Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan
istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan
berbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam.
Dengan demikian keanekaragamn hayati mencakup ekosistem (habitat),
jenis (spesies) dan genetik (varietas/ras). Sementara Pasal 2, Konvensi
tentang Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity, CBD)
mendefinisikan bahwa keanekaragaman hayati sebgai variasi yang
terdapat diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya
ekosistem daratan, lautan, dan ekosistem perairan lain, serta kompleks
ekologis yang merupakan bagian dari keanekaragamannya (Dahuri,
2003).Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman
tumbuhan yang besar dengan jumlah300.000 jenis Tumbuhan paku
(Pteridophyta) termasuk dalam golongan tumbuhan yang mempunyai
keanekaragaman yang besar kurang lebih 10.000 jenis dan hampir dapat
dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Sampai saat ini tumbuhan paku
kurang mendapat perhatian dibanding dengan kelompok tumbuhan lain.
Masyarakat menganggap tumbuhan ini kurang memberikan manfaat yang
berarti bagi kehidupan. Dari segi cara hidupnya ada jenis-jenis paku yang
hidup terestrial (paku tanah), ada paku epifit, dan ada paku air. Di masa
2yang silam(jutaan tahun yang lalu), hutan-hutan di bumi kita terutama
ersusun atas warga tumbuhan paku yang berupa pohon-pohon yang tinggi
besar, dan dikenal fosilnya sekarang sebagai batu bara
(Tjitrosoepomo,2009). Menurut Loveless (1989), keanekaragaman
tumbuhan sudah dikenal manusia sejak berada di bumi dan sampai saat ini
kajian tentang keanekaragaman tumbuhan masih terus dipelajari dan
dikembangkan. Sehubungan dengan ini, tumbuhan paku yang banyak
manfaatnya bagi manusia dan belum banyak dikenal oleh masyarakat
sehingga merupakan salah satu potensi yang patut untuk digali dan
dikembangkan demi kemajuan ilmu pengetahuan.Slogohimo merupakan
salah satu kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang mempunyai tempat
wisata yang indah. Hutan dan Air Terjun Girimanik merupakan tempat
wisata yang terdapat di Kecamatan Slogohimo dan mempunyai daya tarik
wisata. Daerah wisata ini belum lama dikembangkan di Wonogiri baru
sepuluh tahun terakhir ditemukan dan dikelola oleh pemerintah Kabupaten
Wonogiri. Sehingga kawasan ini belum banyak dikenal masyarakat diluar
Kabupaten Wonogiri. Potensi alam pegunungan menjadi salah satu daya
tarik pengunjung. Hutan Girimanik merupakan suatu dataran tinggi yang
hampir menyerupai daerah Tawangmangu, Karanganyar, dan banyak
ditumbuhi oleh tumbuhan paku.Secara astronomis, kawasan Hutan
Girimanik terletak antara 110º41’-111º18’ BT dan 7º32’-8º15’
LS,sedangkan secara administrasi masuk 3 dalam Provinsi Jawa Tengah
yaitu Kabupaten Wonogiri Kecamatan Slogohimo.Secara geografis,
kawasan Hutan Girimanik terletak di Kecamatan Slogohimo yang menjadi
daerah persimpangan yang sangat ramai.Sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Purwantoro yang menjadi daerah perbatasan dengan
Jawa Timur (Gerhanawati, 2010).Luas kawasan Hutan Girimanik 10,6 ha
yang telah dikelola oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri. Kondisi tanah
kawasan Hutan Girimanik sangat subur dengan kadar air yang cukup.
Kondisi yang seperti ini sangat cocok untuk menanam dan
mengembangkan tanaman. Selain pohon pinus dan pohon besar lainnya,
di kawasan Girimanik ini juga ditanami buah-buahan dan sayuran (Fajar,
2010). Hutan ini mempunyai tanah yang mengandung humus dan sangat
subur. Suhu udaranya tergantung pada ketinggian tempat sehingga
bervariasi dan perbedaannya sangat menyolok. Kondisi tanah yang baik
dan kelembaban yang cukup,menyebabkan banyak tanaman tumbuh subur
dikawasan hutan inidan salah satunya adalah tumbuhan paku. Banyak
masyarakat yang belum mengetahui jenis-jenis tumbuhan pakuyang ada di
kawasan Hutan Girimanik. Hal tersebut sangat penting untuk masyarakat
sekitar agar ikut berperan aktif dalam menjaga keanekaragaman tumbuhan
paku di kawasan Hutan Girimanik.Berdasarkan uraian di atas perlu
dilakukan penelitian tentang “Eksplorasi Keanekaragaman Tumbuhan Paku
di Kawasan Hutan Girimanik Kabupaten Wonogiri”.4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari biodiversitas dan degradasi lingkungan ?

2. Apa manfaat dari biodiversitas dan degradasi lingkungan ?

3. Tujuan penerapan biodiversitas dan degradasi lingkungan dalam kehidupan


sehari-hari ?

4. Apa bagian-bagian dari biodiversitas dan degradasi lingkungan ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari biodiversitas dan degradasi lingkungan.

2. Mengertahui manfaat dari biodiversitas dan degradasi lingkungan.

3. Mengetahui tujuan penerapan biodiversitas dan degradasi lingkungan dalam


kehidupan sehari-hari.

4. Mengetahui bagian-bagian dari biodiversias dan degradasi lingkungan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dari biodiversitas dan degradasi limgkungan


Biodiversitas ataupun keanekaragaman hayati dalam hal ini adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan variasi semua hewan,tumbuhan, dan
mikoorganisme yang terdapat di bumi Indonesia.

Tabel Posisi Keanekaragaman Hayati Indonesia Pada tingkat Dunia dan Asia

Takson Jumlah Rangking Rangking Negara rangking di


Jenis di Dunia di Asia atasnya
1.Mamalia 515 1 1 -
2.Burung/Ungga 1519 4 1 Kolombia,Peru,Brazil.
s 270 5 1 Brazil,Kolombia,Ekuador,
3.Amfibi + 600 3 3 Meksiko.
4.Reptilia 121 1 1 Meksiko,Australia.
5.Kupu-kupu 2000 7 2 -
6.Angiospermae Brazil,
Kolombia,Cina,Meksiko,
Australia, Afrika Selatan.

Degradasi Lingkungan adalah penurunan kualitas lingkungan karena


kegiatan pembangunan yang dicirikan dengan tidak bergunanya
komponen-komponen lingkungan secara baik. Atau dapat dikatakan
degradasi lingkungan ialah kondisi lingkungan alami mengarah pada
kerusakan keanekaragaman hayati serta membahayakan kesehatan
lingkungan.

B. Manfaat dari biodiversitas dan degradasi lingkunngan

Manfaat dari Biodiversitas :


1. Sebagai sumber pangan

Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati adalah sebagai sumber pangan.
Manusia membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas (baca : Energi Dalam Ekosistem). Energi
tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan tersebut bisa berasal
dari hewan maupun tumbuhan. Beberapa contoh sumber bahan makanan yang dikonsumsi
manusia dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan adalah :

 Bahan makanan berkarbohidrat yang berasal dari tanaman padi, singkong, jagung, sagu,
gandum, talas dan tanaman umbi- umbian lainnya.
 Bahan makanan berprotein yang berasal dari daging berbagai jenis hewan mamalia,
unggas maupun ikan. Misalnya daging ayam, daging sapi, kambing, ikan dan udang.
 Sayur- sayuran yang bersumber dari berbagai macam tanaman sayur seperti bayam,
kangkung, tomat, wortel, sawi, kubis, buncis dan lain- lain.
 Buah- buahan yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan buah. Misalnya apel, nanas,
jeruk, melon, semangka, durian, mangga dan lain sebagainya.
 Minuman yang kaya akan mineral dan vitaman seperti susu sapi dan susu kambing.

2. Sebagai sumber sandang

Salah satu kebutuhan manusia selain pangan adalah sandang. Pakaian yang digunakan manusia
berasal dari hewan dan tumbuhan. Meski seiring perkembangan zaman, pakaian dibuat dari
bahan- bahan sintesis tetapi masih ada beberapa produk fashion yang dibuat dari bagian tubuh
hewan atau tumbuhan tertentu. Contohnya yaitu :

 Kain dibuat dari kapas yang merupakan buah dari tanaman randu.
 Kain sutra terbuat dari pintalan benang yang berasal dari ulat sutra.
 Songket dan kain tenun yang terbuat dari berbagai macam serat tumbuhan.
 Jaket wol dibuat dari rambut domba dan biri- biri.
 Jaket kulit, tas dan ikat pinggang dibuat dari kulit berbagai jenis hewan reptil seperti ular
dan buaya.
 Pakaian tradisional dan aksesorisnya banyak yang memanfaatkan tulang belulang hewan,
bulu burung dan merak, serta kulit kayu.

3. Sebagai sumber papan

Rumah tempat tinggal manusia memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan bangunan
dan aksesorisnya. Misalnya bermacam- macam pohon berkayu seperti kayu jati, kayu sengon,
kayu bangkieri, kayu mahoni dimanfaatkan sebagai atap rumah, pintu, kusen jendela maupun
dinding rumah. Selain itu, masih banyak rumah di pedalaman yang menggunakan bambu sebagai
dinding dan penyangga bangunan. Atap rumah- rumah tradisional di daerah tertentu masih
memanfaatkan alang- alang dan daun kelapa yang sudah kering. Sedangkan rumah- rumah
modern menggunakan furniture yang terbuat dari rotan.

