Anda di halaman 1dari 13

PAPER KIMIA LINGKUNGAN

REGULASI TERKAIT PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DAN


SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA NEGARA MAJU

Dosen Pengampu : Afidatul Muadifah, M.Si

Di Susun Oleh :

1. Cristoforus Mamo (1413206010)


2. M. Dhany pratama (1413206027)
3. Norberto Dean Rade Nipu (1413206031)
4. Paulus Tede Betan (1413206035)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNNG
2018

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai pelaku konsumsi akan menghasilkan limbah sebagai
hasil kegiatan sehari-harinya. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya
jumlah penduduk dan segala kegiatannya, maka jumlah limbah yang
dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Limbah yang dihasilkan dapat
berupa limbah cair atau juga dapat berupa limbah padat (Sunarsih, 2014).
Salah satu penyebab timbulnya masalah pencemaran air dikota-kota
besar adalah banyaknya limbah yang berasal dari rumah tangga. Rumah
tangga merupakan komponen terkecil dari sumber penghasil limbah yang
adaa pada suatu wilayah jika dilihat dari volumenya (Surbakti, 2009).
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian , dan kotorabn manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu
yang tidak terpakai berbentuk cair atau padat ( Sunarsih, 2014).
Air limbah adalah air yang telah digunakan manusia dalam berbagai
aktifitasnya. Air limbah tersebut dapat berasal dari aktifitas rumah gtangga,
perkantoran, pertokoaan perkantoran, fasilitas umum, industri maupun dari
tempat-tempat lain (Putra, 2004). Air limbah adalah air bekas yang tidak
terpakai yang dihasilkan dari berbagai aktifitas manusia dalam
memanfaatkan air bersih (KLHJ, 2013).
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara Di
dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di negara
negara maju, sampah selalu menadi masalah.
Dalam kawasan dunia, terutama diwilayah asia, jepang termasuk
kedalam kategori negara yang sangat produktif dalam menghasilkan
sejumlah limbah. Walaupun demikian jepang juga merupakan salah satu
negara yang dicap sukses dalam menangani masalah limbahnya. Oleh karena
itu dalam paper ini akan dibahas mengenai regulasi dan pengolahan limbah

2
rumah tangga yang mengacu pada negara Jepang. Dengan limbah rumah
tangga yang lebeih spesifik yaitu limbah cair dan limbah padat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan limbah rumah tangga?
2. Apa saja klasifikasi limbah rumah tangga?
3. Bagaimana pengolahan limbah tangga di Negara maju (Jepang)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi limbah rumah tangga
2. Mengetahui klasifikasi limbah rumah tangga
3. Mengetahui pengolahan limbah rumah tangga di Negara maju
(Jepang)

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah Rumah Tangga

Setiap rumah tangga menghasilkan limbah, baik beerupa limbah padat (sampah)
maupun limbah cair. Limbah padat dapat dikenali dengan mudah tetapi tidak demikian
halnya dengan limbah cair. Limbah cair dari rumah tangga merupakan gabungan dari
berbagai sumber, sehingga sulit dikenali secara langsung. Bahkan,, diantara komponen-
komponen yang terkandung di dalamnya bisa terdapat limbah beracun dan berbahaya
(Limbah B3). Karena itu, diperlukan atau treatmen, sebelum dibuang ke tubuh-tubuh
sungai seperti sungai dan danau (Kaunang, 2011).

2.2 Klasifikasi Limbah Rumah Tangga

2.2.1 Limbah Cair

Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan, mall dan lain-lain. Contonya seperti
air bekas cucian pakaian atau peralatan makan, air bekas mandi, sisa makanan berwujud
cair dan lain-lain (Putra, 2004).

Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah
rumah tangga dapat dilakukan.

2.2.2 Limbah Padat (Sampah)

KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mengartikan sampah sebagai
benda yang dibuang karena tidak terpakai dan tidak dapat digunakan lagi. Selanjutnya,
Waste Online (2004) turut mendefinisikan bahwa sampah adalah apa yang dibuang oleh
orang karena mereka tidak sudah tidak membutuhkannya ataupun memnginginkan.
Begitu juga, American Public Health Association (APHA) mendefinisikan sampah
sebagai sesuatu yang tidak digunkan, tidak terpakai, tidak diinginkan, atau sesuatu yang
dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

4
Sampah rumah tangga di Jepang itu pun dapat dibedakan menjadi enam kategori
yaitu :

1. Sampah mudah terbakar


2. Sampah tidak mudah terbakar
3. Sampah daur ulang
4. Sampah besar sampah berbahaya
5. Sampah yang sulit diklasifikasikan

2.3 Pengelolaan Sampah Di Jepang

Praktik pengelolaan sampah dapat berbeda-beda diantara negara maju dan negara
berkembang , antar daerah perkotaan dan pedesaan, antar area perumahan dan
wilayahindustri. Oleh karena itu dengnn mengacu pada Jepang sebagai studi kasus
secara keseluruhan, maka pengelolaan sampah yang dimaksud disini adalah dalam
lingkup sampah padat perkotaan atau yang dikenal dengan istilah Municipal Solid Wase
Management (MSWM).

Berikut ini adalah pengelolaaan sampah padat perkotaan (Municipal Solid Wase
Management) di Jepang, berdasarkan tahap berikut :

1. Pemisahan Sampah,
2. Pengumpulan Sampah,
3. Pengangkutan Sampah,
4. Pemosresan Sampah,
5. Pembuangan Akhir

2.3.1 Pemisahan Sampah Di Jepang

Tahap yang paling awal dan paling menonjol dalam pengelolaan sampah di
Jepang adalah pemisahan sampah menurut jenisnya sebelum dibuang. Jepang
membedakan sampahnya dalam bebrpa kategori, dan kategori pemisahan ini dapat
berbeda-beda setiap kota (Wardhani, 2007).

5
Pemisahan komponen-komponen sampah menjadi sampah udah terbakar dan
sampah tidak mudah terbakar adalah salah satu hal yang umum dijepang, sebab lebih
dari 80% municipality di jepang memberlakukan sistem pemisahan sampah sebelum
sampah sampah dikumpulkan (Plastic Waste Management Intitute, 1991).

Terlepas dari hal tersebut, untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai
bagaimana pemisahan sampah berlaku di Jepang sesungguhnya. Maka berikut ini akan
dipaparkan bebrpa contoh dari pemisahan sampah rumah tangga yang berlaku di
Jepang.

Menurut Wardhani (2007) pemisahan sampah dibedakan mejadi lima yaitu:

a. Sampah Mudah terbakar


Sampah mudah terbakar yaitu sampah dapur, sampah plastik, karet, kulit,
rumput ranting pohon, dan busa sintetik. Kemudian dipisahkan dan dimasukan
kedalam kantong plastik sampah berwana merah.
b. Sampah Tidak Mudah Terbakar
Sampah tidak mudah terbakar yaitu logam, keramik, barang-barang yang terbuat
dari kaca, payung, alat pengering rambut, alat penghisap debu, dan gelas,
pecahan piring kemudian dikumpulkan jadi satu sebagai sampah uruk.
c. Sampah Berbahaya
Yang digolongkan sebagai sampah berbahaya antara lain, lampu neon,
termometer, batu batrai kering, alat semprot, dan asbes.
d. Sampah Yang Dapat Didaur Ulang
Yang digolongkan sebagai sampah daur ulang antara lain botol, kaleng, botol
plastik, kertas, dan pakaian kardus, dikumpulkan kemudian dimasukan kedalam
plastik khusus berwarna biru untuk nantinya diletakan pada area pengumpuln
sampah.
e. Sampah Besar
yang tergolong sampah besar adalah barang-barang yang berukuran panjang,
lebar, tinggi.

6
Sebagai contoh, ada bebrapa jenis sampah yang perlu dimasukan ke dalamkantong
khusu sebelum diletakan pada area pengumpulan. Ada juga sampah yang diperlakukan
khusu, seperti diikat rapi atau dicuci dahulu sebelum dibuang. Contohnya saat warga
membuang karton bekas minuman, mereka menyobeknya menjadi ukuran yang lebih
kecil, kemudian mengikatnya menjadi satu dengan ketebalan tertentu. Contoh kedua,
saat seseorang membuang baki makanan yang terbuat dari styrofoam, mereka perlu
membilasnya sebelum dibuang (Wardhani, 2006). Contoh ketiga, saat warga akan
membuang seluruh isi airnya, lalu plastik yang bertuliskan merk minuman tersebut
dirobek, dan dibuang ke tong sampah berkategori plastik beserta tutup botolnya,
selanjutnya badan botol itu ditekan atau dapat juga diinjak hingga botol plastik
memipih, selanjutnya botol dibuang ke dalam tong sampah berkategorikan PET botol
(Mutiara, 2007). Contoh lainnya, ketika akan membuang koran atau kertas bekas, maka
mereka akan mengikatnya rapi dengan ketebalan tertentu sesuai kebijakan minicipality.

Sementara, penanganan untuk sampah makanan dan sampah organik dapat dibawa
langsung ke tempat yang disediakan oleh municipality, atau dapat juga ditangani secara
pribadi, contohnya sampah dapur dapat digunkan sebagai pupuk untuk tanman, dan
sampah yang mudah terbakar dapat dibakar dihalaman belakang masing-masing rumah
(Tanaka, 1999). Artinya, sejumlah sampah telah mengalami penanganan lanjutan yang
lebih dikenal dengan istilah intermediate treatment. Selanjutnya, materi seperti kertas,
kaca, kain, logam, dan plastik dipisahkan sendiri menurut enisnyaa untuk dibawa ke
tempat pengumpulan barang daur ulang.

Begitu juga dengan sampah besar, setelah dihancurkan akan dipisahkan menurut
jenisny, jika berupa kaca, logam, dan plastik maka akan dipisahkan lagi untuk kemudian
di daur ulang (Tanaka, 1999). Berbgai macam-macam komunitas lokal pun turut tampil
membantu pemerintah dalam menyortil sampah-sampah untuk didaur ulang. Tahapan
“Intermediate Trearment” inilah yang merupakan tahap terpenting dalam pengelolaan
sampah di Jepang. Dengan kata lain, yahap ini memiliki tujuan untuk meminimalisasi
jumlah sampah yang akan diteruskan pada pembuangan akhir. Dengan demikian, ada
banyak hal yang perlu kita pelajari dari negara matahari terbit ini, supaya penangnan
sampah di negara kita menjadi lebih baik. Namun, pemisahan sampah saja belum cukup

7
untuk mengatasi persoalan sampah di Jepang, masih ada tahap lain yang perlu dilakukan
untuk mengurangi jumlah yang dihasilkan.

2.3.2 Pengumpulan Sampah Di jepang

Di Jepang, municipality sangan berperan dalam pengumpulan sampah, baik secara


langsung maupun tidak langsung, dan juga bertanggung jawab atas keseluruhan
pengelolaan sampah padat (NREL, 1993).

Pada tahap awal, municipality telah melibatkan setiap warganya untyk memiahkan
sampah mereka masing-masing sebelum diletakan pada tempat yang ditentukan dan
pada hari yang dijadwalkan. Kemudian sebagai tindak lanjutnya, municipality dan agen-
agen pembuangan sampah bersama sama mengatur jlannya alur pembuangan sampah,
lalu uga menyortir kembali komponen-komponen yang masih berguna dari sampah
yang dikumpulkan oleh warga dan meletakannya pada rute daur ulang (Tanaka, 1999)

Menurut pendapat Budi (2006) menyebut “meletakan” daripada “membuang”


sampah, karena pada kenyataannya dalam hitingan jam, bahkan menit, sampah-sampah
dalam plastik yang diletakan di tempat tadi sudah hilang dari pandangan, sebab telah
diangkut oleh petugas.

Tempat meletakan sampah biasanya telah ditentukan oleh municipality dan telah
disepakati oleh warga setempat, umumnya mengambil tempat dipinggri jalan, bawah
pohon, atau area terbuka yang semuanya mudah diakses oleh mobil pengangkut sampah
(Budi, 2006). Untuk sampah yang dapat dibakar, pembuangnnya dilakukan dua kali
seminggu dengan jadwal sendiri-sendiri. Kemudian, pembuangan untuk sampah tidak
mudah terbakar atau sampah uruk biasanya dilakukan sebulan sekali. Pembuangan
sampah daur ulang umumnya dilakukan seminggu sekali. Botol plastik bekas umumnya
diletakan di keranang warna biru pada area pengumpulan daur ulang yang
diselenggarakan oleh komunitas daur ulang di daerah setempat, langsung tanpa
dimasukan dalam plastik (Budi, 2006).

Sementara itu, pembuangan sampah besar dapat dilakukan dengan cara


menghubungi nomor telefon tertentu yang sudah ditetapkan atau membawa sendiri

8
sampahnya ke tempat fasilitas pembuangan sampah besar yang disebut shigenka cebter
atau gomi centa pada jam kerja, dan biasanya dikenakan biaya setiap intem (City of
Nagoya, 2005). Pembuang sampah besar harus merupakan penduduk kopta tersebut,
artinya sampah dari penduduk di kota lain tidak akan diterima (Budi, 2006).

Biasanya, hari pengumpulan untuk sampah berbahaya tidak ditetapkan secara


khusus, namun ada beberap municipality yang mengumpulkan batu batrai kering,
termometer dan lampu pijar secara rutin dan teratur.

2.3.3 Pengangkutan Sampah Di Jepang

Rutinitas pengangkutan sampah di Jepang umumnya dilakukan oleh kebanyakan


municipality pada waktu yang telah ditentukan cesara berkala sesuai jadwal, maupun
dapat juga dilakukan setelah ada permintaan dari warga untuk mengangkatnya, khusus
untuk sampah besar (NREL, 1993). Proses ini dapt dilakukan secara anual maupun
teknis dengan menggunkan alat-alay angkut, didukung petugas yang dipekerjakan baik
oleh municipality ataupun perusahaan swasta yang mempuanyai kontrak dengan
municipality. Untuk cara pengangkutan sampah ditetapkan menurut kemampuan
fasilitas yang dim iliki pada municipality.

Hampir sama di Negara lain, pengangkutan sampah dilakukan dengan tujuan yaitu
untuk memudahkan atau membawa sampah-sampah yang telah dikumpulkan oleh
warga menuju tempat pembuangan sementara (TPS) untuk diproses, yang kemudian
akan diangkut ke tempat pembuanagn akhir (TPA). Dalam pelaksanaan, digunakan
sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu yang telah disediakan, dan biasanya
berupa truk besar pengangkut sampah

2.3.4 Pemrosesan Sampah Di Jepang

Setelah semuanya sampah terkumpul, sekarang tiba saatnya untuk pemrosesan


sampah. Tahap ini sesungguhnya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang
akan dikirimkan ke tempat pembuangan akhir. Sebab tanpa melalui tahap ini, mustahil
jumlah yang dapat dikurangi secara signifikan. Dengan kata lain, tahap ini

9
memnentukan kelanjutan dari sampah-sampah yang telah dikumpulkan oleh
municipality.

Metode yang biasa digunkan pada tahap ini adalah pembaaran, uruk dan kompos
(Tanaka, 1999). Disini, sampah-sampah diproses melalui proses termal. Proses kimia,
ataupun biologi. Secara umum, dalam proses biologi biasanya dilakukan dengan
pengomposan, penyerapan, dan pelapukan dengan bantuan ulat bulu.

