Disusun oleh :
Kelompok 6 & 7
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah penyelesaian Laporan kasus ini diharapkan penulis mampu
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Diagnosa Medis
Fistula Perianal Complex + Ca Rectosigmoid melalui pendekatan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan:
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan Laporan kasus ini penulis menggunakan metode
deskriptif dengan studi kasus yaitu pengelolaan asuhan Keperawatan secara
komperehensif pada klien dengan Fistula Perianal Complex + Ca
Rectosigmoid. Adapun data – data yang terhimpun dalam penyusunan
Laporan kasus ini penulis peroleh dengan cara:
1. Wawancara
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait, pembimbing dokter,
teman sejawat.
2. Observasi
Teknik ini adalah dengan cara mengamati perilaku keadaan umum klien.
3. Studi Kepustakaan
Meliputi literature – literature yang berkaitan atau berhubungan dengan
Laporan kasus ini.
4. Studi Dokumentasi
Didapatkan dari rekan medik baik berupa catatan perawat maupun
instruksi dokter sebagai penunjang pelengkap data – data yang ada.
5. Pemeriksaan
d. Fisik
1) Inspeksi yaitu memeriksa dengan cara melihat klien secara
keseluruhan.
2) Palpasi yaitu memeriksa dengan meraba klien dari kepala
hingga kaki.
3) Auskultasi yaitu memeriksa dengan mendengarkan melalui
Stetoschope bunyi paru dan abdomen.
4) Perkusi yaitu memeriksa dengan mengetuk daerah paru – paru,
abdomen, dan tubuh klien yang lainnya.
e. Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yaitu memerikssa darah, urine,
ataupun yang lainnya untuk mengetahui adanya kelainan pada tubuh
klien baik bakteri, virus atau ketidaknormalan.
E. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun Laporan kasus ini penulis membagi daerah dalam lima bab,
yaitu: BAB I terdiri dari pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Ruang
Lingkup Bahasan, Tujuan Penulisan dan Sistematika Penulisan. BAB II
berisikan dasar teoritis yang meliputi dua bagian, yaitu bagian pertama konsep
dasar penyakit yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan
gejala, penatalaksanaan dan komplikasi. Bagian kedua adalah Asuhan
Keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi secara teoritis. BAB III tinjauan kasus, yang
menerangkan tentang kasus yang terjadi dan dilakukan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan Fistula Perianal Complex + Ca Rectosigmoid
dengan penerapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, tindakan perawatan dan evaluasi hasil dari apa
yang diharapkan. BAB IV pembahasan berisikan tentang pembahasan
pelaksanaan keperawatan pada klien dengan Fistula Perianal Complex + Ca
Rectosigmoid di ruang Cempaka RSUD. AW. Syahranie, serta
membandingkan antara proses keperawatan secara teoritis dengan aplikasi
nyata di lapangan, meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. BAB V penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan
saran – saran mengenai Asuhan keperawatan pada klien dengan Fistula
Perianal Complex + Ca Rectosigmoid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Kolorektal
1. Definisi
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan
usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau
rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus). (KPKN,
2015)
Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan di
kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada
sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih
jelasnya kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rektum di
bagian distal sekitar 5-7cm di atas anus. Kolon dan Rektum bersama
membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.
Kolon dan rektum memiliki fungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh
dan membuang zat-zat yang tidak berguna (Satyadeng, 2010).
Kanker recti merupakan penyakit dimana sel kanker berasal dari
jaringan rektum, kanker kolorektal muncul pada kolon atau rektum
(Yaumi, 2016).
2. Epidemiologi
Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal (KKR)
adalah kanker ketiga terbanyak dan merupakan kanker penyebab
kematian ketiga terbanyak pada pria dan wanita di Amerika Serikat.
Berdasarkan survei GLOBOCAN 2012, insidens KKR di seluruh dunia
menempati urutan ketiga (1360 dari 100.000 penduduk [9,7%],
keseluruhan laki-laki dan perempuan) dan menduduki peringkat keempat
sebagai penyebab kematian (694 dari 100.000 penduduk [8,5%],
keseluruhan laki-laki dan perempuan). Di Amerika Serikat sendiri pada
tahun 2016, diprediksi akan terdapat 95.270 kasus KKR baru, dan 49.190
kematian yang terjadi akibat KKR.
Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker kolorektal
adalah 1 dari 20 orang (5%). Risiko penyakit cenderung lebih sedikit pada
wanita dibandingkan pada pria. Banyak faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko individual untuk terkena kanker kolorektal. Angka
kematian kanker kolorektal telah berkurang sejak 20 tahun terakhir. Ini
berhubungan dengan meningkatnya deteksi dini dan kemajuan pada
penanganan kanker kolorektal. (KPKN, 2015)
Kejadian kanker kolorektal mulai meningkat pada usia lebih dari
35 tahun dan meningkat secara cepat pada usia lebih dari 50 tahun. Lebih
dari 90% kanker kolon terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.
Adenokarsinoma merupakan jenis terbanyak dari kanker kolon dan rektal
(98%); bentuk jarang dari kanker rektal meliputi limfoma (1,3%),
karsinoid (0,4%), dan sarkoma (0,3%). Diperkirakan 20% dari kanker
kolon muncul di daerah sekum, 20% lainnya di daerah rectum, dan 10%
di perbatasan rectosigmoid.
3. Etiologi
Penyebab kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi
terbesar untuk kanker kolorektal. Mutasi dari gen APC adalah penyebab
familial adenomatosa poliposis (FAP), yang mempengaruhi individu
membawa risiko hampir 100% mengembangkan kanker usus besar pada
usia 40 tahun (Tomislav Dragovich, 2014).
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari kanker kolon sangat bervariasi dan tidak
spesifik. Lokasi tumor pada kanker kolorektal mempengaruhi gejala klinis
pasien. Tumor yang berada di kolon kanan lebih agak samar untuk
dideteksi karena isi kolon kebanyakan berupa cairan. Pada daerah tersebut
jarang terjadi obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses masih
encer. Gejala klinis yang muncul berupa rasa penuh, nyeri abdomen,
perdarahan dan symptomatik anemia (menyebabkan kelemahan, pusing
dan penurunan berat badan).
Tumor yang berada di lokasi kolon kiri sering terjadi obstruksi
sehingga terjadi perubahan pola defekasi yang disebabkan oleh iritasi dan
respon refleks, perdarahan, mengecilnya ukuran feses, dan konstipasi
karena lesi kolon kiri yang cenderung melingkar. Kanker pada rektum
sering terjadi gangguan defekasi seperti diare atau konstipasi. Selain itu
terjadi perdarahan yang segar dan bercampur dengan lendir. Rasa nyeri
jarang terjadi pada kanker rektum. Kadang-kadang timbul tenesmi atau
keinginan defekasi disertai rasa sakit dan sering merupakan gejala utama
dari kanker rektum.
Kanker pada rektum atau sigmoid prognosisnya lebih buruk karena
kanker rektum atau sigmoid bersifat lebih infiltratif. Penderita kanker
pada rektum juga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan oleh
karena adanya inflamasi pada penderita yang menyebabkan perubahan
metabolisme.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker
kolorektal sebagai berikut (KPKN, 2015)
a. Endoskopi
Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan
dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau
dengan kolonoskopi total.
b. Enema barium dengan kontras ganda
Pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras ganda.
c. CT colonography (Pneumocolon CT)
Modalitas CT yang dapat melakukan CT kolonografi dengan baik
adalah modalitas CT scan yang memiliki kemampuan rekonstruksi
multiplanar dan 3D volume rendering. Kolonoskopi virtual juga
memerlukan software khusus.
8. Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan kanker kolorektal bersifat multidisiplin. Pilihan
dan rekomendasi terapi tergantung pada beberapa faktor Terapi bedah
merupakan modalitas utama untuk kanker stadium dini dengan tujuan
kuratif. Kemoterapi adalah pilihan pertama pada kanker stadium lanjut
dengan tujuan paliatif. Radioterapi merupakan salah satu modalitas utama
terapi kanker rektum.
a. Prinsip tatalaksana bedah
b. Prinsip tatalaksana sistemik
Kemoterapi pada kanker kolorektal dapat dilakukan sebagai
terapi ajuvan, neoaduvan atau paliatif. Terapi ajuvan
direkomendasikan untuk KKR stadium III dan stadium II yang
memiliki risiko tinggi. Yang termasuk risiko tinggi adalah: jumlah
KGB yang terambil <12 buah, tumor berdiferensiasi buruk, invasi
vaskular atau limfatik atau perineural; tumor dengan obstruksi atau
perforasi, dan pT4. Kemoterapi ajuvan diberikan kepada pasien
dengan WHO performance status (PS) 0 atau 1. Selain itu, untuk
memantau efek samping, sebelum terapi perlu dilakukan pemeriksaan
darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin), serta elektrolit darah.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:
1) Kelemahan, kelelahan/keletihan
2) Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan
berkeringat malam hari.
3) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,
tingkat stres tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
c. Integritas Ego
Gejala:
1) Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,
keyakinan religius/spiritual)
2) Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,
pembedahan)
3) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol,
depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.
d. Eliminasi
Gejala: Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
1) Perubahan bising usus, distensi abdomen
2) Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
e. Makanan/cairan
Gejala:
1) Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak,
pemakaian zat aditif dan bahan pengawet)
2) Anoreksia, mual, muntah
3) Intoleransi makanan
Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat
tergantung proses penyakit
g. Keamanan
Gejala: Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda: Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
h. Interaksi Sosial
Gejala:
1) Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
2) Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
i. Penyuluhan/pembelajaran
1) Riwayat kanker dalam keluarga
2) Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
3) Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
4) Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
b. Nyeri Akut (D.0078)
c. Defisit Nutrisi (D.0019)
d. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129)
e. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
f. Risiko Infeksi (D.0142)
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri Akut
Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi,
keperawatan 3 x 24 jam karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
menurun dengan kriteria intensitas nyeri
hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri 4 3. Identifikasi respons nyeri
- Meringis 4 non verbal
Keterangan skala : 4. Identifikasi faktor yang
1. Meningkat memperparah dan
2. Cukup meningkat meringankan nyeri
3. Sedang 5. Identifikasi pengaruh nyeri
4. Cukup menurun pada kualitas hidup
5. Menurun 6. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
8. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
9. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
10. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Defisit Nutrisi
KELOMPOK III
RUANG CEMPAKA
TAHUN 2019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
FORMAT PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Ny. E (P)
Tempat/Tgl Lahir : Toraja, 11 Februari 1973/ 46 tahun
Golongan darah :A
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Kristen Protestan
Suku : Toraja
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Yos Sudarso, Sangata
Tgl/Jam Masuk RS : Senin, 21-10-2019
No. Reg : 01.08.xx.xx
Tgl/Jam Pengkajian : Senin, 28-10-2019
Diagnosa Medis :
a) Fistula Perianal Complex + Ca. Rectosigmoid Tanggal : 21 Oktober 2019
b) Post Op DEB + Colostomy Tanggal : 28 Oktober 2019
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. M
Umur/Tanggal Lahir : 55tahun/01Februari1964
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku : Toraja
Hubungan dgn pasien : Suami
Pendidikan terakhir : STM
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Jl. Yos Sudarso, Sangata
B. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama :
Nyeri pada bisul
b. Kecelakaan
Keluarga Ny. E mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan.
3. Pernah dirawat
1) Penyakit : Ca. Colon
2) Waktu : ± 1 tahun yang lalu (2018)
3) Riwayat operasi : Tidak ada
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Keturunan
: Meninggal
: Pasien
PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
2. Kesadaran :
Kualitatif:
Masalah Keperawatan :
Keterangan :
20= mandiri
12-19= ketergantungan ringan
9-11= ketergantungan sedang
5-8= ketergantungan berat
0-4= ketergantungan berat
C. Pengkajian Pola Fungsi dan Pemeriksaan Fisik
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi tentang kesehatan diri
Ny. E mengatakan kesehatannya menurun
Masalah Keperawatan :
b. Tanda (Obyektif)
1) Suhu tubuh: 36,80 C
2) Diaphoresis : () Tidak ada ( ) ada,
3) Berat badan : 42 Kg, Tinggi badan 156 cm
4) Turgor kulit : kurang. Tonus otot : lemah
5) Edema : ( ) tidak ada ( )
pada ekstremitas atas dan bawah
6) Ascites : () tidak ada ( ) ada,
7) Integritas kulit perut ………………………………………..………. Lingkar abdomen (tidak dikaji)
8) Distensi vena jugularis : () tidak ada ( ) ada,
9) Hernia/masa : () tidak ada ( ) Ada, lokasi dan karakteristik
10) Bau mulut/halitosis : () tidak ada ( ) ada
11) Kondisi mulut gigi/gusi/mukosa mulut dan lidah : Cukup bersih
Sistem Pencernaan dan Status Nutrisi
BB 2
kategori: Kurus
2 = 17,2 kg m
BB : 42kg TB : 156 cm IMT :
(TB N )
b. Tanda (obyektif)
1) Pernapasan :
Frekwensi: 22x/i.
Simetris kiri dan
kanan
2) Penggunaan alat
bantu nafas : tidak
ada. Penggunaan otot
bantu napas ()
3) Batuk : Tidak ada.
4) Vokal Fremitus :
Sama kiri dan kanan.
Bunyi nafas :
vesikuler
5) Egofoni : Tidak
ada. Sianosis : Tidak
ada
Masalah
Keperawatan :
Tidak Ada Masalah Keperawatan
3 3
2 2
RU +1 +2 +3 +4 LU +1 +2 +3 +4
Masalah Keperawatan :
5. Istirahat
a. Gejala (subyektif)
1) Kebiasaan tidur Ny. E
tidur mulai pukul 21.00
danbangun pukul 05.30
L
a
m
a
t
i
d
u
r
:
j
a
m
s
e
h
a
r
i
2) Masalah berhubungan dengan tidur
a) Insomnia : () tidak ada ( ) ada
b) Kurang puas/segar setelah bangun
tidur : ( ) tidak ada ( ) ada,
c) Lain-lain, sebutkan
Tidak Ada
.
b. Tanda (obyektif)
1) Tampak mengantuk/mata sayu : () tidak ada ( ) ada,
2) Mata merah : () tidak ada ( ) ada
3) Sering menguap : () tidak ada ( ) ada
4) Kurang konsentrasi : ( ) tidak ada ( ) ada
Masalah Keperawatan :
6. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalah jantung’
d) Riwayat edema kaki : ( ) tidak ada () ada,
Jelaskan ..........................................................................
.................
2) Flebitis ()
3) Rasa kesemutan: Tidak ada
4) Palpitasi: Tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah: 110/80mmHg
2) Mean Arteri Pressure/ tekanan nadi: 80mmHg
3) Nadi/pulsasi :
a) Karotis : teraba kuat
b) Femoralis : tidak dikaji
c) Popliteal : teraba
d) Jugularis : teraba kuat
e) Radialis : teraba
f) Dorsal pedis : teraba
g) Bunyi jantung : ................. frekuensi : ...................
Irama : Reguler kualitas : ......................
4) Friksi gesek : .................................. murmur : Tidak ada
5) Ekstremitas, suhu : 36,8 0 C warna : .........................
6) Tanda homan :
7) Pengisian kapiler : .................................................................
Varises : Tidak ada phlebitis : pada tangan
8) Warna : membran mukosa : ..................... bibir : ..................
Konjungtiva : Anemis. Sklera : jernih
punggung kuku : .........................................
Masalah Keperawatan :
b. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membuncit( ), jelaskan : Abdomen Ny. E terlihat distensi dan bunyi
hipertimpani
b) Auskultasi : bising usus: 5x/menit. Bunyi abnormal ( )
Tidak ada ( ) ada, jelaskan ..............................................................................................................................................
c) Perkusi
(1) Bunyi tympani ( ) tidak ada ( ) ada
Kembung : ( ) tidak ada ( ) ada
(2) Bunyi abnormal ( ) tidak ada ( ) ada
Bunyi hipertimpani
2) Palpasi :
a) Nyeri tekan : Tidak ada
Nyeri lepas : Tidak ada
b) Konsistensi :
lunak/keras :
Massa : ( ) tidak ada ( ) ada
c) Pola BAB : konsistensi : Lunak
Warna : kecoklatan
Abnormal : () tidak ada ( ) ada
d) Pola BAK : dorongan ()
Frekuensi : 2-3x/ hari. Retensi : Tidak ada
e) Distensi kandung kemih : () tidak ada ( ) ada
f) Karakteristik urin :
Jumlah : ± 400cc Bau : khas urin
g) Bila terpasang colostomy atau ileustomy : Rencana operasi colonostomy
..
Balance cairan :
Intake Output
jam)
ml/hari)
Perdarahan : - ml/hr
Masalah Keperawatan :
1) Adanya nyeri
P = Paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri):
saat bergerak atau disentuh
Q = Qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta deskripsi sifat nyeri yang
dirasakan
R = Region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya):
nyeri pada bokong yang terdapat bisul dan menyebar kebagian tubuh lain
S = Severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10) : 5
T = Time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya) : Hilang timbul
2) Rasa ingin pingsan/pusing ( ) tidak ada ( ) ada
3) Sakit kepala : Lokasi nyeri (Tidak ada)
4) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi)
5) Kejang () tidak ada ( ) ada
6) Mata : penurunan penglihatan () tidak ada
7) Pendengaran : penurunan pendengaran () tidak ada ( ) ada
8) Epistaksis : () tidak ada ( ) ada
b. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : () Komposmentis, ( ) Apatis. ( ) Somnolen, ( ) Spoor, ( ) Koma
2) Skala koma glasgow (GCS) :
Respon membuka mata (E) 4
Respon motorik (M) 6
Respon verbal (V) 5
3) Terorientasi/disorientasi :
Waktu : Terorientasi
Tempat : Terorientasi
Orang : Terorientasi
4) Persepsi sensori :
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Tidak ada
Delusi : Tidak ada
Afek ............................... jelaskan ......................................
5) Memori :
Saat ini : Ny. E dapat mengenali keluarganya
Masa lalu : Ny,. E cukup mampumengiingat kejadian dimasa lalu
6) Alat bantu penglihatan/pendengaran ( ) tidak ada ( ) ada
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : Ka/Ki:
(Isokor)
Ukuran pupil: ± 3mm/ ± 3 mm
8) Fascial drop ................................................................... Postur .............................................................................................
Reflek ............................................................................................................................................................................................
9) Penampilan umum tampak kesakitan : ( ) tidak ada () ada, menjaga area sakit
10) Respon Emosional: Tidak ada . Penyempitan fokus (Tidak ada)
Masalah Keperawatan :
Nyeri Kronis
9. Keamanan
a. Gejala (Subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
2) Obat-obatan : Tidak ada
3) Makanan : Tidak ada
4) Faktor lingkungan :
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : () tidak ada ( ) ada, jelaskan
b) Riwayat transfusi darah : Tidak ada
c) Riwayat adanya reaksi transfusi
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : () tidak ada ( ) ada, sebutkan
6) Riwayat cidera () tidak ada ( ) ada, sebutkan
7) Riwayat kejang ( ) tidak ada ( ) ada, sebutkan
b. Tanda (Objektif)
1) Suhu tubuh:36,8 0C
2) Diaforesis
3) Integritas jaringan
4) Jaringan parut () tidak ada ( ) ada, jelaskan
5) Kemerahan pucat ( ) tidak ada ( ) ada, disekitar luka
6) Adanya luka : luas±4cm dibeberapa tempat Kedalaman : ± 1-1,5 cm
Drainase prulen tidak ada drainase
Masalah Keperawatan :
Risiko Infeksi
b. Tanda (obyektif)
1) Pemeriksaan payudara/penis/testis
Tidak dikaji
2) Kutil genital, lesi
Tidak dikaji
Masalah Keperawatan :
b) Ideal diri :
Ny. E mengatakan senang menjadi PNS dan juga Ibu Rumah Tangga
c) Harga diri :
Ny. E merasa disayangi dan dihargai oleh keluarganya
Tidak ada konflik, Ny. E seorang ibu bagi anaknya yang selalu perhatian dan merawat anaknya serta
keluarganya.
b. Tanda (obyektif)
1) Status emosional : () tenang, ( ) gelisah, ( ) marah, ( ) takut, ( ) mudah tersinggung
2) Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital : ekspresi wajah
Tidak ada perubahan respon fisiologis
Masalah Keperawatan :
Tidak Ada
b) Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : ( √) jelas, ( ) tidak jelas
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
5) Komunikasi non verbal/verbal dengan keluarga/orang lain
Ny. E dapat berkomunikasi secara verbal dengan keluarga maupun perawat
Masalah Keperawatan :
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan, macam : beribadah dan
berdoa di Gereja bersama keluarga. Frekuensi :1-2x seminggu
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tsb selama dirawat : Ny. Hanya berdoa saja di
tempat tidur selama dirawat
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan dengan kesehatan (√)
tidak ada ( ) ada
7) Pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani :
(√ ) tidak ada ( ) ada
b) Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku: Tidak ada
2) Menolak pengobatan ( ) tidak ada ( ) ada , jelaskan
3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : (√) tidak ada ( ) ada , jelaskan
4) Menunjukan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan (√) tidak ada ( ) ada
Masalah Keperawatan :
Antibiotik
Ceftriaxone sefalosforin vial 2x1 gr IV
Albumin 25 % IV
D40 % IV
IV
Futrolit
Data penunjang :
1. Laboratorium
HASIL PEMERIKSAAN
JENIS
PEMERIKSAAN NILAI
NO
NORMAL
1. HEMATOLOGI:
KIMIA KLINIK
HEMOSTASIS
INR 1,97 -
2. Pemeriksaan Diagnostik (EKG, X-Ray, USG , CT-Scan, dll)
a. Foto abdomen 3 posisi kesannya meteorismus, acites
b. Foto thorax: susp. Efusi pleura
Kelompok 3
DATA FOKUS
Data subjektif :
Data objektif
- Terdapat kelainan ekstremitas (edma pitting +3), kulit ikterik, turgor kurang
- Terdapat luka. P = 2 cm, D= 4 cm, warna dasar luka kuning, tipe eksudate pus,
terdapat Goa (undermining), tepi luka tidak menyatu dengan dasar luka
- Diet bubur
- Aktivitas dibantu keluarga seperti BAB, BAK, menggunakan pampers, mika miki, dan berpakaian
- Ny. E terlihat meringis sesekali saat di mika/miki dan saat lukanya dirawat dan meng “aduh”
- Terdapat hemoroid Grade A pada anus
- Ny. E terlihat sesekali terkejut saat lukanya disentuh
- Terdapat penurunan kekuatan otot
- Pergerakan sendi terbatas
- HB: 9,9 g/dl
- Leukositt: 15.500 µ/L
Kelompok 3
ANALISA DATA
+ Ca Rectosigmoid
DS: - Keluarga Ny. E mengatakan Penurunan Energi Pola Napas Tidak Efektif
(D.0005)
bahwa Ny. E sesak
+ Ca Rectosigmoid
+ Ca Rectosigmoid
Hari Tgl
Jam Diagnosa Tujuan & Paraf
INTERVENSI
Keperawatan Kriteria Hasil Nama
Ca Rectosigmoid
Hari
Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
Tanggal
(Proses/Formatif) Nama
Jam
Senin, 5.4 Mencuci tangan sebelum dan S:-
28-10- sesudah kontak dengan pasien dan O: Perawat mencuci tangan dengan
2019 lingkungan pasien handwash
8.00
8.00 1.1 Monitor Karakteristik luka S: Ny. E mengatakan terdapat luka
1.3 Melepas Balutan secara perlahan bisul di bokongnya sejak ± 3
1.4Membersihkan luka dengan cairan minggu yang lalu
NaCl O: - Terdapat edema pada
1.5Membersihkan jaringan nekrotik ekstremitas pitting edema + 3,
1.6Memberikan salep yang sesuai terdapat luka dengan warna
1.7Pertahankan teknik steril saat dasar kuning
melakukan perawatan luka - Terdapat undermining (Goa)
1.8Mengganti balutan sesuai jumlah tepi luka tidak menyatu dengan
exudate dasar luka, derajat luka 3. Tepi
1.9 Mengajurkan kepada untuk luka kemerahan, cairan berupa
melakukan perubahan posisi setiap pus dan slough, terdapat bau
2 jam atau sesuai kondisi pasien pada luka.
- Balutan primary bactigras,
secondary kassa steril, plaster
oclusive
8.30 1.2 Mengkaji Tanda-tanda infeksi S: -
5.1 Memonitor tanda dan gejala infeksi O: Terdapat edema, exudat
lokal dan sistemik purulent (pus) disertai kotoran
dan sekitar luka berwarna
kemerahan, tidak ada demam T
= 36,50C
1.10 Menjelaskan tanda gejala infeksi S: pasien dan keluarga mengatakan
memahami penjelasan perawat
O: pasien dan keluarga mampu
mengulangi penjelasan perawat
8.40 2.1 Menanyakan Karakteristik nyeri, S: P: Bisul di bokong, saat disentuh
durasi frekuensi, kualitas, intensitas atau di tergesek
nyeri Q: Seperti Diiris
2.3 Melihat respon nyeri non verbal R: Pada luka di bokong
2.4 Identifikasi faktor yang S: Skala 5
memperparah dan meringankan T: Hilang timbul
nyeri O: - Ny. E terlihat meringis saat
dimika / miki dan saat lukanya
dirawat dan meng”aduh”
- Ny. E terlihat meringis sesekali
saat di mika/ miki dan saat
lukanya disentuh berusaha
menghindar
Aktivitas Ny. E dibantu oleh
keluarga seperti makan, mandi,
BAK, BAB dan berpakaian
8.45 15. Identifikasi status nutrisi S: - Ny. E menyatakan merasa
4.3 Mengukur berat badan mual apabila makan agak
banyak
- Ny. E mengatakan selera
makannya berkurang
O: - Ny. E mengalami penurunan
BB selama 6 bulan terakhir
dari74 kg menjadi 42 kg
(penurunan BB 32 kg)
- IMT: 17,2 (Kurus)
- Ny. E mendapat diit bubur
- Perkusi pada abdomen
terdengar hypertimpani
4.2 Menanyakan adanya alergi dan S: Keluarga mengatakan pasien
intoleransi makanan tidak memiliki alergi obat dan
makanan
O: -
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari No.
Tanggal Diagnosa Subjektif/Objektif/Analisa/Perencanaan Paraf
Jam Keperawatan
Senin, I S = keluarga Ny.E mengatakan bisul dibersihkan Kel. 3
28/10/19 diruang operasi tadi siang
O=
- Ny.E post debridement hari pertama
- Terdapat luka pada bokong yang tertutup
bersih
- Pada balutan tidak ada perdarahan dan
rembesan
- Tidak ada hematoma dan bau tidak sedap
- Terdapat nyeri terlebih jika bergerak
A = masalah gangguan integritas kulit teratasi
sebagian
P = lanjutkan intervensi :
1.1 monitor karakteristik luka
1.2 monitor tanda-tanda infeksi
1.3 lepas balutan secara perlahan
1.4 bersihkan dengan cairan NaCl atau
nontoksik sesuai kebutuhan
1.5 bersihkan jaringan nekrotik
1.6 berikan salep yang sesuai ke lesi/kulit, jika
perlu
1.7 pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
1.8 ganti balutan sesuai jumlah exudates
1.9 jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
1.10 jelaskan tanda dan gejala infeksi
1.11 kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu
II S = Ny. E mengatakan nyeri pada daerah bokong Kel. 3
Pengkajian nyeri :
P : nyeri pada bisul jika disentuh maupun saat
bergerak
Q : seperti diiris
R : Luka bokong
S : 5 (Numberic Pain Rating Scale)
T : Hilang timbul
O=
- Ny.E post debridement hari pertama
- Terdapat luka pada bokong
- KU : lemah, Kesadaran : CM
- TTV :
TD : 130/80 mmHg, N : 78x/ menit, RR:
18x/menit, T : 36,2 C
- Pasien meringis jika nyeri timbul
- Pasien diberikan analgetik iv
- Skala nyeri turun dari nyeri berat ke nyeri
sedang
A = masalah nyeri teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi :
2.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2.3 identifikasi respons nyeri non verbal
2.7 fasilitasi istirahat dan tidur
2.9 ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
III S= Kel. 3
- Ny.E mengatakan dirinya merasa mual
- Keluarga Ny.E mengatakan Ny.E tidak mau
makan dan minum sedikit
O=
- BB turun >10kg (32kg)
- KU : lemah
- Ny. E tidak menghabiskan diit yang
diberikaan
- Bibir terlihat pucat dan kering, lidah terihat
kotor
- BU : 12x/ menit
A = masalah deficit nutrisi belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
4.3 identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
4.5 monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4.6 lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
4.7 ajarkan diet yang diprogramkan