PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat/filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos (suka) dan sophia
(kebijaksanaan), yang diturunkan dari kata kerja filosoftein, yang berarti : mencintai
kebijaksanaan, tetapi arti kata ini belum menampakkan arti filsafat sendiri karena
“mencintai” masih dapat dilakukan secara pasif. Pada hal dalam
pengertian filosoftein terkandung sifat yang aktif.
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori.
Filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala alam dan
masyarakat. Namun filsafat bukanlah suatu dogma atau suatu kepercayaan yang membuta.
Filsafat mempersoalkan soal-soal: etika/moral, estetika/seni, sosial dan politik,
epistemology/tentang asal pengetahuan, ontology/tentang manusia, dll.
Menetapkan suatu definisi nampaknya sulit untuk dilakukan. kenapa? Persoalannya
bukan terletak pada soal bagaimana untuk mengemukakan definisi itu, melainkan soal
mengerti atau tidaknya orang menerima definisi tersebut. Ini adalah persoalan yang tidak
bias dianggap sepele. Demikian juga filsafat, sulit sekali untuk memberikan suatu
batasanyang benar(pasti) tentang katqa filsafat. Buktinya para filsuf selalu berbeda-beda
dalam medefinisikan filsafat.
Layaknya seperti ilmu pengetahuan, filsafat juga mempunyai metode yang
digunakan untuk memecahkan problema-problema filsafat. Selain itu filsafat juga
mempunyai obyek dan sistematika/struktur. Tidak kalah pentingnya dengan cabang ilmu
pengetahua, filsafat juga mempunyai manfaat dalam mempelajarinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, filsafat diambil dari bahasa Arab, falsafah-berasal dari bahasa
Yunani, Philosophia, kata majemuk yang berasal dari kata Philos yang artinya cinta atau
suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana. Dengan demikian secara etimologis, filsafat
memberikan pengertian cinta kebijaksanaan.
Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak
orang yang memberikan pengertian. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tersebut :
1. Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia
sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
2. Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
3. Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Al-Farabi (wafat 950M), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya.[2]
Jadi, filsafat ialah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami
secara radikal dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia.
E. Metode-Metode Filsafat
Metode yang digunakan memecahkan problem-problem filsafat, berbeda dengan metode
yang digunakan untuk mempelajari filsafat. Ada tiga macam metode untuk mempelajari
filsafat, diantaranya:
1. Metode Sistematis
Metode ini bertujuan agar perhatian pelajar/ mahasiswa terpusat pada isi filsafat,
bukan pada tokoh atau pada metode.
Misalnya, mula-mula pelajar atau mahasiswa menghadapi teori pengetahuan yang
berdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu mempelajari teori hakikat, teori nilai
atau filsafat nilai. Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat
untuk membahas setiap cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
2. Metode Histories
Metode ini digunakan untuk mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya
dapat dibicarakan dengan demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah. Misal
dimulai dari pembicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok
ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai.
Lantas dilanjutkan dalam membicarakan Anaxr mandios Socrates, lalu Rousseau Kant
dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer.
3. Metode Kritis
Metode ini digunakan oleh orang-orang yang mempelajari filsafat tingkat intensif.
Sebaiknya metode ini digunakan pada tingkat sarjana.
Disini pengajaran filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun histories.
Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan
kritikannya, kritik itu mungkin dalam bentuk menentang. Dapat juga berupa
dukungan. Ia mungkin mengkritik mendapatkan pendapatnya sendiri ataupun
menggunakan pendapat filusuf lain. Jadi, jadi jelas tatkala memulai pelajaran amat
diperlukan dalam belajar filsafat dengan metode ini.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Secara etimologis, filsafat diambil dari bahasa Arab, falsafah-berasal dari bahasa
Yunani, Philosophia, kata majemuk yang berasal dari kata Philos yang artinya cinta
atau suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana. Dengan demikian secara
etimologis, filsafat memberikanpengertian cinta kebijaksanaan.
2. Secara terminologis, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3. Ada tiga metode yang digunakan untuk memecahkan problema-problema Filsafat
yaitu: metode deduksi, induksi dan metode dialektik.
4. Obyek penyelidikan filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada, tidak
terbatas.
5. Struktur/sistematika filsafat berkisar pada tiga cabang flsafat yaitu teori pengetahuan,
teori hakikat dan teori nilai.
6. Manfaat mempelajar filsafat diantaranya adalah manfaat dari sisi pengetahuan dan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dari sisi pengetahuan filsafat disebuat sebagai
induk dari setiap disiplian ilmu pengetahuan, maka untuk memahami ilmu
pengetahuan dan mampu me-interdisipliner-kan kita butuh filsafat. Filsafat dalam
kehidupan sehari-hari bisa dijadikan patokan utama dalam mengembangan kebutuhan-
kebutuhan manusia serta piranti dalam memahami proses keseharian secara mendalam
dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA