Anda di halaman 1dari 6

PATOFISIOLOGI KASUS KEBIDANAN

“ANTENATAL CARE (ANC)”

Disusun oleh:
Kelompok 9
Rosnani PO71242200022
Maryani PO71242200004
Misdar Nanofa PO71242200029

Dosen Pembimbing : Sri Yun Utama, S.Pd, SST, MKM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
2020
Antenatal Care

Pelayanan Perawatan Learning Objective:


Antenatal
Anemia Pada Kehamilan  Definisi ANC oleh tenaga kesehatan
 Tujuan ANC
Hiperemisis Gravidarum  Sasaran ANC
 Standar pelayanan ANC
Diabetes Gestational
 Pemeriksaan ANC
 Intervensi kesehatan selama ANC
 Diagnosis kehamilan
 Anemia pada kehamilan
 Diabetes gestational
 Hiperemesis gravidarum

Antenatal care (ANC) merupakan program terencana oleh tenaga kesehatan:


1. Observasi
2. Edukasi
3. Penanganan medis

Tujuan ANC:
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
 Mempersiapka persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun lainnya
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara ormal
 Membantu menyiapkan ibu menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara
fisik, psikologis dan sosial.

Sasaran ANC:
 Ibu hamil
 Suami
 Keluarga
 Masyarakat

Standart Pelayanan ANC:


1. Timbang BB
2. Ukur (TD)
3. Ukur (TFU)
4. Imunisasi (TT)
5. Tablet zat besi
6. Tes PMS
7. Temu wicara untuk persiapan rujukan

Pemeriksaan ANC
Kunjungan pertama:
 Pemeriksaan fisik umum
 Pemeriksaan luar
 Pemeriksaan laboratorium
Kunjungan berikutnya:
 Pemeriksaan fisik umum
 Hal yang menjadi masalah kehamilan
Setiap kunjungan:
Pemeriksaan luar yang meliputi ukur TFU, palpasi, leopold dan auskultasi.

Anamnesis
 Riwayat obstetri:
o Kehamilan sebelumnya
o Riwayat obertus
o Masalah pada kehamilan sebelumnya
o Penolong persalinan terdahulu, keadaan bayi saat lahir, cara persalinan
o Riwayat menarche, siklus haid teratur atau tidak
 Riwayat sosioekonomi
o Pekerjaan
o Tempat tinggal
Pemeriksaan Umum
 Penilaian keadaan umum
 Tanda vital
 Kepala: nyeri kepala
 Mata: konjungtiva, sclera
 Mulut/THT: ada tanda radang, pendarahan gusi
 Paru/jantung/abdomen: inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi
 Ekstermitas: lihat endema, pucat, sianosis, varises, simetris
Diagnosis kehamilan
 Diagosis persumtif
o Amonorrea
o Mual dan muntah
o Perubahan pada payudara, pembesaran, sekresi kolostrum, perubahan warna
o Perubahan pada traktus urinarius: frekuensi dan nokturia
o Perubahan pada kulit: linea nigra, stretch marks, telangiektasis
 Diagnosis dugaan (Probable)
o Tada Chadwik: warna vagina dan serviks menjadi keunguan
o Tanda Hegar: perlunakan daerah ismus
o Leukorea: peningkatan sekresi dan tulang pelvis
o Pembesaran abdomen (mulai usia 28 minggu)
o Kontraksi Braxton Hicks (mulai usia 28 minggu)
 Diagnosis pasti
o DJJ (dengan Doppler mulai terdengar pada usia kehamilan 10 minggu)
o Palpasi fetus
o USG: Trimester pertama: Crown Rump Lenght paling akurat, Trimester kedua:
Biparietal Diameter paling akurat
Status Obstetri
 Inspeksi abdomen: membesar
 Palpasi abdomen: tentukan tinggi funsus unntuk menentukan usia kehamilan dan dapat
mendeteksi adanya kehamilan multiple. Standar pengukuran dengan pita ukur dimulai pada
> 20 minggu
 Pemeriksaan Leopold
o Leopold I: mengukur tinggi fundus dan meraba bagian janin di fundus dengan dua
tangan
o Leopold II: kedua tangan menekan uterus kiri-kanan dan mencari bagian tubuh
janin (punggung/bagian tubuh/kepala)
o Leopold III: meraba bagian janin di bawah perut ibu
o Leopold IV: kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke
arah kaki pasien, untuk konfirmasi apakah sudah memasuki pintu atas panggul
o Auskultasi: hitung detak jantung janin dengan menempelkan moneaurel di daerah
punggung janin. Fetal heart sound mulai terdengar mulai usia kehamilan 10 minggu
dengan menggunakan Doppler
o Inspeksi keadaan vulva, uretra  adanya tanda radang, luka di tubuh
o Inspeksi dalam menggunakan spekulummelihat keadaan porsio serviks
(permukaan warna), keadaan ostium, keadaan dinding vagina
o Palpasi  bimanual exam  konsistensi, adanya pembukaan atau tidak, kelainan
uterus dan adnexa lainnya
Referensi kesehatan selama ANC
1. Edukasi kesehatan
o Mengenali dan cepat memeriksa diri jika terdapat tanda bahaya dalam kehamilan
o Diet seimbang
o Persiapan persalinan
o Dasar-dasar KB, cara mengasuh anak, dan imunisasi anak
2. Berikan ibu 60 mg zat besi elemental dan 400 mikrogram sesegera mungkin selama
kehamilan
3. Dukungan psikologis
Pemberian vaksin Tetanus Toxoid
Pemberian Selang Waktu Minimal
TT1 Saat kunjungan pertama
TT2 4 minggu setelah TT1
TT3 6 minggu setelah TT2
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4

Anemia Pada Kehamilan


 Definisi anemia pada kehamilan: kadar Hb < 11 g/dL pada trimester pertama dan
ketiga, serta Hb <10,5 g/dL pada trimester kedua
 Perubahan fisiologis pada kehamilan  pada kehamilan terjadi ekspansi volume plasma
relatif lebih besar dibandingkan jumlah sel darah merah. Volume plasma naik sebanyak
40-45%
 Penyebab paling sering: Anemia Defisiensi Besi dan pendarahan akut
 Tatalaksana:
- Terapi Non-Medikamentosa
 Konsumsi makanan yang mengandung zat besi: daging merah dan sayuran
hijau
 Tingkatkan konsumsi makanan-makanan yang dapat mempercepat penyerapan
besi: buah-buahan dan sayur-sayuran
 Hindari penghambat penyerapan besi: kopi dan teh

- Terapi Medikamentosa
 Pemberian preparat besi oral: ferrosulfat, ferrofumarat atau ferroglukonat 1x
sehari, lanjutkan 3 bulan setelah melahirkan
 Pemberian tablet vitamin C
Diabetes Gestational
Diagnosis diabetes berdasarka PERKENI 2011: berdasarkan hasil TTGO 75 gr setelah puasa
8-14 jam. Apabila hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam setelah pembebanan > atau sama
dengan 155 mg/dL
Tatalaksana Diabetes Gestational
 Diet  kalori 25-35 Kkal/KgBB, Karbohidrat (40-50%), lemak (30-40%), protein 20%
 Aktivitas fisik ringan
 Farmakologi  Insulin. Pada trimester pertama, kebutuhan insulin 0,7 U/KgBB/hari pada
trimester ketiga dapat meningkat sampai 1,0/KgBB/hari
 Pengukuran kadar gula harian, dilakukan secara mandiri. Kadar gula yang optimal
selama kehamilan: 70-95 mg/dL (puasa), 140 mg/dL (1 jam post prandial), 120 mg/dL (2
jam post prandial)
Hiperemesis Gravidarum
Definisi: kondisi mutah-muntah pada perempuan hamil yang dapat mengakibatkan penurunan
berat badan, dehidrasi, alkalosis dan hipokalemia, biasanya terjadi di usia kehamilan 20 minggu
Patofisiologi: Peningkatan cepat dan tinggi dari hormon kehamilan, human chronic gonadotropin
(hCG)
Faktor resiko
 Riwayat kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis
 Berat badan berlebih
 Gestasi multipel
 Penyakit trofoblastik
 Nullipara
Komplikasi:
 Dehidrasi
 Berkurangnya cadangan energi dari karbohidrat  oksidasi lemak  ketasis
 Jejas pada esofagus  Mallory Weis Tear
 Gangguan ginjal
Tatalaksana:
1. Terapi Non-Medikamentosa
 Istirahat/tirah baring jika diperlukan rawat inap jika muntah bertahan
 Pemberian makanan dengan jumlah sedikit namun sering
 Menghindari makanan asam, pedas, berlemak
 Minum cairan dengan jumlah adekuasi
2. Terapi Medikamentosa
 Rehidrasi dengan kristaloid
 Antimetik: mual-muntah ringan dapat diberi Vitamin B6 (piridoksin) 2
mg/KgBB/ hari per oral. Mual muntah berat diberi metoklopramid 10 mg,
pemberian 1 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
Hidramnion
 Polihidramnion
o Jumlah cairan amnion yang berlebih secara kasar > 2 L
o Diagnosis: Uterus yang lebih besar pada usia kehamilan, dinding rahim tegak
bagian fetus sulit diraba, denyut janin sulit terdengar, pemeriksaan USG
 Oligohidramnion
o Cairan amnion yang lebih sedikit dibandingkan batas normal
o Kondisi terkait dengan oligohidramnion: kelainan kromosom fetus, kongenital
anomali, IUGR, IUFD, kehamilan post term, raptur membran
o Oligohidramnion berkepanjangan: meningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas perinatal, oleh karena itu terminasi kehamilan merupakan tatalaksana
terpilih
o Semakin muda usia kehamilan saat oligohidramnion terjadi, semakin buruk
prognosis janin

Anda mungkin juga menyukai