Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 6

PENGANTAR REKAYA DAN DESAIN

DOSEN: 1. Ir. R. Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D.

2. Muhammad Riyansyah, S.T., Ph.D.

Disusun oleh:

Amy Angelia/16619359

Ivan Satrio Priyono/16619149

Nova Yolanda Siahaan/16619071

Ryan Saefulrochman/16619413

Tubagus Ahmad Fauzan Cholidi/16619299

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kita sebagai manusia hidup berdampingan dengan fasilitas-fasilitas infrastruktur yang
berada di sekitar kita. Fasilitas infrastruktur merupakan sarana dan prasarana yang diciptakan
untuk memudahkan kita dalam beraktivitas pada setiap harinya. Tentu masing-masing fasilitas
infrastruktur mempunyai mekanisme yang berbeda-beda berdasarkan tujuan dan fungsi
dibuatnya fasilitas infrastruktur tersebut. Meskipun beragam mekanisme dari fasilitas
infrastruktur tersebut, tetap saja tujuan awal dibuatnya adalah untuk menunjang manusia
disekitarnya dalam beraktivitas. Kami akan memaparkan beberapa fasilitas infratruktur yang
berada disekitar kita beserta mekanisme, manfaat, fungsi, prinsip dan konsep mekanisme, dan
mengusulkan mekanisme yang lain yang memiliki nilai lebih daripada yang mekanisme yang
telah diterapkan.

Pintu merupakan salah satu fasilitas infrastruktur yang ada disekitar kita. Pintu
memiliki fungsi untuk jalan keluar masuk sebuah ruangan. Oleh sebab itu, pintu merupakan
salah satu komponen penting dari sebuah bangunan. Pintu biasanya terbuat dari bahan kayu agar
tahan lama dan kuat. Salah satu komponen pintu adalah gagang pintu. Gagang pintu merupakan
pegangan ataupun tangkai yang dipasang pada pintu rumah, pintu jendela, pintu almari ataupun
laci. Gagang pintu tidak hanya berfungsi sebagai tarikan pintu rumah tetapi juga lebih
mempunyai fungsi dan nilai tambah yang memberi kesan keserasian, keseimbangan, dan nilai
estetik (keindahan) dari suatu produk furnitur.

Banyak gagang pintu di zaman sekarang dibuat berdasarkan model kunci kuno yang
dibuat hampir 6000 tahun yang lalu dimana gagang jenis ini memiliki desain yang masih begitu
simpel namun berfungsi dengan baik untuk mengunci pintu. Hanya saja, gagang kayu jenis
tersebut tidak efektif menahan terlalu banyak tekanan seperti dobrakan keras, sehingga bangsa
Romawi menciptakan model gagang kunci baru yang lebih kuat dan awet dengan menggunakan
bahan-bahan berupa besi dan logam untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan dari gagang
tersebut.
Gagang pintu memanfaatkan salah satu sistem mekanis di dalamnya. Kunci yang
merupakan bagian dari gagang pintu memegang peran penting dalam sebuah sistem keamanan.
Sistem keamanan pintu rumah yang ada sekarang ini sebagian besar masih menggunakan kunci
mekanik konvensional. Kunci mekanik konvensional terdiri dari beberapa teknis kerja yaitu
grendel, tuas, dan silinder. Kunci grendel adalah model kunci pintu tradisional yang bekerja
tanpa membutuhkan anak kunci untuk membukanya, hanya cukup ditarik atau didorong secara
manual menggunakan tangan, sedangkan kunci tuas adalah model kunci yang memiliki bentuk
memanjang yang terdiri dari per dan lempengan bergerigi dengan jumlah gerigi sedikit dan
sederhana. Kunci silinder prinsip kerjanya hampir sama dengan kunci tuas hanya saja bentuk
gerigi dibuat sedemikian rupa dan rumit. Lekukan pada gerigi tersebut berfungsi untuk memutar
silinder pada slot sehingga bisa dibuka dan ditutup.

Kunci Grendel Kunci tuas Kunci Silinder

Gambar 1.1 Model kunci pintu konvensional

Kunci manual mengharuskan pengguna untuk memasukkan anak kunci terlebih dahulu, lalu
memutarnya hingga kunci terbuka atau tertutup. Hal ini membutuhkan banyak waktu dan energi.
Ketika kunci hilang pun akan memakan waktu yang lama untu mencari kunci tersebut atau
bahkan memanggil tukang kunci. Selain itu, masalah yang sering ditemui adalah gagang pintu
dan kunci berkarat yang membuat mudah keropos. Pada kunci analog terdapat lubang yang
digunakan anak kunci untuk membuka pintu. Hal ini menjadikan pembuatan duplicate  anak
kunci menjadi lebih mudah. Kondisi ini menjadi celah bagi orang yang ingin berbuat kejahatan
untuk mendapatkan akses ke dalam rumah.
Alternatif lain adalah model kunci pintu rumah modern yang cara kerjanya secara digital
yang diklaim lebih handal dan aman dibandingkan dengan kunci manual. Model kunci pintu
digital yaitu model PIN dan Fingerprint. PIN (Personal Identification Number) adalah sistem
pengamanan yang menggunakan kombinasi angka untuk dapat mengakses keamanan terebut.
Sedangkan model Fingerprint menggunakan sidik jari.

PIN Lock Fingerprint Lock Fingerprint dan PIN Lock

Gambar 1.2 Model Kunci Pintu Digital

Kunci pintu digital tidak memerlukan anak kunci sama sekali. Alat ini sudah dilengkapi
dengan sistem pemindai sidik jari dan kode PIN yang terkoneksi dengan system penguncian.
Kunci hanya akan terbuka jika sesuai dengan apa yang ada di database kunci tersebut.
Menggukan kunci pintu digital akan memaksimalkan waktu yang berharga. Di zaman
yang modern seperti sekarang ini, mencari-cari kunci yang hilang akan membuang waktu. Belum
lagi dengan kesulitan membuka kunci karena anak kunci yang macet.
Ketiga gagang kunci manual tidak mempunyai system seperti alarm, jenis digital ini
mempunyai sistem alarm. Saat terjadi perusakan paksa terhadap kunci pintu, sistem alarm pada
kunci digital akan memberikan peringatan kepada penghuni rumah ketika terjadi percobaan
perusakan paksa terhadap kunci pintu. Hal ini sangat membantu untuk menyadari apabila terjadi
kegiatan yang mencurigakan di luar.
Alarm kunci digital juga akan menjadi aktif saat suhu di dalam ruangan naik secara
drastis seperti pada saat kebakaran terjadi atau keberadaan api. Kondisi ini memudahkan
penghuni rumah untuk segera pergi keluar rumah dan menyelamatkan diri apabila terjadi
kebakaran maupun kondisi yang salah di dalam rumah. Selain itu, desain kunci pintu digital
memiliki bentuk yang elegan, kekinian, dan futuristik. Hal tersebut membuat nilai tambah
artistik bagi fasilitas infrastruktur tersebut.

Selain pintu, jendela merupakan salah satu komponen penting yang lain dalam suatu
bangunan, baik berupa rumah tinggal maupun bangunan lainnya. Jendela secara sederhana dapat
diartikan sebagai salah satu lubang terdapat penutupnya juga yang biasanya dipasangkan di
dalam dinding rumah atau bangunan lainnya. Jendela sendiri mempunyai bentuk yang berbeda-
beda seperti berbentuk segitiga, persegi panjang, persegi, lingkaran ataupun bentuk tak beraturan
lainnya.

Gambar jendela kayu

Pada awalnya, jendela sendiri hanya berbentuk sederhana yang kebanyakan berbahan dasar
kayu yang sering kita temui pada bangunan-bangunan kuno atau rumah tradisional. Saat ini,
jendela telah berkembang menjadi berbagai bentuk. Kaca menjadi salah satu bahan yang sering
kita temui untuk jendela. Sifat tembus pandangnya menjadi salah satu yang dicari untuk jendela.
Cahaya dapat tetap masuk ke dalam bangunan meskipun jendela telah tertutup.
Jendela memiliki banyak fungsi untuk menunjang kenyamanan pada suatu bangunan.
Jendela berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya dari luar ke dalam. Selain sebagai
penyinaran, cahaya juga menghambat pertumbuhan bakteri maupun kuman di dalam ruangan.
Jendela menjadi salah satu solusi untuk menghemat listrik. Pemasangan jendela yang menjadi
jalan masuk cahaya pada rumah akan mengurangi konsumsi listrik untuk pencahayaan pada
siang hari. Jendela juga berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara, selain melalui ventilasi. Aliran
udara pada sebuah ruangan akan terus berjalan sehingga tidak akan kekurangan oksigen dan
udara di dalam ruangan akan tetap bersih. Saat ini, jendela juga menambah kesan estetika pada
suatu bangunan. Bentuk jendela yang indah menjadi nilai tambah pada suatu bangunan.

Gambar engsel

Jendela memanfaatkan salah satu sistem mekanis di dalamnya. Pada salah satu sisi jendela
dipasangkan engsel untuk membuka dan menutupnya. Engsel menjadi salah satu sistem yang
sering kita temui pada tiap jendela. Engsel sendiri adalah alat yang menghubungkan kusen
jendela dengan landasannya, seperti dinding. Engsel tidak hanya ditemukan pada jendela, seperti
pada pintu, lemari, laci, dan perabot lainnya. Engsel sendiri terdiri atas dua bagian, yang satu
terhubung dengan kusen jendela dan bagian yang lain terhubung dengan dinding. Kedua bagian
ini dihubungkan pada suatu poros sehingga bisa bergerak membuka dan menutup. Engsel telah
berkembang menjadi beberapa macam, namun tetap menggunakan suatu poros sebagai
komponen utamanya. Dengan engsel, daun jendela dapat bergerak sesuai arah yang telah
ditentukan tanpa adanya perpindahan jendela dari porosnya. Poros tersebut berfungsi sebagai
penggerak dan juga kunci antara jendela dan penampangnya agar tidak copot.

