Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KROYA
Jl. PU Kroya No. 50 Kec. Kroya Kab. Indramayu Kode Pos 45265
Email : puskesmas.kroya50@gmail.com

NOTULEN LOKMIN BULANAN

1. Dasar : Surat Undangan No. /01/UPTD Puskesmas Kroya


2. Tujuan Kunjungan/Rapat : Lokakarya Mini Puskesmas

3. Hasil Kunjungan/Rapat :

3.1 Jumlah Peserta rapat loka karya mini 60 orang terdiri dari :

a. Kepala UPTD Puskesmas Kroya

b. Ka. Sub . Bag TU

c. Penanggung jawab Tim Akreditasi ( UKP, UKM, Dan Admin)

d. Pemegang program

e.Petugas Pustu, Poskesdes, dan polindes

3.2 Hasil Arahan dari Kepala UPTD Puskesmas Kroya

a.Pemberian materi mengenai loka karya mini (lokmin) oleh Kepala UPTD

Puskesmas Kroya.

b. Lokmin Bulan Pebruari direncanakan di awal bulan Pebruari dan lokmin triwulan
dilaksanakan Bulan Januari 2020 dengan mengundang lintas sector bertempat di
ruang rapat UPTD Puskesmas Kroya.

3.3 Penyampaian Hasil Pencapaian Program Oleh Masing-Masin Program

3.3 Penyampian Hasil pencapian program oleh masing-masing program


No Kegiatan Target Capaian Keterangan
(%)

1 Kesehatan Ibu (KIA)

Cakupan Kunjungan Ibu 100 93.27 Belum mencapai


Hamil K1 target

Cakupan Kunjungan Ibu 95 89.13


hamil K4
Cakupan Kompiklasi 90 115.5
kebidanan yang ditangani

Cakupan pelayanan nifas 2 90 93.2

2. Kesehatan Anak

Cakupan neonatus dengan


80 107.6
komplikasi yang ditangani

Cakupan kunjungan bayi 90 94.7

Cakupan kunjungan anak 90 91.4


balita
80 62 Belum mencapai
Cakupan kunjungan MTBS
target
3 Program Gizi

o Cakupan pemantauan Belum mencapai


85 84
pertumbuhan D/S target

o Cakupan pemantauan 90 42.7

garam beryodium
100 100 Belum mencapai
o Cakupan balita gizi buruk
target
yang mendapat perawatan

4 Program Imunisasi

Cakupan desa UCI


100 100

Pelayanan Imunisasi BIAS 100 100

Pelayanan imunisasi 100 100


booster pentavalen
5 Program AF

Jumlah data kematian 6

6. Program Rabies

Cakupan penanggulangan
100 60 Belum mencapai
rabies target
100 50
Cakupan pelacakan kasus Belum mencapai target
rabies

7 Program HIV/AIDS
,PMS,Perkesmas dan jiwa 100 100

Cakupan penyuluhan

HIV/AIDS 100 50
Belum mencapai
Cakupan penemuan kasus target
penyakit pada keluarga 100 100
miskin yang masih kecil
yang berobat ke
puskesmas

Cakupan pendataan pasien


jiwa
8 Program diare dan pneumonia
100 122.9
o Cakupan penanggulangan

penyakit diare 100 13.6 Belum mencapai


o Cakupan ISPA (penemonia) target
100 25

o Cakupan penjaringan Belum mencapai


penemonia di praktek target
swasta
9 Program UKS dan Kespro
100 100
Penyuluhan Kespro
100 20 Belum mencapai
Pembinaan
target
100 100
konselor sebaya
100 100
Penjaringan berkala

Penjaringan peserta didik


siswa
(SD,SMP,SMA,SMK)
100 70 Belum mencapai
10 Program USILA
target
100 100
Pendataan Pra Lansia

