2005-09-Kesiagaan Dan Tanggap Darurat PDF
2005-09-Kesiagaan Dan Tanggap Darurat PDF
PELATIHAN
AHLI K3 KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Namun demikian suatu hal dapat saja terjadi sehingga menimbulkan kondisi darurat yang
memerlukan penanganannya dengan cepat, tepat dan dengan resiko sekecil mungkin baik
terhadap fisik proyeknya maupun tenaga kerjanya.
Dalam situasi tersebut, misalnya kebakaran, diperlukan adanya suatu sistem atau prosedur
kesiagaan mengatasi keadaan darurat tersebut yang dipahami oleh semua pihak yang
terlibat dalam pekerjaan di proyek tersebut.
Disisi lain agar penanganan darurat tersebut dapat dilakukan dengan tepat, maka diperlukan
suatu pelatihan atau pengarahan berkaitan dengan posedur mengatasi keadaan darurat
dalam lingkungan proyek atau pekerjaan.
Modul CSE – 09 = Kesiagaan dan Tanggap Darurat merupakan salah satu modul pelatihan
Ahli K3 Konstruksi yang cukup baik untuk bahan pembelajaran tentang kesiapan, kesiagaan
dan tanggap darurat.
Penyempurnaan materi ini sangat diperlukan, sehingga segala saran dan masukan dari
semua pihak sangat diharapkan agar dimasa mendatang materi ini lebih baik lagi.
Penyusun
ii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
LEMBAR TUJUAN
Tujuan Pelatihan :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti peserta diharapkan mampu :
Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan dan mengevaluasi penerapan
ketentuan K3 untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisien penyelenggara konstruksi
mencapai nihil kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
iii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
iv
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
DAFTAR ISI
Halaman
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
v
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja „Ahli K3 Konstruksi“ dibakukan
dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah
dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen
kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasan-
batasan penilaian serta variabel-variabelnya.
2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.
vi
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN
Keterangan
1. CSE – 09 = Kesiagaan dan Tanggap
Seri / Judul
Darurat
vii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan instruksional Mengikuti penjelasan TIU dan TIK OHT1
(TIU & TIK.). dengan tekun dan aktif.
Merangsang motivasi peserta Mengajukan pertanyaan-
dengan pertanyaan atau pertanyaan apabila kurang jelas.
pengalamannya dalam
menghadapi keadaan darurat di
proyek.
Waktu : 10 menit
Waktu : 10 menit
Waktu : 20 menit
viii
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Waktu : 20 menit
Waktu : 20 menit
4. Ceramah : Rangkuman
ix
Ahli K3 Konstruksi Sistem Tanggap Darurat
MATERI SERAHAN
16
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Seringkali dalam proses pekerjaan konstruksi terjadi suatu hal yang bersifat darurat
misalnya kebakaran, akan tetapi karena tidak mengerti bagaimana menanganinya
kebakaran malah meluas dan menimbulkan korban jiwa yang seharusnya tidak perlu
terjadi.
Sesuatu yang dilakukan secara teratur dan membuat suatu prosedur yang baku akan
menimbulkan perasaan aman dan tindakan yang terencana dengan baik sehingga
apabila terjadi kejadian darurat banyak yang bisa diselamatkan, baik itu jiwa manusia
maupun peralatan dan pekerjaan itu sendiri.
Modul ini mencoba menyajikan persiapan dan tindakan dalam menghadapi kondisi
darurat yang diambil dari berbagai sumber dan semoga ada manfaatnya bagi kita
semua.
1-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Untuk meminimalkan kerugian yang timbul perlu suatu perencanaan pada kondisi atau
keadaan darurat yang disebut “ Rencana Tanggap Darurat “
Rencana atau Prosedur Kesiagaan dan Tanggap darurat ini perlu disebarluaskan
kepada seluruh pekerja untuk diketahui dan diikuti.
1-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
BAB 2
RENCANA TANGGAP DARURAT
2-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
2-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Semua telepon dari pihak yang terkait dipampang dipapan pengumuman dan jika
perlu nama personelnya yang dapat dihubungi,
9. Tindakan Pekerja pada keadaan darurat Gempa Bumi
a. Jauhi areal yang mudah terkena reruntuhan atau kawat /sengatan listrik.
b. Hindari sekat kaca, jendela dan rak gantung, sekat paralatan yang dapat
menimpa anda.
c. Hindari genangan dan kebocoran air karena dapat bermuatan listrik.
d. Berlindunglah di bawah meja dan tetap diam, dan lindungi kepala, leher, mata,
dan .jika tidak ada tempat berlindung, jongkoklah ke lantai dengan punggung
menempel di dinding. Lingkari kepala dengan tangan silang menjepit menutup
leher.
e. Tinggalkan gedung segera/secepat mungkin dengan tenang, jika hanya kondisi
gedung tidak memungkinkan. Gunakan tangga darurat. Segera menuju tempat
berkumpul yang telah ditentukan dan tunggu instruksi lanjutan dari Petugas K3L
10. Mempersiapkan sistem dan prosedur pelaporan kecelakaan dan penyelidikan
kecelakaan.
Penyelidikan kecelakaan disini, lebih difokuskan pada kronologis dan keadaan /
situasi yang berkembang sesaat setelah kejadian yang digunakan sebagai
penjelasan laporan kejadian kecelakaan.
Semua kejadian dimaksud, termasuk kejadian-kejadian yang hampir celaka
merupakan gejala-gejala kelemahan atau kegagalan untuk mencapai operasi yang
efisien dan produksi maksimum yang aman. Kesemuanya ini akan diselidiki dengan
cara saksama oleh fungsi manajemen yang terlibat dan mengembangkan usaha-
usaha pengendalian yang efektif untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama.
BAB 3
TATA LAKSANA BAKU (SOP) KEADAAN DARURAT
3-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Tidak
Pantau Situasi
(Teratasi)
Ya
Ya Buat laporan A
Kejadian
Tidak
Jumlah pekerja
cukup lengkap
3-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Unit ini merupakan unit struktural yang
dikelola organisasi Kontraktor.
Petugas K3 harus bekerja sebaik-baiknya dibawah koordinasi Kontraktor
serta bertanggungjawab kepada Kontraktor.
Dalam hubungan ini kewajiban Kontraktor adalah :
- Menyediakan fasilitas untk melaksanakan tugasnya untuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Committee).
- Berkonsultasi dengan Safety Committee dalam segala hal yang
berhubugan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek.
- Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberikan efek pada
rekomendasi dari Safety Committee.
Jika terdapat dua atau lebih Kontraktor bergabung dalam suatu proyek
mereka harus bekerjasama membentuk kegiatan-kegiatan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
4.1.5 Kebersihan, bahan yang tidak terpakai harus dibuang, paku yang tidak
terpakai harus dibuang atau dibengkokkan, benda-benda yang bisa
menyebabkan orang tergelincir serta sisa barang dan alat harus dibuang,
tempat kerja yang licin karena oli harus dibersihkan atau disiram pasir. Alat-
alat yang mudah dipindahkan harus dikembalikan ke tempat penyimpanan.
4.1.6 Pencegahan Bahaya Kebakaran Dan Alat Pemadam Kebakaran.
4.1.7 Persyaratan ini sangat rinci antara lain mengatur bahwa harus tersedia alat
pemadam kebakaran dan saluran air dengan tekanan yang cukup. Semua
pengawal dan sejumlah tenaga terlatih harus disediakan dan selalu siap
selama jam kerja. Alat-alat itu harus diperiksa secara periodik oleh yang
berwenang, dan ditempatkan ditempat yang mudah dicapai. Alat pemadam
dan jalan menuju ke tempat pemadaman harus terpelihara. Demikian juga
tentang syarat jumah, bahan kimia peralatan itu dan syarat pemasangan pipa
tempat penyimpana air.
4.1.8 Syarat-syarat mengenai Alat Pemanas (Heating Appliances).
4.1.9 Syarat-syarat mengenai Bahan Yang Mudah Terbakar.
4.1.10 Syarat mengenai Cairan Yang Mudah Terbakar.
4.1.11 Syarat-syarattentang Inspeksi dan Pengawasan.
4.1.12 Syarat-syarat tentang Perlengkapan dan Alat Peringatan.
4.1.13 Syarat-syarat tentang Perlindungan Terhadap Benda-benda Jatuh dan Bagian
Bangunan Yang Rubuh.
4.1.14 Persyaratan Perlindungan Agar Orang Tidak Jatuh, Tali Pengaman dan
Pinggir Pengaman.
4.1.15 Persyaratan Lantai Terbuka dan Lubang Pada Lantai.
4.1.16 Persyaratan tentang Lubang Pada Dinding.
4.1.17 Persyaratan tentang Tempat Kerja Yang Tinggi.
4.1.18 Pencagahan Terhadap Bahaya Jatuh Kedalam Air.
4.1.19 Syarat-syarat mengenai Kebisingan dan Getaran (Vibrasi).
4.1.20 Syarat-syarat tentang Penghindaran Terhadap Orang Yang Tidak Berwenang.
Syarat-syarat tentang Struktur Bangunan dan Peralatan. Memuat mengenai
Konstruksi Bangunan, Pemeriksaan, Pengujian dan Pemeliharaan serta
Pemakaian atau penggunaannya.
3-6
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
BAB 4
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DAN INVESTIGASI
KECELAKAAN DAN TANGGAP DARURAT
4-1
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
4-2
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sistem Tanggap Darurat
4-3
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sistem Tanggap Darurat
Kapro menerima
J penggantian klaim
Administrasi keuangan
menerima penggantian
klaim dari Kapro dan
menyerahkannya ke
K keluarga korban
Keluarga korban menerima
penggantian klaim dari
L Adkeu
Kejadian ini wajib lapor
selama 2x24 jam
4-4
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sistem Tanggap Darurat
4-5
Pelatihan Ahli K3 Konstruksi Sistem Tanggap Darurat
Kapro menerima
J penggantian klaim
Adkeu menerima
penggantian klaim dari
Kapro dan
menyerahkannya ke
K keluarga korban
Keluarga korban menerima
penggantian klaim dari
L Adkeu
Kejadian ini wajib lapor
selama 2 x 24 jam
4-6
Ahli K3 Konstruksi Sistem Tanggap Darurat
Dinyatakan :
1. Semua jenis kecelakaan perlu diinvestigasi, baik yang menyebabkan kehilangan
nyawa atau luka-luka yang serius dan cenderung cacat harus dilaporkan kepada
Pihak yang Berwenang ( di Indonesia a.l Polisi dan pihak Depnaker ).
2. Kecelakaan dan hal berbahaya yang terjadi dilaporkan kepada Pihak yang
berwenang dalam bentuk format yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
3. Kejadian berbahaya seperti Peledakan, Gagalnya /Tumbangnya Crane atau
Derrick dan kebakaran diatur dalam peraturan Negara dan dilaporkan kepada
pihak yang berwenang tidak tergantung kepada terjadinya kecelakaan kerja
ditempat tersebut atau tidak.
4. Apabila terjadi kecelakaan fatal terjadi diminta kepada pekerja untuk sejauh
mungkin tidak mengusik lokasi kejadian sampai pihak yang berwenang selesai
melakukan investigasinya.
5. Lokasi Pabrik atau Gear yang berbahaya sedapat mungkin dilakukan
pemeriksaan oleh pihak yang berwenang.
4-7
Ahli K3 Konstruksi Keadaan dan Tanggap Darurat
RANGKUMAN
Bab 1 :
1. Selalu kegiatan/ tugas/ pekerjaan yang dilakukan secara teratur sesuai prosedur
(SOP) yang baku akan dapat menimbulkan rasa aman dan bertindak dengan baik
sehingga apabila terjadi keadaan darurat banyak yang bisa diselamatkan, baik itu juga
manusia, peralatan maupun tugas pekerjaan itu sendiri.
2. Pengertian keadaan darurat ialah suatu kondisi yang disebabkan baik oleh tindakan
manusia, peralatan, bencana alam atau kebakaran yang cenderung meluas dan bisa
melibatkan seluruh pekerja, peralatan dan dapat menimbulkan korban jiwa dan harta
yang tidak sedikit.
Bab 2 :
1. Tindakan awal dalam rencana tanggap darurat dapat dilakukan dengan :
Merencanakan assembly point
Menyiapkan tanda bahaya, rambu arah penyelamatan, tangga darurat
Penyediaan dan pengendalian pengoperasian peralatan
Menghubungi pihak yang terlibat
Menyiapkan sistem pelaporan dan SOP nya serta penyelidikan kecelakaan
2. Cara yang baik untuk melaporkan/ memberikan keadaan darurat harus berbicara
dengan jelas dan tentang serta memberikan informasi yang runtun beruntun.
Bab 3 :
Untuk menghadapi situasi darurat diperlukan adanya suatu sistem atau prosedur baku
Standar Operatrion Procedure (SOP), kesiagaan mengatasi keadaan darurat yang dapat
dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.
Bab 4 :
1. Untuk dapat melakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), maka :
Semua mandor harus dilatih P3K
Fasilitas, perlengkapan dan isi kotak P3K harus lengkap beserta petunjuk
pemakaiannya
2. Dalam menangani kecelakaan kerja, supaya selalu melibatkan unti kerja proyek
terutama dalam mengambil langkah sesuai prosedur/ SOP.
Ahli K3 Konstruksi Keadaan dan Tanggap Darurat
DAFTAR PUSTAKA