METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
memperoleh data yang nantinya akan digunakan untuk menguji hipotesis (Mumtaz,
2017). Desain penelitian adalah metode atau model yang digunakan oleh peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang ditetapkan berdasarkan dari tujuan dan hipotesis
kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan intervensi atau
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen kemudian hasil dari intervensi
tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan perlakuan atau kelompok
didalam Quasy Experiment tidak diambil secara randomisasi melainkan dipilih secara
sengaja oleh peneliti sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang akan
dilakukan pre test untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan dan
dilakukan post test setelah diberi perlakuan untuk melihat pengaruh dari perlakuan
Tabel 4
Rancangan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan sampai seminar hasil penelitian,
yaitu dari bulan Agustus 2019 sampai dengan Januari 2020. Jadwal penelitian dapat
Tabel 5
Proses kegiatan dan waktu penelitian
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul proposal
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Perbaikan
proposal
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Seminar hasil
penelitian
Perbaikan
laporan hasil
2. Lokasi Penelitian
Alasan pemilihan lokasi ini karena berdasarkan data yang didapat dari Dinas
akut (ISPA) dan hipertensi dari seluruh Puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru
1. Populasi
memiliki karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki/diamati oleh karena itu
populasi bukan hanya orang, tetapi juga dapat berupa benda-benda yang lain
(Imron, 2011). Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang
akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien DM yang berada dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Rejosari, dimana
jumlah kunjungan pasien DM bulan Januari sampai dengan Maret 2019 sebanyak
2. Sampel Penelitian
penelitian ini adalah Purposive sampling yang merupakan suatu metode pemilihan
sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan yang ditentukan oleh
peneliti. Setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih secara sengaja
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subjek penelitian dari suau
populasi yang terjangkau dan akan diteliti, sedangkan kriteria eksklusi adalah
eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
sampel yang tidak taat dalam penelitian, maka perlu dilakukan koreksi terhadap
besar sampel yang dihitung dengan menambahkan sejumlah responden agar besar
sampel terpenuhi (Murti, 2010). Mengantisipasi hal tersebut dengan rumus
n
sederhana berikut: n’ ¿
(1−L)
keterangan:
30
n’ ¿
(1−0,1)
kelompok kontrol.
D. Etika penelitian
penelitiannya (Dharma, 2011; Hidayat, 2012). Berikut etika penelitian yang digunakan:
secara terbuka dan lengkap kepada subjek tentang tujuan, manfaat, dan prosedur
peneltian yang akan dilakukan. Peneliti juga harus memberikan kebebasan tanpa
ada unsur paksaan kepada subjek penelitian untuk berpartisipasi atau tidak
berpartisipasi didalam penelitian. Hal ini merupakan bentuk rasa hormat terhadap
tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
informasi yang sudah dikumpulkan hanya untuk tujuan riset. Peneliti tidak
yang diketahui peneliti tentang responden diluar untuk kepentingan atau mencapai
tujuan penelitian.
4. Kebaikan (Beneficience)
Prinsip ini berarti bahwa setiap penelitian harus meminimalisir dampak yang
5. Keadilan (Justice)
tujuan agar semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang
sama tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis, dan status ekonomi. Peneliti
tidak diperbolehkan melakukan diskriminasi jika responden tidak bersedia atau
E. Definisi Operasional
istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akan
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6
Definisi Operasional
Variabel
No Definisi Operasional Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
Penelitian
1 SATASIM Peneliti memberikan terapi Observasi Nominal 1. Diberikan
A refleksi pada tangan pasien terapi
menggunakan SATASIMA SATASIMA
(sarung tangan refleksi 2. Tidak
manual) dengan durasi 10 diberikan
menit terapi
SATASIMA
Skor 0: Hasil
negatif, yaitu
tidak dapat
merasakan
sentuhan
monofilament
pada satu titik.
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stik monofilament dengan lembar
melihat sensitifitas tangan pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan
yang berisi data demografi responden serta hasil pengukuran uji monofilament
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
eksperimen diukur sebelum mendapat terapi SATASIMA seduhan rebusan daun salam
setiap pagi dan malam hari pada selama 3 hari berturut-turut, sedangkan intensitas
parestesia responden kelompok kontrol diukur dengan cara yang sama tetapi tanpa
Responden melakukan terapi SATASIMA rutin sebanyak dua kali sehari pada
pagi dan malam hari selama 3 hari berturut-turut dengan durasi 10 menit untuk
masing-masing tangan.
agar penelitian dapat berjalan dengan mudah dan mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Tahap persiapan
data dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dan
Puskesmas Rejosari.
2. Tahap pelaksanaan
yang sesuai dengan kriteria dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
peneliti meminta responden untuk mengisi data pada lembar observasi serta
terdiri dari pre test dan post test dengan cara home visit.
Peneliti akan dibantu oleh 1 orang asisten yaitu mahasiswa keperawatan FKp
UNRI angkatan B 2018, karena keterbatasan waktu peneliti. Asisten akan diberikan
menggunakan SATASIMA. Hal ini dilakukan agar perlakuan yang diberikan sesuai
parastesia pada hari pertama dan ketiga pertemuan. Peneliti membuat kontrak
jadwal mendatangi rumah responden pada hari pertama dan hari ketiga pukul
08.00-09:00 WIB.
kontrak pada responden dan keluarga bahwa pada saat jadwal untuk terapi
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pada hari ketiga pukul 08.00
3. Tahap akhir
Skema 3
Kerangka penelitian: Intervensi pemberian seduhan rebusan daun salam
Pasien DM
H. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data
ringkasan yang mengacu pada suatu kelompok data mentah dengan menggunakan
rumus tertentu untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013). Adapun 6
1. Editing (Pemeriksaan)
telah diserahkan oleh para pengumpul data dengan melihat kelengkapan jawaban,
keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban yang telah diisi sebelumnya oleh subjek
penelitian.
2. Coding (Pengkodean)
Coding merupakan pengelompokkan jawaban-jawaban dari para responden
pada peneliti, oleh karena itu kode-kode tersebut bisa dibuat oleh peneliti sendiri.
Manfaat dari coding ini adalah untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
pemeriksaan supaya tidak ada data yang salah sehingga hasil analisa data akan
5. Processing (Pengolahan)
6. Analyzing (Penilaian)
Melakukan analisa data dengan uji statistik yang sesuai dengan tujuan
hasil penelitian.
I. Analisis Data
1. Analisis univariat
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama menderita penyakit, dan juga
untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti yaitu intensitas parestesia
tangan pasien DM. Hasil analisis disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
parestesia disajikan dalam bentuk mean, standar deviasi, serta nilai minimum dan
maksimum.
2. Analisis bivariat
signifikan antar dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen, atau
bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antar dua
kelompok atau lebih variabel (Setiadi, 2013). Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Uji Dependent Sample t Test untuk melihat pengaruh terapi
kontrol sebelum dan sesudah tanpa perlakuan. Syarat dari Uji Dependent t Test
variabel yang dihubungkan tersebut berbentuk numerik dan kategorik. Jika syarat
tersebut tidak terpenuhi maka digunakan Uji Wilcoxon sebagai uji alternatif.
setelah terapi SATASIMA dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi
dilakukan Uji Independent Sample t Test. Syarat dari Uji Independent t Test adalah
data harus terdistribusi normal, kedua kelompok data independent, variabel yang
dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi
Derajat kemaknaan (α) yang digunakan pada uji ini adalah 0,05. Hasil uji
statistik didapatkan p value < α (0,05), maka dapat dikatakan terapi SATASIMA
efektif terhadap penurunan intensitas parestesia tangan pada pasien DM. Hasil uji
statistik didapatkan p value > α (0,05), maka dapat dikatakan terapi SATASIMA
tidak efektif terhadap penurunan intensitas parestesia tangan pada pasien DM.