Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KLASIFIKASI VIRUS
DAN
PERBEDAAN VIRUS, BAKTERI, DAN JAMUR

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah virologi

Disusun Oleh :
Dyah Ayu Pitaloka (H71217050)

Mata Kuliah Diampu Oleh :


Dr. M. Yusuf Alamudi, S.Si., M.Kes.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN SAINS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2020
KLASIFIKASI VIRUS

Beberapa jenis virus diklasifikasikan / dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat dan


beberapa ciri khusus dari virus. Beberapa sifat khusus diantaranya dapat ketahui melalui
morfologi, sifat-sifat fisika dan komponen biokimia virus, materi genetik virus, jenis hospes /
inang tempat menumpang hidup, tempat hidup baik lingkungan maupun habitat virus dalam
organ tubuh hospes, berdasarkan atas jaringan tubuh yang terinfeksi oleh virus atau
berdasarkan pada jenis kerusakan yang ditimbulkan oleh virus (Suprobowati, 2018).

Secara umum dalam pengkasifikasian virus yang sampai saat ini digunakan di
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) di dunia, diklasifikasikan
berdasarkan materi genetik penyusun virus, sel inang / hospes, serta cara reproduksinya untuk
mengetahui secara lengkap. Pada ICTV virus diklasifikasikan berdasarkan materi genetik
meliputi : Famili, Genus dan Spesies (Sidderll, et al., 2019).

International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) di dirikan pada tahun


1966, dengan tujuan untuk mengembangkan taksonomi virus yang disepakati secara
internasional, kemudian untuk menetapkan nama yang disetujui secara internasional untuk
taksa virus, mengkomunikasikan keputusan yang diambil mengenai klasifikasi dan
nomenklatur virus kepada ahli virus yaitu dengan cara rapat dan menerbitkan laporan serta
untuk mempertahankan indeks resmi dari nama virus yang disetujui secara taksonomi
(Sidderll, et al., 2019).

Pengklasifikasian virus ditandai dengan Famili akhiran viridae. Nama subvamili


ditandai dengan akhiran virinae, nama akhiran genus ditandai dengan akhiran virus.
Menurut Lwoff & Tournier (1966) sebagai pakar ahli dalam taksonomi virus, virus
dikasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria :
1. Jenis Asam Nukleat (DNA / RNA) berantai ganda atau tunggal
2. Ukuran dan Morfologi termasuk tipe simetri kapsid
3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang berperan penting dalam
replikasi genom
4. Kepekaan terhadap zat kimia & keadaan fisik
5. Cara penyebaran alamiah virus
6. Gejala – gejala yang timbul
7. Ada tidakya selubung / envelope
8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial, dan sedangkan diameter nukleokapsid
untuk virus helikoidal
(Lwoff & Tournier, 1966).

Klasifikasi virus menjadi grup utaman (famili) didasarkan atas beberapa kriteria
sederhana diantaranya yaitu tipem asam nukleat dalam gnom, jumlah strand nukleat dalam
polaritasnya, cara bereplikasi, ukuran, struktur dan sedimentasi dari partike virus.
MAJOR GROUPS OF VIRUSES
DNA viruses
Envelope Capsid Particle DNA molecular DNA Medically important
Virus Family
present symmetry size (nm) weight (× 10-6) structure virusses
Parvoviridae No Icosahedral 18-26 2 ss Linear B19 Virus
dc Circular, Papiloma viruses
Pavovaviridae No Icosahedral 45-55 3-5
supercoiled Polyomavirus (JC, BK)
Adenoviridae No Icosahedral 70-90 23 ds Linear Adenoviruses
ds
Hepadnaviridae Yes Icosahedral 42 15 Hepatitis B virus
Incomplete
Herpes simplex virus,
Varicella-zoster virus
Cytomegalovirus
Epstein-Barr virus
Human herpes virus
Herpesviridae Yes Icosahedral 100** 100-150 ds linear
(HHV)-6
Human herpes virus
(HHV)-7
Human herpes virus
(HHV)-8
Smallpox virus
Proxviridae Yes Complex 250×300 125-185 ds linear
Vaccinia virus
RNA viruses
DNA
Envelope Capsid Particle Medically important
Virus Family molecular RNA structure
present symmetry size (nm) virusses
weight (× 10-6)
ss Linear, non- Poliovirus,
Picornaviridae No Icosahedral 25-30 2-3 segmented, rhinovirus, hepatitis
+ve sense A virus, enterovirus
ds Linear, 10 Reovirus, rotavirus,
Reoviridae No Icosahedral 75 15
segment Colorado tick fever
Rubella virus,
ss Linear, non-
Western equine
Togaviridae Yes Icosahedral 60-70 4 segmented,
encephalitis virus,
+ve sense
Chikungunya virus
Yellow fever virus,
Ss RNA +ve
Flaviviridae Yes ? 40-60 3-4,4 hepatitis C virus
sense
Dengue virus
West Nile virus
Japanese
encephalitis virus
HIV type 1 and 2,
ss Linear, 2
Human T cell
Retroviridae Yes Icosahedral 80-120 71 segment, >+ve
lymphotropic virus
sense
type 1 and 2
ss Linear, non- Coronavirus, SARS
Coronaviridae Yes Helical 120-160 5 segmented, Coronavirus (SARS
+ve sense CoV)
Noroviruses
Ss RNA +ve (Formerly SRSV or
Caliciviridae No Icosahedral 35-40 2,6
sense Norwalk-like
viruses)
ss Linear, 8
Orthomyxoviridae Yes Helical 80-120 4 segment, -ve Influenza virus
sense
Measles, mumps,
ss Linear, non-
parainfluenza,
Paramyxoviridae Yes Helical 120-250 6 segmented, -ve
respiratory syncytial
sense
viruses
ss Linear, non-
Rhabdoviridae Yes Helical 75×180 3-4 segmented, -ve Rabies virus
sense
ss Circular, 2
Lymphoctic
segments with
Arenaviridae Yes Helical 50-300 5 choriomeningitis
cohesive ends,
virus, Lassa virus
-ve sense
California
encephalitis, sandfly
ss Circular, 3
fever viruses,
segments with
Bunyaviridae Yes Helical 80-120 5 Crimean-Congo
cohesive ends,
haemorrhagic fever
-ve sense
virus, Sin Nombre-
like viruses
ssRNA Marburg, Ebola
Filoviridae Yes Complex 80×14000 4.2
–ve sense virus
*ss, Single Stranded; ds, double stranded
**The herpesvirus nucleocapsid is 100 nm, but the envelope varies in size; the entire virus can be as large as 200 nm
in diameter
1
Retrovirus RNA contains 2 identical molecules of molecular weight 3.5 × 10-6
SARS, severe acute respiratory; SRSV, Small round structured viruses
(Mims, et. al., 2004)
Para ahli mengelompokkan virus berdasarkan aspek-aspek tertetu yaitu
Berdasarkan jenis inang / Hospes seperti virus tanaman, virus hewan, virus manusia, virus
bakteri. Virus tanaman contohnya : Tobacco mozaic virus (TMV) yaitu sejenis virus yang
menyerang tembakau, kemudian terdapat yellow dwarf virus (virus kentang kuning) dalam
hal ini virus ini dapat mula menyerang tanaman bawang (Winiarczyk, et. al., 2014) dan
berbagai virus yang menyerang tumbuhan lainnya.
Kemudian berdasarkan sel hospes virus juga diklasifikasikan menjadi virus
hewan, yaitu virus yang menyerang pada hewan baik yang berperan sevagai zoonosis
maupun hanya endemik pada tubuh hewan. Contohnya : Rhabdovirus yang menyebabkan
rabies pada anjing, New Castle Disease (NCD) yang menyebabkan penyakit tetelo pada
unggas (Fenner, 1993).
Berdasarkan sel hospes terdapat juga virus manusia, yaitu virus yang menyerang
manusia, baik ditularkan melalui manusia dengan manusia maupun manusia ke hewan.
Banyak virus yang menjangkit manusia pada umumnya seperti polio, influenza, hepatitis,
AIDS, SARS dan banyak lagi (Suprobowati, 2018).
Klasifikasi terakhir berdasarkans sel hospes yaitu virus bakteri/ bacteriophages,
dimana bacteriophages merupakan virus yang menyerang bakteri. Menurut Orlova (2012)
virus yang menginfeksi dan menggunakan sumberdaya bakteri dapat diklasifikasikan sebagai
bakteriofage, atau serig kali disebut sebagai “memakan bakteri”, dalam hal ini contoh virus
tersebut yaitu virus bacteriophage T4. Wommack & Colwell (2000) memperkirakan terdapat
1032 bakteriofage di planet ini (bumi) dan beberapa bentuk bakteriofage dapat dengan mudah
di isolasi dari feses maupun berbagai jenis kotoran (Orlova, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Orlova, E. V. 2012. Bacteriophages and their Structural Organisation. Researchgate
publication. Birkbevk, University of London, UK
Supobowati, O. D. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Virologi BAB 2
Klasifikasi Virus. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Mims C., Dockrel HM., Georing RV., Roitt I., Wakelin D., Zuckerman M. 2004. Medical
Microbiology. Edisi Ke-3; Elsevier Mosby, Edinburgh : 29-35.
Siddell, SG., P.J Walker, E.J. Lefkowltz, A.R. Mushegian, B.E. Dutilh., B. Harrach.,
R.L. Harrison., S. Junglen., N. J. Knowles., A.M. Kropinski., M. Krupovic.,
J H. Kuhn., M L. Nibert., L. Rubino., S. Sabanadzovic., P.Simmonds.,
A. Varsani., F.M. Zerbini., A.J. Davison. 2019. Binomial nomenclature for virus
species : a consultation. Achives of Virology. Springer.
Winiarczyk K., E. Solarska., W. Sienkiewicz. 2014. Prevalenve of infecions with onion
yellow dwarf virus, Leek yellow stripe virus and Garlic common latent virus in
plants from the genus Allium. Acta Sci. Pol. Hortorum Cultus 13(3):123-133.
Fenner, FJ. 1993. Veterinary Virology. Second Edition. Academic Press. Inc, San Diego.
California.
PERBEDAAN VIRUS, BAKTERI DAN JAMUR
Virus mempunyai susunan kimiawi yang sangat sederhana dan mempunyai sifat-
sifat yang berbeda dengan bakteri. Adapun perbedaan Virus dengan bakteri :
1. Ukuran virus sangat kecil
Virus berukuran sangat kecil, yaitu 20-300 nm sehingga untuk melihat virus tidak dapat
dipakai mikroskop biasa, tetapi harus dengan mikroskop elektron (ME). Sedangkan
bakteri berukuran antara 200-200 nm sehingga bisa dilihat dengan mikroskop biasa.
Disamping itu virus tidak bisa disaring dengan saringan bakteri biasa (seperti
Chamberlaind, Seitz atau Berkefeld) tetapi menggunakan penyaringan membran kolodion
yang mempunyai pori-pori sangat halus.
2. Susunan kimiawi virus
RNAatau satu molekul DNA saja. Sedangkan bakteri terdiri dari RNA + DNA + Protein.
Karena perbedaan inilah penyakit virus tidak dapat diobati. Tetapi di antara virusvirus ini
ada beberapa jenis yang mempunyai susunan kimiawi seperti bakteri. Golongan virus ini
disebut virus tidak sejati, misalnya golongan Bedsonia. Golongan ini dapat dibunuh oleh
obat-obatan sulfa dan antibiotika, berbeda dengan golongan virus sejati. Yang termasuk
golongan Bedsonia diantaranyaVirus Trakhoma, Limfo Granuloma Venereum (LGV),
Virus Psittakosis, Inklusion Konyunktivitis (Inklusion blennorrhoe)
3. Virus hanya bisa hidup dalam sel atau jaringan hidup dan hidupnya selalu intraseluler (di
dalam sel), sedangkan bakteri dapat hidup dalam sel hidup maupun sel mati dan bisa
intraseluler maupun ekstraseluler.
4. Virus tidak mengandung enzim untuk pertukaran zat (metabolisme), sedangkan bakteri
mengandung enzim untuk pertukaran zat.
5. Virus mempunyai daya mutasi yaitu daya untuk mengubah sifat antigennya, sedangkan
bakteri tidak dapat mengubah sifat antigennya. Mutasi bisa terjadi karena hal- hal berikut:
a. Secara spontan yaitu terjadi dengan sendirinya
b. Jika virus diolah dengan bahan kimia tertentu
c. Jika virus diradiasi, misalnya dengan sinar ultra violet.
6. Cara berkembang biak
Bakteri berkembang biak dengan cara belah pasang (binary fission) sedangkan virus
berkembang biak dengan cara berikut Virus masuk sel (infeksi), virus melekat pada sel
(viropeksis) kemudian menembus sel (pinositosis). Di dalam sel asam nukleat dilepaskan,
merangsang isi sel untuk membentuk asam nukleat dan protein yang dimiliki oleh virus
yang masuk, kemudian terjadi proses pemantangan komponen-komponen yang baru
terbentuk. Mulai masuknya virus sampai pematangan komponen-komponen baru disebut
stadium eclypse. Bila sel itu mati, maka virusnya pun mati (berbeda dengan bakteri yang
tetap hidup sebagai saprofit) (Depkes, 1996).

Jika dilihat dari segi unit sel, maka mari kita bedakan antara bakteri dengan
jamur. Bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau
batang. Sekarang namanya dipakai untuk menyebutkan sekelompok mikroorganisme yang
bersel satu, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak
dengan mikroskop. Terdapat beberapa bentuk pada bakteri, seperti basil (berbentuk serupa
tongkat pendek, silindris. Basil dapat bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain,
yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil),
kokus (golongan kokus merupakan bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan
ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-andengan panjang serupa tali
leher, disebut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, disebut diplokokus, ada yang
mengelompok berempat, disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok serupa kubus disebut
sarsina), dan spiral (bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral, dimana
bakteri ini tidak banyak terdapat, karena itu merupakan golongan yang paling kecil, jika
dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil).
Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran
plasma, dinding sel yang mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah bakteri dapat
membentuk kapsul dan lendir, juga flagela dan pili. Dinding selnya merupakan struktur yang
kaku berfungsi membungkus dan melindungi protoplasma dari kerusakan akibat faktor fisik
dan menjada pengaruh lingkungan luar seperti kondisi tekanan osmotik yang rendah.
Protoplasma erdiri dari membran sitoplasma beserta komponen-komponen seluler yang ada
di dalamnya. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk endospora sebagai pertahanan dikala
lingkungan tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Struktur dinding sel dapat menentukan
perbedaan tipe sel bakteri, seperti bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Yang terakhir
terdapat fase pertumbuhan bakteri yang meliputi fase lag, log stasioner, dan fase kematian.
Jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang mempunyai inti dan
organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benang-benang sel tunggal panjang,
sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium. Miselium merupakan massa benang yang
cukup besar dibentuk dari hifa yang saling membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah
dikenal dengan melihat warna miseliumnya Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur
berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang
bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-jaring, bentuk ini
dinamakan miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang
menegak. Biasanya hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut
spora, sedangkan hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap nutrien dari substrat dan
menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut hifa vegetatif dan hifa yang
tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa berlangsung terus-menerus di bagian apikal,
sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-
30 µm.
Jenis jamur yang berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan ukuran
diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Hifa adalah benang halus yang
merupakan bagian dari dinding tubuler yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma.
Jamur sederhana berupa sel tunggal atau benang-banang hifa saja. Jamur tingkat tinggi terdiri
dari anyaman hifa yang disebut prosenkim atau pseudoparenkim. Prosenkim adalah jalinan
hifa yang kendor dan pseudoparenkim adalah anyaman hifa yang lebih padat dan seragam.
Sering terdapat anyaman hifa yang padat dan berguna untuk mengatasi kondisi buruk yaitu
rhizomorf atau sklerotium. Ada pula yang disebut stroma yaitu jalinan hifa yang padat dan
berfungsi sabagai bantalan tempat tumbuhnya bermacam-macam bagian lainnya.
Sebagian besar jamur membentuk dinding selnya dari kitin, yaitu suatu
polisakarida yang mengandung pigmen-pigmen yang kuat namun fleksibel. Untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, jamur memiliki factor-faktor seperti kelembaban
yang tinggi, persediaan oksigen, dan ersediaan bahan organik. Jamur merupakan saprofit dan
dapat hidup dari bahan organik yang telah mati atau yang mengalami pembusukan (Peltczar
et al., 1986). amur akan mencari dan mengabsorbsi molekul-molekul organik. Melewati
dinding selnya, jamur dapat mengabsorbsi molekul-molekul kecil yang kemudian diabsorbsi
dan digunakan secara langsung atau disusun menjadi molekul organik dalam sel (Campbell et
al., 2003).
Spora jamur memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara
seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, tetapi ada juga
spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesialisasi.
Ketika kondisi lingkungan memungkinkan pertumbuhan yang cepat, jamur memperbanyak
diri dengan menghasilkan banyak spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-
spora tersebut berkecambah jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang
sesuai (Campbell et al., 2003).
Berikut Tabel yang membedakan antara Virus, Bakteri dan Jamur
Perbedan Virus Bakteri Jamur

Sementara virus Diameter hifa


Ukuran bakteri
Ukuran ukurannya lebih umumnya berkisar
umumnya lebih
kecil, yaitu antara 20-
besar dari 1000 nm 3-30 µm.
400 nm
Sementara virus
tidak memiliki Dinding sel jamur
Dinding sel bakteri
dinding sel. Fungsi
dinding sel mengandung tersusun atas Zat
dinding sel
peptidoglikan atau
digantikan dengan kithin dan selulosa
lipopolisakarida
selubung
protein
Ribosom Tidak ada Ada Ada
Bukan sel karena
Satu sel (uniseluler) Uniseluler dan
Jumlah Sel tidak memiliki
Prokariot dan
kelengkapan organel Multiseluler
Eukariot
sel
Dikatakan hidup jika
menempel
pada organisme Termasuk organisme
Kehidupan Termasuk organisme
hidup dan
hidup hidup
dikatakan mati jika
terdapat di
alam
Mengambang bebas
DNA dan RNA Tertutup di dalam Mengambang bebas di sitoplasma dan
selubung protein di sitoplasma
Nukleus
Infeksi Sistemik Lokal Lokal dan sistemik
Mampu berproduksi
Mampu untuk dengan cara
Reproduksi Perlu sel hidup
bereproduksi
untuk bereproduksi vegetatif maupun
dengan sendirinya
generatif
Umum akan
Umum akan
Durasi Penyakit Berlangsung 2 berlangsung selama
berlangsung lebih
sampai 10 hari
lama dari 10 hari 3- 10 hari
infeksi virus kadang Infeksi bakteri
bisa Infeksi bakteri
dikenal
Demam menyebabkan dikenal
demam dan kadang dapatmenyebabkan dapatmenyebabkan
juga tidak demam
demam, mual,
menyebabkan
demam muntah, pusing
Ukuran jamur sangat
bervariasi ada yang
makroskopis
sehingga terlihat
Karena ukurannya Karena ukurannya
sangat kecil, cukup besar, oleh mata ada yang
Keterihatan virus hanya dapat bakteri dapat dilihat
mikroskopis
dilihat oleh hanya dengan
mikroskop elektron mikroskop cahaya sehingga untuk
melihatnya
diperlukan
mikroskop cahaya
Penyakit yang
Sementara, penyakit
Penyakit yang disebabkan oleh
yang
disebabkan oleh jamur dapat diatasi
Pengobatan disebabkan oleh
bakteri dapat diatasi dengan
virus tidak dapat
dengan antibiotik,
diatasi dengan
antibiotik
antibiotik antimikotik
Mycotoxin,
HIV, Hepatitis A Staphylococcus Aflatoksin,
Contoh virus, Rhino Virus, aureus, Vibrio
Aspergilus flavus,
dll cholerae, dll
Aspergilus niger, dll
Keracunan makanan,
Keracunan makanan,
Penyakit AIDS, influenza, gastritis dan
cacar, dll bisul, meningitis, Onikomikosis,
pneumonia, dll
Sumber : jamur (Hadi & Alamudi, 2019), bakteri dan virus (Suprabowati & Kurniati, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Nitchel, L. G. 2003. Biologi: Edisi Kelima Jilid 2.
Erlangga, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1996. Virologi Umum


Depkes, Jakarta
Supobowati, O. D. dan L. Kurniati. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)
Virologi. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Hadi, M.I., dan M.Y. Alamudi. 2019.Imunodiagnostik pada bakteri dan jamur. Zifatama,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai