Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI


DASAR KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi


2.1.1 Kedudukan Organisasi
Sesuai Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Buton Selatan, maka untuk
efektifnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton Selatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kemasyarakatan, dimana kedudukan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Buton Selatan :

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Buton


Selatan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.

2. Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah


dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2.1.2 Visi Misi Organisasi


1. Visi Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
“TERWUJUDNYA KABUPATEN BUTON SELATAN SEBAGAI
PUSAT PERTUMBUHAN BARU MELALUI OPTIMALISASI
SUMBER DAYA LOKAL MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA,
MANDIRI DAN BERMARTABAT”
2. Misi Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Misi pembangunan Kabupaten Buton Selatan tahun 2017-2022:
a. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dasar untuk
menjamin mobilitas penduduk yang dinamis dalam Prinsip
Pembangunan Berkelanjutan,
b. Meningkatkan Pembangunan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Buton Selatan yang berkualitas dan berdayasaing,

4
c. Meningkatkan kualitas Penyelenggaran Pemerintahan yang
efektif dan efesien,
d. Mengembangkan Perekonomian Masyarakat yang berbasis
potensi lokal daerah dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan, dan
e. Mengembangkan Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Tatanan
Kehidupan Sosial Kemasyarakat dan Pariwisata.
3. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang dipimpin oleh Kepala Dinas dan Sekretariat
serta Bidang-Bidang. Untuk pelaksanaan kegiatan sekretariat dan
bidang dilengkapi dengan Sub, Bagian dan Seksi-Seksi yaitu :
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris meliputi : Sub Bagian Program dan Keuangan dan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,
c. Bidang Bina Marga meliputi : Seksi Perencanaan dan
Pengendalian, Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan dan
Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan.
d. Bidang Cipta Karya meliputi : Seksi Perencanaan dan
Pengendalian Cipta Karya,Seksi Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dan Seksi Penyehatan Lingkungan
Permukiman,
e. Bidang Penataan Bangunan meliputi : Seksi Tata Bangunan
dan Perizinan, Seksi Registrasi, Pengukuran dan
Pengembangan Kawasan, Serta Seksi Penertiban Evaluasi dan
Dokumentasi
f. Bidang Penataan Ruang meliputi : Seksi Survey, Pemantauan
dan Pemetaan, Seksi Penyusunan Rencana Tata Ruang, serta
Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang,
g. Bidang Bina Jasa Konstruksi, Peralatan dan Pengairan meliputi
:Seksi Bina Jasa Konstruksi, Seksi Peralatan & Seksi
Pengairan.

5
Kepala Dinas

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL Sekretaris Dinas

Kasubag Umum
Kasubag Program Dan
Dan keuangan Kepegawaian

Bidang Cipta Karya Bidang Bina Marga Bidang Tata Ruang Bidang Penataan Bangunan Bidang Jasa Konstruksi

Seksi Tata Bangunan dan Seksi Registrasi,


Perizinan Pengukuran dan
Pengembangan Kawasan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

6
4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Sebagai tindak lanjut Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Buton Selatan, maka untuk efektifnya pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Buton Selatan dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan,
dipandang perlu menyusun uraian tugas jabatan struktural. Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupen Buton Selatan
dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis dan operasional di Dinas;

b. Merumuskan program kerja di Dinas;

c. Mengkoordinasikan dan bekerja sama dengan pihak lain di luar


instansi Dinas terkait menyangkut Dinas;

d. Membina pelaksanaan pengelolaan administrasi umum,


meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian,
perlengkapan dan peralatan;

e. Mengarahkan dan memberi masukan terkait pelaksanaan


program kerja dan kegiatan Dinas;

f. Menyelia atau mengawasi pelaksanaan pengelolaan


administrasi umum, meliputi ketatalaksanaan, keuangan,
kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;

g. Memecahkan masalah-masalah yang muncul dari pelaksanaan


program kerja dan kegiatan Dinas;

h. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan kegiatan Dinas


serta mengevalusi hasil kinerja bawahan;

i. Melaporkan dan memberi saran kepada atasan terkait Dinas;

j. Melaksanakan kebijakan pengelolaan administrasi Dinas;

k. Melaksanakan tugas pembangunan dan peningkatan


infrastruktur jalan dan jembatan serta pengembangan dan

7
pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air
lainnya;

l. Melaksanakan tugas kebinamargaan, ketatalaksana bangunan,


keciptakaryaan, penataan ruang, pelayanan jasa konstruksi,
pengairan dan sumber daya air serta rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi di kementerian terkait;

m. Melaksanakan tugas penyelenggaraan perencanaan,


pemanfaatan dan pengendalian bangunan dan lingkungan;

n. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan baik


secara tertulis maupun lisan sesuai dengan permasaalahan dan
bidang tugas masing-masing dan
o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan
oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah yang ditindak lanjuti dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Kolaka Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Kolaka kemudian dilanjutkan dengan peraturan Bupati Kolaka
Nomor 48 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kolaka, maka Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kolaka
adalah Perangkat daerah kabupaten sebagai unsur pembantu
Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam

5. Tugas Pokok Bidang Penataan Bangunan


a. Tugas pokok Kepala Bidang Tata Bangunan adalah memimpin
dan melaksanakan kebijakan teknis pelayanan tata bangunan
dan perizinan, registrasi, pengukuran dan pengembangan
kawasan, penertiban, evaluasi dan dokumentasi serta

8
monitoring, evaluasi dan pelaporan berdasarkan pedoman yang
berlaku untuk kelancaran tugas.
b. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Bidang Tata Bangunan mempunyai uraian
tugas jabatan sebagai berikut :
(1) Merencanakan operasional untuk mendukung kegiatan di
Bidang Tata Bangunan dan perizinan, registrasi,
pengukuran dan pengembangan kawasan, penertiban,
evaluasi dan dokumentasi;
(2) Membagi tugas kepada bawahan untuk dilaksanakan
dengan penuh rasa tanggung jawab;
(3) Memberi petunjuk kepada bawahan agar dalam
melaksanakan tupoksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
(4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan agar tugas berjalan
lancar;
(5) Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan;
(6) Mengkoordinasikandan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan terkait standar bangunan dan perizinan;
(7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan dan memberi saran
kepada atasan untuk menjadi bahan pertimbangan;
(8) Melaksanakan penyusunan program dan melaksanakan
kegiatan terkait tata bangunan, perizinan bangunan,
registrasi, pengukuran dan pengembangan kawasan serta
penertiban, evaluasi dan dokumentasi;
(9) Melaksanakan penyusunan dan perumusan pelaksanaan
kebijakan standar bangunan, perizinan dan pengembangan
kawasan;
(10) Melaksanakan penyusunan data base bangunan gedung dan
konstruksi secara umum;

9
(11) Melaksanakan sosialisasi dan pengendalian pelaksanaan
peraturan Perundang-undangan terkait garis sepadan jalan
dan izin mendirikan bangunan;
(12) Melaksanakan penertiban terhadap bangunan gedung yang
akan di bangun;
(13) Melaksanakan registrasi, pengukuran dan pengembangan
kawasan;
(14) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
penataan bangunan;
(15) Melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan instansi
terkait dan
(16) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan
oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.
c. Kepala Bidang Tata Bangunan membawahi :
(1) Kepala Seksi Tata Bangunan dan Perizinan;
(2) Kepala Seksi Registrasi, Pengukuran dan Pengembangan
Kawasan; dan
(3) Kepala Seksi Penertiban, Evaluasi dan Dokumentasi.

2.2 Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN


Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Lima (5) nilai
dasar yang biasa disingkat ANEKA ini merupakan modal awal PNS dalam
menjalankan tugasnya. Sebelum mengimplementasikan nilai dasar PNS, ada
satu tahap yang dilalui yaitu tahap internalisasi. Internalisasi merupakan
proses pemahaman atas nilai yang terkandung dari masing-masing poin
ANEKA yaitu:
2.1.1 Akuntabilitas
Merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan
kemauanuntuk bertanggung jawab. PNS memiliki tugas pokok fungsi
yang wajib untuk dijalankan. Setiap PNS hendaknya sadar akan

10
tugasnya. Tidak hanya sekadar sadar. Mereka juga harusbertanggung
jawab atas apa yang telah dilaksanakan. Sebagai abdi masyarakat,
PNS memiliki tanggung jawab yang besar. Maka tidak salah jika
setiap PNS melakukan perencanaan yang matang sebelum
melaksanakan tugasnya. Adanya transparansi juga penting untuk
dilaksanakan. Tanpa transparansi PNS akan kesulitan dalam
menjalankan tugas. Ada 9 aspek akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan;
b. Transparansi;
c. Integritas;
d. Tanggungjawab;
e. Keadilan;
f. Kepercayaan;
g. Keseimbangan;
h. Kejelasan; dan
i. Konsistensi.

2.1.2 Nasionalisme
Yaitu sikap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. Setiap
sila dalam Pancasila mengandung nilai-nilai kemuliaan. Sila pertama,
Ketuhanan yang Maha Esa. Kedua, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Ketiga, Persatuan Indonesia. Keempat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sila ini merupakan pondasi dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sebagai motor penggerak suatu negara, PNS harus mampu
menjadi teladan.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani
publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang professional.
ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan

11
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme
yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
1. Berwawasan kebangsaan yang kuat ;
2. Memahami pluralitas;
3. Berorientasi kepublikan yang kuat; dan
4. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya.
2.1.3 Etika Publik
Yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat Seorang
PNSharus mampu memberi pelayanan yang ramah selama
menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh
terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan. Aspek etika
publik antara lain:
a. Jujur;
b. Integritas;
c. Disiplin;
d. Sopan;
e. Transparan;
f. Kerjasama;
g. Empati;
h. Respek; dan
i. Keluwesan.
2.1.4 Komitemen Mutu
Yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu. Ada
empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik yang menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur

12
dari kuantitas dan mutu hasil kerja, melainkan kepuasan dan
terpenuhinyakebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkanefisiensi
merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilakukan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya penggunaan sumber daya yang berlebihan,
penyalahgunaan alokasi, penyimpanagan prosedur dan mekanisme
yang tidak sesuai dengan alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuaiatau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapan. Ada
lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan (Berry dan Pasuraman dalam
Zulian Zamit, 2010:11) yaitu:
1) Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas
fisik,perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.
2) Reliability, yaitu kemampuan dalam memberikanpelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuaidengan yang telah
dijanjikan.

13
3) Responsiveness, yaitu keinginan untuk memberikanpelayanan
dengan tanggap.
4) Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dansifat
dapat dipercaya.
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan
hubungan,komunikasi yang baik dan perhatian yang tulus
terhadapkebutuhan pelanggan.
2.1.5 Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa
yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi,
keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih luas
lagi.Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan
pakartelah melakukan identifikasi nilai – nilai dasar anti korupsi. Ada
9 (sembilan) nilai – nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri dari perbuatan curang.
b. Kepedulian
Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan
seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan
jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar.
c. Kemandirian
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak
mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.

14
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.

Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7


kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian
keuangan negara; (2) suap-menyuap; (3) pemerasan; (4) perbuatan
curang; (5) penggelapan dalam jabatan; (6) benturan kepentingan
dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi.

Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka


adanyaUndang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
PokokKepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang peranan
besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan, maka PNS memiliki
peran dan kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya sistem
pemerintahan serta pelayanan lembaga Negarakepada masyarakat.Dengan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, Pegawai
Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuaidengan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalammenjalankan fungsi dan tugasnya
tersebut, harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk

15
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang diselenggarakan
oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan memenuhi kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk memberikan pelayanan
secara professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan pribadi/golongan. Dalam
Undang-undang ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan
dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan kedudukan ASN dalam NKRI yaitu:
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara;
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan olehPimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas daripengaruh dan Intervensi semua
Golongan serta Parpol;
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
dan
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

2.1.6 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN
untukmenghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen
PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK

16
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
2.1.7 WoG
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu
pendekatanpenyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik.
Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).

2.1.8 Pelayanan Publik


LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai
segalabentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik
dalampemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

17
sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan meliputi: Old Public
Administration (OPA), New Public Management(NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

18

Anda mungkin juga menyukai