4. Sebagai sumber pendapatan


Mata pencaharian manusia banyak yang bergantung pada kelangsungan hidup hewan dan
tumbuhan. Bahkan salah satu sumber devisa negara berasal dari ekspor kayu, minyak sawit dan
bagian tumbuhan- tumbuhan tertentu lainnya. Contoh mata pencaharian yang beehubungan
dengan keanekaragaman hayati adalah :

 Petani – Bermacam- macam tanaman pertanian dimanfaatkan petani sebagai sumber


pendapatan, diantaranya adalah tanaman padi, jagung, kacang hijau dan lain sebagainya
(baca : Pertanian Lahan Basah dan Lahan Kering).
 Nelayan – Sebagai pencari ikan, nelayan menggantungkan pendapatan pada banyaknya
ikan yang mereka peroleh .
 Petani tambak – Beberapa jenis ikan, udang dan kerang dibudidayakan agar menjadi
sumber penghasilan bagi petani tambak.
 Peternak – Banyak masyarakat Indonesia yang memelihara beberapa jenis hewan unggas
maupun mamalia pemamah biak untuk diambil telur dan dagingnya. Misalnya sapi,
kambing, kerbau, ayam dan itik. Para peternak mendapatkan penghasilan dari penjualan
telur, daging dan susu hewan peternakan tersebut.
 Industri perkebunan – Tumbuhan perkebunan yang sering ditanam adalah tebu dan teh.

Baca : Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati

5. Sebagai bahan obat- obatan

Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat ditanam
di rumah sebagai tanaman obat keluarga (toga). Selain itu, teknologi yang terus berkembang
membantu industri jamu atau obat tradisional untuk mengetahui manfaat dari setiap bagian
tanaman yang berkhasiat. Penggunaan tanaman sebagai obat ini lebih aman dan mengurangi efek
samping. Contoh beberapa tanaman obat yang sering digunakan yaitu tanaman jahe, kencur,
temulawak, daun sirih, kayu putih, buah mengkudu dan alang- alang.

6. Sebagai bahan kosmetik

Kosmetik yang digunakan perempuan banyak memanfaatkan keanekaragaman flora di Indonesia.


Misalnya minyak bunga melati dan bunga kantil digunakan untuk parfum. Ekstrak lidah buaya
untuk shampo. Ekstrak bunga mawar untuk aroma bedak. Ekstrak teh hijau, bengkoang dan
kelapa juga sering digunakan dalam berbagai jenis produk kosmetik.

7. Sebagai sumber ilmu pengetahuan

Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa mengembangkan
potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut. Dengan meneliti flora dan fauna (baca : Pengertian
Flora dan Fauna), manusia bisa mendalami berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian
tersebut akan menghasilkan berbagai metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif
buatan pada hewan maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna
bagi manusia jika keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri terus dijaga
eksistensinya (baca : Pelestarian Ekosistem).
8. Sebagai aspek budaya

Budaya di beberapa daerah di Indonesia masih menggunakan tanaman dan hewan tertentu.
Misalnya pada upacara adat di daerah Sulawesi mengharuskan memotong hewan kerbau. Ritual
Larung sesaji di Jawa juga menyembelih sapi atau kerbau untuk di larutkan ke laut. Budaya
nyekar atau berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora seperti mawar, melati
dan kenanga untuk di tabur di atas makam.

9. Sebagai penyeimbang ekosistem

Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang ekosistem.
Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu ekosistem mempunyai perannya masing- masing.
Jika keberadaan makhluk hidup tersebut terancam, tentu akan mengganggu keseimbangan
ekosistem (baca : Cara Menjaga Keseimbangan Ekosistem). Apabila ekosistem tidak seimbang,
maka akan mengakibatkan berbagai bencana yang merugikan manusia, lingkungan dan makhluk
hidup yang lain. Contoh keanekaragaman hayati sebagai penyeimbang ekosistem adalah adanya
ekosistem hutan hujan tropis yang dapat menurunkan kadar karbondioksida dan berperan sebagai
paru- paru dunia (baca : Manfaat Hutan). Ekosistem hutan juga menjaga iklim global agar tetap
stabil, yaitu dengan cara mempertahankan temperatur dan kelembapan udara di bumi (baca :
Manfaat Hutan Bagi Manusia).

C. Tujuan penerapan Biodiversitas dan Degradasi Lingkungan dalam kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai