Anda di halaman 1dari 16

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN KOREKSI

KESALAHAN

A. Perubahan Estimasi Perusahaan


Estimasi merupakan salah satu hakikat akuntansi yang diterapkan dalam suatu perusahaan.
Banyak hal dalam praktik akuntansi yang memerlukan estimasi, seperti penentuan nilai
harga, umur atau masa manfaat suatu aktiva, penetapan kerugian penghapusan piutang,
penilaian persediaan dsb. Estimasi dapat dikatakan sebagai taksiran yang mungkin dapat
dianggap kurang tepat dan terkadang diperlukan adanya suatu revisi. Pada suatu perusahaan,
mungkin akan terjadi suatu perubahan terhadap estimasi sehingga diperlukan suatu koreksi
untuk merevisi perubahan estimasi tersebut.

B. Perubahan Prinsip Akuntansi


Perubahan dalam prinsip akuntansi meliputi perubahan dari satu prinsip akuntansi yang
diterima secara umum ke prinsip akuntansi yang diterima secara umum lainnya. Suatu
perubahan dalam prinsip akuntansi dapat diterapkan secara retrospektif ataupun
secara prospektif.
– Penetapan perubahan prinsip akuntansi secara retrospektif
Maksud dari perubahan ini adalah perubahan akuntansi tersebut seakan-akan baru diterapkan
sejak awal pada saat perolehan aktiva tetap yang bersangkutan, bukannya pada saat
diberlakukan.
– Penerapan perubahan prinsip akuntansi secara prospektif
Berbeda dengan perubahan prinsip akuntansi secara retrospektif, dimana perubahan akuntansi
secara prospektif ini baru diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi setelah
perubahan.

C. Perubahan Entitas Pelaporan


Perubahan entitas pelaporan adalah perubahan dari suatu tipe entitas pelaporan tertentu ke
tipe entitas pelaporan yang lain, misalkan kesalahan perubahan pada perusahaan-perusahaan
anak dalam suatu grup perusahaan dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasi
(laporan keuangan gabungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak).
Perubahan entitas biasanya terjadi saat ada transaksi pengambilalihan perusahaan. Dasar
perubahan entitas ini dituangkan dalam PSAK 16 yang direvisi dari tahun 2007.

Contoh-contoh perubahan entitas pelaporan yang biasanya terjadi


adalah sebagai berikut:

1. Penyajian laporan keuangan konsolidasi sebagai


pengganti laporan keuangan individual perusahaan
2. Perubahan-perubahan pada perusahaan-perusahaan yang
menjadi kelompok perusahaan afiliasi
3. Akuntansi penggabungan perusahaan
4. Perubahan metode pencatatan investasi pada perusahaan
anak

D. Jenis-kenis kesalahan dan koreksinya 


Kesalahan pencatatan yang tidak memerlukan koreksi
Berarti kesalahan yang terjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap
laporan keuangan, sehingga tidak memerlukan koreksi. contohnya :
1.Kesalahan pencatatan beban yang masih harus dibayar
2.Kesalahan pencatatan beban dibayar di muka
3.Kesalahan Pencatatan pendapatan jasa diterima di muka
4.Kesalahan terlalu kecil menilai persediaan akhir
5.Kesalahan mencatat pembelian persediaan
6.Kesalahan Mencatat Penjualan
Kesalahan pencatatan yang memerlukan koreksi

Merupakan kesalahan yang bisa mempengaruhi laporan keuangan


perusahaan, sehingga memerlukan jurnal koreksi. Berikut ini
merupakan kesalahan yang memerlukan jurnal koreksi :

1. Kesalahan dalam pembuatan jurnal dan kesalahan tersebut belum


dijurnal,
2. Kesalahan dalam memposting ke buku besar sedangkan jurnalnya
sudah benar,
3. Kesalahan dalam pembuatan jurnal dan telah diosting ke perkiraan
buku besarnya, kesalahan tersebut diketahui sebelum penutupan
periode akuntansi,
4. Kesalahan dalam pembuatan jurnal dan telah diposting ke perkiraan
buku besarnya, kesalahan tersebut diketahui setelah penutupan periode
akuntansi
 

