Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Teknik Volume No.

Hal Lampung (p) 2302-559X


Pertanian Lampung 8 4 234-303 Desember 2019 (e) 2549-0818

Published by: Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung


Jurnal TEKNIK PERTANIAN LAMPUNG
ISSN (p): 2302-559X ISSN (e): 2549-0818 Vol. 8 No. 4, Desember 2019

Jurnal Teknik Pertanian (J-TEP) merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian,
pengembangan, kajian atau gagasan dalam bidang keteknikan pertanian. Lingkup penulisan
karya ilmiah dalam jurnal ini antara lain: rekayasa sumber daya air dan lahan, bangunan dan
lingkungan pertanian, rekayasa bioproses dan penanganan pasca panen, daya dan alat mesin
pertanian, energi terbarukan, dan system kendali dan kecerdasan buatan dalam bidang
pertanian. Mulai tahun 2019, J-TEP terbit sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun pada bulan
Maret, Juni, September, dan Desember. Sejak tahun 2018, J-TEP mendapatkan terakreditasi
SINTA 3 berdasarkan SK Dirjen Dikti No.21/E/KPT/2018. J-TEP terbuka untuk umum, peneliti,
mahasiswa, praktisi, dan pemerhati dalam dunia keteknikan pertanian.

Chief Editor
Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P

Reviewer
Prof. Dr. Ir, R.A. Bustomi Rosadi, M.S. (Universitas Lampung)
Prof. Dr. Ir. Udin Hasanudin, M.T (Universitas Lampung)
Prof. Dr. Indarto, S.TP., DEA (Universitas Jember)
Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc. (Universitas Lampung)
Dr. Nur Aini Iswati Hasanah,S.T., M.Si (Universitas Islam Indonesia)
Dr. Diding Suhandy, S.TP., M.Agr (Universitas Lampung)
Dr. Sri Waluyo, S.TP, M.Si (Universitas Lampung)
Dr. Ir. Sigit Prabawa, M.Si (Universitas Negeri Sebelas Maret)
Dr. Eng. Dewi Agustina Iriani, S.T., M.T (Universitas Lampung)
Dr. Slamet Widodo, S.TP.,M.Sc (Institut Pertanian Bogor)
Dr. Ir. Agung Prabowo, M.P (Balai Besar Mekanisasi Pertanian)
Dr. Kiman Siregar, S. TP., M.Si (Universitas Syah Kuala)
Dr. Ansar, S.TP., M.Si (Universitas Mataram)
Dr. Mareli Telaumbanua, S.TP., M.Sc. (Universitas Lampung)
Editorial Boards
Dr. Warji, S.TP, M.Si
Cicih Sugianti, S.TP, M.Si
Elhamida Rezkia Amien S.TP, M.Si
Winda Rahmawati S.TP, M.Si
Febryan Kusuma Wisnu, S. TP, M.Sc
Enky Alvenher, S.TP
Jurnal Teknik Pertanian diterbitkan oleh Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung.
Alamat Redaksi J-TEP:
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1, Telp. 0721-701609 ext. 846
Website :http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP
Email :jurnal_tep@fp.unila.ac.id dan ae.journal@yahoo.com
PENGANTAR REDAKSI

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah yang Maha Kuasa, Jurnal Teknik Pertanian (J-
TEP) Volume 8 No 4, bulan Desember 2019 dapat diterbitkan. Pada edisi kali ini dimuat 8
(delapan) artikel yang merupakan karya tulis ilmiah dari berbagai bidang kajian dalam dunia
Keteknikan Pertanian yang meliputi rancang bangun pengaduk dan pembuat pupuk cair
otomatis, prediksi intrusi air laut di Kabupaten Tanggerang, kendali jumlah dan waktu
berangkat truk TBS, kajian karakteristik fisikokimia tepung salak, pengaruh sinar UV terhadap
pH dan total padatan nira aren, rancang bangun dan uji kinerja pemanen manggis, karakteristik
penyimpanan buah pada suhu rendah, dan karakteristik mutu ekstrak teh putih.

Pada kesempatan kali ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada para penulis atas kontribusinya dalam Jurnal TEP dan kepada para reviewer/penelaah
jurnal ini atas peran sertanya dalam meningkatkan mutu karya tulis ilmiah yang diterbitkan
dalam edisi ini.

Akhir kata, semoga Jurnal TEP ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan memberikan
konstribusi yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di
bidang keteknikan pertanian.

Editorial J TEP-Lampung
Jurnal TEKNIK PERTANIAN LAMPUNG
ISSN (p): 2302-559X ISSN (e): 2549-0818 Vol. 8 No. 4, Desember 2019

Halaman

Daftar isi
Pengantar Redaksi

RANCANG BANGUN SISTEM PENGADUK DAN PEMBUAT PUPUK CAIR LIMBAH 234-242
KELAPA SAWIT DAN NANAS OTOMATIS DENGAN METODE AEROB, SEMI
AEROB, DAN ANAEROB
Mareli Telaumbanua, Dermiyati, Radix Suharjo

PREDIKSI INTRUSI AIR LAUT BERDASARKAN NILAI DAYA HANTAR LISTRIK 243-250
DAN TOTAL DISSOLVED SOLID DI KABUPATEN TANGGURANG
Roh Santoso Budi Waspodo, Silvia Kusumarini, Vita Ayu Kusuma Dewi

KENDALI JUMLAH DAN WAKTU BERANGKAT TRUK PENGANGKUT TBS 251-255


UNTUK MINIMALISASI ANTRIAN DI PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
Andreas W. Krisdiarto, Irya Wisnubhadra, Kuncoro H. Widodo

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG SALAK 256-264


SIDIMPUAN (Salacca sumatrana)
Ifmalinda, Andasuryani, Rahmad Husein Lubis

PENGARUH SINAR UV TERHADAP pH DAN TOTAL PADATAN TERLARUT NIRA 265-272


AREN (Arenga pinnata MERR) SELAMA PENYIMPANAN
Ansar, Sukmawaty, Surya Muttalib, Nopia Wartono

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PEMANEN BUAH MANGGIS 273-279
Wahyu K. Sugandi, Ahmad Thoriq, Asep Yusuf, Amorita Iqradiella

KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS, ALPUKAT, DAN JAMBU BIJI PADA 280-292


PENYIMPANAN SUHU RENDAH
Sukmawaty, Muh. Azani, Guyup Mahardhian Dwi Putra

KARAKTERISTIK MUTU EKSTRAK TEH PUTIH (Camellia Sinensis) YANG 293-299


DIHASILKAN DARI METODE MASERASI BERTINGKAT DENGAN PELARUT n-
HEKSANA, ASETON 70%, DAN ETANOL 96%
Asri Widyasanti, Dinda Nuraini Maulfia, Dadan Rohdiana

INDEKS PENULIS VOLUME 8 TAHUN 2019 300-3001

INDEKS SUBJEK VOLUME 8 TAHUN 2019 302-303


PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL BAGI PENULIS

1) Naskah: Redaksi menerima sumbangan naskah/tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris,
dengan batasan sebagai berikut :
a. Naskah diketik pada kertas ukuran A4 (210mm x 297mm) dengan 2 spasi dan ukuran huruf Times New
Roman 12pt. Jarak tepi kiri, kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Panjang naskah tidak melebihi 20
halaman termasuk abstrak, daftar pustaka, tabel dan gambar. Semua tabel dan gambar ditempatkan
terpisah pada bagian akhir naskah (tidak disisipkan dalam naskah) dengan penomoran sesuai dengan
yang tertera dalam naskah. Naskah disusun dengan urutan sebagai berikut: Judul; Nama Penulis disertai
dengan catatan kaki tentang instansi tempat bekerja; Pendahuluan; Bahan dan Metode; Hasil dan Pembahasan;
Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka; serta Lampiran jika diperlukan. Template penulisan dapat didownload
di http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP
b. Abstrak (Abstract) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tidak lebih dari 200 kata. Mengandung
informasi yang tertuang dalam penulisan dan mudah untuk dipahami. Ringkasan (abstract) harus memuat
secara singkat latar belakang, tujuan, metode, serta kesimpulan dan yang merupakan high light hasil
penelitian.
c. Pendahuluan: memuat latar belakang masalah yang mendorong dilaksanakannya perekayasaan dan
penelitian, sitasi dari temuan-temuan terdahulu yang berkaitan dan relevan, serta tujuan perekayasaan atau
penelitian.
d. Bahan dan Metoda: secara jelas menerangkan bahan dan metodologi yang digunakan dalam perekayasaan
atau penelitian berikut dengan lokasi dan waktu pelaksanaan, serta analisis statistik yang digunakan. Rujukan
diberikan kepada metoda yang spesifik.
e. Hasil dan Pembahasan: Memuat hasil-hasil perekayasaan atau penelitian yang diperoleh dan kaitannya
dengan bagaimana hasil tersebut dapat memecahkan masalah serta implikasinya. Persamaan dan
perbedaannya dengan hasil perekayasaan atau penelitian terdahulu serta prospek pengembangannya. Hasil
dapat disajikan dengan menampilkan gambar, grafik, ataupun tabel.
f. Kesimpulan dan Saran: memuat hal-hal penting dari hasil penelitian dan kontribusinya untuk mengatasi
masalah serta saran yang diperlukan untuk arah perekayasaan dan penelitian lebih lanjut.
g. Daftar Pustaka: disusun secara alfabetis menurut penulis, dengan susunan dan format sebagai berikut: Nama
penulis didahului nama family/nama terakhir diikuti huruf pertama nama kecil atau nama pertama. Untuk
penulis kedua dan seterusnya ditulis kebalikannya. Contoh:
 Kepustakaan dari Jurnal:
Tusi, Ahmad, dan R.A. Bustomi Rosadi. 2009. Aplikasi Irigasi Defisit pada Tanaman Jagung. Jurnal Irigasi.
4(2): 120-130.
 Kepustakaan dari Buku:
Keller, J., and R.D. Bleisner. 1990. Sprinkle and Trickle Irrigation. AVI Publishing Company Inc. New York,
USA.
h. Satuan: Satuan harus menggunakan system internasional (SI), contoh : m (meter), N (newton), °C
(temperature), kW dan W (daya), dll.

