Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu strategi untuk

memperoleh data yang nantinya akan digunakan untuk menguji hipotesis (Mumtaz,

2017). Desain penelitian adalah metode atau model yang digunakan oleh peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang ditetapkan berdasarkan dari tujuan dan hipotesis

sehingga jalannya penelitian dapat terarah (Dharma, 2015).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain

penelitian Quasy Experiment. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui

kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan intervensi atau

perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen kemudian hasil dari intervensi

tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan perlakuan atau kelompok

kontrol (Notoatmodjo, 2012).

Teknik memilih sampel sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

didalam Quasy Experiment tidak diambil secara randomisasi melainkan dipilih secara

sengaja oleh peneliti sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang akan

diperbandingkan (Dharma, 2015). Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan pre test untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan dan

dilakukan post test setelah diberi perlakuan untuk melihat pengaruh dari perlakuan

tersebut. Berikut gambaran rancangan penelitian tersebut:

Tabel 4
Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Postest


Kelompok eksperimen 01 X 02
Kelompok kontrol 01 - 02
Sumber: Notoatmodjo (2012)
Keterangan:
1 : Pengukuran kadar gula darah sebelum dilakukan intervensi pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

2 : Pengukuran kadar gula darah setelah dilakukan intervensi pada

kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

X : Intervensi atau perlakuan pada kelompok eksperimen

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan sampai seminar hasil penelitian,

yaitu dari bulan Agustus 2019 sampai dengan Januari 2020. Jadwal penelitian dapat

secara lengkap dilihat pada tabel:

Tabel 5
Proses kegiatan dan waktu penelitian

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul proposal
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Perbaikan
proposal
Pengumpulan
data
Pengolahan
data
Seminar hasil
penelitian
Perbaikan
laporan hasil
2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru.

Alasan pemilihan lokasi ini karena berdasarkan data yang didapat dari Dinas

Kesehatan Kota Pekanbaru, Puskesmas Rejosari merupakan Puskesmas dengan

jumlah kunjungan pasien DM nomor 3 tertinggi setelah infeksi saluran pernapasan

akut (ISPA) dan hipertensi dari seluruh Puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru

tahun 2018. Jumlah kunjungan pasien DM Puskesmas Rejosari sebanyak 923

orang. Belum ada penelitian di Puskesmas Rejosari terkait Efektivitas SATASIMA

parestesia tangan pada pasien DM.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi (universe) merupakan sekelompok individu atau objek yang

memiliki karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki/diamati oleh karena itu

populasi bukan hanya orang, tetapi juga dapat berupa benda-benda yang lain

(Imron, 2011). Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang

akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien DM yang berada dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Rejosari, dimana

jumlah kunjungan pasien DM bulan Januari sampai dengan Maret 2019 sebanyak

232 kunjungan (Puskesmas Rejosari, 2018).

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi

yang terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan

pengamatan serta pengukuran (Dharma, 2011). Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah Purposive sampling yang merupakan suatu metode pemilihan

sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan yang ditentukan oleh
peneliti. Setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih secara sengaja

berdasarkan berbagai pertimbangan. Teknik pengambilan sampel ini didasarkan

pada pertimbangan waktu, tempat, tenaga, dan keterbatasan biaya.

Pengambilan sampel ini disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Tujuannya adalah agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya.

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subjek penelitian dari suau

populasi yang terjangkau dan akan diteliti, sedangkan kriteria eksklusi adalah

menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi

karena berbagai sebab (Nursalam, 2011). Kriteria Inklusi untuk kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pasien rawat jalan didiagnosa penyakit DM

b. Mengalami neuropati diabetik dengan gejala parestesia pada tangan

c. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru

d. Bersedia menjadi subjek penelitian.

e. Berusia 45 hingga 65 tahun

f. Kadar Glukosa darah Puasa ≥ 126 mg/dl

g. Mengkonsumsi Obat Oral Diabetes yaitu Glibenclamid atau Metformin

Kriteria eksklusi meliputi:

a. Tidak bersedia menjadi responden

Jumlah sampel minimal untuk penelitian kuantitatif adalah sebanyak 30

responden. Mengantisipasi kemungkinan responden yang dipilih drop out atau

sampel yang tidak taat dalam penelitian, maka perlu dilakukan koreksi terhadap

besar sampel yang dihitung dengan menambahkan sejumlah responden agar besar
sampel terpenuhi (Murti, 2010). Mengantisipasi hal tersebut dengan rumus

n
sederhana berikut: n’ ¿
(1−L)

keterangan:

n’ = ukuran sampel setelah revisi

n = besar sampel yang dihitung

L = perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10% (L= 0,1)

30
n’ ¿
(1−0,1)

n’= 33, 33 (34 Responden)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah responden dalam penelitian ini

adalah sebanyak 34 responden yang dibagi menjadi dua kelompok sehingga

didapatkan 17 responden sebagai kelompok eksperimen dan 17 responden sebagai

kelompok kontrol.

D. Etika penelitian

Penelitian keperawatan merupakan penelitian yang pada umumnya selalu

melibatkan manusia sebagai subjek penelitian, maka harus memperhatikan etika

penelitiannya (Dharma, 2011; Hidayat, 2012). Berikut etika penelitian yang digunakan:

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden/subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi

tentang tujuan peneliti melakukan penelitian. Peneliti harus memberikan informasi

secara terbuka dan lengkap kepada subjek tentang tujuan, manfaat, dan prosedur

peneltian yang akan dilakukan. Peneliti juga harus memberikan kebebasan tanpa

ada unsur paksaan kepada subjek penelitian untuk berpartisipasi atau tidak
berpartisipasi didalam penelitian. Hal ini merupakan bentuk rasa hormat terhadap

harkat dan martabat manusia sebagai subjek penelitian.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, seperti informasi

maupun hal-hal yang berkaitan dengan responden. Peneliti menjamin semua

informasi yang sudah dikumpulkan hanya untuk tujuan riset. Peneliti tidak

diperbolehkan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang apapun

yang diketahui peneliti tentang responden diluar untuk kepentingan atau mencapai

tujuan penelitian.

4. Kebaikan (Beneficience)

Prinsip ini berarti bahwa setiap penelitian harus meminimalisir dampak yang

kerugian tetapi memaksimalkan manfaat dari penelitian. Hak-hak responden yang

terkandung dalam prinsip ini harus diperhatikan oleh peneliti.

5. Keadilan (Justice)

Peneliti memperlakukan semua subjek penelitian secara adil saat sebelum,

selama, dan sesudah keikutsertaan responden dalam penelitian tersebut dengan

tujuan agar semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sama tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis, dan status ekonomi. Peneliti
tidak diperbolehkan melakukan diskriminasi jika responden tidak bersedia atau

drop out sebagai responden dari penelitian.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan semua penjelasan tentang variabel dan berbagai

istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akan

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna dari penelitian (Setiadi, 2013).

Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6
Definisi Operasional

Variabel
No Definisi Operasional Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
Penelitian
1 SATASIM Peneliti memberikan terapi Observasi Nominal 1. Diberikan
A refleksi pada tangan pasien terapi
menggunakan SATASIMA SATASIMA
(sarung tangan refleksi 2. Tidak
manual) dengan durasi 10 diberikan
menit terapi
SATASIMA

2 Intensitas Hasil pengukuran parestesia Monofilament Rasio Skor 1: Hasil


parestesia tangan yang diukur sebelum positif, yaitu
tangan dan sesudah test pada masih dapat
kelompok eksperimen dan merasakan
kelompok kontrol sentuhan
monofilament
pada satu titik.

Skor 0: Hasil
negatif, yaitu
tidak dapat
merasakan
sentuhan
monofilament
pada satu titik.

F. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis (Nursalam, 2017). Alat pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stik monofilament dengan lembar

observasi. Stik monofilament digunakan untuk mengukur intensitas parestesia dengan

melihat sensitifitas tangan pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, sedangkan lembar observasi merupakan alat pengumpulan data

yang berisi data demografi responden serta hasil pengukuran uji monofilament

sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah dengan

memberikan terapi SATASIMA. Intensitas parestesia responden pada kelompok

eksperimen diukur sebelum mendapat terapi SATASIMA seduhan rebusan daun salam

setiap pagi dan malam hari pada selama 3 hari berturut-turut, sedangkan intensitas

parestesia responden kelompok kontrol diukur dengan cara yang sama tetapi tanpa

pemberian terapi SATASIMA kemudian hasilnya dicatat di lembar observasi.

Responden melakukan terapi SATASIMA rutin sebanyak dua kali sehari pada

pagi dan malam hari selama 3 hari berturut-turut dengan durasi 10 menit untuk

masing-masing tangan.

G. Prosedur Pengumpulan data

Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian perlu disusun secara sistematis

agar penelitian dapat berjalan dengan mudah dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Prosedur dalam melakukan penelitian ini antara lain:

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini peneliti terlebih dahulu menentukan masalah

penelitian dilanjutkan dengan mencari studi kepustakaan dan studi pendahuluan.


Selanjutnya peneliti menyusun proposal, setelah mendapatkan persetujuan

pembimbing, kemudian peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian dari

Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Peneliti melakukan proses administrasi

untuk mengurus permohonan melakukan penelitian termasuk perihal pengambilan

data dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dan

Puskesmas Rejosari.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai setelah peneliti menyelesaikan administratif.

Peneliti mendatangi Puskesmas Rejosari, kemudian peneliti melakukan pengecekan

kriteria inklusi pasien DM yang ditemui dengan memberikan beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan kriteria inklusi penelitian. Peneliti memilih 34 responden

yang sesuai dengan kriteria dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 17 orang.

Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian, waktu dan manfaat serta

dampak yang akan diperoleh responden jika bersedia berpartisipasi dalam

penelitian. Setelah mendapatkan kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini,

peneliti meminta responden untuk mengisi data pada lembar observasi serta

menandatangani Informed consent, lalu peneliti melakukan pengumpulan data yang

terdiri dari pre test dan post test dengan cara home visit.

Peneliti akan dibantu oleh 1 orang asisten yaitu mahasiswa keperawatan FKp

UNRI angkatan B 2018, karena keterbatasan waktu peneliti. Asisten akan diberikan

persamaan persepsi sebelum melakukan prosedur penelitian, yaitu cara

pemeriksaan intensitas parestesia dengan uji monofilament dan menjelaskan cara

menggunakan SATASIMA. Hal ini dilakukan agar perlakuan yang diberikan sesuai

dengan yang diharapkan peneliti.


Berikut prosedur yang peneliti lakukan:

a. Tahap pre test

Satu hari sebelum pelaksanaan penelitian peneliti mendatangi calon

responden dan meminta kesediaannya menjadi responden, menjelaskan tujuan,

manfaat, prosedur penelitian dan membimbing responden menandatangani

informed consent, serta membimbing responden untuk mengisi data demografi.

Peneliti memberikan penjelasan kepada responden bahwa penelitian ini terdiri

dari 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana

kelompok eksperimen terapi SATASIMA sedangkan kelompok kontrol tidak

diberikan. Responden diberikan kebebasan untuk memilih mau dikelompok

yang mana sehingga tidak menggunakan teknik random atau acak.

Peneliti menjelaskan bahwa responden akan diperiksa intensitas

parastesia pada hari pertama dan ketiga pertemuan. Peneliti membuat kontrak

jadwal mendatangi rumah responden pada hari pertama dan hari ketiga pukul

08.00-09:00 WIB.

Peneliti mendatangi responden sesuai dengan kontrak yang telah dibuat

dan membawa SATASIMA dan stik monofilament, kemudian menjelaskan

cara menggunakan SATASIMA dan prosedur pemeriksaan intensitas parestesia

menggunakan monofilament kepada responden dan keluarganya. Cara

menggunakan SATASIMA terlampir.

Sebelum melakukan terapi SATASIMA, peneliti terlebih dahulu

mengukur intensitas parestesia responden kelompok eksperimen menggunakan

stik monofilament sebelum diberikan perlakuan. Setelah melakukan

pemeriksaan intensitas parestesia darah pre test, peneliti meminta responden

pada kelompok eksperimen untuk melakukan terapi SATASIMA sebanyak dua


kali sehari pada pagi dan malam hari selama 3 hari berturut-turut dengan durasi

10 menit untuk masing-masing tangan secara rutin. Peneliti juga membuat

kontrak pada responden dan keluarga bahwa pada saat jadwal untuk terapi

SATASIMA, peneliti akan menghubungi responden melalui telpon untuk

mengingatkan responden melakukan pemijatan dengan SATASIMA, dalam hal

ini peneliti meminta kerjasama dan kejujuran responden serta keluarganya.

Kelompok kontrol akan dilakukan dengan cara sama dengan kelompok

eksperimen. Perbedaannya adalah kelompok kontrol tidak diberikan terapi

SATASIMA tetapi tetap diberikan penjelasan cara menggunakan SATASIMA.

b. Tahap post test

Peneliti mengukur kembali intensitas parestesia responden baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pada hari ketiga pukul 08.00

WIB dengan menggunakan alat yang sama yaitu stik monofilament.

3. Tahap akhir

Setelah pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa dengan

menggunakan uji statistik yang sesuai dengan data. Selanjutnya melakukan

penyusunan laporan hasil penelitian dan penyajian hasil penelitian.

Skema 3
Kerangka penelitian: Intervensi pemberian seduhan rebusan daun salam

Pasien DM

Hari pertama: Pre test Hari pertama: Pre test


Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen
1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur 1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur
penelitian dan menjamin kerahasiaan, penelitian dan menjamin kerahasiaan,
meminta kesediaan untuk menjadi meminta kesediaan untuk menjadi
responden, melakukan kontrak waktu, dan responden, melakukan kontrak waktu, dan
membimbing responden melakukan membimbing responden melakukan
pengisian formulir Informed Consent pengisian Informed Consent
2. Meminta responden mengisi data 2. Meminta responden mengisi data
demografi demografi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan SATASIMA untuk terapi DM penggunaan SATASIMA untuk terapi DM
4. Melakukan pemeriksaan intensitas 4. Melakukan pemeriksaan intensitas
parestesia parestesia
1. Tidak diberikan terapi SATASIMA 1. Diberikan terapi SATASIMA sebanyak dua
2. Menjelaskan bahwa akan dilakukan kali sehari di waktu pagi dan malam hari pada
pemeriksaan intensitas parestesia di hari ke dua tangan dengan durasi 10 menit untuk
pertama dan ketiga pada pagi hari pukul masing-masing tangan secara rutin selama 3
08.00 WIB (homevisit) hari berturut turut.
2. Menjelaskan bahwa akan dilakukan
pemeriksaan intensitas parestesia di hari
pertama dan ketiga pada pagi hari pukul 08.00
WIB (homevisit)

post test (Home Visit) post test (Home Visit)


Melakukan pemeriksaan intensitas Melakukan pemeriksaan intensitas parestesia
parestesia

H. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data

ringkasan yang mengacu pada suatu kelompok data mentah dengan menggunakan

rumus tertentu untuk memperoleh informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013). Adapun 6

tahap kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data, yaitu:

1. Editing (Pemeriksaan)

Editing data merupakan suatu proses pemeriksaan daftar pertanyaan yang

telah diserahkan oleh para pengumpul data dengan melihat kelengkapan jawaban,

keterbacaan tulisan dan relevansi jawaban yang telah diisi sebelumnya oleh subjek

penelitian.

2. Coding (Pengkodean)
Coding merupakan pengelompokkan jawaban-jawaban dari para responden

kedalam bentuk angka/bilangan. Tanda-tanda kode ini dapat disesuaikan dengan

pengertian yang lebih menguntungkan dan memberikan pemahaman yang lebih

pada peneliti, oleh karena itu kode-kode tersebut bisa dibuat oleh peneliti sendiri.

Manfaat dari coding ini adalah untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

analisa data dan mempercepat pada saat entry data.

3. Entry data (Memasukkan Data)

Entry data dilakukan dengan memasukkan data yang sudah dikumpulkan

sebelumnya kedalam komputer.

4. Cleaning Data (Merapikan)

Data yang telah dimasukkan kedalam komputer kembali dilakukan

pemeriksaan supaya tidak ada data yang salah sehingga hasil analisa data akan

benar dan juga akurat.

5. Processing (Pengolahan)

Data tersebut diproses dengan mengelompokkan kedalam variabel yang sesuai.

6. Analyzing (Penilaian)

Melakukan analisa data dengan uji statistik yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Hasilnya akan diinterprestasikan untuk memudah menarik kesimpulan

hasil penelitian.

I. Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel (Notoadmodjo, 2012). Analisa ini digunakan untuk

mendapatkan gambaran tentang distribusi karakteristik demografi responden seperti

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama menderita penyakit, dan juga
untuk memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti yaitu intensitas parestesia

tangan pasien DM. Hasil analisis disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan

persentase melalui program komputerisasi, sedangkan pengukuran intensitas

parestesia disajikan dalam bentuk mean, standar deviasi, serta nilai minimum dan

maksimum.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

signifikan antar dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen, atau

bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antar dua

kelompok atau lebih variabel (Setiadi, 2013). Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Uji Dependent Sample t Test untuk melihat pengaruh terapi

SATASIMA terhadap parestesia tangan kelompok eksperimen sebelum dan sesudah

perlakuan dan melihat perbandingan intensitas parestesia tangan pada kelompok

kontrol sebelum dan sesudah tanpa perlakuan. Syarat dari Uji Dependent t Test

adalah data terdistribusi normal, kedua kelompok data kelompok berpasangan,

variabel yang dihubungkan tersebut berbentuk numerik dan kategorik. Jika syarat

tersebut tidak terpenuhi maka digunakan Uji Wilcoxon sebagai uji alternatif.

Sedangkan untuk melihat perbedaan intensitas parestesia kelompok eksperimen

setelah terapi SATASIMA dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi

dilakukan Uji Independent Sample t Test. Syarat dari Uji Independent t Test adalah

data harus terdistribusi normal, kedua kelompok data independent, variabel yang

dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi

maka digunakan Uji Mann Whitney sebagai uji alternatifnya.

Derajat kemaknaan (α) yang digunakan pada uji ini adalah 0,05. Hasil uji

statistik didapatkan p value < α (0,05), maka dapat dikatakan terapi SATASIMA
efektif terhadap penurunan intensitas parestesia tangan pada pasien DM. Hasil uji

statistik didapatkan p value > α (0,05), maka dapat dikatakan terapi SATASIMA

tidak efektif terhadap penurunan intensitas parestesia tangan pada pasien DM.

Anda mungkin juga menyukai