Pembinaan posyandu dan


100 100
pelayanan lansia di
posyandu 100 100

Kunjungan rumah usila

resti
Pemberian PMT pada usila

11 Program TB dan DBD

Penanggulangan penyakit 70 18.5 Belum mencapai

TB target
100 100

Pengambilan spesimen 100 100

Penyuluhan TBC 100 100

Pemantauan PMO TBC 100 100

Pemantauan jentik berkala 100 100

PSN
12 Program Promkes

Pendataan PHBS rumah 100 100


tangga
100 100
Pendataan PHBS Sekolah
100 100
Penyuluhan Kesehatan
100 100
Cakupan Desa Siaga
100 100
Pelaksanaan kegiatan
MMD 100 100

Pelaksanaan Kegiatan SMD

13 Program PTM

Kegiatan Prolanis 100 100

Penyuluhan kesehatan 100 100


pada masyarakat
14 Program kesling

SAB – Sarana Air Bersih


100 100
Pengawasan TTU dan TPM
80 80

Cakupan Jaga / Jamban 91 80 Belum mencapai

Keluarga target
91 75
Cakupan pemantauan Belum mencapai
100 100
tempat sampah taget
Pemicuan STBM 91 70

Cakupan Rumah Sehat

Belum mencapai
target

3.4 Permasalahan

a. Cakupan kunjunga ibu hamil K1 belum mencapai target 93.27%

b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum mencapai target 89.13%

c. Cakupan kunjungan MTBS belum mencapai target 62%

d. Cakupan Pemantauan pertumbuhan D/S belum mencapai target 84 %

e. Cakupan pemantauan garam beryodium belum mencapai target 42.7%

f. Cakupan penemuan kasus penyakit pada keluarga miskin yang masih kecil yang

berobat ke puskesmas

g. Cakupan ISPA (penemonia) belum mencapai target (13.6%)

h. Cakupan Penjaringan ISPA di praktek swasta belum mencapai target(25%)

i. Pembinaan konseler sebaya belum mencapai target (20%)

j. Penanggulangan penyakit TB belum mencapai target(18.5%)

k. Cakupan pendataan lansia belum mencapai target (70%)

l. Cakupan pemantauan tempat sampah belum mencapai target (75%)

m. Cakupan rumah sehat belum mencapai target (70%)

n. Cakupan pelacakan kasus rabies ke rumah belum mencapai target (50%)

3.5 Analisi Masalah

a Cakupan kunjungan ibu hamil K1 belum memenuhi target , yaitu pencapaian 93.27%
dari target 100%. Hal ini dikarenakan masih adanya bumil yang tidak terdata, atau ibu
hamil yang pindah dalam suatu wilayah.

b Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum memenuhi target, yaitu pencapian 89.13% dari

target 95%. Hal ini karena adanya ibu hamil yang abortus dan pindah domisili

c Cakupan MTBS belum mencapai target,yaitu 62% dari target 80%. Hal ini dikarenakan
tidak semua diagnosa balita sakit bisa di MTBS, dan untuk kohort bayi dan balita belum
semua diisi dengan lengkap baik di induk atau di pustu.
d Cakupan kunjungan D/ S belum mencapai target yaitu 84% dari target 85
e Hal ini dikarenkan partisipasi ibu balita masih kurang untuk mengantar anaknya ke
posyandu disebabkan ibu bekerja di luar wilayah.sehingga diperlukan kerjasama
kader posyandu untuk mengunjungi anak balita yang tidak datang 2 kali berturut-
turut.

f .Cakupan penggunaan garam beryodium yang belum mencapai target yaitu pencapian
(42,7%) dari target 90% Hal ini dikarenkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat
garam beryodium masih kurang, ketersediaan garam beryodium di warung/toko
sembako terbatas, dan masih adanya garam beryodium palsu yang beredar di
masyarakat.

g .Cakupan penemuan kasus penyakit keluarga miskin yang berobat ke


puskesmas masih kecil, hal ini dikarenkan tidak semua keluarga miskin
memiliki jaminan kesehatan .

