Berman dan Evans (1992) mendefinisikan kata retail dalam kaitan retail management
sebagai keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan barang dan jasa kepada
konsumen untuk digunakan oleh mereka sendiri, keluarga, atau rumah tangganya.
Inti dari kedua definisi bisnis retail antara lain (1) penjualan kepada end user (konsumen
akhir) dan (2) motivasi pembelian konsumen adalah untuk kepentingan sendiri (termasuk
keluarganya) dan tidak untuk dijual kembali.
Bisnis ritel bisa jadi merupakan bisnis yang paling tua usianya, orang dulu menyebutnya
bisnis dagang dan pemiliknya disebut pedagang. Kini, nama bisnis dagang menyandang nama
keren yakni bisnis ritel dengan pemiliknya adalah Peritel. Pada hakikatnya keduanya sama saja,
menjual barang langsung kepada konsumen (end user).
Sejak zaman prasejarah yang belum mengenal uang sampai zaman informasi sekarang,
bisnis ritel tetap eksis dan bahkan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Teknologi informasi,
globalisasi, dan futurisasi turut menjadi faktor yang mendorong pertumbuhannya. Kegiatan yang
dilakukan dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada
konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-
produknya kepada peritel maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut
sebagai grosir atau pedagang partai besar.