Anda di halaman 1dari 9

Nama : Larasati Aryani

NIM : 26010113190065
Kelas : A

Tugas Mata Kuliah Fisika Akuatik : Merangkum Jurnal

1. Ismawati
Judul: Hubungan antara Produktivitas Primer Fitoplankton dan Intensitas Cahaya di
Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Review: Hubungan antara produktivitas primer dengan intensitas cahaya, pada
lapisan 0-50cm produktivitas primer 124.33 – 179 mg C/m3/4jam diikuti dengan
intensitas cahaya yang kuat berkisar antara 60.970 – 93.809 lux termasuk kisaran
cahaya penghambat, pada kedalaman 50-100cm produktivitas primer mulai
meningkat berkisar 179.17 – 234.03 mg C/m3/4jam, diikuti dengan intensitas cahaya
yang mulai melemah dari 60.970 lux ke 30.301 lux berarti pada kolom ini bisa
dikatakan batas antara cahaya penghambat dan optimum Lapisan 0 -5 cm intensitas
cahaya sebesar 60.970 – 93.809 lux termasuk cahaya penghambat produktivitas
primer 63,89 – 112,50 mg C/m3/4jam, kedalaman 100 – 200 cm intensitas cahaya
sebesar 8.780 – 30.301 lux termasuk kisaran cahaya optimum produktivitas 160,42
– 239,58 mg C/m3/4jam, sedangkan kedalaman 250 cm intensitas cahaya sebesar
1.310 lux termasuk cahaya pembatas yang mennghasilkan produktivitas sebesar
104,86 mg C/m3/4jam. Efisiensi energi cahaya yang dimanfaatkan oleh fitoplankton
pada masing-masing kedalaman berbeda-beda, makin dalam perairan efisiensi
pemanfaatan energi cahaya oleh fitoplankton semakin tinggi.

2. Vera Oktaviani
Judul: Pengaruh Perbedaan Warna Cahaya Lampu Terhadap Hasil Tangkapan
Cumi-Cumi (Loligo sp) pada Bagan Apung di Perairan Palabuhanratu Kabupaten
Sukabumi Jawa Barat
Review: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh perbedaan warna
cahaya lampu terhadap hasil tangkapan cumi-cumi pada bagan apung di Perairan
Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan
metode Survei atau non eksperimental yaitu mengumpulkan data yang ada
dilapangan.penelitian ini menggunakan 2 perlakuan dan 16 kali ulangan. Hasil
tangkapan cumi-cumi lebih banyak menggunakan lampu warna putih dibandingkan
dengan lampu warna kuning jika ditinjau dari bobot dan jumlah individu cumi-cumi.
Bobot total cumi-cumi selama penelitian adalah 88,386Kg. Bobot total dengan
menggunakan lampu warna putih adalah 56.418 Kg dan lampu warna kuning adalah
31.968 Kg. Jumlah total individu selama penelitian adalah 21,299 ekor. Jumlah total
individu yang tertangkap dengan menggunakan lampu warna putih sebanyak 13,332
ekor dan jumlah individu hasil tangkapan dengan menggunakan lampu warna kuning
sebanyak 7.967ekor. Jenis hasil tangkapan sampingan (by-catch) meliputi ikan teri
(Stolephorus sp) sebanyak 103,610 Kg, ikan layur (Trichiurus sp) sebanyak 16,454
Kg dan ikan tembang (Sardinella sp) sebanyak 10,87 Kg.

3. Wafiq
Judul: Pertumbuhan dan Sintasan Juvenil Abalon Haliotis asinina Menggunakan
Pakan Diatom dan Glacilaria verrucosa yang Dipelihara pada Intensitas Cahaya
yang Berbeda
Review: Berdasarkan penelitian intensitas cahaya 400 lux dan pergantian terang dan
gelap (ambient) dapat menunjang pertumbuhan dan sintasan juvenil abalon. U ntuk
pemeliharaan juvenil abalon sebaiknyA dalam kondisi ambient dan 400 lux.

4. Deviocta
Judul: Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Penyerapan Gas Karbon Dioksida oleh
Mikroalga Ankistrodesmus sp. Dalam Fotobioreaktor
Review: Efisiensi penyerapan CO2 paling baik terjadi pada intensitas 4000 lux
dengan variasi konsentrasi 5% CO2. Respon pertumbuhan mikroalga pada
intensitas cahaya 4000 lux lebih baik bila dibandingkan dengan intensitas cahaya
2500 lux kecuali kandungan klorofil.. Hingga saat ini , intensitas cahaya 4000 luks
dengan periodisasi 24/0 dapat menyebabkan CO2 terserap secara optimum.

5. Rizqina
Judul: Keterkaitan Intensitas Cahaya dan Kelimpahan Dinoflagellate di Pulau
Samalona, Makassar
Review: Pola kelimpahan dinoflagellate sangat bervariasi dari pagi hingga sore hari
dalam periode harian. Pola kelimpahan dinoflagellate yang bervariasi dipengaruhi
oleh intensitas cahaya dalam proses fotosintesis serta kondisi lingkungan lain seperti
klorofil a dan ketersedian nutrien di Perairan Pulau Samalona.

6. Hinsa Jemima
Judul: Karakteristik Fisika Kimia Perairan Habitat Bivalvia di Sungai Wiso Jepara
Review: Titik atau stasiun perairan penelitian berkisar antara 17-32cm. Keberadaan
jenis Bivalvia di dasar perairan berbanding positif dengan kecerahan, oksigen
terlarut, dan bahan organik.

7. Ayu Rachmawati
Judul: Laju Produktivitas Primer Perairan Rawa Kongsi Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara
Review: Nilai rata-rata produktivitas primer pada perairan Rawa Kongsi adalah
487,968 mgC/m3/hari, sedangkan nilai rata-rata klorofil-a adalah 2,461 mg/m3
Tinggi rendahnya produktivitas primer pada perairan Rawa Kongsi dipengaruhi oleh
kecerahan, intensitas cahaya dan klorofil-a. Terdapat hubungan yang sangat kuat
antara laju produktivitas primer perairan dengan klorofil-a dan faktor fisika kimia
perairan (suhu, kecerahan, intensitas cahaya, DO dan pH) dengan nilai > 0,76 .
Berdasarkan kandungan klorofil-a maka tingkat trofik perairan Rawa Kongsi
termasuk dalam oligotrofik yaitu tingkat kesuburannya rendah dan produktivitas
rendah dengan nilai rata – rata klorofil-a adalah 2,461 mg/m3.

8. Fania
Judul: Analisis Pengaruh Medium Perambatan terhadap Intensitas Cahaya Lacuba
(Lampu Celup Bawah Air)
Review: Intensitas cahaya dapat digunakan untuk fototaksis terhadap ikan yang
ditangkap. Gelombang cahaya yang dapat diterima oleh mata ikan berkisar antara
400-750 nm. Violet= 390-455 nm, biru 455-492 nm, hijau 492-577 nm, kuning 577-
597 nm, oranye 597-623 nm, merah 622-750 nm.

9. Salsabila Ayu Ramadhina


Judul: Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano
Provinsi Sulawesi Utara
Review: Parameter fisik yaitu suhu perairan berkisar 25 hingga 27 C, kecerahan 1,5
hingga 4 m. dan parameter kimia untuk oksigen terlarut 5 hingga 8, derajat
keasaman atau pH sekitar 5 hingga 9, kadar nitrogen atau NH4 0,0334 hingga
0,0697 mg/ L, kadar phosfat atau PO4 0 hingga 0,0219mg/ L. Secara umum
keberadaan kualitas air fisik; suhu dan kecerahan maupun kualitas kimia ; oksigen
terlarut, derajat keasaman, nitrogen atau NH4 dan phosfat atau PO4 masih berada
pada kondisi yang relatif baik. Sehingga pada dasarnya perairan danau Tondano
yakni sekitar Desa Paleloan masih dapat di gunakan usaha budidaya ikan air tawar.
10. Rayhand Adhya
Judul: Efektivitas Intensitas Cahaya Kaitannya dengan Gradasi Warna pada
Terumbu Karang Zoanthus sp.
Review: nyata untuk pemberian intensitas cahaya yang berbeda terhadap
konsentrasi
klorifl-a dan klorofil-c. Intensitas cahaya yang tinggi adalah pelakuan yang paling
baik bagi klorofil-a dan klorofil-c dan warna yang paling cerah.

11. Winona
Judul: Kedalaman Secci Disk dengan Kombinasi Warna Hitam-Putih yang BerbedA
DI Waduk Ciwaka
Review: Preferensi ikan selar terhadap cahaya LED hijau dan putih menunjukkan
adanya perbedaan antara zona terang dan zona redup. Pada lampu LED hijau
proporsi ikan pada zona terang lebih tinggi (28-40%) dibandingkan dengan zona
redup (5-14%). Proporsi ikan pada zona terang pada lampu LED putih relatif sama
dengan LED hijau yaitu 27-44% dengan proporsi pada zona redup antara 3-16%.
Hal ini menunjukkan bahwa ikan selar merupakan ikan fototaksis positif yang
bereaksi dengan mendekati sumber cahaya pada seluruh intensitas dan warna yang
diberikan. Warna Secchi disk mempengaruhi nilai kecerahan atau kedalaman, warna
yang baik digunakan untuk perairan waduk adalah kombinasi hitam-putih baik itu 2
atau 4 arsiran. Kawasan tengah dan outlet memiliki nilai kecerahan yang rendah, hal
ini karena terjadinya penumpukan bahan organik maupun anorganik pada kawasan.

12. Richard Kevin Yogasurya


Judul: Pengaruh Iluminasi Atraktor Cahaya terhadap Hasil Tangkapan Ikan pada
Bagan Apung
Review: Iluminasi cahaya yang dihasilkan atraktor cahaya lampu genset jauh lebih
besar (500 lux) dari atraktor petromaks minyak tanah (80 lux) dan petromaks gas (60
lux) pada semua posisi pengukuran baik horizontal maupun vertikal menurut
kedalaman perairan.
Perbedaan iluminasi atraktor cahaya pada bagan apung berpengaruh terhadap
komposisi hasil tangkapan. Hasil tangkapan bagan yang menggunakan atraktor
cahaya petromaks minyak tanah didominasi oleh ikan layur (Trichiurus sp.),
petromaks gas didominasi oleh cumi-cumi (Loligo sp.), sedangkan untuk atraktor
lampu genset didominasi oleh ikan layur dan cumi-cumi.

13. Brina
Judul: Karakteristik Cahaya Lampu pada Bagan Tancap di Perairan Teluk Banten
Review: Cahaya yang dihasilkan oleh lampu LED memiliki sebaran yang mengumpul
pada bagian bawah lampu dengan iluminasi yang lebih besar dibandingkan bagian
lainnya. Pada jarak dan kedalaman yang sama, iluminasi cahaya lampu yang
dihasilkan oleh lampu LED 30 watt lebih tinggi dibandingkan dengan lampu tabung
85 watt. Penggunaan lampu LED pada bagan tancap akan meningkatkan penetrasi
cahaya lampu ke dalam perairan dibandingkan dengan lampu tabung yang
digunakan oleh nelayan sehingga peluang untuk menarik perhatian ikan menjadi
lebih tinggi.

14. Yuli Astuti


Judul: Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pemangsaan Larva Ikan Badut
(Amphiprion ocellaris) pada Awal Pemeliharaan
Review: Ketersediaan cahaya sangat penting pada pemeliharaan larva ikan clown
dalam hubungannya dengan kemampuan pemangsaan dari larva. Sedangkan
besaran intensitas (quantity) cahaya bukan faktor yang menentukan pada
pemangsaan maksimal larva, tetapi diduga spektrum/warna (quality) cahaya akan
lebih berperanan pada suksesnya pemangsaan.

15. Pramesthi
Judul: Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya Matahari oleh Fitoplankton dalam
Proses Fotosintesis di Waduk Malahayu
Review: Nilai produktivitas primer kotor di Waduk Malahayu berkisar 45,6-
121,9mgC/m2/jam.Kelimpahan fitoplankton Di Waduk Malahayu berkisar 1.006-
112.67 ind./l dengan genera yang dominan adalah Oscillatoria (Cyanophyceae) dan
Peridinium (Dinophyceae). Efisiensi penggunaan cahaya matahari oleh fitoplankton
di Waduk Malahayu berkisar 0,5-2,7%. Efisiensi penggunaan cahaya matahari
berkurang dengan bertambahnya kedalaman air.

16. Nailin
Judul: Studi Ketertarikan Ikan di Keramba Jaring Apung terhadap Warna Cahaya
Lampu di Perairan Sindulang I, Kecamatan Tuminting, Kota Manado
Review: Ikan lebih tertarik pada warna putih dan hijau dibandingkan dengan warna
biru dan merah. Warna yang paling disukai adalah warna putih. Ada jenis ikan objek
yang sama menyukai dan mendekati warna cahaya putih dan hijau; dalam
pengamatan adalah ikan bobara, baronang dan ikan ketan-ketan putih serta bentuk
gerombolan-nya pada bagian bawah berputar mengelilingi cahaya dan pada bagian
atas ikan bergerak lurus terhadap arus.