h . Cakupan ISPA (pneumonia ) pencapian target (13.6%) dari target (100%). Hal ini
dikarenkan penegagan diagnosa ISPA (pneumonia ) yang kurang jelas pada tenaga
medis, serta belum adanya kerjasama pada dokter praktek swasta untuk pengiriman
laporan kasus ISPA (pneumonia) ke Puskesmas.

i . Cakupan konselor sebaya belum mencapai target (20%) dari target 100%, hal ini
disebabkan masih banyaknya kegiatan sekolah , sehingga sulitnya petugas dalam
menentukan waktu pembinaan

j .Penanggulangan Penyakit TB belum mencapai target (18,5%) dari target 100%, hal
ini disebakan masih kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB ,
EX: batuk yang lebih dari 1 minggu diwajibkan periksa dahak, belum adanya
kerjasama praktek swasta dalam pelaporan pasien TB ke Puskesmas, dan perlu
adanya kerjasama antara lintas sektor terkait baik dalam pengambilan spesimen,
pengawasan minum obat, dan kontrol setelah berobat.

k . Cakupan pendataan lansia dari target sampai bulan Desember 2015 100%, yang
tercapai 70%. Hal ini disebakan dari 9 desa hanya 4 desa ( Melinggih kelod, Bukian,
Buahan, dan melinggih) yang memiliki posyandu lansia, dan perlu adanya
pembentukan kader lansia di setiap posyandu, untuk mendata pra lansia setiap bulan.

l . Cakupan pemantauan tempat sampah 70% dari target 100%, hal ini disebabkan
masih banyaknya , tempat-tempat umum yang tidak menyediakan tempat sampah Ex:
pasar, sekolah, dan perkantoran. Selain itu kesadaran masyarakat dalam pemilahan
sampah (organik & anorganik) masih sangat kurang.
m . Cakupan rumah sehat dari target 100% pencapian sampai bulan Desember
2015( 70%, ) hal ini disebabkan lingkungan rumah belum tertata dengan rapi,
kebersihan WC dan kamar mandi masih kurang, kesadran masyarakat untuk memiliki
jamban sediri masih kurang.

n . Cakupan pelacakan kasus rabies belum mencapai target 100 %, pencapian sampai
bulan desember 2015 (50%), hal ini dikarenakan masih banyakanya masyarakat yang
memelihara anjing liar yang tidak dipelihara EX: Divaksin, tidak diikat, atau
dikandangkan, dan persediaan VAR yang terbatas sehingga pemberiaan VAR harus
selektif

3.6. Rumusan pemecahan masalah

a. Program KIA

Meningkatakan Sweeping ibu hamil

Meningkatkan kerjasama dengan BPS dan klinik di wilayah kerja,

dengan cara bersurat

Meningkatkan kerjasama dengan kader/PKK, Toma dan aparat desa, dengan

cara pendataan di posyandu melibatkan kader dalam kegiatan sweeping

Mendata jumlah sasran ibu hamil secara riil melalui peta song

b. Program Anak

Meminta masing-masing bidan pustu /petugas puskesmas pembantu (pustu)

untuk melengkapi pengisian kohort bayi dan balita

Berkordinasi dengan petugas poli umum, serta pengusunan rivisi target , karena

jumlah diagnose yang bisa di MTBS tidak mencapai 80% dari total balita sakit.

Memberikan motivasi dan kerjasama pada kader , masyarakat, dan tokoh

masyarakat untuk datang keposyandu dan melaksankan kunjungan rumah.

Tetap melaksankan kegiatan rutin:

1. Pendataan sasaran bayi, anak balita, dan anak pra sekolah

2. Melaksanakan Stimulasi intervensi diteksi dini tumbuh kembang

(SIDDTK) bayi,anak, balita dan anak sekolah.


3. Melaksanakan rujukan dan evaluasi bayi balita yang mengalami

penyimpangan tumbuh kembang.

4. Deteksi Dini , intervensi dan evaluasi bayi dan anak balita risiko tinggi

5. Pemantauan dan tatalaksana penyebab utama kematian balita

6. Penyuluhan tentang kekerasan terhadap anak dan keselamatan anak di

TK, Posyandu. Melakukan kegiatan MTBS dan MTBM.

C. Program Gizi

Meningkatkan Koordinasi Lintas Sektor dan lintas program

Meningkatakan sosialisasi tentang manfaat pemantauan pertumbuhan

Pemberian PMT penyuluhan di posyandu

Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan garam


beryodium bagi kesehatan , cara penggunaan/ takaran yang tepat dalam
proses pemasakan dan cara penyimpanan yang baik

Menyarankan kepada pemilik warung/toko sembako yang ada di desa untuk

menyediakan/menjual garam beryodium .

Diperlukan adanya subsidi penyediaan garam beryodium dari

pemerintah.

Melaksanakan kegiatan rutin berupa posyandu dan pemantuan garam

beryodium di SD dan RT

d. Program HIV-AIDS, PMS, Perkesmas dan Jiwa

Meningkatkan penyuluhan ke masyarakat bersama dengan kegiatan pusling

dan penyuluhan ke siswa SMP dan SMA

Membuat program pertemuan program khusus di Pusling, dan Di


Puskesmas pembantu ,serta meminta batuan teman-teman bidan pustu
untuk mengidintifikasi keluarga miskin yang mempunyai penyakit
kronis.selain itu melakukan kunjungan ke keluarga miskin yang mempunyai
penyakit kronis.

Melakukan koordinasi dengan kepala dusun untuk mendata pasien jiwa baru dan

pasien jiwa yang dipasung.

e. Program ISPA ,Pneumonia dan Diare

Penegakan diagnose berdasarkan tatalaksna pneumonia balita


Diahrapkan bidan desa mencari data/melakukan pencatatan penderita
pneumonia dari praktek swasta/pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja masing-masing

Setiap kegiatan pusling/penjaringan kesekolah akan disampaikan cara

mencuci tangan yang benar,perilaku hidup sehat.

Mengajarkan penderita/masyarkat untuk membuat oralit sebagai

penaggulangan pertama sebelum terjadinya dehidrasi yang berat.

f. Program Penyuluhan Kesehatan pada Remaja (PKPR) dan UKS/UKGS

Meningkatkan kunjungan kesekolah untuk membentuk konselor sebaya , serta

meningkatkan penyuluhan kesekolah-sekolah

Penjaringan anak sekolah akan terus dilaksankan , dan untuk siswa yang

tidak masuk agar dirujuk ke puskemas

Perlu adanya pendampingan untuk siswa kelas satu baik guru, atau orang

tua murid pada siswa yang menangis pada saat penjaringan.

Pelaksanaan pembinaan Dokter kecil dan UKS pada beberapa sekolah secara

rutin.

g. program TBC dan DBD

Koordinasi lintas sektor pada setiap desa dan dusun untuk pembentukan
kader jumantik ,serta pembuatan SK yang jelas serta melakukan koordinasi
dengan dana desa mengenai pendanaan .

Koordinasi lintas sektor setiap desa dan dusun untuk pembentukan kader

TBC

Setelah koordinasi disepakati kader TBC terbentuk dan dibuatkan SK yang

jelas.

Pendanaan dari Desa

h. Program USILA

Meningkatkan sosialisasi di masing-masing Desa.

Pembentukan kader lansia di tiap Desa/Banjar.


Koordinasi di masing-masing desa pada saat musrembang untuk

pembentukan kader posyandu terkait dengan dana desa saat ini.

i. Program kesling

Menganjurkan masyarakat untuk menguras dan membersihkan tempat

penampungan air.

- Penyuluhan tentang kaporitisasi

- Mengajurkan kepada masyarkat tentang memasak air

- Melakukan pemeriksaan sampel air secara rutin.

Penyuluhan tentang kesling

- Koordinasi dengan pengelola bank sampah.

- Kerjasama dengan perangkat desa dalam pengadaan tempat

sampah.

Melakukan pemeriksaan sampel makanan secara rutin

- Penyuluhan tentang higiene dan sanitasi makanan

- Pembinaan pada pedagang dan kantin sekolah

Penyuluhan tentang kebersihan kamar mandi dan jamban sebagai cara

menjaga kesehatan keluarga.

- Melakukan penyuluhan STBM di masing-masing banjar.

Masyarakat diaharapkan membuat septic tank pembuangan limbah air

-diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan limbah sebagai pupuk kandang.

Koordinasi dengan kepala desa untuk mengaktifkan bank sampah untuk sampah
anorganik sehingga memberi pendapatan sampingan kepada masyarakat dan
melakukan penyuluhan tentang cara memanfaatkan sampah organik (sebagai
pekan ternak/pupuk kompos)

Tetap melaksanakan kegiatan STBM Di masing-masing banjar

Melakukan penyuluhan secara rutin mengenai kebersihan lingkungan rumah,

WC dan kamar mandi sebagai cara pencegahan penyebaran penyakit.

j. Program rabies
Pelaksanaan penyuluhan ke banjar dan sekolah dasar (SD)

Memberikan konseling,informasi,dan edukasi (KIE) pada keluarga dan pasien

gigitan anjing.

Melakukan pelacakan kasus gigitan anjing.

K. Program Desa Siaga

o Kerjasama lintas sektor perlu ditingkatkan

- Bidan desa harus mengecek SK setiap tahun yaitu: Bulan januari tahun

berikutnya agar diusulkan pada rakorbang tingkat desa

-pencatatan oleh kader desa siaga harus diaktifkan dan diketahui oleh

perbekel masing-masing desa.

-Pengusulan pendanaan dalam rakorbang tingkat desa.

-Koordinasi tingkat desa perlu ditingkatkan untuk mengetahui tugas masing-

masing

o SAP dibuat dua atau satu hari sebelum penyuluhan dilaksankan ,


penggunaan alat peraga dalam penyuluhan sesuai dengan materi dan
kondisi ketika penyuluhan dilaksanakan, serta pengisian tanda tangan dan
stempel /cap pada buku keluar sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.

L. Program Penyakit Tidak Menular (PTM)

Kegiatan rutin yang dilaksanakan antara lain:

Setiap hari rabu diawal bulan rutin dilakukan kegiatan promkes dengan

topik dan materi yang berbeda

Melakukan promosi kebeberapa banjar/desa tentang program

prolanis

Pemeriksaan dan pengobatan setiap hari rabu

Pengisian kartu rutin kontrol bagi pasien prolanis disetiap

pemeriksaan dan pengobatan

Menginformasikan /menelpon pasien sebelum hari promkes

dilaksanakan

M. Program Imunisasi
Memilih satu supervisor untuk masing-masing kelompok darbin yang akan

memantau dan mengkoordinasi keaktifan kelompok darbin

Mengusulkan kebagian pengadaan untuk menyediankan Vaccine Carrier untuk

masing-masing pustu.

3.7 Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

- Dari hasil kegiatan loka karya mini dapat disimpulkan

Secara umum kegiatan program sudah banyak mengalami


peningkatan , walaupun masih ada beberapa program yang masih
dibawah target.

Semua program baik yang sudah mencapai target maupun yang


belum mencapai target tetap dilakukan upaya tindak lanjut untuk
mencapai target kinerja dan menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.

Penyampian laporan SPM agar setiap bulan dibahas dalam loka


karya mini, dan untuk program diwajibkan membuat rencana
tindak lanjut, usulan program, dan usulan rencana kegiatan
program .

2. Saran

Loka karya mini bulan, triwulanan, semestaran, dan tahunan akan

dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan loka karya mini sebelumnya,

dimana akan melibatkan lintas sektor terkait, dan lintas program

Pelaksanaan kegiatan loka karya mini tidak hanya membahas tentang


program yang dibiayai oleh BOK (bantuan operasional Kesehatan) tetapi
juga akan membahas tentang pelayanan puskesmas rawat jalan, kinerja
pegawai, beban kerja pegawai, dan pelayanan rawat inap

Anda mungkin juga menyukai