantiasa bersediameningkatkan kualitas kemampuan
mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukansecara
sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “
aksinya di depan kelassehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan
kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan“aksi” nya masih terdapat
kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga didalam kelas yang
menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian
yangdilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan
oleh guru yang sekaligussebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai
penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelasyang berupa kegiatan belajar-
mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementaraitu,
dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau
pangajaran yangdiselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang
dampaknya diharapkan tidak ada lagipermasalahan yang mengganjal di kelas

E. PTK pada Bidang Studi Matematika


1. Konsep Dasar matematika
Argumen Teoritik.Bidang studi matematika terdiri atas himpunan
konsep dan konsep ini didefinisikan dengan cara yang percis. Kosep-konsep
yang tidak didefinisikan disebut postulat atau aksioma (Moris Klein dalam
Sukardjono, 1998). Di atas konsep dibangun struktur matematikayang begitu
gagah dan indah, sedangkan teorema-teorema diturunkan dari konsep-konsep
itu melalui deduksi logis. Berdasarkan hal tersebut matematika adalah suatu
metode berpikir, jika diinterpretasikan ke dalam Dunia fisik mempunyai
matematika penerapan pada seluruh sains dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut salah konsep adalah kesalahan yang fatal karena
landasan matematika adalah konsep dan definisi yang percis.Makna Belajar
MatematikaBelajar merupakan proses aktif mengkonstruksi dan merupakan
proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang
dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki. Proses tersebut bercirikan
antara lain:(1)Belajar berarti membentuk makna, (2) konstruksi makna adalah
proses yang berjalan terus menerus dan kontruksi makna dpengaruhi oleh
pengertian yang telah dimiliki seseorang, (3) belajar adalah sesuatu
penegembangan pemikiran dengan cara membuat pengertian baru dan bukan
hanya sekedar mengumpulkan fakta; (4) proses belajar terjadi pada waktu
“skema” seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
F. Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya PTK
Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru pasti pernah dihadapkan pada
berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Banyak
masalah pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah misalnya; siswa tidak mau
memperhatikan pelajaran (minat belajar rendah atau motivasi belajar rendah), siswa
pasif, tidak berani bertanya, prestasi belajar rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang
bersifat non-pembelajaran misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal,
efektivitas hubungan guru dan siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain
permasalah di atas, sarana prasarana pendukung pembelajaran yang tidak optimal,
dibutuhkan inovasi dari para guru. Permasalahan-permasalahan seperti itu ibarat
penyakit yang kalau tidak segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses
alamiah pada tubuh manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera diatasi agar
tidak berlarut-larut dan berdampak sistemik pada proses pembelajaran selanjutnya.
Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin
oleh semua komponen pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki
tanggungjawab yang paling besar dalam pembelajaran. Karena pada hakikatnya guru
sebagai manusia memiliki keingintahuan yang besar tentu saja guru ingin agar
permasalahan tersebut tidak berlarut larut terjadi.Guru yang baik harus memiliki rasa
keingintahuan yang besar "mengapa masalah-masalah tersebut terjadi.
Oleh karenanya, guru harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah-
masalah pembelajaran dan non-pembelajaran secara profesional dan kolaboratif lewat
sebuah penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi guru
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan berdampak positif ganda.
Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat.
Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali
akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/prasarana, dan hasil
belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan
kualitas lulusan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan dampak logis dari
tuntutan perkembangan ipteks yang pesat. Perkembangan ipteks menuntut
penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus. Disamping
itu perlu juga pemuthakiran pilihan atas konsep-konsep pembelajaran yang mendidik
dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan. Latar Belakang Adanya
Penelitian Tindakan Kelas - Kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang
dengan pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih
menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan bersifat teoritis
akademik. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan
pemikiran baru, yaitu research-action-improvement (RAI). Manajemen penelitian ala
RAI bersifat buttom-up dan realistik pragmatik, serta berangkat dari diagnosis
masalah nyata yang diakhiri dengan sebuah perbaikan (improvement). Upaya
perbaikan kualitas proses pembelajaran demikian menuntut adanya inisiatif dan
motivasi internal guru sendiri. RAI mengisyaratkan perlunya kemitraan antara guru-
siswa, baik pada tatanan yang bersifat praktis maupun konseptual. Kebutuhan akan
kemitraan yang sehat dan produktif yang dikembangkan atas prinsip kesetaraan
diantara pihak-pihak yang terkait sangat diperlukan. Penelitian hendaknya dikelola
berdasarkan atas dasar kemitraan yang sehat (collaborative), sehingga kedua belah
pihak dapat memetik manfaat secara timbal balik (reciprocity of benefits). Melalui
rancangan penelitian tindakan kelas/PTK (classroom action research) masalah-
masalah pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan, sehingga proses pembelajaran
yang inovatif dan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan secara
sistematis.
BAB III
SIMPULAN

PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para
pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas
dan keadilan tentang; (a) praktik-praktik kependidikan mereka; (b) pemahaman
mereka tentang praktik-praktik tersebut; (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut
dilaksanakan.
Seperti penelitan tindakan pada umumnya, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai
oleh pelaksanaan PTK. Urgensi penelitan tindakan kelas meliputi tiga hal, yakni:
1. Peningkatan Praktik
2. Pengembangan Profesional
3. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung
Karakteristik PTK, yang membedakannya dengan jenis penelitian lain. Mari kita
kaji bersama ciri-ciri tersebut.
1. Masalah PTK berasal dari guru
2. Self-reflection inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini
adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

[i] Candra Wijaya dan Syahrum, Penelitian Tindakan Kelas Melejitkan Kemampuan
Penelitian Untuk Meningkatkan Kualitas Guru, (Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis , 2013)hlm. 40

Elliott, J. 1982.DevelopingHyphothesis about Classroomfrom Teachers


PracticalConstruct: an Account of theWork of the Ford Teachingfroject. The
ActionResearchReader. Geelong, Victoria:Deakin University.

Hardjodipuro, S. 1997.Research SintesisActionTeoretik.Jakarta: IKIP Jakarta.

Kemmis, S. & Mc.Taggart, R. 1988.The Action Research Planner. Victoria:


DeakinUniversity Press.

[ii] Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rajawali Pers,
2008)hlm.42

[v] Masnur Muclish, Melaksanakan PTK Itu Mudah ,(Jakarta : Bumi Aksara,
2009)hlm.14

[iii] Wina Sanjaya, Penelitan Tindakan Kelas, (Bandung: Kencana Perdana Media
Group, 2009)hlm.24-25

Anda mungkin juga menyukai