2) PenyampaianNaskah:Naskah/karya ilmiah dapat dikirimkan ke alamatdalambentuksoft copyke :


Redaksi J-TEP(JurnalTeknikPertanianUnila)
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
Jl. Sumantri Brodjonegoro No. 1
Telp. 0721-701609 ext. 846
Website : http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP
Email : ae.journal@yahoo.com

3) Selama proses penerimaan karya ilmiah, penelaahan oleh Reviewer, sampai diterimanya makalah untuk
diterbitkan dalam jurnal akan dikonfirmasi kepada penulis melalui email.

4) Reviewer berhak melakukan penilaian, koreksi, menambah atau mengurangi isi naskah/tulisan bila dianggap
perlu, tanpa mengurangi maksud dan tujuan penulisan.
Rancang bangun sistem pengaduk.... (Telaumbanua, dkk)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGADUK DAN PEMBUAT PUPUK CAIR


LIMBAH KELAPA SAWIT DAN NANAS OTOMATIS DENGAN METODE
AEROB, SEMI AEROB, DAN ANAEROB

DESIGN OF AUTOMATIC MIXER AND LIQUID FERTILIZER MAKER OF THE


PALM OIL AND PINEAPPLE WASTE USING AEROB, SEMI AEROB, AND
ANAEROB METHODS

Mareli Telaumbanua1, Dermiyati2, Radix Suharjo3


Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
1

2
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
3
Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Komunikasi Penulis, email : mareli.telaumbanua@fp.unila.ac.id atau marelitelaumbanua@gmail.com
DOI:http://dx.doi.org/10.23960/jtep-l.v8.i4.234-242

Naskah ini diterima pada 20 Januari 2019; revisi pada 14 Oktober 2019;
disetujui untuk dipublikasikan pada 14 Oktober 2019

ABSTRACT
The Empty Fruit Bunch (EFB) and pineapple rhizomes which left without advance processing will be a source of
pests and diseases. However, EFB bunches and pineapple rhizomes contains micro-macro elements and vitamins
needed by plants, starters (microbial decomposer), growth regulators, and inhibitors to solve the problem of the
waste biomass. The automatic waste processing system is capable to process with various methods in order to
obtain a maximum amount of biological fertilizer from EFB and pineapple rhizomes.This system design
automatically processes biological waste into biofertilizer using three methods which are aerob, anaerob and
semi aerob. This instrument is able to stir the decomposition process of organic matter in it for 30 days automatically.
This instrument is equipped with a temperature sensor that can predict the high and low decomposition of
organic matter in the tank. The accuracy of the stirrer system performance, air pumps, and automatic air faucets
is 68%, 99.8% and 99.8%. The result of the entire actuator’s response speed is ± 1 ms. From various measurement
conditions, the condition of the stirrer, air pump, and automatic air faucet are stable. The mixer stirs at 06.00,
12.00, 18.00 and 00.00 every day. Pumps and faucets do the stirring at 07.00, 13.00, 19:00 and 01:00. The best
liquid fertilizer can be obtained using this instrument with more various process.

Keyword: Agro-industrial Waste, Micro-controller, Mol Maker, Stirrer System, Temperature

ABSTRAK
Hamparan limbah tandan kosong kelapa sawit dan rimpang nanas tanpa pengolahan lanjutan, dapat menjadi
sumber hama dan penyakit. Namun, tandan kosong dan rimpang nanas ini mengandung unsur mikro-makro dan
vitamin yang dibutuhkan oleh tanaman, starter (mikroba pengurai), zat pengatur tumbuh dan inhibitor untuk
mengatasi permasalahan limbah biomassa tersebut. Agar pengolahan limbah untuk mendapatkan pupuk hayati
dapat maksimal, dapat menggunakan sistem pengolah limbah otomatis yang mampu melakukan variasi metode
dalam pengolahannya.Rancangan sistem yang mengolah limbah hayati menjadi pupuk hayati menggunakan tiga
metode perlakuan yaitu aerob, anaerob dan semi aerob yang mampu bekerja secara otomatis. Alat ini mampu
melakukan pengadukan secara otomatis selama 30 hari proses dekomposisi bahan organik di dalamnya. Alat ini
juga dilengkapi dengan sensor suhu yang mampu memprediksi tinggi rendahnya proses dekomposisi bahan
organik di dalam tangki. Akurasi kinerja sistem pengaduk, pompa udara, dan keran udara otomatis adalah 68 %,
99,8 % dan 99,8 %. Hasil kecepatan respon seluruh aktuator adalah ± 1 ms. Dari berbagai kondisi pengukuran,
kondisi pengaduk, pompa udara, dan keran udara otomatis stabil. Pengaduk bekerja melakukan pengadukan pada
pukul 06.00, 12.00, 18.00 dan 00.00 setiap harinya. Pompa dan keran bekerja melakukan sirkulasi pada pukul
07.00, 13.00, 19.00 dan 01.00. Melalui alat ini dapat diperoleh pupuk cair terbaik dengan proses pengolahan yang
lebih bervariasi.

