Anda di halaman 1dari 34

117

BAB IV
METEOROLOGI
4. 1 Umum

Meteorologi berasal dari dua kata yaitu “meteoros” yang berarti benda-benda yang
berada di dalam udara dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Meteorologi
merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang mempelajari atmosfer, khususnya
bagian bawah, dimana gejala cuaca dan iklim terjadi. Cuaca dan iklim selain mempunyai
dampak yang positif juga dapat berdampak negatif misalnya cuaca jelek yang dapat
mengganggu transportasi dan telekomunikasi, banjir,kekeringan, badai guntur dan
sebagainya.

Atmosfer dan laut kita saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan
atmosfer dan laut negara tetangga atau negara lain, karena itu Meteorologi memerlukan
kerja sama yang bersifat internasional dengan negara tetangga. Kerja sama ini
direalisasikan dengan diadakannya Organisasi Meteorologi Sedunia atau Word
Meteorological Oraganization (WMO).

4. 2 Perencanaan. sebelum pelaksanaan survei. Memahami rencana teknis dan


Rencana Operasi yang diperoleh dari hasil survei pendahuluan antara katim survei
dengan perwira Rensur Subdissurvei oleh seluruh perwira Meteorologi dan anggotanya.

4. 3 Persiapan. Kegiatan persiapan yang dimaksudkan secara umum meliputi


persiapan administrasi dan persiapan teknis.

4.3.1. Persiapan Teknis. Tahap persiapan teknis yang dimaksud meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :

a. Pembagian tugas dan pembekalan atau pengarahan teknis personel (tentang


permasalahan teknis survei sub Meteorologi atau deskripsi kerja dan deskripsi wilayah
survei).

b. Mempersiapkan perencanaan dan pelaksanaan mobilisasi personel dan peralatan.

c. Pengemasan atau penyiapan pergeseran alat ke daerah operasi.

d. Mempersiapkan peta dasar daerah survei untuk pembuatan peta kerja.

e. Mempersiapkan data-data penunjang dari subdis/instansi terkait untuk


pelaksanaan survei (antara lain : melaksanakan koordinasi dengan Sub Unit Meteorologi
di Subdis Raplingla mengenai referensi data yang ada di daerah yang akan dilaksanakan
survei).

f. Melaksanakan koordinasi, inventarisasi dan pengecekan peralatan survei bidang


Meteorologi di Veranautikas.

g. Mendata dan menyediakan dukungan peralatan tambahan survei bidang


Meteorologi yang akan digunakan untuk kebutuhan di area survei.
118

h. Melaksanakan observasi terhadap lokasi/posisi pendirian stasiun pengamatan


meteorologi, meliputi aspek :

1) Tingkat obstruksi lokasi stasiun meteorologi terhadap pengambilan data


meteorologi.

2) Kondisi vegetasi lingkungan disekitar stasiun meteorologi yang berpengaruh


terhadap pengambilan data meteorologi.

3) Kondisi topografi lingkungan disekitar stasiun meteorologi yang berpengaruh


terhadap pengambilan data meteorologi.

4) Lokasi instansi penyedia data meteorologi skunder terdekat (BMKG).

4.3.2. Persiapan Administrasi. Tahap persiapan administrasi yang dimaksud meliputi


kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Pembentukan tim survei sub meteorologi, yang terdiri dari tenaga ahli meteorologi
(Perwira Meteorologi) dan tenaga observer.

b. Pembuatan surat tugas bagi anggota tim survei.

c. Persiapan perijinan dari pihak berwenang.

d. Perencanaan penggunaan biaya survei.

e. Persiapan koordinasi dengan instansi terkait.

f. Mempersiapkan blangko-blangko survei yang harus diisi dalam pengumpulan data-


data Meteorologi.

4. 4 Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan yang dimaksud meliputi kegiatan-kegiatan


sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengecekan peralatan :

1) Membuat ceklist peralatan.

2) Melaksanakan pengecekan kondisi fisik dan kesiapan peralatan beserta


perlengkapan pendukung.

3) Mengecek kesiapan sarana transportasi.

b. Melaksanakan pergeseran personel dan material ke daerah survei.

c. Pembuatan sangkar meteo (disesuaikan dengan alat – alat yang akan dipasang).
119

d. Pengecekan uji fungsi alat-alat meteo, kemudian ditempatkan di dalam sangkar


meteo.

e. Mengatur pembagian dan penggantian waktu kerja (waktu observasi/


pengamatan).

f. Menyiapkan tempat kerja meliputi :

1) Tempat personil dan peralatan.


2) Ruang kerja dan meja tulis / gambar.
3) Kelengkapan – kelengkapan lainya.

g. Melaksanakan pengambilan dan pengumpulan data Meteorologi sesuai standar


World Meteorological Organization (WMO).

4. 5 Unsur-Unsur Meteorologi yang Diamati.

4.5.1 Arah dan Kecepatan Angin

Atmosfer selalu ada dalam keadaan bergerak. Gerak atmosfer ada 2 jenis yaitu
gerak nisbi terhadap permukaan permukaan bumi, yang disebut angin dan gerak
bersama-sama dengan bumi yang berotasi terhadap sumbunya. Jenis gerak terakhir ini
berpengaruh terhadap arah angin nisbi terhadap permukaan bumi. Gerak atmosfer
terhadap permukaan bumi mempunyai dua arah yaitu arah vertikal dan arah horisontal.

Pada umumnya gerak atmosfer adalah horisontal, karena daerah yang diliputinya
jauh lebih luas dan kecepatan horisontalnya jauh lebih besar daripada vertikalnya.
Dengan demikian maka angin yang didefinisikan sebagai gerak udara nisbi terhadap
permukaan bumi dianggap hanya mempunyai satu arah yaitu arah horisontal.

a. Angin Geostrofik. Angin geostrofik merupakan angin yang bergerak sejajar


dengan isobar dan kecepatannya tetap.

P1
4
3
F=

2
P > P1

Arah n

Gambar 4.1 Terbentuknya Angin Geostrofik

Jika kita menghadap arah kecepatan angin, di BBU daerah tekanan rendah berada di
sebelah kiri dan daerah tekanan tinggi berada di sebelah kanan, sedangkan di BBS
120

daerah tekanan rendah berada di sebelah kanan dan tekanan tinggi di sebelah kiri. Angin
nyata akan mendekati angin geostrofik kalau isobarnya lirus dan pararel dan berada jauh
dari permukaan bumi yang tidak ada gaya gesekannya. Gaya gesekan mendekati atau
sama dengan nol dijumpai pada ketinggian di atas 1000 m dari permukaan.

b. Angin Gradien

Apabila gerak udara tidak lurus tetapi mengikuti suatu lintasan yang melengkung,
maka resultan dari gaya gradien tekanan dan gaya coriolis harus menghasilkan gaya
sentripetal yang diperlukan untuk tiap gerak melengkung. Gerak semacam itu angin
gradien dan kecepatanya. Tinjauan gerak melengkung di BBU dengan posisi daerah
tekanan tinggi h dan daerah tekanan rendah.

Untuk mengukur kecepatan angin yaitu dekat permukaan bumi 10 m dari
permukaan dan menggunakan alat anemometer. Arah angin ditentukan dengan kompas,
dan di kapal selain menggunakan Koshine Vane sebagai pertolongan menentukan arah
angin dapat menggunakan bendera angin, kepukan asap, gerakan daun dan arah ombak.
Satuan kecepatan angin yang biasa digunakan adalah Knot (mil/jam) atau meter/detik.
Satuan arah, dengan sudut (0º - 360º) atau dengan arah mata angin U sampai dengan
UBL (arah jarum jam). Tiap mengadakan pengamatan dimulai 10 menit sebelum
pengamatan, dan diambil harga rata-ratanya. Selain dengan alat yang dapat dibaca
langsung, juga sering dipakai anemograph yang dapat mencatat sendiri secara grafik.
Dari naik turunnya anemograph dapat diambil garis tengah yang merupakan harga rata-
rata dari kecepatan angin waktu itu. Cara menggunakan Koshine Vane untuk
menentukan arah angin :

1) Hadapkan titik O pada skala dalam lingkaran dalam dengan haluan


kapal pada skala luar.

2) Putarlah mistar sehingga segi berskala berimpit dengan arah angin


pada skala dalam.

3) Ukur kecepatan angin ( petunjuk Koshine indikator ) pada mistar arah


angin itu ( kekanan untuk angin yang datang dari kanan dan kekiri untuk
angin yang datang dari kiri ) pada titik P.

4) Dari titik P ukurlah tegak lurus kebawah kecepatan kapal 1 (satu) bagian
skala sesuai 2 meter/detik pada titik Q.

5) Putarlah mistar sehingga berimpit dengan Q kecepatan Angin yang


sesungguhnya artinya sama dengan panjangnya QQ arahnya dibaca pada
perpanjangan OQ pada skala luar .

Sebagai contoh: Haluan kapal 270º kecepatan 16 meter per detik, maka setelah dihitung
kecepatan angin yang sesungguhnya : Arah 45º, kecepatan 10 meter per detik sama
dengan 20 knot.
121

Gambar 4.2 Hand Anemometer

Di dalam suatu keadaan tertentu di mana alat - alat pengukur kecepatan angin
tidak ada, maka pengamatannya harus dilakukan dengan jalan perkiraan (estimasi).
Estimasi ini didasari atas gerakan-gerakan suatu benda yang diakibatkan oleh tiupan
angin. Dalam melakukan estimasi kecepatan angin seorang observer harus berdiri di atas
tempat yang datar dan terbuka. Untuk mempermudah dalam memperkirakan kecepatan
angin dapat dipergunakan keterangan dari daftar Beaufort di bawah ini :

Tabel 4.1 Bilangan Beaufort

Kec. Angin pd.


Ketinggian
Bil.
Uraian standard (10 m Prakiraan
Beaufort
diatas tanah)
Knot m/s
0 Calm 1 0 - 0,2 Asap naik vertikal
Arah angin dpt dilihat dari condongnya
1 Light air 1-3 0,3 - 0,5
asap
Lght Angin terasa pd muka, daun-daun
2 4-6 1,6 - 3,3
breeze bergoyang.
Gentle
3 7 - 10 3,4 - 5,4 Daun dan ranting kecil bergerak.
breeze
Moderate Debu dan kertas berterbangan,
4 11 - 16 5,5 - 7,9
breeze cabang-cabang kecil bergerak
Pohon kecil berdaun berayun, terjadi
Fresh
5 17 - 21 8 - 10,7 puncak gelombang kecil pada
breeze
permukaan air.
Cabang-cabang besar bergerak,
Strong
6 22 - 27 10,8 - 13,8 terdengar desingan kawat-kawat tilpun
breeze
atau yang lain.
Seluruh pohon-pohon bergerak, terasa
7 Neargle 28 - 33 13,9 - 17,1
susah berjalan
8 Gale 34 - 40 17,2 - 20,7 Cabang-cabang patah dan lepas
122

Strong Kerusakan ringan atas bangunan (atap


9 41 - 47 20,8 - 24,4
gale beterbangan)
Pohon terbongkar, terjadi kerusakan
10 Storm 48 - 55 24,5 - 28,4
bangunan
Violen
11 56 - 63 28,5 - 32,6 Kerusakan-kerusakan meluas
storm
12 Hurricane  64  32,7 Kerusakan-kerusakan hebat.

Tabel 4.2 Simbol Kecepatan Angin

Kec.Angin 0-2 kts 3-7 kts 8-12 kts 13-17 kts 18-22 kts 23-27 kts 28-32 kts

Dibulatkan
0 kts 5 kts 10 kts 15 kts 20 kts 25 kts 30 kts
mendekati 5

Simbol

33-37 48-52 53-57 58-62 63-67 98-102 102-107


Kec.Angin
kts kts kts kts kts kts kts
Dibulatkan
35 kts 50 kts 55 kts 60 kts 65 kts 100 kts 105 kts
mendekati 5

Simbol

Keterangan Angin pada suatu peta cuaca :


1) Arti tanda – tanda tidak ada angin (Sepi, lengang)

2) Angin utara 10 knots utara 10 knots Tenang

(Kuat angin biasanya dengan sebuah coretan diatas anak panah.

3) Angin Barat Daya

Depresi

995 H (heigt)
1000 Tekanan
Tinggi

L (LOW)
Tekanan
Rendah
103
100 100 101 101 102 102

Gambar 4.3 Garis–garis Isobar


123

Jika kita menghubungkan suatu tempat pada peta cuaca yang mempunyai
tekanan udara yang sama ia peroleh garis–garis yang disebut Isobar. Isobar adalah ilmu
untuk dapat mengetahui daerah–daerah yang bertekanan tinggi dan tekanan rendah.

Gambaran tentang tekanan udara ini adalah sangat penting untuk pertumbuhan
cuaca pada suatu waktu, oleh karena itu dari gambaran tersebut kita dapat meramalkan
keadaan cuaca yang akan datang, kecuali garis–garis yang menghubungkan tempat–
tempat yang tekanannya sama, ada pula garis–garis yang menghubungkan temperatur
yang sama / mempunyai garis ketinggian yang sama, Garis ini disebut garis Isoterm.
Garis yang menunjukkan perubahan tekanan udara yang sama dinamakan Isobar.
Selanjutnya ada garis yang menunjukan tempat dengan waktu yang sama, ketika guruh
yang pertama terdengar dan didahulu suasana pancaroba.

Isonoph ialah garis–garis yang menghubungkan awan yang sama, sedangkan


Isohyet adalah garis–garis yang menghubungkan ketinggian yang sama dari permukaan
laut.

Daerah yang bertekanan tinggi dan rendah, aliran udara mendatar dalam Cyklon
dan Anticyklon secara horisontal.

Gambar 4.4 Cyklon dan Anticyklon

Akan tetapi udara tidak mengalir tegak lurus ketempat yang rendah tekanannya,
tetapi udara itu mengalami perubahan arah yaitu dibelokkan karena gaya pembelokkan
perputaran bumi (rotasi bumi). Pembelok itu pada bumi belahan utara selalu kekanan dan
sebaliknya pada belahan bumi belahan selatan selalu kekiri. Akibat dari hal tersebut, jalan
aliran udara yang lebih rendah tekanannya dari daerah yang tinggi tekanannya
merupakan sebuah spiral dan perjam.

Di belahan bumi utara aliran angin ketekanan rendah itu bertentangan dengan arah
perputaran jarum jam, sedangkan dari tekanan yang tinggi searah dengan dengan jarum
jam. Dibelahan bumi selatan arah aliran itu sebaliknya, aliran angin ketekanan rendah
searah dengan jarum jam, sedangkan tekanan tinggi berlawanan dengan perputaran jam.
124

H L

Gambar 4.5 Siklon Tekanan Rendah L (LOW)

H L

Gambar 4.6 Siklon Tekanan Tinggi H (HIGH)

Dalam arah angin pada tekanan rendah terhadap arah isobar sedikit banyak
menuju ke dalam dan pada tekanan tinggi menuju keluar.

Gambar 4.7 Aliran Udara dalam Antisiklon di BBS

Gambar 4.8 Aliran Udara dalam Antisiklon di BBU

Oleh sebab itu di belahan bumi Utara disebelah Timur depresi atau daerah tekanan
rendah terdapat angin selatan sampai tenggara, disebelah utaranya angin Timur sampai
125

Timur Laut, disebelah baratnya angin Utara sampai Barat Laut, disebelah Baratnya angin
Utara, Barat Laut dan disebelah Selatannya angin Selatan sampai Barat Barat Daya.
Dibelahan bumi Selatan berlaku dan terdapat keadaan-keadaan yang berlawanan dengan
itu, jadi angin Utara sampai Timur Laut disebelah Timur daerah depresi, angin Barat
sampai Barat Daya, disebelah Baratnya dan akhirnya angin Timur sampai Tenggara
disebelah selatannya. Pengertian istilah - istilah populer yang terdapat dalam peta cuaca :

1) Doldrum adalah daerah tenang yang terdapat disekitar katulistiwa sampai


lintang 12 derajat berpindah-pindah menurut kedudukan matahari selama musim
panas disebelah bumi selatan pindah ke selatan.

2) I.C.Z (I.T.C.Z) adalah daerah pertemuan antara massa udara yang datang
dari BBU dan BBS ditandai dengan adanya cuaca buruk, angin kencang, hujan
lebat, hujan tiba-tiba disertai kilat dan guntur.

3) Convergence line adalah merupakan daerah pertemuan antara dua arus


udara dimana biasanya cuaca buruk, angin relatif kencang dan sering terjadi hujan
serta tekanan rendah.

4) Divergence line adalah daerah yang bertekanan tinggi dimana massa udara
meninggalkan daerah tersebut dan umumnya cuacanya baik.

5) Shear line adalah daerah dimana arah dan kecepatan anginnya berubah
biasanya kecepatan menjadi kecil dan kadang-kadang juga daerah tersebut
cuacanya kuerang baik, berawan, hujan ringa, kilat dan guntur.

6) Stream line merupakan garis yang sejajar atau menyinggung arah angin.

7) Titik tunggal merupakan titik dimana lebih dari satu stream line menuju atau
keluar atau membentuk lengjungan tertutup.

8) Titik netral merupakan perpotongan asymut konvergensi dan divergensi


arah.

9) Pusaran arus masuk murni merupakan titik pertemuan stream line dari
segala arah. Arus keluar murni merupakan titik tolak stream line keluar ke segala
arah.
10) Ridge adalah sistem isobar yang membentu suatu tonjolan sehingga
lingkaran-lingkaran isobar menjadi lebih lonjong.

11) Isobar merupakan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama


tekanan udaranya.

12) Tekanan tinggi adalah suatu daerah yang didapati tekanan udara yang
relatif tinggi dengan tekanan maksimum di pusatnya dikelilingi oleh isobar-isobar
yang tertutup.
126

13) Tekanan rendah adalah suatu daerah dimana didapati tekanan udara relatif
rendah dengan minimum pada pusatnya dikelilingi oleh isobar yang tertutup.

14) Front adalah bidang batas antara dua massa udara yang memiliki sifat-sifat
yang berlainan.

4.5.2 Gerakan Udara

Sebab utama hampir semua gerakan udara terletak pada perbedaan temperatur.
Setelah terjadi perbedaan temperatur, maka timbullah perbedaan tekanan udara dan
terjadilah selisih tekanan. Oleh karena itu tiap-tiap gerakan udara, tiap aliran angin selalu
bertalian dengan adanya perbedaan tekanan udara horizontal/mendatar. Oleh karena itu
pula gerakan udara yang horizontal langsung berhubungan dengan pembagian tekanan
udara yang mendatar pada saat itu. Pada umumnya hanya gerakan udara yang mendatar
dinamakan angin. Jadi gerakan udara (angin) adalah gerakan yang bersifat meratakan
tekanan udara pada suatu saat, maka makin besar selisih tekanan udara, makin kuat pula
aliran yang sifatnya meratakan tekanan.

980 mb D Di
990 mb C Ci
1000 mb b bi
1010 mb a ai
1020 mb B A Bi

Jika atmosfir titik A lebih banyak menerima panas dari titik B dan Bi maka lapisan
udara di atas titik A akan lebih berkembang dari pada di atas titik B dan Bi. Pada waktu itu
juga bidang – bidang : A – Ai ; B – Bi ; C – Ci dan yang sama tekanannya, maka tiap
permukaan terjadilah suatu selisih tekanan yang menuju kearah luar dari titik A yaitu
tempat yang paling besar pemuaiannya. Selisih tekanan/druk voral makin makin besar.
Oleh sebab tenaga penarikan bumi atau gaya berat, titik - titk udara sepanjang bidang
yang sama tekanannya bergerak menurut lengkungan itu. Peristiwa ini lebih kurang, sama
dengan suatu benda yang bergerak kebawah sepanjang bidang miring. Maka terjadilah
gerakkan udara dari C ke D dan Di. Oleh karena selisih tekanan itu menuju luar, maka
dibagian atas, udara di bawa ke tepidah terjadilah perpindahan masa dari C ke D dan Di.
Seluruh masa berkurang dan oleh sebab itu turunlah tekanan udara di dekat bumi, titik A
yaitu tempat yang sama pemanasannya yang terbesar.

Bidang–bidang yang sama tekanannya menjadi miring di lapisan bawah ke arah


tempat pemanasannya dan sebab itu terjadilah suatu selisih tekanan dan suatu tekanan
udara. Suatu gerakan yang mempunyai arah ke tempat yang pemanasannya besar, jadi
dari B ke A atau Bi ke A. Selisih itu diperkuat oleh masa udara di atas A mengalir sampai
ke B dan Bi sehinnga sebagai akibat dari tambahan masa udara di bumi pada titik B dan
Bi mulai naik.
127

C D C Di C

N N

B A Bi B A Bi

Tekanan Tenang Tekanan


Tekanan Tekanan Tekanan
Naik Turun
Turun Naik Turun

Gambar 4.9 Peredaran Tekanan Udara

Sesuai dengan selisih bidang-bidang yang sama, tekanan di dekat bumi terjadi
suatu aliran yang arahnya ke daerah yang dipanasi dan suatu daerah yang dipanasi di
atas suatu gerakan yang arahnya dari daerah yang dipanasi. Diantara itu terletak suatu
nivo dimana suatu bidang yang sama tekanannya secara mendatar. Nivo itu disebut
daerah netral (N-N) Jika keadaan itu berlangsung lama diantara aliran atas dan bawah
terjadi suatu hubungan sehingga demikian suatu perputaran terjadi, maka tempat yang
dipanasi terjadi gerakan udara, gerakan udara itu naik dan didekatnya gerakan turun.

Begitulah terjadi suatu gerakan yang tetap (Stationer) dalam bentuk yang
horizontal dan vertikal. Peredaran itu ada selama pemanasan di titik A besar diatas dan
sebaliknya peristiwa ini akan terjadi pada suatu tempat yang dingin daripada
sekelilingnya.

4.5.3 Angin Passat

Angin Passat ialah gerakan udara yang disebabkan karena perbedaan temperatur
dan terdapat diantara 30 LU dan LS. Passat adalah aliran konpensasi yang sangat luas di
daerahnya yaitu antara daerah perbedaan tinggi bertekanan tinggi atau disebut Lintang
kuda (Ringing horse) dan daerah Equator yang selalu bertekanan rendah.

Aliran udara di sini tidak lain karena disebabkan perbedaan pemanasan


permukaan bumi. Diatas daerah-daerah panas udara naik dan di daerah yang lebih dingin
turun kembali seperti pada angin darat dan laut atau musim, maka lapisan bawah selalu
terjadi suatu gerakan udara ke tempat yang lebih panas.

Daerah dibelahan bumi utara terletak antara 30 40 Lintang utara dan diselatan
Lintang selatan 27–37 daerah ini disebut ETESIA. Oleh sebab perpindahan batas – batas
128

angin passat itu terdapat bulan–bulan musim panas termasuk daerah pasat dan musim
dingin termasuk daerah angin barat.

Peredaran udara di Bumi :

A : Daerah Tekanan tinggi kutub


B : Daerah Tekanan tinggi lintang kuda
C : Daerah Tekanan rendah Equator

H
A

B
A

Gambar 4.10 Peredaran Udara di Berbagai Belahan Bumi

337,50 3600 22,50 TL


BL
450
31500
315

292,50 67,50

B 2700 900 T

247,50 112,50

1350
2250
202,50 157,50 TG
BD
1800

S
Gambar 4.11 Bidang-Bidang Arah Angin

Keterangan :

U = Utara (North)
TL = Timur Laut (North East)
129

T = Timur (East )
TG = Tenggara (South East)
S = Selatan (South )
BD = Barat Daya (South West)
B = Barat (West)
BL = Barat Laut (North West)

4.5.4 Tekanan Udara

Sebagai akibat dari benturan-benturan molekul-molekul dan atom-atom gas dalam


atmosfer pada sudut permukaan, maka menghasilkan gaya dan tekanan atmosfer, yang
dapat didefinisiskan sebagai gaya persatuan luas yang diusahakan oleh udara pada
ketinggian tersebut. Juga dapat dikatakan bahwa tekanan atmosfer adalah berat atmosfer
persatuan luas.

Dengan demikian tekanan udara dapat dikatakan sama dengan berat sekelompok
udara dari satuan-satuan luas yang menjulang vertikal ke atas sampai batas atas
atmosfer. Untuk keperluan Meteorologi, tekanan udara ini umumnya diukur dengan
menggunakan Barometer. Barometer yang pada umumnya dipakai menggunakan 2
sensor pengukur tekanan yaitu air raksa dan aneroid. Air raksa biasanya digunakan untuk
alat pengukur sedangkan aneroid digunakan untuk alat pencatat. Pada barometer air
raksa, sensor yang digunakan adalah air raksa, metode pengukuran berdasarkan prinsip
kolom air raksa pada Valve Torrielli. Pada Barometer Aneroid sensor yang digunakan
adalah 2 buah membran/logam tipis dari logam (logam campuran) yang disambung pada
kedua ujungnya dan dalam rongga hampa udara. Seperti pada thermometer, Barometer
tidak boleh secara langsung terkena matahari, cukup diletakkan di dalam sangkar meteo.

a. Satuan Tekanan Udara

Besarnya tekanan udara di dekat permukaan bumi kira-kira adalah = 1 bar.


Perubahan-perubahan tekanan udara sehari-harinya adalah kecil, maka kemudian
tekanan udara ini dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan perubahan-perubahan
tersebut, yaitu dinyatakan dalam milibar : 1 milibar = 1/ 1000 bar.

Oleh karena itu sekala-sekala barometer juga harus disebut milibar (mb). Ada pula
barometer-barometer yang sekalanya dibuat dalam milimeter atau inchi, dan untuk
menyatakan besarnya tekanan udara masing-masing disebut “ milimeter air raksa “ atau “
inci air raksa”.

b. Keadaan – Keadaan Standard. Karena tinggi rendahnya kolom air raksa didalam
barometer tergantung dari beberapa faktor (khususnya yang terpenting adalah suhu dan
gravitasi), maka untuk memperoleh hasil bacaan tekanan udara yang besar perlu
ditentukan suatu kadaan tandard. Kerapatan standard pada suhu 0o adalah 13595,1
Kg/m3. Gravitasi standard (gn) sesuai dengan konvensi sebesar 9,80665 m/dtk, dan
semua hasil bacaan barometer air raksa harus pula dijabarkan ke gravitasi standard ini.
130

c. Variasi Tekanan Udara.

1) Tekanan udara pada permukaan bumi. Merupakan berat sekolom


udara persatuan luas pada suatu permukaan bumi yang tegak lurus dan menjulang
dari permukaan bumi sampai batas luar atmosfer. Makin tinggi suatu tempat dari
permukaan bumi akan didapat tekanan udara yang lebih rendah. hal ini karena
kurangnya udara yang terdapat di lokasi tersebut dibanding dengan udara yang
terdapat di atas permukaan bumi. Sebagai contoh, tekanan udara dekat
permukaan bumi 1000 mb, sedang pada ketinggian 5,5 km tekanan udara sudah
menjadi setengahnya. Angka penurunan tekanan dengan ketinggian adalah tidak
tetap. Misal dekat permukaan laut tekanan udara akan turun 1 mb untuk kenaikan
tinggi 8,5 m, tetapi pada ketinggian 5,5 penurunan tekanan udara 1mb akan
dicapai pada kenaikan tinggi 15 m.

2) Variasi Tekanan Setengah-Harian.

Keadaan atmosfer pada suatu tempat selalu berubah-ubah. Perubahan-


perubahan (variasi) ini adalah teratur ataupun tidak teratur. Variasi tidak teratur
(irreguler variation) kadang-kadang disebabkan karena berlakunya sistem tekanan
juga merubah variasi tekanan yang biasa. Variasi teratur (reguler variation) terjadi
dalam berbagai periode. Periode yang paling penting adalah periode 12 jam
(setengah hari). Maka kemudian disebut sebagai Variasi tekanan setengah harian.

Radiasi matahari mengakibatkan adanya pemanasan dan pendinginan


terhadap atmosfer secara berselang yang menghasilkan pengembangan ataupun
pengurutan terjadi variasi tekanan. Tekanan udara sendiri dianggap memiliki suatu
periode variasi alami selama  12 jam yang dibangkitkan oleh variasi dari pada
suhu dan amplitudo dari variasi berkembang karena resonansi. Hal tersebut
mengakibatkan suatu gelombang rangkap yang yang berjalan mengelilingi bumi
mengikuti pergerakan matahari. Tekanan maksimum terjadi disekitar jam 10.00 dan
22.00 waktu lokal, sedang tekanan minimum terjadi disekitar jam 04.00 dan 16.00
waktu lokal.

Variasi tekanan setengah harian yang sebenarnya adalah agak komplek.


Perubahan-perubahan tidak benar-benar simetris, tetapi tergantung dari kadaan
setempat. Variasi-variasi ini berpengaruh atas faktor-faktor Meteorologi yang lain.
Pada daerah tropis variasi tekanan setengah harian ini nampak lebih jelas dari
pada di atas daerah-daerah lintang tinggi karena diatas daerah lintang tinggi
tersebut sering dilalui oleh pergerakan sistem tekanan.

d. Gredien Tekanan

Jika pembacaan tekanan udara dilakukan dengan waktu yang bersamaan dari
sejumlah besar stasion-stasion, kemudian dijabarkan ke tekanan laut diplot pada peta
synoptik, maka peta tersebut kemudian dianalisa dengan menarik garis-garis isobar. Dari
hasil analisa akan didapat beberapa isobar yang tertutup, yaitu isobar yang mengelilingi
131

daerah bertekanan tinggi dan juga daerah bertekanan rendah. Isobar merupakan garis
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan yang sama.

Gradien tekanan dikatakan kuat, bila isobar-isobar tersebut rapat dan sebaliknya
dikatakan lemah bila isobar-isobar tersebut jarang jarak satu dengan yang lainnya
berjahuan. Gaya-gaya yang dialami oleh gas-gas atmosfer sebagai hasil dari gradien
tekanan yang sangat penting artinya dalam penentuan kekuatan angin. Keadaan cuaca
pada suatu tempat akan dipengaruhi langsung oleh perbedaan tekanan pada tempat
tersebut dengan tempat lain yang berdekatan.

Tabel 4.3 Simbol Kondisi Perubahan Tekanan

Perubahan Tekanan Kode Simbol Keterangan

0 Naik, Kemudian Turun

Tekanan Lebih
1 Naik, kemudian Stabil, atau Naik, turun perlahan
Tinggi
dari Tiga Jam Yang 2 Naik Stabil, atau kenaikan yang Tidak Stabil
Lalu
Turun atau Stabil, Kemudian Naik, atau
3
Naik, Kemudian naik lebih cepat

Tekanan Sama
dengan 4 Stabil, sama dengan 3 Jam yang lalu
Tiga Jam Yang Lalu

Turun, kemudian naik, sama atau lebih rendah dari


5
3 jam yang lalu
Tekanan Lebih Turun, kemudian stabil, atau turun kemudian turun
6
Rendah perlahan
dari Tiga Jam Yang
Lalu 7 Turun stabil, atau penurunan yang tidak stabil

Stabil atau naik, kemudian turun, atau turun


8
kemudian turun lebih cepat

4.5.5 Kelembaban Udara. Untuk menyatakan ukuran banyaknya uap air yang ada
di dalam suatu bagian dari atmosfer biasanya digunakan istilah kelembaban (humidity).
Kelembaban ada 3 macam yaitu :

a. Lembab (absolut humidity). Lembab mutlak atau absolut humidity adalah sama
dengan massa jenis uap air.

b. Lembab nisbi (relative humidity)


132

Lembab nisbi adalah perbandingan antara massa uap air yang ada didalam suatu
satuan volume udara, dengan massa uap air yang diperlukan untuk menjenuhkan udara
tersebut pada suhu yang sama. Lembab nisbi biasanya dinyatakan dalan prosen (%). Di
dalam udara yang tidak jenuh massa air yang ada persatuan volume mendekati
sebanding dengan tekanan uap air.

Tekanan uap aktuil


Lembab Nisbi   100 %
Tekanan uap jenuh pada suhu yang sama

Lembab nisbi dapat berubah bilamana suhu berubah. Lembab nisbi akan
maksimum bila suhu udara minimum. Pengukuran kelembaban nisbi pada umumnya
berdasarkan pada sifat higroskopis (kemampuan menyerap uap air suatu benda).
Instrumen pengukur kelembaban nisbi atmosfer yaitu :

1) Higrograf rambut.

Menggunakan metode yang berdasarkan perubahan ukuran atau dimensi


bahan higroskopik dalam hal ini ialah rambut. Panjang rambut bervariasi sebagai
fungsi dari kandungan kelengasannya atau air. Kandungan kelengasan ini
berkaitan erat dengan kelembaban udara disekelilingnya.

Alat ini dapat mencatat sendiri, sehingga dapat dibaca setiap saat dan
diletakkan di dalam sangkar meteo. Hindarkan dari debu, endapan garam dan
lemak pada rambut yang dipakai dalam Higrograph. Catatan : Untuk semua alat-
alat yang mampu mencatat sendiri dan merekam perlu dicocokkan dengan waktu
penggantian pias, apakah harian, mingguan dan jam tabung di mana pias
diletakkan, harus sesuai dengan waktu yang diperlukan.

Cara penggantian Pias :

a) Jauhkan pena dari pias dengan alat yang disediakan.

b) Catat waktu penggantian pias.

c) Angkat tabung / tekan ke atas penjepit pias dan kemudian pias


diletakkan.

d) Putarlah jam dan aturlah kecepatannya, agar penunjukan selalu


benar.
e) Tabung jam sudah dilengkapi dengan pias baru dipasang lagi.

f) Pias yang dipasang harus dilengkapi catatan-catatan tentang waktu


mulai pasang, koreksi waktu, nama dan nomor stasiun, nomor alat.

2) Psychrometer. Terdiri dari Thermometer bola kering (thermometer biasa)


dan thermometer basah. Cara pengamatan :
133

a) Baca thermometer kering sampai persepuluh derajat.

b) Baca thermometer bola basah ± 10 menit sehingga penunjukan


thermometer bola basah tidak turun lagi. Kemudian dengan tabel bola
kering, bola basah dapat ditentukan lembab nisbinya.

c) Lembab spesifik (specific humadity)

4.5.6 Klasifikasi, Macam, Tinggi Dasar dan Liputan Awan. Tentang awan
pada garis besarnya perlu diketahui pembagian daerah, ketinggian, dan golongan macam
awan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Klasifikasi Awan

Daerah Awan Daerah Kutub Daerah Sedang Daerah Tropis Golongan/ Macam Awan

Tinggi 3-4 km 5-13 km 6-18 km Ci, Cs, Cc


Menengah 2-4 km 2-7 km 2-8 km Ns, Ac, As
Rendah Kurang 2 km Kurang 2 km Kurang 2 km Cu, Cb, Sc, St, Fc, Fs

Keterangan :

a. Cu (Cumulus) : awan bergumpal


b. Cb (Cumulonimbus) : awan besar menjulang tegak
c. Sc (Stratocumulus) : awan campuran bergumpal dan rata
d. St (Stratus) : awan merata
e. Fc (Fractocumulus) : awan merata dengan perca-perca memanjang agak tebal
f. Fs (Fractostratus) : seperti Fc tetapi tipis
g. Ns (Nimbostratus) : awan merata meyebabkan hujan
h. Ac (Altocumulus) : awan bergumpal
i. As (Altostratus) : awan merata
j. Ci (Cirrus) : awan putih halus seperti bulu ayam
k. Cs (Cirrostratus ) : awan putih merata
l. Cc (Cirrocumulus) : awan putih seperti sisik ikan

Gambar 14.12 Gambar Awan Cumulus dan Strato Cumulus


134

Tabel 4.5 Simbol Awan (Prioritas Pencatatan Awan dari Kolom Paling
Kiri ke Kanan, Dari Bawah ke Atas)

AWA
N
TING
GI H9 H8 H6 H5
H7
(Cc) (Cs) (Cs (Cs H3 (Ci)
(Cs) H4 (Ci) H2 (Ci) H1 (Ci)
Cirro Cirro >45°) <45°) Cirrus-
Cirro Cirrus Cirrus Cirrus
Cumul Stratu Cirro Cirro Cb
Stratus
us s Stratus Stratus

AWA
N
MENE M2
M1
NGAH M9 M8 M7 M6 M5 M4 M3 (As)
(As)
(Ac) (Ac) (Ac) (Ac) (Ac) (Ac) (Ac) Alto
Alto
Alto Alto Alto Alto Alto Alto Alto Stratu
Stratu
Cumul Cumul Cumu Cumul Cumul Cumul Cumul s
s
us us lus us us us us Tebal
(Tipis)
(Ns)

AWA
N L5 L7
L4 L8
REND (Sc) (StFra
L9 L3 (Sc) (Cu-
AH Strato -
(Cb) (Cb) Strato Sc) L2 L1 L6
Cumul CuFra
Cumul Cumul Cumu Cumul (Cu) (Cu) (St)
us )
o o lus us dan Cumul Cumul Stratu
bukan Stratu
nimbu niimbu dari Strato us us s
dari s
s s Cumu Cumul
Cumul Fraktu
lus us
us s

4.5.7 Cuaca. Analisa cuaca yang dikerjakan di Indonesia meliputi analisa


frontal, isobar, massa udara, dan strean isotach. Cuaca memberikan gambaran
seluruh keadaan dan semua kejadian di dalamnya pada saat tertentu. Peristiwa-
peristiwa cuaca dinyatakan dalam peta dengan tanda-tanda istimewa yang bersifat
Internasional. Cuaca yang diamati dapat dinyatakan sebagai berikut :
135

Tabel 4.6 Klasifikasi Cuaca

Cuaca Jumlah awan


Terang (clear) Tidak ada awan
Cerah (fair) 1/8 - 2/8 bagian
Berawan sebagian (party cloudy) 3/8 - 4/8 bagian
Berawan banyak (cloudy) 5/8 - 6/8 bagian
Mendung (mindy overcast) 7/8 bagian
Langit tertutup awan (overcast) 8/8 bagian

Cuaca Keterangan
Kabut tipis Ada kabut, penglihatan 1 km
Ada kabut, penglihatan antara 1
Kabut sedang
Km hingga 100 meter
Kabut tebal Ada kabut, penglihatan terhalang

Kilat Kelihatan kilat

Guntur Terdengar guntur


Terdengar guntur atau terlihat kilat
dan angin kencang disertai
Cuaca buruk
mendung tebal dan kadang-kadang
dengan hujan
Angin puyuh Angin berputar menjulang ke atas

Gerimis Terjadi hujan rintik – rintik

Hujan Terjadi hujan

Hujan lebat Terjadi hujan besar

Hujan tiba-tiba Terjadi hujan tiba-tiba

Berikut adalah beberapa simbol yang menggambarkan kondisi cuaca yang


bisa kita dapatkan pada peta ramalan cuaca :

= Uap rendah (embun)

= Kabut
136

= Salju

= Hujan tiba - tiba

= Hujan Es I

= Hujan Es II

R = Cuaca amat buruk

= Terang ( Udara )

= Tidak berawan

= Hampir tidak berawan ( 1/8 bagian )

= Berawan 2/8

= Berawan 3/8

= Setengah liputan awan ( 4/8 bagian )

= Berawan 5/8

= Berawan banyak 6/8

= Berawan 7/8 bagian (hampir tertutup awan)

= Berawan 8/8 bagian (tertutup seluruhnya)

= Udara gelap (karena kabut tidak dapat ditentukan


jumlah awan)
137

Tabel 4.7 Simbol Lain yang Digunakan dalam Meteorologi


Kode 00 – 09
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09

Cloud Clouds State of sky Clouds Visibility Haze Widespread Dust or sand raised Well developed Dust storm or
development generally on the whole generally reduced dust in by the wind at or dust whirl(s) or sandstorm
NOT observed dissolving or unchanged forming or by smoke suspension in near the station at sand whirl(s) seen within sight at
or NOT becoming during past developing the air, not the time of the at or near the the time of
observable less hour (not during past raised by wind observation, but no station during the observation, or
during past developed plotted) hour (not at or near the well-developed dust preceding hour or at the station
hour (not during past plotted) station at the whirl(s), and no at the time of during the
plotted) hour (not time of sandstorm seen: or, observation, but preceding hour
plotted) observation in the case of ships, no dust storm or
blowing spray at the sandstorm
station

Kode 10 – 19
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Mist Patches of More or less Lighting Precipitation Precipitation Precipitation Thunder Squall(s) Funnel
shallow fog continuous visible, no within sight, within sight, within sight, heard, but no within sight cloud(s) /
at station, shallow fog thunder but NOT reaching reaching the precipitation during past Tornado(s)
NOT deeper at station, heard reaching the ground or the ground or the at the station hour during the
than 6 feet NOT deeper ground surface of surface of preceding
on land than 6 feet the sea, but the sea, near hour or at
on land distant, i.e. to (within 3 time of
estimated to miles), but observation
be more than not at the
3 miles from station
the station
138

Kode 20 – 29
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Drizzle (not Rain (not Snow not Rain and Freezing Shower(s) of Shower(s) of Shower(s) of Fog or ice fog Thunderstorm
freezing) or freezing) not falling as snow or ice drizzle or rain ended in snow, or of hail, or of rain ended in the (with or
snow grains falling as shower(s) pellets not freezing rain the past hour rain and snow and hail past hour without
not falling as shower(s) ended in the falling as not falling as ended in the ended in the precipitation)
shower(s) ended in the past hour shower(s) shower(s) past hour past hour ended in the
ended in the past hour ended in the ended in the past hour
past hour past hour past hour

Kode 30 – 39
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Slight or Slight or Slight or Severe dust Severe dust Severe dust Slight or Heavy drifting Slight or Heavy
moderate dust moderate dust moderate dust storm or storm or storm or moderate snow moderate blowing
storm or storm or storm or sandstorm sandstorm sandstorm drifting snow (generally blowing snow snow
sandstorm sandstorm (no sandstorm has has no has begun or (generally below eye (generally (generally
(has appreciable (has begun or decreased appreciable increased below eye level) above eye above eye
decreased change during increased during the change during during the level) level) level)
during the the preceding during the preceding the preceding preceding
preceding hour) preceding hour hour hour
hour) hour)
139

Kode 40 – 49
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

Fog at a Fog in Fog sky Fog sky Fog sky Fog sky Fog sky Fog sky Fog, Fog,
distance at patches visible (has obscured visible (no obscured (no visible (has obscured depositing depositing
the time of become (has become appreciable appreciable begun or has (has begun or rime ice, sky rime ice, or
observation, thinner during thinner during change change become has become visible ice fog, sky
but not at the preceding preceding during the during the thicker during thicker during obscured
station during hour) hour) preceding preceding the preceding the preceding
the preceding hour) hour) hour) hour)
hour, the fog
or ice fog
extending to a
level above
that of the
observer

Kode 50 - 59
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

Drizzle, not Drizzle, not Drizzle, not Drizzle, not Drizzle, not Drizzle, not Drizzle, Drizzle, Drizzle and Drizzle
freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, rain, slight and rain,
intermittent continuous intermittent continuous intermittent continuous slight moderate or moderate
(slight at time (slight at time (moderate at (moderate at (heavy at time (heavy at time heavy or heavy
of of time of time of of of
observation) observation) observation) observation) observation) observation)
140

Kode 60 – 69
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69

Rain, not Rain, not Rain, not Rain, not Rain, not Rain, not Rain, Rain, Rain or Rain or
freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, freezing, drizzle and drizzle and
intermittent continuous intermittent continuous intermittent continuous slight moderate or snow, slight snow,
(slight at time (slight at time (moderate at (moderate at (heavy at time (heavy at time heavy moderate
of of time of time of of of or heavy
observation) observation) observation) observation) observation) observation)

Kode 70 – 79
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79

Intermittent Continuous Intermittent Continuous Intermittent Continuous Ice needles Snow grains Isolated star- Ice pellets
fall of fall of fall of fall of fall of fall of (with or (with or like snow (sleet)
snowflakes snowflakes snowflakes snowflakes snowflakes snowflakes without fog) without fog) crystals (with
(slight at time (slight at time (moderate at (moderate at (heavy at time (heavy at time or without
of of time of time of of of fog)
observation) observation) observation) observation) observation) observation)
141

Kode 80 - 89
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89

Rain Rain Rain Shower(s) of Shower(s) of Snow Snow Shower(s) of Shower(s) of Shower(s)
shower(s), shower(s), shower(s), rain and rain and shower(s), shower(s), snow pellets snow pellets of hail,
slight moderate or violent snow mixed, snow mixed, slight moderate or or small hail, or small hail, with or
heavy slight moderate or heavy slight with or moderate or without
heavy without rain heavy with or rain or rain
or rain and without rain and snow
snow mixed or rain and mixed, not
snow mixed associated
with
thunder,
slight

Kode 90 – 99
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99

Shower(s) Thunderstorm Thunderstorm Thunderstorm Thunderstorm Thunderstorm, Thunderstorm, Thunderstorm, Thunderstorm Thunderstorm,
of hail, during the during the during the during the slight or slight or heavy, without combined heavy, with
with or pre- ceding pre- ceding pre- ceding pre- ceding moderate, moderate, hail but with with dust hail at time of
without hour but not hour but not hour but not hour but not without hail with hail at rain and or storm or observation
rain or rain at time of at time of at time of at time of but with rain time of snow at time sandstorm at
and snow observation observation observation observation and or snow observation of observation time of
mixed, not with slight with with slight with at time of observation
associated rain at time of moderate or snow, or rain moderate or observation
with observation heavy rain at and snow heavy snow,
thunder, time of mixed, or hail or rain and
moderate observation at time of snow mixed,
or heavy observation or hail at time
ofobservation
142

4.5.8 Curah Hujan. Pengamatan hujan meliputi pula jumlah curah hujan dan
lamanya hujan berlangsung. Jumlah curah hujan diukur dengan alat pengukur hujan (Rain
Gauge). Curah hujan ditampung dalam Rain Gauge, pemasangan Rain Gauge harus
tegak lurus dan tidak terganggu oleh keadaan sekitarnya. Untuk mengukur curah hujan
dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan gelas bersekala dan tongkat bersekala. Gelas
bersekala untuk pengukuran harian, sedangkan tongkat bersekala untuk pengukuran
mingguan dan bulanan. Satuan curah hujan yang digunakan adalah mm dalam ketelitian
sampai dua per tigapuluhan milimeter terdekat.

4.5.9 Visibility

Visibility adalah merupakan salah satu unsur Meteorologi yang paling rumit.
Meskipun alat untuk megukur visibility selalu dikembangkan, tetapi belum ada yang cukup
praktis untuk menggantikan penentuan visibility seperti yang dilakukan dengan mata
biasa. Untuk penentuan jarak di laut, sebagai patokan digunakan prakiraan terhadap
benda-benda, misalnya rambu-rambu, kapal-kapal, bui-bui dan benda lain.

Visibility dalam Meteorologi didefinisikan sebagai jarak terjauh di mana sebuah


benda hitam dengan ukuran yang sesuai dapat dilihat dan dikenal terhadap kaki langit
sebagai latar belakangnya. Sedang untuk malam hari didefinisikan sebagai jarak terjauh
dimana benda hitam dengan ukuran yang sesuai dapat dilihat dan dikenal, jika
penerangan ditingkatkan hingga tingkat terang siang hari. Faktor-faktor yang
mempengaruhi visibility :

a. Adanya partikel-partikel padat atau cair di dalam udara.


b. Pengaruh warna benda yang dilihat dan latar belakangnya.
c. Pengaruh arah sinar
d. Pengaruh ukuran sudut benda
e. Pengaruh sinar yang menyilaukan
f. Pengaruh keadaan lapangan antara observer dengan benda pedoman
g. Pengaruh sinar bulan, bintang, senja dan sumber-sumber cahaya di permukaan
bumi.

4.5.10 Suhu Air Laut. Suhu air laut yang diamati ialah suhu permukaan air laut. Ada
tiga cara mengamati suhu air laut di antaranya adalah :

a. Dengan mengambil air laut yang dihisap dalam suatu tempat yang sesuai,
kemudian suhunya diukur.

b. Pengukuran secara listrik, dengan jalan mengukur suhu balok tembaga yang
ditempatkan pada logam bersih pada badan kapal bagian dalam yang letaknya dibawah
permukaan air laut.

c. Pengukuran secara listrik dengan jalan mengukur suhu air laut didalam bak kecil
yang ditempatkan di dalam kapal di bawah permukaan air laut.
143

4.5.11 Gelombang Laut.

Semua gelombang laut memiliki sifat-sifat dari pengaruh angin, kecuali gelombang
yang disebabkan oleh gerakan arus dasar laut dan karena pengaruh pasang surut.
Gerakan gelombang masih dapat berlangsung terus meskipun kekuatan yang
menyebabkanya telah menghilang dan gelombang tersebut akan menghilang secara
perlahan-lahan karena pengaruh gaya hambat.

Gelombang laut umumnya bergerak dalam kelompok-kelompok yang terpisah-


pisah oleh air tenang. Tinggi gelombang maksimum didapat pada tengah-tengah
kelompok gelombang. Kecepatan kelompok gelombang tidak sama dengan kecepatan
masing-masing gelombang yang membentuk kelompok.

Jika gelombang dari air yang dalam kemudian mencapai perairan yang dangkal,
maka kecepatan akan berkurang dan kemungkinan arahnya akan berubah. Sedangkan
tinggi gelombang akan bertambah hingga akhirnya akan mencapai kedalaman air
teartentu dan memecah di pantai. Kedalaman angin dikatakan dangkal bila dalamnya
kurang dari setengah panjang gelombang. Kecepatan gelombang menjadi berkurang
setelah mencapai perairan yang dangkal karena umumnya front gelombang sejajar
dengan garis pantai.

a. Tahap-Tahap Pengamatan Gelombang

1) Sebelum mendirikan stasiun pengamatan gelombang, terlebih dahulu


periksa area yang akan diteliti. apakah area yang akan diteliti terbuka oleh
pengaruh gelombang dari segala arah.

2) Apabila area yang diteliti tidak begitu luas dan terbuka bagi semua
gelombang yang datang dari semua arah, maka cukup dirikan satu stasiun
pengamatan gelombang.

3) Apabila daerah itu cukup luas dan gelombang tidak sama tinggi, maka perlu
stasiun gelombang lebih dari satu.

4) Apabila datangnya gelombang ke daerah itu sebagian terhalang pulau,


sehingga tinggi gelombang dalam daerah itu tidak sama, maka harus didirikan
stasiun gelombang lebih dari satu buah, jumlahnya tergantung urgensi.

5) Untuk penelitian pada alur pelayaran yang cukup panjang perlu didirikan
beberapa stasiun gelombang pada alur yang diteliti tersebut atau di sekitarnya.

6) Pengamatan gelombang meliputi perkiraan atau pengukuran sifat-sifat


permukaan laut sebagai berikut:

(a) Arah dari mana gelombang datang dinyatakan dalam derajat arah
seperti pada kompas dengan titik utara sebagai titik nol atau 360º.
144

(b) Periode gelombang dalam detik, yaitu lamanya dua puncak atau dua
lembah gelombang yang berurutan melalui sebuah titik tetap.

(c) Tinggi gelombang dalam meter atau centimeter yaitu jarak vertikal
antara titik terendah lembah gelombang dan puncak gelombang.

7) Saat pengamatan dilakukan 4 jam sekali atau 2 jam sekali atau satu jam
sekali menurut kebutuhan, biasanya pukul 00.00 waktu setempat.

b. Pengamatan dengan Wave Pole (palem)

1) Peralatan yang diperlukan : palem (tiang bersekala, kompas, stop watch,


lampu senter, dan alat tulis).

2) Palem didirikan di tempat yang sudah ditentukan sebagai stasiun


gelombang.

3) Kompas untuk mengukur arah, stop watch untuk mengukur periode, palem
untuk mengukur tinggi gelombang sedangkan lampu senter dipergunakan untuk
pengamatan pada malam hari.
4) Tiap pengamatan dilaksanakan, dilakukan pengukuran gelombang
sebanyak 10 (sepuluh) kali dan dicatat dalam buku pengamatan.

c. Pengamatan dengan Wave Recorder (Recorder dimasukkan ke dalam air


bersama sensornya).

1) Dirikan stasiun gelombang semacam bagan yang diberi landasan mendatar


dan kokoh untuk menempatkan wave recorder. Landasan diletakkan pada
kedalaman antara 2 m hingga 10 m di bawah permukaan air terendah.

2) Dalam waktu tertentu (3 sampai 6 hari) periksa dan ambil data.

3) Tiap jam lakukan pengamatan gelombang dengan menggunakan kompas.

4) Catat dan hitung data yang ada pada kertas perekam data sesuai petunjuk
alat.

d. Pengamatan dengan Wave Recorder (Recorder di atas permukaan air).

1) Dirikan stasiun gelombang dan siapkan tempat untuk menggantung sensor


dan tempat untuk meletakkan recorder di atas permukaan air.

2) Untuk wave recorder otomatis, setel pengatur waktu (timer) pada jam yang
ditentukan atau ikuti petunjuk alat.

3) Bagi wave recorder yang tidak otomatis, kontakkan aliran listrik pada waktu
pengamatan dikehendaki, setelah selesai aliran diputus lagi.
145

4) Tiap jam lakukan pengamatan arah gelombang dengan menggunakan


kompas.

5) Catat dan hitung data pada kertas perekam data.

e. Penentuan Spesifikasi Gelombang

1) Alun

(a) Rendah 0 – 2 meter


(b) Sedang 2 - 4 meter
(c) > 4 meter

2) Gelombang

Tabel 4.8 Klasifikasi Gelombang Sesuai Skala Beaufort


Skala Tinggi gelombang
Keadaan Laut
Beaufort ( meter )
0 Permukaan laut seperti kaca 0
1 Permukaan laut berkerut 0 – 0.1
2 Bergelombang kecil 0.1 - 0.5
3 Bergelombang ringan 0.5 - 1.25
4 Bergelombang sedang 1.25 - 2.50
5 Bergelombang agak besar 2.50 - 4.0
6 Bergelombang besar 4.0 – 6.0
7 Bergelombang sangat besar 6.0 – 9.0
8 Bergelombang sangat besar dan tinggi 9.0 – 14.0
9 Bergelombang sangat besar, tinggi dan dahsyat > 14.0

4.5.12 Suhu Udara. Pengamatan suhu udara dapat menggunakan Thermometer


ataupun Thermograph.

a. Thermometer. Sesuai ketentuan WHO satuan yang digunakan adalah ºC (0


ºC - 100 ºC). Jika memakai skala Fahrenheit (-32 ºF - 212 ºF), maka dirubah
menggunakan rumus :
C
5
F  32
3

Ada berbagai macam thermometer, yaitu :

1) Thermometer air raksa. Sebagai sensor digunakan air raksa di mana


temperatur atmosfer diukur berdasarkan pemuaian air raksa (thermometer standar
dan thermometer maksimum).

2) Thermometer alkohol. Sebagai sensor digunakan ethil alkohol, di mana


pememuaian berdasarkan alkohol (thermometer minimum).
146

3) Thermometer bimetal. Sensor adalah bimetal.

4) Thermometer tahanan listrik. Sensor menggunakan kawat tahanan.

Penempatan thermometer tidak boleh langsung berhubungan dengan penyinaran


matahari, tetapi harus di letakkan pada sangkar meteo.

Selain Thermometer biasa, di dalam sangkar juga dipasang Thermometer


Maksimum dan diamati 2 x sehari. Hasil bacaan suhu maksimum paling rendah harus
sama atau lebih besar dari bacaan Thermometer biasa. Thermometer maksimum
biasanya memakai thermometer alkohol suhu maksimum dan diamati 2 x sehari.

Hasil bacaan suhu minimum setingi-tingginya harus sama atau lebih rendah dari
thermometer biasa. Yang dibaca ialah ujung Indeks N lebih jauh dari bola Thermometer.

b. Thermograph. Alat ini mampu mencatat sendiri suhu udara dan dapat
digunakan sebagai pencatat suhu setiap saat.

4.5.13 Lamanya Penyinaran Matahari.

Pengamatan lamanya penyinaran matahari menggunakan Campbell


Stokes/Sunshine Recorder. Alat ini harus ditempatkan pada daerah terbuka dan
langsung menerima sinar matahari. Sebelumnya laksanakan pengecekan/penyetelen
posisi terlebih dahulu agar fokus dari bola gelas berhimpit dengan titik pusat mangkuk
tempat kedudukan pias.

Penggunaan kertas pias pada Campbell Stokes harus memperhatikan jadwal


peredaran bumi terhadap matahari seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 24.13 Peredaran Bumi Terhadap Matahari


147

Gambar 4.14 Penggunaan Kertas Pias Campbell Stokes

4.6 Alat Meteorologi

4.6.1 Sifat – Sifat Alat Meteorologi. Sifat alat Meteorologi pada pokoknya
sama dengan alat–alat ilmiah lainnya yang digunakan penelitian di dalam laboratorium,
bersifat peka dan teliti. Alat laboratorium umumnya dipakai di dalam ruangan tertutup,
terlindung dari hujan, debu, angin dll. Sifat alat Meteorologi antara lain :

a. Kuat, agar alat ini dapat tahan terhadap cuaca serta tahan lama.

b. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya, bentuk sederhana agar


mudah dipakai.

4.6.2 Jenis Alat Meteorologi

Ditinjau dari pembacaannya, alat meteo dibagi menjadi dua jenis bersifat recording
dan non recording. Yang dimaksud non recording ialah alat yang harus di baca pada saat
tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tak dapat mencatat dengan sendirinya. Alat yang
termasuk jenis ini umumnya banyak digunakan dalam meteo synoptis atau penerbangan
misalnya barometer, termometer, anemometer dan lain-lain. Alat yang bersifat recording
di dapat data secara terus menerus sejak pemasangan sampai pergantian pias yang
berikutnya. Dari data yang diperoleh ini dapat ditentukan harga maksimum, minimum dan
saat-saat terjadi. Alat ini banyak dipergunakan untuk keperluan klimatologi barograf,
thermografh dan lain-lain.

Ditinjau dari segi penggunaannya alat-alat meteo untuk pengamatan rutin dapat
dibagi 2 jenis :

a. Alat yang dipakai dipermukaan bumi. Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun
meteo Synoptik, pertanian, klimatologi dan maritim.

b. Alat meteo dipakai untuk pengamatan lapisan udara atas. Alat ini dapat
dipergunakan pada meteo penerbangan yang memerlukan pengamatan Aerologi. Yang
termasuk jenis alat ini misalnya pilot balon dengan menggunakan theodolit, radio sounde,
rawin dan lain-lain.
148

4.6.3 Instrumentasi Meteorologi

Instrumen meteo digunakan untuk mengukur elemen cuaca/ iklim. Macam-macam


instrumen sesuai dengan elemen/iklim yang diukur adalah :

a. Thermometer dan thermograph : Pengukur dan pencatat temperatur.


b. Barometer dan Barograf : Pengukur dan pencatat tekanan.
c. Psycrometer dan Hidrografh : Pengukur dan pencatat kelembaban.
d. Rain gauge : Alat pencatat hujan Alat penakar hujan.
e. Cambell Stokes/Sunshine Recorder : Pengukur lamanya dan pencatat intesitas
radiasi matahari.
f. Wind Vave (Anemometer) : Pengukur arah dan kecepatan angin.
g. Sangkar Meteo

Cara penempatan intrumen meteo disesuaikan dengan keperluan, lokasi dan


macam alat, tetapi selalu harus dihindarkan dari pengaruh bayangan pohon maupun
gedung bahkan dari bangunan pengamatan sendiri. Instrumen meteo yang sangat peka
terhadap radiasi matahari harus diletakkan di sangkar meteo. Metode pengukuran
tergantung elemen cuaca/ iklim bagaiman dan untuk apa pengukuran elemen cuaca/ iklim
di lakukan di permukaan maupun di lapisan udara lebih tinggi. Pengukuran elemen iklim di
peroleh dari jaringan station seperti yang telah dijelaskan di atas.

THERMOMETER METEOGRAPH

BAROMETER BAROGRAPH
149

PSYCROMETER SUNSHINE RECORDER

RAIN GAUGE SANGKAR METEO

Gambar 4.15 Peralatan Meteorologi

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin


pesat, saat ini telah dikembangkan alat perekam cuaca secara otomatis dalam survei
Meteorologi yang dikenal dengan AWS (Automatic Weather Station). Beberapa tipe dari
AWS yang ada saat ini antara lain :

a. AWS TDL 14
b. MAW S201
c. AWS 26800
d. AWS Andera

4.7 Pengolahan. Pengolahan data meteorologi meliputi kegiatan :

4.7.1 Metode Pengolahan Data. Data meteorologi selama 30 hari pengamatan


disusun dalam bentuk tabel, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode tabulasi
dan analisa grafik. Data Skunder yang didapat dari instansi penyedia data meteorologi
setempat selama periode tertentu dikompilasi dengan data hasil pengamatan untuk
mendukung proses pengolahan lebih lanjut sesuai dengan keperluan.
150

4.7.2 Penyajian Data.

Penyajian data akhir berupa model analisa grafik. Beberapa model grafik yang bisa
digunakan dalam penyajian data meteorologi antara lain grafik, lines, kolom, persentase
dan area.

Dari berbagai macam unsur meteorologi pengamatan akan dikompilasi sedemikian


rupa sehingga menghasilkan analisa berupa tabel-tabel kompilasi dari berbagai unsur
meteorologi pengamatan sesuai kebutuhan.

a. Kompilasi dan telaah survei meteorologi.

b. Kompilasi dan telaah data meteorologi sekunder dari BMKG atau sumber data lain.

c. Analisa kuantitatif dan kualitatif unsur meteorologi elementer (suhu udara, tekanan
udara, lembab nisbi, radiasi matahari).

d. Analisa dinamika udara.

e. Analisa unsur meteorologi yang dipengaruhi oleh unsur meteorologi elementer.

Anda mungkin juga menyukai