Jika kita sudah terlanjur meminum obat yang hara, bagaimanakah cara untuk menghilangkan zat haram tersebut dari dalam tubuh kita ? Jawab : Allah Maha Bijaksana. Apapun jenis kesalahan, bila tobat kita bersungguh-sungguh, insyaallah Allah menerima tobat. Tidak perlu menunggu sampai tubuh kita bersih dari zat makanan haram yg telah kita santap. Apalagi ketika si A makan bakso yg sudah terhidang, dia belum tahu dg pasti apakah bakso itu dibeli dg uang hasil judi atau tidak. Karena ada kemungkinan dibeli dg duit yg halal. Salahnya, dia kurang hati-hati saja, karena tidak seketika itu menanyakan pada B. Ini salah memang, tapi tidak fatal. 2. Pertanyaan dari Dodi Dewantara : Bagaimana hukumnya berobat dengan vaksin ular ? Jawaban : Tidak dibenarkan berobat dengan hal-hal yang diharamkan, termasuk ular. Setiap muslim wajib meyakini bahwa tidak ada satu penyakit kecuali Allah seudah menyediakan obatnya. Dan Allah tidak menjadikan obat dari sesuatu yang haram. Maka jelaslah bahwa ular atau hewan yang diharamkan lainnya tidak sepatutnya menjadi alternatif pilihan dalam mencari kesembuhan. Sesungguhnya ilmu kedokteran yang berkembang di masyarakat kebanyakan menganut azas netralitas, bebas nilai. Salah satunya bebas dari nilai agama, di antaranya Islam. Sehingga praktek pengobatan banyak yang tidak memperdulikan nilai halal dan haram. Oleh karena itu tidak sepantasnya seorang mukmin mudah menengok kepada pengobatan dari ular hanya karena propaganda adanya khasiat luar biasa yang dikandungnya. Memang benar, ada yang berobat dengan ular dan bisa mendapat kesembuhan. Namun hasil duniawi tidak bisa dijadikan sebagai patokan kebenaran. Sebagaimana orang yang lapar, lalu ia makan babi. Rasa laparnya akan hilang, lalu apakah makan babi dibolehkan? Jadi patokan dalam berobat bukan hanya sembuh, tapi mengunakan sesuatu yang dibolehkan oleh Syariat harus menjadi prioritas. Semoga bermanfaat. Wallahu Ta'ala a'lam. 3. Pertanyaan dari A. Febby alvionita Bagaimana hukumnya berobat pada ustadz ? Jawaban : Orang yang sakit boleh mengobati penyakitnya dengan obat-obat yang dibolehkan, ruqyah syar`i, dan doa-doa yang dibolehkan oleh agama. Ia tidak boleh pergi ke tukang sihir/tenun dan peramal yang mengaku mengetahui perkara-perkara gaib dan menggunakan jampi-jampi dan ruqyah syirik walaupun mereka dinamakan "sayyid." Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 1/262 no.9440 Apabila memang benar setelah dicek bahwa orang yang mengobati banyak pasien tersebut adalah orang yang sholeh dan menggunakan cara ruqyah yang syar'i dalam mengobati pasiennya maka orang yang sakit boleh meminta diruqyah olehnya, akan tetapi konsekwensi dari meminta diruqyah adalah seseorang tidak bisa memasuki surga tanpa hisab, sehingga kami nasehatkan sebelum upaya itu dilakukan, orang yang sakit meruqyah dirinya sendiri dan semoga Allah ta"ala memberikan kesembuhan kepada si sakit. 4. Pertanyaan dari a. yusril ihza mahendra Bagaimana cara untuk sembuh tanpa obat kimia ? Jawab : Menggunakan madu, air zam – zam dan zaitun