Keyword : Limbah Agroindustri, Mikrokontroler, Pembuat Mol, Sistem pengaduk, Suhu

234
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 234-242
P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

I.PENDAHULUAN limbah hasil pengolahan nanas seperti daun,


kulit luar, mata dan hati (bonggol) telah
Indonesia merupakan negara pengekspor dimanfaatkan melalui ekstraksi enzim bromelain
minyak kelapa sawit terbesar dengan jumlah dan (Ketnawa et al., 2012), sebagai bahan baku
nilai yang terus meningkat setiap tahunnya, yaitu berbiaya rendah untuk produksi etanol, antioksi,
sebesar 4.110 ribu ton dengan nilai 1.087,3 juta fenolik, asam organik, biogas dan produksi serat
US$ pada tahun 2009 menjadi 16.829,2 ribu ton (Niga, 1999). Namun, yang menjadi kendala
dengan nilai 10.367,6 juta US$ pada tahun 2013 limbah kebun berupa tandan kosong kelapa
(BPS, 2018). Demikian pula, luas lahan dan sawit, rimpang, dan sulur nanas adalah
produksi tanaman kelapa sawit dan nanas di terdapatnya kandungan selulosa dan lignin yang
Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. sulit terurai.
Perkebunan kelapa sawit memiliki luas areal
sebesar 9,10 juta ha pada tahun 2010 dan Sulur atau rimpang nanas mampu menyulitkan
meningkat pada tahun 2016 menjadi 11,9 juta saat pengolahan tanah mudah tumbuh kembali
ha dengan produksi sebesar 33.229 ribu ton. menjadi tanaman nanas liar dan sulit untuk
dikendalikan. Limbah produksi kelapa sawit dan
Demikian juga dengan perkebunan nanas yang nanas di Provinsi Lampung, dapat berbahaya
produksinya mencapai 1.558 ribu ton tahun bagi lingkungan, sumber hama penyakit, dan
2009 (BPS, 2016 ; Pusdatin, 2015). Semakin dapat menimbulkan masalah operasional pada
meningkatnya luas areal pertanaman kelapa saat penanaman kembali. Sreekala et al., (1997),
sawit dan nanas dari tahun ke tahun, Reddy dan Yang (2005) menyatakan, saat limbah
menyebabkan limbah yang dihasilkan juga pertanian ini ditumpuk ataupun ditinggalkan di
semakin meningkat. Limbah tanaman lahan, mampu mengakibatkan masalah
perkebunan kelapa sawit terbesar berasal dari lingkungan yang kompleks. Untuk itu, teknologi
limbah hasil pengolahan industri seperti tandan pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai
kosong kelapa sawit (TKKS). Beberapa industri ekonomi tinggi dan berpeluang untuk
perkebunan kelapa sawit yang tidak memiliki meningkatkan kualitas lahan perkebunan.
kebun sawit, cenderung tidak mampu mengolah Teknologi yang ada saat ini belum siap untuk
limbah tandan kosong kelapa sawit, sehingga melakukan pengendalian dan pengolahan pupuk
berpotensi menyebabkan pencemaran bagi secara mandiri secara berkesinambungan.
lingkungan. Khusus tanaman kelapa sawit, Untuk itu, dibutuhkan terobosan teknologi
terdapat potensi pemanfaatan limbah sisa pengolah limbah secara terpadu dan bekerja
produksi pabrik kelapa sawit. Upaya secara otomatis.
pemanfaatan tandan kosong sebagai pupuk
organik dan media jamur merang telah dilakukan Untuk mendapatkan pupuk hayati dengan
(Triyono et al., 2016 ; Widiastuti dan Panji, efisiensi dan tingkat produksi yang tinggi, dapat
2007). Namun, dalam aplikasinya, konsentrasi memanfaatkan rancangan sistem yang mampu
ketersediaan unsur hara mempengaruhi tingkat mengolah limbah hayati secara otomatis.
pertumbuhan (Dermiyati et al., 2015 ; Rancangan ini memiliki desain dengan tiga
Telaumbanua et al., 2016). metode pencampuran yaitu aerob, anaerob dan
semi aerob secara otomatis. Alat ini mampu
Limbah pabrik pengolahan kelapa sawit melakukan pengadukan dan sirkulasi udara
digunakan sebagai bahan bakar untuk secara otomatis selama terjadinya proses
menghasilkan listrik sebagai sumber energi di dekomposisi bahan organik di dalamnya. Alat ini
pabrik kelapa sawit. Namun, hal ini juga dilengkapi dengan sensor suhu yang dapat
mengakibatkan polusi lingkungan karena digunakan untuk memprediksi tingkat
menghasilkan gas pembawa boiler dengan dekomposisi bahan organik di dalam tangki. Akan
partikulat seperti tar dan tetesan jelaga 20-100 tetapi, kajian tulisan ini meliputi kinerja sistem
mikron dan debu sekitar 3000 sampai 4000 mg/ kendali aktuator saat proses pengolahan pupuk.
m³ (Igwe and Onyegbado, 2007) serta Dari hasil perancangan, diharapkan mampu
menyebabkan emisi metana masuk ke dalam menghasilkan pupuk cair terbaik melalui proses
atmosfer (ADB, 2008). Di samping itu, untuk pengolahan yang lebih bervariasi. Alat ini juga

235
Rancang bangun sistem pengaduk.... (Telaumbanua, dkk)

mampu diintegrasikan dengan pompa untuk Pengaduk ini terbuat dari besi yang
penyiraman pupuk di lahan secara langsung. berbentuk (simbol) tambah (+) di
ujung pengaduk.
d. Sistem otomatis pembuat pupuk cair
II. BAHAN DAN METODA dari limbah tandan kosong kelapa sawit
dan limbah rimpang nanas. saling
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium terintegrasi dan kendalikan oleh satu
Listrik dan Instrumentasi, Laboratorium Alat dan mikrokontroler.
Mesin Pertanian, Laboratorium Sumber Daya
Alam, Jurusan Teknik Pertanian, dan Proses kerja alat ini adalah mikrokontroler
Laboratorium Tanah Jurusan Ilmu Tanah, mengatur proses pengaktifan pengaduk yaitu
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Alat pada pukul 06.00, 12.00, 18.00 dan 00.00 yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah, dilakukan setiap 6 jam sekali. Aktivasi pengaduk
seperangkat peralatan teknik berupa tang, dilakukan selama 5 menit. Penentuan ini
obeng, solder, gergaji, multimeter, timbangan, dan berdasarkan pertimbangan, bahwa limbah
laptop sedangkan perangkat lunak yang diaduk setiap hari untuk membuat seluruh bahan
mendukung untuk perancangan sistem kendali organik terurai secara merata. Pada prosesnya,
adalah software arduino dan eagle. Bahan yang proses penguraian tersebut menghasilkan gas
digunakan adalah LM35DZ sebagai sensor suhu metana, karbondioksida dan lain lain. Untuk itu,
dengan daya < 0,1 watt anti air, liquid cristal tangki pengolahan semi aerob difungsikan setiap
display (LCD) dengan daya ± 0,5 watt, 6 jam, melakukan sirkulasi udara di dalamnya.
mikrokontroler AVR ATMega2560 dengan daya Sirkulasi udara juga dilakukan setiap 4 kali sehari,
< 0,1 watt, 2 lembar printed circuit board (PCB) sebesar kapasistas tangki. Waktu sirkulasi udara
single layer 20 x 10 cm, komponen elektronika yang dipilih adalah pukul 07.00, 13.00, 19.00 dan
aktif dan pasif seperti resistor, kapasitor, pin 01.00 dengan waktu sirkulasi adalah 5 menit.
deret, black housing 10 pin, 40 kaki penyangga
modul (spacer), 3 lembar kertas glossy, kabel Pengujian awal menggunakan air, dan
warna (kabel jumper), 25 light emitted diode menghasilkan kinerja yang baik sesuai dengan
(LED), 1 box untuk modul, pompa aquarium dan rencana perancangan. Pada tahap berikutnya,
airpump AC, Tangki 50 L. Pompa udara 4 L/ sistem pengolah limbah diuji menggunakan
menit, relay DC 5 V dan 12 V, 12 transistor cacahan tandan kosong kelapa sawit, dan
TIP120. cacahan limbah rimpang nanas yang
dimasukkan ke dalam sistem pengolah limbah.
2.1. Perancangan dan Mekanisme Alat Sistem pengolah limbah ini terdiri dari 6 tangki
Sistem ini dirancang menggunakan yaitu 3 tangki digunakan untuk limbah tandan
mikrokontroler arduino ATMega 2560 sebagai kosong kelapa sawit, dan 3 tangki berikutnya
pusat pengolah informasi. Mikrokontroler digunakan untuk limbah rimpang nanas. Untuk
bertugas dalam pengolahan informasi suhu, mengukur kinerja alat yang dibuat, dilakukan
sebagai pewaktu, penampil pada LCD, mengatur pengujian meliputi akurasi, respon sistem, dan
pengaktifan pengaduk, pompa udara, dan stabilitas (Telaumbanua et al., 2014). Pengujian
aktivasi keran (kran) otomatis. dilakukan 1 bulan selama masa fermentasi oleh
mikroba. Proses perkembangbiakan dan
Perancangan sistem pembuat pupuk cair ini aktivitas mikroba di dalam menguraikan limbah,
terdiri dari : mampu mempengaruhi ketersediaan unsur hara
a. Tiga tangki pengolah limbah nanas, yang tersedia (dermiyati et al., 2017).
yang terdiri dari tangki aerob, anaerob,
dan semi aerob. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Tiga tangki pengolah limbah kelapa
sawit, yang terdiri dari tangki aerob, 3.1. Rancangan Bangun Sistem Pengolah
anaerob, dan semi aerob. Limbah
c. Setiap tangki menggunakan pengaduk Rancangan alat pengolah limbah tandan kosong
yang dapat bergerak otomatis. kelapa sawit dan limbah nanas telah berhasil

236
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 234-242
P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

dirancang. Hasil rancangan telah diuji coba Mikrokontroler mengontrol waktu pengadukan
menggunakan air di dalam tangki penampungan limbah tandan kosong dan rimpang nanas dalam
selama 5 hari percobaan untuk mendapatkan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) pada
data kinerja alat. Pengujian menggunakan air proses fermentasi (Gambar 2). Pengontrolan
dilakukan untuk mengecek kebocoran, sistem pengadukan mengintegrasikan mikrokontroler
pengadukan, pompa udara, keran udara dan dengan dinamo DC 12 volt, 2 Ampere yang
sensor suhu water proof yang terpasang pada dihubungkan dengan gearbox. Pengadukan
setiap tangki penampungan limbah. dilakukan dengan putaran 30 RPM yang
dilakukan 4 kali sehari.
Sistem pengaduk pembuat pupuk organik cair
ini terdiri atas beberapa bagian yaitu sistem Pengaduk dirancang sebanyak 6 unit yang
pengaduk limbah, sistem sirkulasi udara pada ditempatkan pada setiap tangki mulai dari
semi aerob, sistem pengolah informasi berupa perlakuan aerob, semi aerob, dan anaerob. Selain
mikrokontroler dan bagian pendukungnya itu, pompa udara dan keran udara juga dirancang
(Gambar 1). untuk mengakomodasi perlakuan semi aerob.
Pompa udara dan keran udara diintegrasikan
3.2. Modul Utama Pengolah Informasi secara bersamaan agar udara di dalam tangki
Sistem kendali yang digunakan dalam proses dapat tersirkulasi dengan baik. Saat pompa udara
pengadukan pada proses fermentasi, aktif, keran udara juga aktif membuka, sehingga
menggunakan mikrokontroler AVR ATMega terjadi sirkulasi dalam tangki limbah tandan
2560 yang tersemat dalam arduino mega. kosong kelapa sawit dan rimpang nanas. Pompa

Gambar 1. Rancangan Bangun Sistem Pengolah Limbah Otomatis

Gambar 2. Sistem Pengolah Data dan Informasi

237
Rancang bangun sistem pengaduk.... (Telaumbanua, dkk)

udara membutuhkan daya sebesar 50 watt yang diakibatkan metabolisme mikroba dan efek
dengan tegangan 220 VAC. Keran udara suhu radiasi sinar matahari walaupun sistem
membutuhkan 5 watt dengan tegangan kerja 220 pembuat pupuk otomatis telah diletakkan agar
VAC. Semburan pompa setiap jalur, mampu tidak terkena sinar matahari langsung.
menghasilkan udara sebanyak 5 liter per menit.
Sistem ini dirancang sebanyak 2 unit yaitu untuk Sistem kendali juga dilengkapi dengan MMC atau
tangki tandan kosong dan rimpang nanas. SD card yang berfungsi untuk setiap proses yang
dilakukan oleh sistem kendali yang meliputi
3.3. Hasil Rancangan Aktuator dan Sensor proses pengadukan, proses sirkulasi udara,
Suhu waktu, dan suhu yang terukur setiap 15 menit.
Modul MMC ini disematkan pada mikrokontroler
3.3.1. Integrasi Sensor Suhu dan melalui pin 20 dan 21. Dalam perancangannya,
Mikrokontroler sistem kendali memiliki memori penyimpanan
Sensor yang digunakan dalam perancangan ini 8 gigabyte. Ukuran ini mampu merekam data
yaitu sensor suhu LM35 water proof. Sensor selama lebih dari 2 tahun dengan rerata
LM35 water proof, dirancang agar mampu pengambilan setiap 15 menit.
direndam dalam air pada jangka waktu yang
lama. Sensor ini mampu mendeteksi suhu pada 3.3.2. Aktuator Pengaduk, Keran Udara
range 0 O C hingga 150 O C, dengan tingkat dan Pompa Udara
ketelitian 0,5 OC. Sensor ini diletakkan pada Sistem pengadukan dirancangan menggunakan
masing-masing tangki pengolahan limbah sistem kendali menggunakan mikrokontroler
sebanyak 6 unit sensor. Sensor diletakkan tepat yang terintegrasi dengan aktuator. Integrasi ini
di tengah media limbah. Peletakan posisi ini digunakan untuk mengendalikan pengadukan
bertujuan untuk mendapatkan suhu rerata pada limbah nanas dan sirkulasi udara pada proses
media limbah yang diolah. Sistem akan fermentasi. Tipe pengadukan yang dilakukaan
mengamati proses perubahan suhu pada proses adalah tipe berselang (intermitten) yang
pengolahan limbah secara kontinu, dimulai dari dilakukan setiap pukul 06.00, 12.00, 18,00, dan
hari ke 0 hingga hari ke 30. 00.00. Pengadukan dilakukan pada setiap tangki
pengolahan limbah. Aktuator pengaduk
Suhu di media limbah diukur setiap 30 menit. dirancang menggunakan besi yang saling
Data tersebut direkam ke dalam MMC secara menyilang, yang dihubungkan dengan gearabox
realtime. Hal ini berfungsi untuk mendapatkan dan motor DC (Gambar 4 a dan b).
model untuk menentukan pola jumlah
perkembangbiakan bakteri pada penelitian Limbah ditempatkan dalam wadah dengan sistem
lanjutan. Suhu rerata yang diperoleh dari hasil yang telah dirancang yaitu, sistem aerob, sistem
pengukuran adalah 23-25 OC selama pengamatan. semi aerob, dan anaerob. Terdapat 6 tangki
Terjadi lonjakan suhu terjadi pada siang hari limbah yang terdiri dari 3 tangki untuk limbah

Gambar 3. Sensor Suhu

238
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 234-242
P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

kelapa sawit yaitu tangki aerob, semi aerob, dan sistem anaerob, tidak terjadi sirkulasi udara
anaerob. Di samping itu, 3 tangki lainnya selama proses penelitian. Proses pengadukan
diperuntukkan untuk limbah nanas yaitu dilakukan setiap 6 jam yaitu pada pukul 06.00,
perlakuan aerob, semi aerob, dan anaerob. 12.00, 18.00 dan 00.00.

Proses aerob dilakukan dengan membuka 3.4. Analisis Sistem Kendali


penutup tangki selama proses fermentasi. Pada
metode ini, udara luar diatur agar mampu masuk 3.4.1. Analisis Kinerja Aktuator Pengaduk
ke dalam tangki selama proses penelitian. Proses Aktuator pengaduk terdiri dari dinamo DC 12 V
pengadukan dilakukan setiap 6 jam yaitu pada dengan arus 2 Ampere yang terpasang dengan
pukul 06.00, 12.00, 18.00 dan 00.00. gearbox. Gearbox terhubung dengan pengaduk
limbah melalui poros yang terbuat dari besi
Proses semi aerob dilakukan dengan membuat secara vertikal. Kinerja yang diukur pada 1
sistem aktuator keran udara dengan keran pengaduk adalah akurasi, kecepatan respon, dan
pompa udara yang aktif setiap 4 kali setiap hari. stabilitas. Hasil analisis akurasi kinerja pengaduk
Integrasi antar aktuator pompa udara dan keran berdasarkan waktu yaitu mencapai 100 %.
otomatis aktif setiap jam 07.00, 13.00, 19.00 dan Terdapat beberapa kendala dalam proses
01.00 yaitu dengan selang waktu 6 jam (Gambar pengadukan diantaranya beban yang terlalu
5). Dari hasil pengukuran, bahwa waktu aktivasi tinggi menyebabkan pengaduk sulit untuk
sistem ini membutuhkan waktu 5 menit sehingga berputar 360 derajat. Hal ini disebabkan cacahan
udara yang tersirkulasi mencapai 25 liter. Proses limbah yang terlalu besar, sehingga dilakukan
anaerob dilakukan dengan menutup tangki yang modifikasi pengaduk. Berdasarkan data yang
digunakan selama proses fermentasi. Pada diperoleh, akurasi kinerja sistem pengaduk

Gambar 4. (a) Aktuator Pengaduk dan (b) Motor Pengaduk Limbah

Gambar 5. Aktuator Pompa Udara (a) dan Aktuator Keran Udara (b)

239
Rancang bangun sistem pengaduk.... (Telaumbanua, dkk)

Tabel 1. Kinerja Sistem Pengaduk


No Parameter Nilai
1 Akurasi 68 %
2 Respon Sistem ± 1 ms
3 Stabilitas Stabil

Tabel 2. Kinerja Sistem Keran Udara


No Parameter Nilai
1 Akurasi 99,8 %
2 Respon Sistem ± 1ms
3 Stabilitas Stabil

Tabel 3. Kinerja Sistem Keran Otomatis


No Parameter Nilai
1 Akurasi 99,8 %
2 Respon Sistem ± 1 ms
3 Stabilitas Stabil

menggerakkan poros pengaduk berada pada 3.4.3. Analisis Kinerja Keran Otomatis
kisaran 68 %. Hal ini yang disebabkan oleh Keran udara terintegrasi dengan pompa udara
padamnya listrik di lokasi penelitian dan waktu dalam mensirkulasikan udara pada perlakuan
proses penggantian pengaduk. Aktuator semi aerob. Hasil analisis akurasi kinerja keran
pengaduk membutuhkan waktu ± 1 ms untuk berdasarkan waktu yaitu mencapai 100 %.
memutar pengaduk berdasarkan waktu yang Berdasarkan data yang terekam, akurasi kinerja
ditetapkan dalam program. Waktu pengadukan sistem kendali berada pada 99,8 % yang
yang ditetapkan lebih cepat 1 jam dibandingkan disebabkan oleh padamnya listrik di lokasi
keran dan pompa udara yaitu pukul 06.00, 12.00, penelitian. Aktuator keran otomatis
18.00 dan 00.00. Analisis selanjutnya adalah membutuhkan waktu ± 1 ms untuk mengaktifkan
stabilitas pengaduk yang diamati secara random membuka keran berdasarkan waktu yang
sebanyak 7 kali dari target waktu yang ditetapkan. Waktu yang ditetapkan adalah 07.00,
ditetapkan. Dari hasil pengamatan, stabilitas 13.00, 19.00 dan 01.00. Analisis selanjutnya
sistem pengaduk adalah baik (stabil) (Tabel 1). adalah stabilitas keran otomatis yang diamati
secara random sebanyak 7 kali dari target waktu
3.4.2. Analisis Kinerja Pompa Udara yang ditetapkan. Dari hasil pengamatan, stabilitas
Dari hasil analisis kinerja pompa udara sistem keran adalah baik (stabil) (Tabel 3).
berdasarkan waktu, diperoleh akurasi sistem
mencapai 100 %. Akan tetapi, berdasarkan data IV. KESIMPULAN
yang terekam, akurasi kinerja sistem kendali
berada pada 99,8 % yang disebabkan oleh Dari hasil penelitian, diperoleh akurasi kinerja
padamnya listrik di lokasi penelitian. Aktuator sistem pengaduk adalah 68 %, dengan hasil
pompa udara mampu menghasilkan ± 1 ms untuk kecepatan respon alat untuk memulai
mengaktifkan pompa udara setiap target waktu pengadukan adalah ± 1 ms. Dari berbagai kondisi
yang ditetapkan. Nilai masuk dalam golongan pengukuran, kondisi pengaduk stabil. Pengaduk
sangat baik untuk respon sistem. Analisis bekerja melakukan pengadukan pada pukul
selanjutnya adalah stabilitas pompa udara yang 06.00, 12.00, 18.00 dan 00.00 setiap harinya.
diamati secara random sebanyak 7 kali dari target Kinerja akurasi pompa udara yaitu 99,8 % dari
waktu yang ditetapkan. Dari hasil pengamatan, berbagai kondisi pengamatan. Respon sistem
stabilitas sistem pompa udara adalah baik (stabil) untuk menyalakan pompa adalah ± 1 ms dan
(Tabel 2). kondisi pompa untuk berbagai kondisi adalah

240
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 234-242
P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

stabil. Demikian juga hasil unjuk kinerja akurasi Igwe, J. C. and Onyegbado. 2007. A Review of
keran udara otomatis yaitu 99,8 %. Respon Palm Oil Mill Effluent (Pome) Water
sistem pengolahan pupuk cair untuk menyalakan Treatment, Global. Journal of
keran otomatis adalah ± 1 ms dan kondisi keran Environmental Research. 1(2): 54-62.
untuk berbagai kondisi adalah stabil. Pompa dan
keran bekerja melakukan sirkulasi pada pukul Ketnawa, S., Chaiwut, P., Rawdkuen, S. 2012.
07.00, 13.00, 19.00 dan 01.00. Sistem ini dianggap Pineapple wastes: A potential source
layak untuk berbagai aplikasi pembuatan pupuk for bromelain extraction. Food and
hayati lainnya karena mampu menghasilkan Bioproducts Processing. 90: 385–391.
akurasi, respon sistem, dan tingkat kestabilan
yang baik dari berbagai pengukuran. Niga, J. N. 1999. Continuous Ethanol Production
From Pineapple Cannery Waste. Journal
of Biotechnology 72: 197–202.
DAFTAR PUSTAKA
Pusdatin. 2015. Outlook Nenas. Pusat Data dan
ADB. 2008. Appendix VII : Technology Overview Sistem Informasi Pertanian. Sekretariat
– Palm Oil Waste Management http:// Jenderal-Kementerian Pertanian.
www.adb.org/Documents/Reports/ Jakarta. 74 hlm.
Consultant/36557-INO/36557-INO-
TACRAppendix VII.pdf accessed on Reddy, N., and Yang, Y. 2005 Biofibers from
27th November, 2008. Agricultural by Products for Industrial
Applications. TRENDS in
BPS. 2016. Luas dan Produksi Tanaman Kelapa Biotechnology 23 (1) : 22-27.
Sawit di Indonesia. Diakses dari https:/
/www.bps.go.id., 20 Februari 2018. Sreekala, M. S., Kumaran, M. G., and Thomas, S.
1997. “Oil palm fibers: Morphology,
BPS. 2018. Ekspor Minyak Kelapa Sawit Menurut chemical composition, surface
Negara Tujuan Utama, 2000-2015. modification and mechanical
https://www.bps.go.id/statictable/ properties”, J. Applied Polymer Sci. 66 :
2014/09/08/1026/ekspor-minyak- 821-835.
kelapa-sawitmenurut-negara-tujuan-
utama-2000-2015.html, diakses 18 Telaumbanua, M., Sutiarso, L., Purwantana, B.
Februari 2018. 2014. Rancangbangun Aktuator
Pengendalian Iklim Mikro di
Dermiyati, Lumbanraja, J., Banuwa, I. S., Maulida, Greenhouse Untuk Budidaya Tanaman
O. 2015.Application of Organonitrofos Sawi (Brassica rappa Var. Parachinensis
and Inorganic Fertilizer on Cassava L.). Agritech 34(2): 213-222.
Manihot esculenta Crantz in Ultisol Soil.
Journal of Tropical Soils. 20(3):167- Telaumbanua, M., Purwantana, B., Sutiarso, L.,
172. Falah, M. A. F. 2016. Studi Pola
Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica
Dermiyati, Karyanto, A., Niswati, A., Lumbanraja, rapa var.parachinensis L.) Hidroponik
J., Triyono, S., Vania, N., Harini, A. 2017. di Dalam Greenhouse Terkontrol.
Activity of Soil Microorganisms during Agritech 36 (1) : 104-110.
The Growth of Sweet Corn (ZeaMays
Saccharata Sturt) in The Second Triyono, S., Dermiyati, Lumbanraja, J., dan
Planting Time with the Application of Ismono, H. 2016. Integrasi Budidaya
Organonitrofos and Biochar. Journal of Jamur Merang (Volvariella Volvaceae
Tropical Soils 22 (1) : 35-41. L) Media Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS) Dengan Produksi Pupuk
Organonitrofos. Laporan Penelitian
Strategis Nasional.54 hal.

241
Rancang bangun sistem pengaduk.... (Telaumbanua, dkk)

Widiastuti, H dan Panji, T. 2007. Pemanfaatan


tandan kosong kelapa sawit sisa jamur
merang (Volvariella volvacea) (TKSJ)
sebagai pupuk organik pada pembibitan
kelapa sawit. Menara Perkebunan, 75
(2) : 70-79.

242
Department of Agricultural Engineering The University of Lampung

Anda mungkin juga menyukai