Anda di halaman 1dari 34

PATOFISIOLOGI

“ Plasenta Previa dan Sulosio Plasenta“


 
Dosen Pembimbing :Rosmaria, M.Keb

KELOMPOK 1:
Ruwayda
Lia Lismiati
Nuraisyah Harahap
Arfina Yendranita
Susanti
Sri Rezeki
Yeni Marlina
Ice Febriansi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN
2020
Plasenta Previa
a. Definisi Plasenta

Previa Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada


segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau
sebagian dari ostium uteri internum (OUI).
1. Multipara, 1. Defek vaskularisasi
terutama jika jarak pada desidua
kehamilannya 2. Plasenta yang besar
pendek dan luas : pada
2. Mioma uteri kehamilan kembar,
3. Kuretasi yang eriblastosis fetalis.
berulang 3. Wanita yang
4. Umur lanjut (diatas mempunyai riwayat
35 tahun) plasenta previa
5. Bekas seksio sesaria pada kehamilan
6. Riwayat abortus sebelumnya
Etiologi 4. Perubahan
Plasenta inflamasi atau atrofi
Previa misalnya pada
wanita perokok
atau pemakai
kokain. Hipoksemia
yang terjadi akibat
CO akan
dikompensasi
dengan hipertrofi
plasenta. Hal ini
terutama terjadi
pada perokok berat
(> 20 batang/hari).
Multiparitas dan umur lanjut (≥ 35
tahun).

Defek vaskularisasi desidua yang


kemungkinan terjadi akibat perubahan
atrofik dan inflamatorotik.

Cacat atau jaringan parut pada


endometrium oleh bekas pembedahan
Faktor Risiko (SC, Kuret,dll).

Chorion leave persisten.

Korpus luteum bereaksi lambat, dimana


endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.

Konsepsi dan nidasi terlambat.

Plasenta besar pada hamil ganda dan


eritoblastosis atau hidrops fetalis.
Insiden

Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari seluruh


kelahiran. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, Plasenta previa
merupakan penyebab terbanyak. Plasenta previa lebih banyak pada
kehamilan dengan paritas tinggi dari pada usia diatas 30 tahun.
Klasifikasi

1. Plasenta previa totalis atau


2. Plasenta previa parsialis adalah
komplit adalah plasenta yang
plasenta yang menutupi sebagian
menutupi seluruh ostium uteri
ostium uteri internum
internum.

4. Plasenta letak rendah, plasenta lateralis,


3. Plasenta previa marginalis atau kadang disebut juga dangerous
adalah plasenta yang tepinya placenta adalah plasenta yang
berada pada pinggir ostium uteri berimplantasi pada segmen bawah rahim
internum. sehingga tepi bawahnya berada pada jarak
lebih kurang 2 cm dari ostium uteri
internum.
Klasifikasi plasenta Previa

1. Tingkat 1 Lateral plasenta


previa: Pinggir bawah 1. Tingkat 3, Complete
plasenta berinsersi sampai placenta previa: plasenta
ke segmen bawah rahim, menutupi ostium waktu
namun tidak sampai ke tertutup dan tidak menutupi
pinggir pembukaan. bila pembukaan hamper
2. Tingkat 2, Marginal lengkap.
plasenta previa: Plasenta 2. Tingkat 4, Central placenta
mencapai pinggir previa: plasenta menutupi
pembukaan (Ostium). seluruh ostium pada
pembukaan hampir
lengkap.
Patofisiologi

Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan


diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks
tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot
yang dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah
pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna.
Penentuan letak
Gejala Klinis plasenta tidak

Diagnosis

Penentuan letak
Palpasi abdomen plasenta secara
langsung

Pemeriksaan
inspekulo
Komplikasi

Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka


plasenta lebih dekat pada ostium dan
merupakan porte d’entrée yang mudah
tercapai. Lagi pula, pasien biasanya anemis
karena perdarahan sehingga daya tahannya
lemah.
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan plasenta
previa

1. Usia

3.
3. Riwayat Seksio
2. Paritas Sesarea

4. Riwayat Kuretase
Sulosio Plasenta
a. Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada


korpus uteri sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu / berat
janin di atas 500 gr. Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta (organ
yang memberi nutrisi kepada janin) dari tempat perlekatannya di dinding
uterus (rahim) sebelum bayi dilahirkan.
Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta
menurut derajat pelepasan plasenta :

1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas


Klasifikasi seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas
sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas.
Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk
perdarahan :

1. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar


2. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang
membentuk hematoma retroplacenter
3. Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam
kantong amnion .
Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya
mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala
klinisnya, yaitu:
Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang,
belum ada tanda renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta
<1/6 bagian permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg
%.
Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat
tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati,
pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma 120-150 mg%.
Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat
tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi
lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.
Faktor kardio-reno-vaskuler 

Faktor trauma 

Faktor paritas ibu 

Faktor usia ibu 


Etiologi
Faktor pengunaan

Faktor kebiasaan merokok 


 

Riwayat solusio plasenta
sebelumnya 

Pengaruh lainnya
Tanda Dan Gejala

Gejala klinik tergantung pada luas plasenta yang terlepas dan


jenis pelepasan plasenta (concealed atau revealed). Pada 30%
kasus, daerah yang terlepas tidak terlalu besar dan tidak
memberikasn gejala dan diagnosa ditegakkan secara
retrospektif setelah anak lahir dengan terlihatnya hematoma
retroplasenta .
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan obstetric
4. Periksa Luar
5. Periksa Dalam
6. Pemeriksaan Penunjang
Terapi

Terapi Medik:

1. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi < 36 minggu atau TBJ <
2500 gram.
•Ringan :Terapi konservatif bila ada perbaikan (perdarahan berhenti,
kontraksi uterus tidak ada, janin hidup dan keadaan umum ibu baik) dan
dapat dilakukan pemantauan ketat keadaan janin dan ibu

•Sedang / Berat :Resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi darah), partus


pervaginam bila < 6 jam (amniotomi dan infus oksitosin); bila perkiraan
partus > 6 jam, lakukan seksio sesarea.
2. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi  36 minggu atau  2500 gram.
Solusio plasenta derajat ringan/sedang/berat bila persalinan lebih dari 6
jam, lakukan seksio sesarea.
 
 
3. Terdapat renjatan :
Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi darah. Bila renjatan tidak
teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal.
b) Terapi Bedah

1. Partus per vaginam dengan kala dua dipercepat.


2. Seksiosesarea atas indikasi medik.
3. Seksiohisterektomi bila terdapat perdarahan postpartum
Komplikasi

Komplikasi pada solutsio plasenta yaitu :


1. Langsung (immediate) :perdarahan,infeksi
,emboli dan syok abtetric.
2. Tidak langsung (delayed) :
- Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik,
menyebabkan perdarahan post partum.
- Hipofibrinogenamia dengan perdarahan
postkerusakan-kerusakan organ seperti hati,
hipofisis.
PENAPISAN SCREENING AWAL PADA KASUS PATOLOGIS DAN
KOMPLIKASI MATERNAL DAN NEONATAL

1. Pembagian klien adalah klasiikasi


penilaian deteksi dini :
• minggu
• Ibu hamil dengan penyakit menahun
• Perdarahan pervaginam • Primigravida dengan kepala belum
• Hipertensi dimana terjadi kenaikan turun / masuk pintu atas panggul pada
systole 30 mmHg, diastole 15 mmHg akhir kehamilan
• Kenaikan berat badan ( BB ) > 13 kg • Proteinuria : protein dalam urin positif
atau < 9 kg selama kehamilan atau 2 ( ++ )
kenaikan berat badan < 1/2 kg / minggu • Muntah berlebihan
pada triwulan akhir kehamilan.
• Riwayat kehamilan
• Odema ( terutama bengkak pada wajah
dan kelopak mata ). • Persalinan dan nifas yang lalu banyak
penyulit
• Pusing dan penglihatan berkunang –
kunang
• Kehamilan ganda
• Kematian janin dalam kandungan
• Usia kehamilan < 37 minggu atau > 42
Faktor – faktor diluar kehamilan yang harus diwaspadai
antara lain;

• Usia ibu < 20 tahun atau 35 tahun


• Pendidikan ibu rendah khususnya pengetahuan
tentang kesehatan kurang
• Tinggi badan ibu < 145 cm d. Sosial ekonomi
keluarga rendah e. Paritas > 5
• Ibu mengidap penyakit infeksi menahun
• Jarak antara 2 kehamilan kuang dari 2 tahun
• Riwayat kematian janin / bayi / anak lebih dari satu
• Persalinan preterm
Keuntungan skrining ANC untuk menilai faktor risiko kehamilan adalah
sebagai berikut:

1. Memungkinkan untuk mengidentifiksi masalah potensial selama


kehamilan
2. Evaluasi kebutuhan konseling untuk kehamilan
3. Mengurangi ketakutan terhadap masalah dan prosedur yang mungkin
dibutuhkan
4. Membantu untuk membangun komunikasi dan rasa percaya terhadap
pelayanan yang dilakukan di awal kunjungan
5. Memungkinkan mengubah diagnose melalui proses monitoring
kehamilan yaitu kesejahteraan fisik, psikologi dan emosional ibu dan
janin
6. Melakukan rujukan ke tenaga professional sesuai masalah dan
komplikasi
7. Memungkinkan rujukan pasangan untuk konsleing genetika
Untuk pemeriksaan kehamilan dini (early ANC detection), perlu
diperhatikan pekerjaan sebagai berikut:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu


dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif
6.  
Manajemen asuhan kebidanan terdiri atas 7 langkah
(Varney, 1997), meliputi:

1. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar.


2. Langkah II: Interpretasi Data Dasar.
3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial.
4. Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan
Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
5. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan.
7. Langkah VII: Evaluasi.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu :

1.   Satu kali pada trimester pertama


2. Satu kali pada trimester kedua
3. Dua kali pada trimester ketiga
 
Pada kunjungan ulang trimester III tanda bahayanya
adalah :

1. Adanya kehamilan ganda


2. Ibu mengalami perdarahan ( palsenta previa atau
solution placenta )
CONTOH KASUS
A. Plasenta Previa

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL


DENGAN GESTASI 30 MINGGU
TGL 18 April 2020
a. DATA SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, tidak pernah mengalami keguguran.Ibu
mengatakan keluar darah segar dari kemaluannya saat beraktifitas dan ibu tidak merasakan
nyeri.Pergerakan Janin dalam 12 jam (dalam sehari) Lebih dari 10 kali. HPHT Tgl 20
September 2019.
b. DATA OBJEKTIF (O)
Tanda vital  :
1. Tekanan darah 110/70 mMHg
2. Nadi 81x/menit , Pernapasan 21x/ menit
3. Suhu 36,50 C.
4. Palpasi : Leopold I : TFU 35 cm, pada bagian fundus teraba bokong.
Leopold II :puki.Leopold III : teraba kepala
Leopold IV : kepala belum masuk PAP.
Auskultasi : DJJ (+). pemeriksaan penunjang :Haemoglobin  11 gr%.
Ibu terlihat sedikit pucat.
c. ANALISA (A)
G1P0A0,30 minggu, janin tunggal,hidup,puki,preskep,konvergen,plasenta previa.
d. PENATALAKSANAAN (P)
1.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin pada saat ini dalam
keadaan lemah dan kurang baik, serta ibu mengalami plasenta previa dimana
plasenta terletak menutupi jalan lahir atau dekat dengan jalan lahir.
Ibu dan keluarga merasa khawatir akan keadaannya dan bayinya.
2.Memberitahu ibu bahwa plasenta previa yang dialami ibu bisa menyebabkan
anemia bahkan syok pada ibu, gawat janin, kelahiran prematur, dan kelainan
letak pada janin. Namun, ibu dan keluarga tidak perlu khawatir karena tenaga
kesehatan yang menangani akan segera melakukan tindakan yang tepat untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya.
Ibu dan keluarga tampak paham dengan penjelasan bidan dan rasa khawatir ibu
dan keluarga sedikit berkurang.
3.Menyiapkan surat rujukan dan surat keterangan hasil pemeriksaan dan meminta
persetujuan dari keluarga.
Telah disiapkan surat rujukan dan keterangan hasil pemeriksaan dan telah
disetujui oleh pihak keluarga.
4.Memberikan infus RL 20 tetes/ menit selama perjalanan merujuk.
Ibu sudah diberi terapi infus RL dan ibu terlihat lebih nyaman
5.Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Telah dilakukan rujukan ke rumah sakit abdul manap.
B. Sulosio Plasenta
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL
DENGAN GESTASI 30 MINGGU
TGL 18 APRIL 2020

a. DATA SUBJEKTIF (S)


Ibu mengatakan hamil anak ke-2 tidak pernah mengalami keguguran, usia kehamilan 7 bulan
dengan keluhan nyeri pada bagian perut. Perut terasa sesak hanya karena tekanan dan kadang-
kadang perutnya tegang. Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari.
HPHT Tgl 20 September 2013.
b. DATA OBJEKTIF (O)
Tanda vital  :
1. Tekanan darah 110/70 mMHg
2. Nadi 81x/menit , Pernapasan 21x/ menit
3. Suhu 36,50 C.
4. Palpasi :
Leopold I : TFU 35 cm, pada bagian fundus teraba bokong.
Leopold II :bagian-bagian terkecil janin sulit diraba.
Leopold III : teraba kepala.
Leopold IV : kepala belum masuk PAP.Auskultasi : DJJ tidak terdengar (-).
5. pemeriksaan penunjang :Haemoglobin  11 gr%.
c. ANALISA (A)
G2P1A0, 30 Minggu, janin tunggal,presentase kepala,konvergan,nyeri pada bagian
perut.
 
d. PENATALAKSANAAN (P)
– Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahawa ada tanda-tanda pelepasan plasenta yang
menyebabkan rasa nyeri pada perut ibu dan akan menyebabkan kematian janin bila tidak
segera dirujuk ke dokter SPOG.
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang keadaanya.
– Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam dari hidung
kemudian dikeluarkan lewat mulut secara perlahan.
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang teknik relaksasi dan ibu dapat
menjelaskan kembali.
– Menganjurkan ibu untuk istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktifitas yang
berat.
Ibu bersedia untuk melakukan istirahat total ditempat tidur dan mengurangi
aktivitas yang berat.
– Melakukan pemeriksaan/pemantauan DJJ secara periodik setiap 15 menit sekali.
Sudah dilakukan pemantauan DJJ.
 

Anda mungkin juga menyukai