walaupun terdapat perbedaan agama.

Dalam surgga dan tidak akan mencium baunya,

Fatawa Syabakah Islamiyah dikatakan, walaupun baunya tercium selama perjalanan
“Sesungguhnya kekufuran tidaklah membatalkan sekian dan sekian.” (HR. Muslim).
hubungan mahram pada saudara maupun Oleh karena itu, hendaknya kita
hubungan mahram untuk kerabat lainnya.” mewaspadai masalah aurat ini dan semoga kita edisi 7
(Fatawa Syabakah Islamiyah, 99814). Jadi, d i b e r i ke m u d a h a n o l e h A l l a h d a l a m 1441 / 2019
batasan aurat wanita didepan wanita non-muslim m e m p e r h at i ka n d e n ga n s e ks a m a d a n
atau wanita kafir, seperti batasan aurat didepan mengamalkan perintah menutup aurat ini
mahram. dengan baik. Semoga Allah mengampuni dosa-
Penutup
dosa kita. Aamiin. Batasan Aurat Wanita
Saudariku, begitulah syariat Islam dalam
Bismillah. Wahai Saudariku, pernahkah perhiasan yang mereka sembunyikan.' Dan
mengatur setiap jengkal kehidupan manusia. Ovi Aswara Ummu Aisyah
engkau merenungkan firman Allah Ta'ala, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai
Bahkan dalam hal bagian tubuh apa saja yang
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang orang-orang beriman supaya kamu beruntung.”
boleh kita tampakkan kepada orang lain, dan
beriman, 'Hendaklah mereka menjaga (QS. An Nur: 30-31). Dan firman Allah Ta'ala,
kepada siapa saja kita boleh menampakkannya.
pandangannya dan memelihara kemaluannya, “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
Tentu semua ini diatur dengan indah dan penuh
yang demikian itu lebih suci bagi mereka. anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
hikmah. Pada zaman sekarang ini, begitu banyak
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa Mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan
wanita yang mengumbar auratnya di hadapan Ingin turut serta menyebarkan yang mereka perbuat.' Katakanlah kepada jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang
umum. Dan bagitu banyak wanita yang terkena Buletin Zuhairah secara GRATIS? wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka demikian itu supaya mereka lebih mudah
musibah karena perilakunya itu. Di kampus, masjid, toko, kos, atau menjaga pandangannya dan memelihara dikenal, sehingga mereka tidak diganggu, dan
Bahkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa lingkungan sekitar anda? Baik di dalam kemaluannya, dan janganlah menampakkan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
sallam menjelasan bahwa wanita yang tidak dan luar kota?
perhiasannya kecuali yang (biasa) terlihat. Dan (QS. Al Ahzab: 59).
menutup aurat maka tidak akan mencium bau hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
Kunjungi redaksi kami: Dalam kedua ayat tersebut, Allah
surga, “Ada dua golongan dari penduduk neraka dadanya dan janganlah menampakkan
Wisma Qonitah Pogung Dalangan mewajibkan kita untuk menutup aurat dengan
yang belum pernah aku lihat: (yang pertama perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau
SIA XVI No.39 RT. 10 RW. 50 Sinduadi, sempurna sesuai syariat-Nya. “Aurat adalah
adalah) suatu kaum yang memiliki cambuk ayah mereka atau ayah suami mereka atau
Mlati, 55284 Sleman DI Yogyakarta suatu anggota badan yang haram ditampakkan
seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan putera-putera mereka, atau putera-putera dan diperlihatkan oleh lelaki atau perempuan
(yang kedua adalah) para wanita yang Atau hubungi 0812-2636-1703 suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki kepada orang lain.”(Al Mawsu'ah Al Fiqhiyah Al
berpakaian tapi telanjang, berpaling dari mereka, atau putera-putera saudara laki-laki Kuwaitiyah 31/44). Syariat Islam mengatur
ketaatan dan mengajak lainnya untuk mengikuti mereka, atau putera-putera saudara perempuan dengan begitu lengkap dan jelas akan batasan
mereka, kepala mereka seperti punuk unta yang mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- aurat seorang wanita, sebab dan hikmah
miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan menutup aurat, konsekuensi dan bahaya
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan mengumbar aurat, dll. Berikut ini akan dibahas
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum lebih lanjut bagaimanakah batasan aurat wanita
mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah di depan mahramnya, di depan suaminya, di
Diterbitkan oleh Forum Kemuslimahan al-Atsari (FKKA) di bawah bimbingan YPIA
SUSUNAN REDAKSI menghentakkan kakinya agar diketahui depan non-mahram, dan di depan non-muslim.
PENASEHAT Ratno Abu Muhammad, Lc | PEMIMPIN REDAKSI Sefina Rizka F. |EDITOR Nabila Afriani | PRODUKSI Devi Novianti |
BENDAHARA Sri Wahyuni | TATA LETAK Purindhita Noor H. | SIRKULASI Hening Wahyu A.
ALAMAT REDAKSI
Wisma Qanitah Pogung Dalangan SIA XVI No.39 RT. 10 RW. 50 Sinduadi , Mlati, 55284 Sleman DI YOGYAKARTA

Batasan di Depan Mahram
Istilah “mahram” berbeda dengan “muhrim”.
Masih banyak orang salah kaprah dalam
penggunaan kedua istilah ini. Muhrim adalah
sebutan untuk orang yang sedang berihram, baik
untuk haji ataupun umrah. Sedangkan mahram
dijelaskan oleh Syaikh Shalih Al Fauzan sebagai
berikut, “Mahram wanita adalah suaminya dan
semua orang yang haram dinikahi selama-
lamanya, karena sebab nasab seperti bapak, anak,
dan saudaranya, atau karena sebab-sebab mubah
yang lain seperti saudara sepersusuannya, suami
ibu susu ataupun anak tiri ibu susunya” (Tanbihat
'Ala Ahkam Takhtashu bil Mu'minat, 67). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mahram wanita terbagi
menjadi tiga, yaitu karena sebab pernikahan,
keturunan (nasab), dan persusuan.
Mahram wanita karena sebab pernikahan
yaitu suami, bapak mertua dan ke atas (seperti
bapaknya bapak/ibu mertua, kakeknya bapak/ibu
mertua, dst), anak tiri (anak suami dari istri lain) dan
anak keturunannya (seperti cucu, cicit, dst), bapak
tiri (suami ibu tetapi bukan bapak kandung), dan
menantu laki-laki (suami dari anak perempuan
kandung). Mahram wanita karena sebab keturunan
atau nasab yaitu bapak kandung dan ke atas (seperti
kakek, kakek buyut, dst), anak laki-laki dan anak
keturunannya (seperti cucu, cicit, dst), saudara laki-
laki (baik saudara kandung atau saudara
sebapak/seibu saja), anak laki-laki saudara atau
keponakan (baik keponakan dari saudara laki-laki
atau perempuan) dan anak keturunan mereka, dan
paman (baik paman dari ibu atau bapak).
Sedangkan mahram wanita karena sebab
persusuan hampir sama dengan mahram karena
sebab keturunan yaitu bapak sepersusuan dan ke
atas, anak laki-laki dari ibu susu dan anak
keturunannya, saudara laki-laki sepersusuan,
anak laki-laki saudara sepersusuan, dan paman
sepersusuan.
Adapun batasan aurat wanita di depan
mahramnya dapat diperhatikan kembali Surah
An Nur ayat 31 di atas. Dalam Surah tersebut
Allah berfirman “janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali yang (biasa) terlihat”,
para ulama tafsir menjelaskan yang dimaksud
dengan “perhiasan” dalam ayat tersebut
adalah tempat-tempat diletakkannya
perhiasan, seperti cincin di jemari tangan,
gelang tangan di pergelangan tangan, kalung di
leher hingga dada atas, anting-anting di daun
telinga, gelang kaki di tumit atau pergelangan
kaki. Disebut juga dalam Kitab Kasyaful Qina',
“Laki-laki juga dibolehkan melihat wajah, leher,
tangan, telapak kaki, kepala, dan tumit wanita
yang menjadi mahramnya.” Jadi, secara umum
bagian tubuh yang boleh dinampakkan wanita
di depan mahramnya adalah bagian kepala,
wajah, leher, tangan, dan kaki bagian bawah.
Batasan di Depan Suami
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
suami merupakan mahram wanita karena
sebab pernikahan. Perhatikan kembali Surah
An Nur ayat 31 di atas, Allah berfirman
“janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka”. Dalam Tafsir
Ibnu Katsir dikatakan, “Adapun suami, maka
semua ini (perhiasan wanita dan auratnya)
memang diperuntukkan baginya. Maka
seorang istri boleh berbuat untuk suaminya
dengan susuatu yang tidak boleh dilakukan
dihadapan orang lain.”
Dalil lain dalam Al Quran dan hadits
“...janganlah menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) terlihat...” (QS An-Nur 31)
mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut.
Allah Ta'ala berfirman, “Dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-
istri mereka atau budak yang mereka miliki.
Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
tercela.” (QS. Al Mukminun: 5-6). Dan dari hadits
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, “Jagalah
auratmu kecuali kepada istri atau budak yang
kamu miliki.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah, sanad hasan). Begitu juga dalam hadits
yang dikisahkan oleh Ibunda Aisyah radhiallahu
'anha, “Aku mandi bersama dengan Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam dari satu bejana
dalam keadaan junub.” (HR. Bukhari Muslim).
Jadi, tidak ada batasan aurat wanita di depan
suaminya. Seluruh tubuh wanita dapat
ditampakkan dan dipersembahkan untuk
suaminya.
Batasan di Depan Non-Mahram dan Non-
Muslim
Pada pembahasan sebelumnya, telah
dibahas mengenai batasan aurat wanita di depan
mahramnya. Lalu bagaimanakah dengan batasan
aurat wanita di depan umum atau di depan non
mahramnya? Perhatikan kembali Surah Al Ahzab
ayat 59 di atas, Allah Ta'ala berfirman
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat.
KONFIRMASI DONASI DAN INFOMARSI BERLANGGANAN
Hubungi: 0812-2636-1703
Bank BNI Syariah. no. Rek. 0241913801 |a.n. Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Begitu juga dengan isi dalam hadits ini, “Wanita
itu adalah aurat. Jika ia keluar rumah maka
setan akan mengikutinya. Dan tidaklah ia lebih
dekat kepada Allah (ketika shalat) melainkan di
dalam rumahnya.” (HR. At Thabrani, Tirmidzi,
sanad shahih).
Namun, sebagian ulama berbeda
pendapat apakah wajah dan telapak tangan
termasuk dalam aurat wanita ataukah tidak.
Penjelasan akan hal ini salah satunya dapat
dilihat dalam hadits berikut. Hadits dari Aisyah
radhiallahu 'anha bahwasanya ketika itu Asma
binti Abu Bakar radhiallahu 'anhuma datang
kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
dengan memakai pakaian yang tipis, maka
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pun
berpaling darinya dengan bersabda, “Wahai
Asma, sesungguhnya jika seorang wanita telah
mencapai haid maka tidak boleh dilihat darinya
kecuali ini dan ini. Beliau mengisyaratkan wajah
dan kedua telapak tangan.” (HR. Abu Dawud
dan Baihaqi, hasan). Jadi, batasan aurat wanita
di depan umum atau di depan non-mahram
adalah seluruh tubuhnya (dalam pendapat lain :
seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak
tangan).
Adapun batasan aurat wanita di depan
non-muslim atau kafir yang masih mahram
tetap mengikuti ketentuan Surah An Nur ayat
31. Dan status mahram tidak akan berubah