Engsel harus memiliki sifat yang kuat dan dapat menahan beban oleh kusen jendela serta
tidak mudah rusak. Bahan dari engsel sendiri bermacam-macam misalnya, besi baja, kuningan,
alumunium, stainless steel, krom dan lainnya. Sebelum memilih engsel, perlu diketahui ukuran
bidang kusen dan juga beratnya karena tiap engsel memiliki daya tahan dan kemampuan
menahan beban yang berbeda-beda. Pemilihan engsel yang baik adalah menggunakan bahan anti
karat sebab memudahkan dalam perawatan dan juga tidak mudah keropos. Masalah yang sering
ditemui pada sistem engsel sendiri adalah muncul suara berderit akibat bagian dalam engsel yang
menjadi kering dan habisnya minyak pelumas. Untuk mengatasinya cukup memberikan minyak
pelumas pada engsel dan juga bagian dalamnya untuk mengurangi gesekan yang menyebabkan
bunyi berderit.

Engsel dipasang pada dinding dan kusen jendela menggunakan mur sehingga apabila terjadi
kesalahan harus dilakukan pembongkaran dan juga merusak bahan pada kusen maupun dinding
sehingga diperlukan pengukuran terlebih dahulu sebelum memasangnya.

Gambar jendela sistem nako atau krepyak

Alternatif selain penggunaan engsel sebagai mekanisme dalam membuka dan menutup dapat
menggunakan jendela nako atau sering disebut jendela krepyak. Jendela ini terdiri atas beberapa
bagian kecil yang membentuk satu kerangka. Tiap bagian tersebut terhubung pada suatu tuas
untuk membuka maupun menutupnya. Apabila tuas ditarik maka sistem akan tertarik juga
menyebabkan jendela terbuka dan juga sebaliknya. Kaca menjadi bahan yang sering digunakan
sebagai bilah atau daun jendela dan menggunakan bahan alumunium untuk rangkanya.
Kelebihan jendela ini dibanding pada jendela engsel yaitu memerlukan sedikit ruang untuk
memasangnya. Selain itu, juga dapat mengontrol seberapa besar aliran udara yang diinginkan.

Dari dua fasilitas infrastruktur di atas, lemari adalah salah satu fasilitas yang wajib ada di
dalam bangunan infrastruktur. Lemari sendiri memiliki jenis yang beragam dilihat dari fungsinya
sebagai penyimpan baju, folder, buku dan lain- lain. Jenis dari lemari dapat dilihat dari gambar di
bawah ini.

(gambar pakaian) (gambar lemari buku dan pakaian)


Dapat dilihat dari gambar di atas juga, bahan dasar lemari tidak terpaku pada satu jenis
bahan melainkan bisa dari perbaduan bermacam bahan. Selain dari bahan dan fungsi, lemari juga
memiliki variasi ukuran dari yang kecil hingga besar. Ukuran dari sebuah lemari itu sesuai
dengan fungsi lemari itu sendiri.
Cara kerja lemari pada umumnya adalah dengan ditarik, sehingga di depan pintu lemari
memerlukan ruang yang cukup luas agar pintu lemari dapat terbuka seutuhnya. Cara kerja dari
lemari ini menggunakan prinsip engsel yang sangat banyak digunakan pada fasilitas infrastruktur
lainnya. Semakin besar pintu lemari itu otomatis ruang yang dibutuhkan agar pintu lemari dapat
terbuka juga besar, sehingga mengurangi keefektifan pemanfaatan ruangan.
(lemari metode pintu geser)
Alternatif selain penggunaan prinsip engsel metode tarik untuk membuka dan menutup
lemari adalah dengan metode lemari geser. Dengan menggunakan metode ini energi yang
dibutuhkan untuk membuka dan menutup lemari jadi lebih sedikit. Dan tidak memerlukan ruang
yang luas di depan lemari untuk membuka lemari tersebut.
Dari pemaparan di atas, fasilitas infrastruktur yang ada disekitar kita memiliki
mekanisme dan fungsi yang berbeda-beda. Namun, tujuannya tetap sama yaitu menunjang kita
dalam beraktivitas. Oleh karena itu, kita harus menjaga sarana dan prasarana di sekitar kita
karena dari pemaparan di atas, semua fasilitas infrastruktur mempunyai manfaat bagi kita
sebagai manusia. Tindakan merusak fasilitaas yang ada sama saja akan merugikan kita. Mungkin
di kemudian hari, kita dapat membuat inovasi baru yang mempunyai nilai lebih dari yang sudah
dipaparkan di atas. Oleh karena itu, kita harus lebih kreatif dan inovatif untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan yang diperlukan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai