Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH ACEH
SATUAN KERJA BALAI PRASARANA PERMUKIMAN
WILAYAH ACEH
Gedung PIP2B Jl. Soekarno Hatta – Lamsayeun Kab. Aceh Besar Telp/Fax. (0651) 49494 e-mail : balai.praskim.aceh@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN
PENYUSUNAN DED TPA KABUPATEN ACEH BARAT

TAHUN ANGGARAN 2020

PPK PERENCANAAN SATUAN KERJA BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH ACEH


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1
I. Latar Belakang
Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu daerah administratif tingkat II di daerah administratif Provinsi
Aceh dengan luas wilayah 2.927,95 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 201.682 jiwa (BPS 2018), serta
terkategorikan sebagai kota kecil/sedang. Kabupaten Aceh Barat terbagi menjadi 12 (dua belas) kecamatan
dan beribukota di Meulaboh. Adapun kepadatan penduduk di ibukota tersebut adalah 1.452 jiwa/km2.
Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah dengan penyediaan infrastruktur perkotaan, termasuk
infrastruktur persampahan. Hal ini terkait dengan masalah persampahan yang sangat erat kaitannya dengan
perkembangan demografi dan perilaku masyarakat dalam pola penangangan sampah eksisting.
Umumnya kabupaten/kota di Provinsi Aceh memiliki sistem penanganan sampah dengan metode
penanganan yang kurang tepat, yaitu dengan metode kumpul-angkut-buang. Sampah selalu diidentikkan
dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin
tinggi dan pergeseran gaya hidup masyarakat yang lebih konsumtif, akan mengakibatkan semakin
bertambahnya kuantitas volume sampah yang harus ditangani. Sampah organik (sampah makanan dan
sampah halaman) diharapkan telah diolah pada tataran sumber atau pada skala komunal, begitu pula
pemilahan sampah anorganik yang masih dapat didaurulang (sampah kertas, sampah plastik, sampah logam,
dan sampah gelas). Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang menggunakan proses pengurugan
(landfilling) merupakan infrastruktur pengolahan sampah, yang diharapkan dapat menjadi pengolahan final
sampah yang berupa residu saja (sampah tekstil, sampah karet, dan sampah lain-lain).
Keterbatasan pembiayaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan kebijakan eksisting saat ini, masih
menjadikan TPA sampah yang mengoperasikan proses pengurugan sebagai teknologi terpilih. Dengan biaya
pengoperasian-pemeliharaan-perawatan yang mencapai Rp 60.000-100.000/ton sampah, merupakan biaya
yang paling terjangkau pada saat ini oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengoperasikan-memelihara-
merawat sebuah TPA sampah. Oleh karenanya, penyusunan Detailed Engineering Design (DED) sebuah TPA
sampah yang andal, merupakan kunci dari keberhasilan pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
perawatan dari infrastruktur TPA sampah.

II. Maksud Dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya penyusunan DED TPA Kabupaten Aceh Barat adalah tersedianya DED TPA sampah
Kabupaten Aceh Barat yang sesuai dengan norma-standar-pedoman-kriteria yang berlaku.

Sedangkan tujuannya adalah :


1. Mendapatkan dokumen perencanaan teknik TPA sampah yang sesuai norma-standar-pedoman-kriteria,
yang terjangkau dalam hal pembangunan-pengoperasian-pemeliharaan-perawatannya.
2. Mendorong kinerja TPA sampah yang sesuai dengan norma-standar-pedoman-kriteria.

III. Nama dan Organisasi Pengguna jasa


Nama organisasi pengguna jasa adalah PPK Perencanaan Satker Balai Prasarana Permukiman Wilayah Aceh,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

IV. Sumber Pendanaan


Kegiatan ini didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, DIPA tahun anggaran 2020 dengan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp. 500.000.000 (Lima ratus juta Rupiah), yang dialokasikan melalui
Satker Balai Prasarana Permukiman Wilayah Aceh.

V. Ruang Lingkup
Untuk mencapai tujuan tersebut, ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan adalah :
1. Melaksanakan pengumpulan dan analisis data, yang dilanjutkan dengan perencanaan teknik yang
meliputi:
a. Data sampah yang harus ditangani:

2
o Data cakupan lokasi pelayanan penanganan sampah yang harus ditangani (eksisting dan
berkelanjutan untuk 5 - 10 tahun ke depan), serta kuantitas dan karakteristik sampah yang harus
ditangani.
o Data jenis, jumlah,kondisi dan kinerja kendaraan pengangkut sampah.

b. Data area (umum) yang akan dibangun, meliputi :


o Data lokasi (minimal menginformasikan luas TPA sampah, jarak ke bandar udara terdekat, jarak ke
daerah pelayanan, jarak ke permukiman terdekat, jarak ke badan air terdekat, jarak muka air tanah
kondisi permeabilitas tanah, dsb.).
o Data ketersediaan tanah penutup, akses terhadap sarana listrik, dan akses jalan masuk.

c. Data area (detail) yang akan dibangun, meliputi :


o Membuat benchmark dan lokasi batas-batas area TPA sampah, diukur dengan menggunakan data
posisi horizontal (dalam Lintang Selatan atau Lintang Utara, serta Bujur Barat atau Bujur Timur) dan
data posisi horizontal (dalam elevasi ketinggiannya terhadap paras air laut).
o Melakukan pengukuran kontur, topografi, dan kemiringan/slope tersebut dengan perbedaan
interval minimum 0,25 meter untuk tanah bergelombang dan interval minimum 0,5-1 meter untuk
tanah yang relatif datar, dengan informasi yang jelas tentang :
- Batas-batas tanah.
- Kemiringan dan ketinggian.
- Sumber-sumber air yang berbatasan.
- Jalan penghubung dari jalan umum ke lokasi tersebut.
- Tata guna tanah yang ada.

2. Mengumpulkan informasi hidrogeologi, hidrologi, geoteknik, dan klimatologis yang akurat dan mewakili,
meliputi :
a. Kondisi tanah: minimal data terkait kedalaman, tekstur, struktur, porositas, permeabilitas, dan daya
dukung tanah.
b. Kondisi bedrock: minimal data terkait kedalaman, jenis, dan kehadiran fraktur.
c. Kondisi kegempaan.
d. Kondisi air tanah di daerah lokasi: kedalaman rata-rata, kemiringan hidrolis, arah aliran, kualitas, dan
penggunaan.
e. Kondisi air permukaan di daerah lokasi kedalaman rata-rata, kemiringan hidrolis, arah aliran, kualitas,
dan penggunaan.
f. Data klimatologis : curah hujan, evaporasi, temperatur, kecepatan angin, dan arah angin, minimal 5
tahun terakhir.

Informasi terkait kondisi tanah harus menggambarkan nilai daya dukung tanah (dalam satuan kg/cm2,
untuk mengetahui arah aliran air tanah, muka air tanah, permeabilitas tanah, jenis tanah, dsb). Informasi
geoteknik yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan dan analisis data mekanika tanah (termasuk peta
titik-titik sondir dan boring), dan termasuk laporan analisis kondisi mekanika tanah. Pengambilan sampel
tanah untuk dianalisis di laboratorium tanah diambil setiap kedalaman 2 m. Parameter yang dianalisis di
laboratorium mencakup seluruh parameter (triaxial, undrain, consolidation, permeability, perkolasi, dll).

3. Menyusun Perencanaan teknik


1. Perencanaan Teknik yang meliputi : Nota desain, spesifikasi teknik, gambar teknik (berukuran minimal
A3, skala penggambaran yang proporsional, mencakup denah-tampak-potongan-bird-eye view),
prosedur standar pembangunan-pengoperasian-pemeliharaan-perawatan (termasuk metode kerja
konstruksi), kebutuhan biaya (investasi dan pengoperasian-pemeliharaan-perawatan, dengan
menyampaikan detail sumber penentuan Harga Perkiraan Sendiri), dan dokumen lelang:
a. Jalan akses.

3
b. Jalan operasional.
c. Jalan ram.
d. Buffer zone.
e. Jembatan timbang.
f. Kantor, laboratorium, dan sarana pendukung (sarana air bersih, sarana sanitasi, dan sarana listrik).
g. Pagar.
h. Saluran drainase.
i. Kawasan longsor dan perkuatannya.
j. Tanggul.
k. Unit pengolahan sampah (sel landfill) yang terdiri dari pelapis (sintetik atau alami), pipa
pengumpul air lindi, dan gravel.
l. Unit pengolahan air lindi.
m. Unit pengolahan gas bio yang terdiri dari pipa penangkap, pelepas, dan pemanfaatan/pembakaran
gas bio.
n. Sumur pantau.

2. Gambar perencanaan teknik dibuat dalam skala 1 : 1.000-2.000 untuk rencana tapak dan skala 1:100-
200 untuk gambar detail (denah, potongan, dan bird-eye view), .
3. Membuat peta situasi yang mengakomodir batas-batas tanah, bangunan sekitarnya, vegetasi, pemilik
tanah, kemiringan, ketinggian, sumber air dan arah aliran air di sekitar lokasi , jalan akses, jalan
operasi, penggunaan lahan, dan infrastruktur yang ada di lokasi.

VI. Waktu Pelaksanaan


Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan penyusunan DED TPA Kabupaten Aceh Barat ini adalah 120 (seratus
dua puluh) hari kalender, terhitung sejak penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

VII. Metoda Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam menyusun DED TPA sampah ini adalah :
1. Pengumpulan data primer dan sekunder melalui metode survey yang memadai.
2. Analisis data dan evaluasi lokasi.
3. Perancangan beberapa alternatif dan evaluasi alternatif yang paling tepat.
4. Pendetailan desain.

VIII. Tugas dan Kewajiban


Konsultan/pelaksana pekerjaan:
1. Melaksanakan KAK dan penjabarannya sejalan dengan maksud/tujuan.
2. Membantu Penanggung Jawab Kegiatan agar menjaga waktu dan jadwal sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja.
3. Menyampaikan hal-hal substansial yang dianggap perlu untuk meningkatkan mutu pekerjaan dan hal-hal
administrasi yang di luar kewenangan pelaksana pekerjaan, seperti koordinasi antar instansi.

Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan:


1. Membantu pelaksana pekerjaan dalam penyelesaian administrasi dan hal-hal di luar kewenangan
pelaksana pekerjaan.
2. Secara intensif memantau kegiatan pelaksana pekerjaan dalam menjaga jadwal.

IX. Kebutuhan Tenaga Ahli


Beberapa personil tenaga ahli yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan penyusunan RTR TPA sampah
ini, antara lain :

4
1. Ahli Teknik Lingkungan (Team Leader)
Sarjana Strata 1 Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun dengan
pengalaman profesional pada bidang dalam masalah penanganan di bidang ke-PLP-an khususnya sampah
dan perencanaan teknik TPA sampah minimal 4 (empat) tahun serta pernah menjadi Pimpinan Tim,
bertugas melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan pihak instansi
terkait dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Ahli Tata Lingkungan – Muda. Lama penugasan
tenaga ahli ini adalah selama 4 (empat) bulan.
2. Ahli Teknik Sipil.
Sarjana Strata 1 Teknik Sipil minimal pengalaman 3 (tiga) tahun di bidang ke-PLP-an, bertugas
menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan rancangan kegiatan, Perencanaan Teknis DED TPA. dan
memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Ahli Teknik Bangunan Gedung – Muda. Lama penugasan tenaga
ahli ini adalah selama 3 (tiga) bulan.
3. Ahli Geoteknik
Sarjana strata 1 Teknik Sipil minimal pengalaman 3 (tiga) tahun di bidang perencanaan struktur bawah,
perencanaan pondasi, metode perbaikan struktur tanah maupun hal lain yang terkait perencanaan TPA
sampah. dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Ahli Geoteknik – Muda. Lama penugasan tenaga
ahli ini adalah selama 2 (dua) bulan.
4. Ahli K3
Sarjana strata 1 Teknik minimal pengalaman 1 (satu) tahun. Memiliki sertifikat sebagai Ahli K3.

Beberapa personil tenaga pendukung/penunjang yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan


penyusunan RTR TPA sampah ini, antara lain:
1. Estimator, Sarjana Strata 1 Teknik Sipil minimal pengalaman 3 (tiga) tahun.
2. Surveyor, S1 Teknik Sipil minimal pengalaman 3 (tiga) tahun.
3. Pembantu Surveyor, D3 Teknik Sipil minimal pengalaman 3 (tiga) tahun.
4. CAD Operator, S1 Teknik Sipil minimal pengalaman 3 (tiga) tahun.
5. Operator Komputer, S1 Ekonomi minimal pengalaman 3 (tiga) tahun.

X. Pelaporan
Konsultan dalam menjalankan tugasnya diwajibkan menyampaikan laporan kegiatan sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar diserahkan 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah menerima SPMK. Laporan ini berisikan :
a. Tanggapan atau komentar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Metodologi dan pendekatan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
c. Pengaturan dan penjadwalan tenaga ahli.
d. Rencana kerja konsultan serta gambaran awal persiapan, dasar pemikiran dalam kajian studi, hasil
survey pengenalan, kajian masalah, dan arah perencanaan, serta penugasan personil sesuai dengan
yang tercantum dalam lingkup pekerjaan.

2. Laporan Antara
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar diserahkan 60 (enam puluh) hari kalender setelah menerima
SPMK, serta didiskusikan dengan melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten/Kota terkait. Laporan Antara
mencakup antara lain tentang:
a. Gambaran rencana tata ruang atau penggunaan lahan Kabupaten Aceh Barat secara lengkap yang
dilengkapi dengan informasi dalam bentuk tabel, gambar atau skema.
b. Data-data hasil survey (termasuk tetapi tidak terbatas pada: jumlah sampah terangkut di TPA sampah,
survey topografi, hasil data sondir, hasil data boring).
c. Pemetaan berdasarkan hasil survey di daerah.

5
d. Hasil analisis dari pengumpulan data pengukuran lokasi TPA sampah.

3. Konsep Laporan Akhir


Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar serta diserahkan 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah
SPMK. Laporan ini terdiri dari :
- Laporan detail hasil analisis dan evaluasi.
- Nota Desain.
- Rencana K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
- Draft DED TPA
- Draft Dokumen Spesifikasi Teknik.
- Draft RAB (Engineer Estimate)
- Menyusun SOP.

4. Laporan Akhir
Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar beserta dengan CD/softcopy sebanyak 5 (lima) copy
diserahkan 120 (seratus dua puluh) hari kalender setelah menerima SPMK. Laporan ini terdiri dari:
a. Laporan detail hasil analisis dan evaluasi.
b. Nota desain, spesifikasi teknik (termasuk spesifikasi alat berat yang diperlukan), gambar teknik,
standar pengoperasian-pemeliharaan-perawatan (termasuk untuk alat berat), rincian anggaran biaya
(investasi dan pengoperasian-pemeliharaan-perawatan), dan dokumen lelang.
c. Rencana K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
d. Standard Operasional Prosedur (SOP).

Banda Aceh, 25 November 2019


PPK Perencanaan
Satker Balai Prasarana Permukiman Wilayah Aceh

Firman Saputra, ST, MT


Nip. 198507242010121005

Anda mungkin juga menyukai