Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang
kesehatan memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan usia
harapan hidup. Keadaan ini juga didukung dengan maraknya usaha promosi
dan pencegahan penyakit serta diagnosis dini untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup, masyarakat usia
lanjut juga semakin bertambah.1 Pertumbuhan penduduk lanjut usia, yaitu
penduduk berusia lebih dari 60 tahun meningkat secara cepat pada abad 21.
Pada tahun 2000 di seluruh dunia jumlah lanjut usia mencapai 425 juta jiwa
atau kurang lebih 6,8% populasi.2 Jumlah ini diperkirakan akan mengalami
peningkatan hampir dua kali lipat pada 2025. Di Indonesia, presentase lanjut
usia pada tahun 1995 mencapai 7,5% populasi. Indonesia merupakan negara
peringkat keempat terpadat di dunia dan kesepuluh terpadat untuk populasi
lanjut usia. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan peningkatan
warga berusia lanjut di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, yaitu
41,4% hanya dalam kurun waktu 35 tahun (1990-2025).3
Kabupaten Tabalong merupakan satu di antara kabupaten di Kalimantan
Selatan yang juga menunjukkan peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan
usia harapan hidup masyarakat di Tabalong bahkan mengungguli Kalimantan
Selatan secara keseluruhan. Rata-rata usia harapan hidup penduduk
Kalimantan Selatan pada tahun 2012 dan 2013 adalah 64,52 dan 64,82 tahun.
Pada tahun yang sama usia harapan hidup penduduk Kabupaten Tablong
adalah 69,31 dan 69,36. Nilai tersebut kembali meningkat pada tahun 2014,
yaitu 69,39.4 Data yang telah dijabarkan memiliki dua sudut pandang yang
dapat kita telaah. Di satu sisi, hal tersebut menunjukkan kemampuan daerah
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya. Di sisi lain, populasi
lanjut usia yang meningkat menyebabkan transisi epidemiologi, yaitu
bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan gizi menjadi

1
2

penyakit-penyakit degeneratif. Selain itu, karekteristik penyakit pada lansia


yang multipatologis menjadi tantangan sendiri bagi praktisi di bidang
kesehatan. Bertambahnya jumlah lanjut usia juga akan diiringi oleh
menurunnya kualitas sumber daya manusia karena penurunan fungsi kognitif
pada kelompok usia ini.5
Kognitif merupakan suatu proses kerja pikiran meliputi kewaspadaan
akan objek pikiran atau persepsi, aspek pengamatan, pemikiran, dan ingatan.
Kognitif terdiri dari berbagai fungsi, meliputi orientasi, bahasa, atensi,
kalkulasi, memori, konstruksi, dan penalaran.6 Gangguan satu atau lebih fungsi
tersebut dapat menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas
harian. Perubahan kognitif seseorang dikarenakan perubahan biologis yang
dialaminya dan umumnya berhubungan dengan proses penuaan.7
Perhatian dan pengetahuan masyarakat terhadap gangguan kognitif pada
saat ini masih sangat kurang. Masyarakat cenderung menganggap hal tersebut
sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Pada umumnya masyarakat
baru akan mencari pengobatan setelah terjadi gangguan kognitif yang berat
sehingga penatalaksanaannya tidak akan memberikan hasil yang memuaskan.
Penatalaksanaan gangguan kognitif pada stadium dini dapat memperlambat
progresifitas penyakit sehingga individu yang bersangkutan tetap mempunyai
kualitas hidup yang baik.8 Pengkajian fungsi mental kognitif merupakan hal
yang menyokong dalam mengevaluasi kesehatan lanjut usia. Banyak bukti
yang menunjukkan bahwa gangguan mental kognitif seringkali tidak dikenali
profesional kesehatan karena sering tidak dilakukan pengujian status mental
secara rutin. Diperkirakan 30% sampai 80% lanjut usia yang mengalami
demensia tidak terdiagnosis oleh dokter melainkan teridentifikasi melalui
Mini Mental State Examination (MMSE).9
Posyandu Lansia merupakan program pengembangan dan kebijakan
pemerintah berupa pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,
keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial. Puskesmas Murung Pudak
sebagai satu di antara Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan
3

Kabupaten Tabalong juga berperan aktif dalam pengembangan program ini.


Puskesmas Murung Pudak memiliki lima posyandu lansia yang tersebar di dua
kelurahan dan tiga desa. Upaya-upaya kesehatan yang dilakukan di dalam
posyandu lansia berupa promosi, preventif, kuratif dan peningkatan kebugaran
lansia melalui senam. Melalui program pengembangan puskesmas ini
diharapkan aspek-aspek kognitif lansia dapat dinilai secara berkala.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menyusun
sebuah mini project dengan judul gambaran fungsi kognitif pada kelompk usia
lanjut di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Murung Pudak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian, yaitu Bagaimana gambaran fungsi kognitif pada
kelompok usia lanjut di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Murung
Pudak?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melihat gambaran
fungsi kognitif pada kelompok usia lanjut di posyandu lansia wilayah kerja
Puskesmas Murung Pudak.
1.3.2 Tujuan Khusus
Beberapa tujuan khusus dari kegiatan penelitian yang diharapkan, yaitu:
1. Melakukan penyaringan penurunan fungsi kognitif pada lansia.
2. Mengetahui karakterisitik penurunan fungsi kognitif pada lansia, meliputi
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
a. Meningkatkan pengetahuan peneliti dalah bidang psikiatri geriatri,
terutama perubahan fungsi kognitif.
4

b. Menjadi sarana untuk mengaplikasikan keilmuan yang diperoleh selama


masa pendidikan.
1.4.2 Bagi Posyandu Lansia dan Puskesmas
Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk upaya edukatif dan preventif, khususnya dalam hal penurunan fungsi
kognitif pada lansia.
1.4.3 Bagi Populasi Penelitian
a. Mengetahui sejauh mana penurunan fungsi kognitif yang terjadi melalui
tes penyaring.
b. Memperoleh tambahan informasi dan edukasi terkait fungsi kognitif.
1.4.4 Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang definisi lansia dan
perubahan-perubahan yang terjadi akibat proses penuaan.
b. Meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai fungsi kognitif dan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhinya.

Anda mungkin juga menyukai