Contoh Soal :
TOP Outlet adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan,
neraca saldo per 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:

PT. TOP Oulet

Neraca Saldo

Per 31 Desember 2008

Keterangan Debit Kredit

Kas Rp.3.100.000

Piutang Dagang Rp17.000.000

Piutang Wesel Rp8.500.000

Persediaan Barang Dagangan Rp34.000.000

Investasi Jangka Panjang Rp24.300.000

Aktiva Tetap Rp112.000.000

Akum. Peny. Aktiva Tetap Rp83.500.000

Utang Usaha Rp14.500.000

Utang Wesel Rp10.000.000

Modal Saham Rp43.500.000

Laba Ditahan Rp20.000.000


Penjualan Rp94.000.000

Pembelian Rp21.000.000

Beban Penjualan Rp22.000.000

Beban Administrasi dan Rp23.000.000


Umum

Rp265.500.000 Rp265.500.000
 

Informasi akuntansi per 31 Desember 2008:

1.Penjualan tunai tanggal 1 Mei 2008 senilai Rp1.000.000 lupa belum


tercatat

2.Terhadap upah terutang periode 2007 Rp2.500.000 dan upah


terutang periode 2008 Rp3.200.000 lupa tidak dibuatkan jurnal untuk
menyesuaikannya. Semua beban upah didebitkan pada perkiraan beban
administrasi dan umum. Upah terutang periode 2007 telah dibayar pada
tanggal 5 Januari 2008 dan telah dibuatkan jurnal sebagai berikut:

Beban Administrasi dan umum  Rp2.500.000

Kas                              Rp2.500.000

3. Penilaian persediaan akhir menggunakan metode fisik, persediaan


barang dagangan akhir periode 2007 dinilai terlalu kecil Rp5.400.000
karena masih terdapat persediaan yang telah dibeli tetapi masih dalam
perjalanan.

4. Pembayaran asuransi pada tanggal 1 Oktober 2007 sebesar


Rp1.000.000 karena lupa baru dicatat pada tanggal 10 Januari 2008
dengan jurnal yang berbunyi:

Beban Administrasi dan Umum                     Rp1.000.000

Kas                                                                  Rp1.000.000
Asuransi tersebut semestinya sebesar Rp400.000 menjadi beban
periode 2007 dan sisanya Rp600.000 menjadi beban periode 2008.
Asuransi dicatat dalam perkiraan beban administrasi dan umum.

5. Terhadap aktiva tetap disusutkan 10% dibagi sama untuk beban


penjualan dan beban administrasi dan umum

6. Utang usaha sebesar Rp6.000.000 telah dicatat sebagai wesel bayar

7. Persediaan akhir barang dagangan per 31 Desember 2008


berdasarkan perhitungan fisik dinilai sebesar Rp30.000.000

Berdasarkan soal dan penyesuaian di atas, diminta:

1. Jurnal Penyesuaiannya
2. Neraca Lajur
3. Laporan Laba-Rugi
4. Laporan Laba Ditahan
5. Laporan Neraca
 

Penyelesaian:
Berdasarkan neraca saldo dan informasi akuntansi yang ada maka jurnal
penyesuaian yang harus dibuat per 31 Desember 2008 adalah:

1. Kas Rp1.000.000  
Penjualan Rp
1.0
0.0
00

2. Laba Ditahan Rp2.500.000  


Beban Administrasi dan Umum   Rp
2.5
    00.
000
Beban Administrasi dan Umum Rp3.200.000
 
Upah Terutang    

Rp
3.2
00.
000

3. Persediaan Barang Dagangan (1/1/08) Rp5.400.000  


Laba Ditahan   Rp
5.4
00.
000

4. Laba Ditahan Rp400.000  


Beban Administrasi dan Umum   Rp
400
.00
0

5. Beban Penjualan Rp5.600.000  


Beban Administrasi dan Umum Rp5.600.000  

Akumulasi Peny. Aktiva Tetap   Rp


11.
200
.00
0

6. Utang Usaha Rp6.000.000  


Wesel Bayar Rp
6.0
00.
000

7. Persediaan Barang Dagangan (31/12/08 Rp30.000.000  


Neraca)   Rp
Persediaan Barang Dagangan (31/12/08 30.
Laba-Rugi) 000
.00
0
 
Neraca Lajur
TOP OUTLET
NERACA LAJUR
Per 31 Desember 2008 (dalam Ribuan)
Nama Neraca Saldo Penyesuaian Laba-Rugi Nera
Perkiraan dan Koreksi

Debit Kredit Debit Kredi Debit Kredit Debi


t

Kas 3.100 1.000 4.100

Piutang 17.600 17.60


Usaha

Piutang 8.500 8.500


Wesel

Persediaan 34.000 5.400 39.400


1/1/’08

Investasi 24.300 24.30


Jk. Panjang

Aktiva 112.00 112.0


Tetap 0 0

Akm. Peny. 83.500 11.20


Aktiva 0
Tetap

Utang 14.500 6.000


Usaha

Utang 10.000 6.000


Wesel

Modal 43.500
Saham

Laba 20.000 2.500 5.400


Ditahan 400

Penjualan 94.000 1.000 95.000

Pembelian 21.000 21.000

Beban 22.000 5.600 27.600


Penjualan

Beban 23.000 3.200 2.500 28.900


adm. 5.600 400
&umum

Jumlah 265.5 265.5          


00 00

Upah 32.00
Terutang 0

Persediaan 30.00
31/12/’08 0
Neraca

Persediaan 30.00 30.000 30.00


31/12/’08 0
Laba-Rugi

      59.7 59.70 116.9 125.0 196.


00 0 00 00 00

Laba         8.100    
Bersih

          125.0 125.0 196.


00 00 00
 

Dari neraca lajur tersebut di atas selanjutnya disusun laporan keuangan


seperti di bawah ini:
Laporan Laba-Rugi

PT. TOP OUTLET

LAPORAN LABA-RUGI

Periode 2008

Pendapatan:

     Penjualan 95.000.000

Harga Pokok Penjualan:

     Persediaan Barang 39.400.000


Dagangan 31/12/’08

     Pembelian 21.000.000

     Persediaan Siap Dijual 60.400.000

     Persediaan Barang 30.000.000


Dagangan 31/12/’08

Total Harga Pokok 30.400.000


Penjualan

Laba Kotor Penjualan 64.600.000

Beban Usaha:

     Beban Penjualan 27.600.000

     Beban adm. & umum 28.900.000

    Jumlah beban Usaha 56.500.000

Laba Bersih 8.100.000


Laporan Laba Ditahan
PT. TOP OUTLET

LAPORAN LABA DITAHAN

Periode 2008

Laba Ditahan Per 1 Januari 2008 23.500.000

Laba Bersih periode 2008 8.100.000

Laba Ditahan per 31 Desember 2008 31.600.000


 

Neraca

PT. TOP OUTLET

NERACA

Per 31 Desember 2008

Aktiva Pasiva

Kas 4.100.000 Utang Usaha 8.500.000

Piutang Usaha 17.600.000 Utang Wesel 16.000.000

Piutang Wesel 8.500.000 Upah Terutang 3.200.000

Persediaan 30.000.000 Modal Saham 43.500.000


Barang Dagangan

Investasi Jk. 24.300.000 Laba Ditahan 31.600.000


Panjang

Aktiva Tetap 112.000.000

Akm. Peny. Aktiva (94.700.000)


Tetap
Jumlah Aktiva 101.800.000 Jumlah Pasiva 101.800.00
 
Perubahan terhadap metode akuntansi &
Koreksi Kesalahan
Perubahan akuntansi tersebut memberikan pengaruh yang
besar terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.
Perubahan akuntansi ini dapat mengurangi komparabilitas
dan konsistensi informasi dari laporan tersebut.

Alasan terjadi prubahan akuntansi :

1. Berdasarkan pengalaman atau adanya informasi baru,


suatu perusahaan merasa perlu mengubah estimasi
pendapatan dan biayanya
2. perubahan kondisi perekonomiaan perusahaan
3. mengharuskan perusahaan untyk menerapkan standart
prinsip atau metode akuntansi yang baru
4. Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecaham usaha bias
menyebabkan terjadinya perubahan entitas pelaporan
5. Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba
secara berlebihan
1. Perubahan estimasi akuntansi
Estimasi yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan
pada pertimbangan professional yang baik atas informasi
yang tersedia saat ini. Namun demikian, dikemudian hari
dari tambahan pengalaman atau adanya fakta baru, kadang-
kadang masalahnya menjadi jelas sehingga estimasi itu perlu
disesuaikan agar menggambarkan keadaan perusahaan saat
ini dengan lebih akurat. Dengan demikian telah terjadi
perubahan estimasi akuntansi.

Berikut contoh pos pos yang memerlukan estimasi:

 Piutang tak tertagih


 Keuangan persediaan
 Umur manfaat dan nilai sisa aktiva
 Periode yang menerima manfaat dari biaya yang
ditaguhkan
 Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan
 Cadangan mineral yang dapat dipulihkan kembali
 Perubahan metode penyusutan
Semua perubahan estimasi harus mencerminkan entah pada
periode berjalan saja atau pada periode berjalan dan periode-
periode mendatang

2. Perubahan prinsip akuntansi


Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu
prinsip ekonomi yang berlaku umum ke yang lainnya.
Pengujian yang seksama harus dilaksanakan dalam setiap
situasi ini untuk memastikan bahwa perubahan prinsip
memang telah terjadi
Tiga pendekatan berikut digunakan untuk melaporkan
perubahan prinsip akuntansi :

1. Pelaporan perubahan pada periode berjalan


2. Pelaporan perubahan secara retrospektif
3. Pelaporan perubahan secara prospektif (dimasa
depan).
Koreksi Kesalahan
kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau
lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga
laporan-laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan
lagi, maka dari itu kesalah kesalahan di klasifikasikan
REPORT THIS AD

jenis-jenis kesalahan.

Pada dasarnya setiap terjadi kesalahan jika memungkinkan


seharusnya dikoreksi. Namun terdapat beberapa kondisi
yang membuat tidak semua kesalahan membutuhkan jurnal
koreksi dengan alasan kesalahan tersebut akan betul dengan
sendirinya di periode (bulan/tahun) berikutnya.

1. Jurnal koreksi (pembetulan) kesalahan untuk periode


yang sama, Jenis kesalahan yang diketahui di periode yang
sama, meliputi :
1. Kesalahan klasifikasi.
2. Kesalahan jumlah
2. Jurnal koreksi (pembetulan) kesalahan untuk periode
yang berbeda, Kesalahan pencatatan yang diperiode
sebelumnya bisa berpengaruh terhadap:
1. Kesalahan yang berpengaruh terhadap akun
Neraca, Untuk jenis kesalahan yang berpengaruh
terhadap akun neraca saja (mulai dari kas sampai laba
ditahan) semuanya memungkinkan untuk dikoreksi,
alasannya karena tidak ada istilah tutup buku untuk
akun-akun jenis ini.
2. Kesalahan yang berpengaruh terhadap akun Laba
Rugi, Untuk jenis kesalahan yang berpengaruh kepada
akun-akun laba rugi saja, tidak perlu dikoreksi

Anda mungkin juga menyukai