Melalui proses termal, sampah diproses dengan pembakaran. Melalui


pembakaran, jumlah sampah dapat dikurangi drastis, sehingga cara ini digunakan
sebagai senjata utama dalam menghadapi masalah sampah. Setealah pembakaran, sisa
sampah dipisahhkan menjadi sampah tidak terbakar dan sampah berbahaya yang jika
dibakar dapat menimbulkan efek negatif.

2.3.5 Pembuangan Akhir Sampah Di Jepang

Seperti dinegara lain, di Jepang pun, tahap pembuangan akhir merupakan penutup
dari keseluruhan pengolahan sampah, dimana sampah yang mencapai tahap ini
dianggap sebagai sampah yang sudah tidak dapat digunkan kembali atapaun di daur
ulang.

Menurut kawasaki (2005), metode penempatan area pembuangan akhir di Jepang


di atur dalam undang-undang pengolahan sampah, dan dibagi menjadi tiga yaitu: tempat
pembuangan tipe aman, tempat pembuangan terkontrol, dan tempat pembungan
terisolasi. Pada akhir tahun 2005, di Jepang, terdapat 1.846 area pembuangan akhir
untuk sampah padat perkotaan, dan biasanya sampah padat perkotaan atau Municipal
Solid Waste yang sampai pada tahap ini biasanya ditangani oleh tempat pembuangan
terkontrol.

Sidik (1985) menyebutkan bahwa umumnya ada dua proses pembuangan akhir
yaitu : (1). Open dumping ‘pembuangan secara terbuka’, dan (2). Sanitary landfill,
‘pembuangan secara sehat). Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di area
tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill,
sampah ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah

10
sebagai penutup. Untuk penimbunan sampah yang memanfaatkan penguraaian senyawa
organik oleh mikrobra yang bhidup dalam tanah, yang dianggap dapat menghasilkan gas
metana, maka akan disipkan tabung anti gas untuk mencegah terjadinya kebakaran atau
ledakan (Kawasaki, 2005).

BAB III

11
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Rumah tangga merupakan komponen terkecil dari sumber penghasil limbah
yang adaa pada suatu wilayah jika dilihat dari volumenya. Limbah rumah
tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian , dan
kotorabn manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak
terpakai berbentuk cair atau padat.
2. Berikut ini adalah pengelolaaan sampah padat perkotaan (Municipal Solid
Wase Management) di Jepang, berdasarkan tahap berikut :
a. Pemisahan Sampah,
b. Pengumpulan Sampah,
c. Pengangkutan Sampah,
d. Pemosresan Sampah,
e. Pembuangan Akhir
3. Ada dua proses pembuangan akhir yaitu : (1). Open dumping ‘pembuangan
secara terbuka’, dan (2). Sanitary landfill, ‘pembuangan secara sehat). Pada
sistem open dumping, sampah ditimbun di area tertentu tanpa membutuhkan
tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah ditimbun
secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai
penutup.

12
Sunarsih E., 2014. Konsep Pengolahan Limbah Rumah Tangga Dalam Upaya
Pencegahan Pencemaran lingkungan. Fakultas kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya. Vol. 5 nomor 3 November 2014.

Surbakti, S., Hadi W., 2009. Potensi Pengolahan Sampah menuju Zero Waste Yang
Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Kedungkandang kota malang.

Putra Yulesta. 2004. Pengolahan Limbah rumah Tangga (Upaya Pendekatan Dalam
Arsitektur). Universitas Sumatra Utara

Kementrian Lingkungan Hidup Jepang (KLHJ). 2013. Katalog alat pencemaran LH Dan
Alat Ukur Terkait dengan Penanganan Air Limbah Di Industri

Kaunang S., 2011. Makalah Pengolahan Air Limbah Diakses di


http://www.slideshare.net/septyazee/mkalah-pengolahan-air-limbah pada
24 Mei 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Diuretics: Arif Santoso S. Farm., Apt Farmasi Klinik Stikes Karya Putra Bangsa
    Diuretics: Arif Santoso S. Farm., Apt Farmasi Klinik Stikes Karya Putra Bangsa
    Dokumen21 halaman
    Diuretics: Arif Santoso S. Farm., Apt Farmasi Klinik Stikes Karya Putra Bangsa
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Cardiac Arrythmias
    Cardiac Arrythmias
    Dokumen23 halaman
    Cardiac Arrythmias
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • GAGAL GINJAL KRONIK - P
    GAGAL GINJAL KRONIK - P
    Dokumen22 halaman
    GAGAL GINJAL KRONIK - P
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Angiotensin Converting Enzyme (ACE) - 1
    Angiotensin Converting Enzyme (ACE) - 1
    Dokumen19 halaman
    Angiotensin Converting Enzyme (ACE) - 1
    Sherly Kristi
    Belum ada peringkat
  • Farmakoterapi Gagal Jantung
    Farmakoterapi Gagal Jantung
    Dokumen57 halaman
    Farmakoterapi Gagal Jantung
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Farmakoterapi Hipertensi
    Farmakoterapi Hipertensi
    Dokumen31 halaman
    Farmakoterapi Hipertensi
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Antagonis Adrenergik Dan CCB
    Antagonis Adrenergik Dan CCB
    Dokumen17 halaman
    Antagonis Adrenergik Dan CCB
    Sherly Kristi
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • JHJH
    JHJH
    Dokumen4 halaman
    JHJH
    Rini Sundari
    Belum ada peringkat
  • Anoreksensia 12 Farmasi
    Anoreksensia 12 Farmasi
    Dokumen21 halaman
    Anoreksensia 12 Farmasi
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
    Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Siswa: Formulir
    Lembar Kerja Siswa: Formulir
    Dokumen1 halaman
    Lembar Kerja Siswa: Formulir
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Studi Kasus Farmakologi 12 Farmasi
    Studi Kasus Farmakologi 12 Farmasi
    Dokumen2 halaman
    Studi Kasus Farmakologi 12 Farmasi
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Siswa: Formulir
    Lembar Kerja Siswa: Formulir
    Dokumen1 halaman
    Lembar Kerja Siswa: Formulir
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Soal Administrasi - Tipe 1
    Jawaban Soal Administrasi - Tipe 1
    Dokumen7 halaman
    Jawaban Soal Administrasi - Tipe 1
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Prota Xi Gasal
    Prota Xi Gasal
    Dokumen2 halaman
    Prota Xi Gasal
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Suci
    Suci
    Dokumen1 halaman
    Suci
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen16 halaman
    Bab 4
    ryan aviandi
    Belum ada peringkat
  • Pembahasn IV Admixture
    Pembahasn IV Admixture
    Dokumen6 halaman
    Pembahasn IV Admixture
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Navigasi Darat2
    Navigasi Darat2
    Dokumen9 halaman
    Navigasi Darat2
    amelia
    Belum ada peringkat
  • Makalah Korupsi
    Makalah Korupsi
    Dokumen19 halaman
    Makalah Korupsi
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Pnueomonia Efi Ratna Sari
    Pnueomonia Efi Ratna Sari
    Dokumen22 halaman
    Pnueomonia Efi Ratna Sari
    Efi Ratna Sari
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Obat
    Bentuk Obat
    Dokumen10 halaman
    Bentuk Obat
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Tabung
    Tabung
    Dokumen3 halaman
    Tabung
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Pembukaan
    Pembukaan
    Dokumen2 halaman
    Pembukaan
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Lawadan
    Lawadan
    Dokumen4 halaman
    Lawadan
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Tablet
    Tablet
    Dokumen8 halaman
    Tablet
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Suppositoria
    Makalah Suppositoria
    Dokumen18 halaman
    Makalah Suppositoria
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat
  • Dahniar H
    Dahniar H
    Dokumen4 halaman
    Dahniar H
    DahniarErickyuwslalusmangat TdkbtuhpcartetapcintaAllah
    Belum ada peringkat