17. Anastasia
Judul: Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya Matahari oleh Fitoplankton dalam
Proses Fotosintesis
Review: Intensitas cahaya yang masuk dalam lapisan air akan mengalami
peredupan. Produktivitas maksimum sebesar 347.084 mgC/m3/4jam. Efisiensi
tertinggi terjadi pada kedalaman 11m yaitu sebesar 2,5502% dengan intensitas
cahaya rata-rata sebesar 150.750 Klux. Intensitas cahaya pada kondisi efisiensi
tertinggi hanya tinggal 16.5% dari cahaya di permukaan.

18. Dinda
Judul: Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano
Provinsi Sulawesi Utara
Review: Parameter fisik yaitu suhu perairan berkisar 25 hingga 27 C, kecerahan 1,5
hingga 4 m. dan parameter kimia untuk oksigen terlarut 5 hingga 8, derajat
keasaman atau pH sekitar 5 hingga 9, kadar nitrogen atau NH4 0,0334 hingga
0,0697 mg/ L, kadar phosfat atau PO4 0 hingga 0,0219mg/ L. Secara umum
keberadaan kualitas air fisik; suhu dan kecerahan maupun kualitas kimia ; oksigen
terlarut, derajat keasaman, nitrogen atau NH4 dan phosfat atau PO4 masih berada
pada kondisi yang relatif baik. Sehingga pada dasarnya perairan danau Tondano
yakni sekitar Desa Paleloan masih dapat di gunakan usaha budidaya ikan air tawar.

19. Hanin Athaya


Judul: Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya terhadap Kelimpahan Zooxanthella
pada Karang Bercabang (Acropora sp.) di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu
Review: Kelimpahan zooxanthella mengalami penurunan dibandingkan kontrol
(1.302.425 sel/cm2), yaitu pada perlakuan 1 (intensitas cahaya 58 μE/m2s),
perlakuan 2 (intensitas 26 μE/m2s), dan perlakuan 3 (intensitas 0 μE/m2s) dengan
jumlah masing-masing 1.201.644 sel/cm2, 933.944 sel/cm2, dan 507.458 sel/cm2.
Perbedaan intensitas cahaya dapat menyebabkan perbedaan kelimpahan
zooxanthella yang terdapat pada koloni karang, dimana kenaikan intensitas cahaya
berbanding lurus dengan kenaikan kelimpahan zooxanthella.

20. Salsabila
Judul: Kondisi Lingkungan Perairan Pada Lahan Budidaya Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii Di Desa Jayakarsa Kabupaten Minahasa Utara
Review: Kondisi lingkungan perairan di Desa Jayakarsa dapat dikategorikan cukup
sesuai (moderately suitable) untuk bekas lahan budidaya dekat mangrove (stasiun
1) dan lahan budidaya rumput laut yang masih aktif (stasiun 2), sedangkan lokasi
bekas lahan budidaya di padang lamun dengan dasar perairan berpasir
dikategorikan sesuai bersyarat atau sesuai marginal (marginally suitable). Penyakit
ice-ice, silt (endapan lumpur), dan epifit merupakan masalah bagi pembudidaya
rumput laut di desa Jayakarsa.
Tabel Biota
No Nama Biota ( Nama Lampu Intensitas Gambar
Latin ) ( Warna ( Daya ) /
Lampu ) Kedalaman
( Jarak )
1. Bandeng ( Chanos Biru 500 lux
forskal )

2. Teri ( Engraulidae ) 1. Lampu 1. Lampu


Petek (Leiognathidae ) Mercury Mercury 1.000
Torani ( Exocoetidae ) 2. Lampu watt pada jarak
Petromax 10 m
2. Lampu
Petromax pada
jarak 6 m
3. Cumi – Cumi ( Loligo sp ) Lampu LED 1. 150 watt
( Biru ) 2. 1.776 lux

4. Nila (Oreochromis Kuning 1.000 lux


niloticus)

5. Japuh (Euthynnus affinis) Lampu 220 lux


Petromax ( Kedalaman 30
( Biru ) cm )

6. Kerapu Macan - 220 lux


(Epinephelus ( Kedalaman 1 m
fuscoguttatus) )

7. Abalon ( Haliotis asinina ) - 400 lux

8. Bubara Putih 196 lux


(Caranx ignobilis) ( Kedalaman 10
cm )

9. Selar Kuning ( Putih dan 1. 9,42 x 10-5


Selaroides leptolepis ) Hijau w/cm2
2. 9,03 x 10-5
w/cm2

10. Mackarel ( Rastrelliger Putih 54 watt


kanagurta )

Anda mungkin juga menyukai