Anda di halaman 1dari 68

Hibah Kompetitif

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

AINEC RESEARCH AWARD


2019

PEMBUATAN SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual) DAN


ANALISIS DIABETIC NEUROPHATY DENGAN MENGGUNAKAN
EXPERIMENTAL METHOD LEARNING

Peneliti Utama : Yesi Hasneli, N, S.Kp., MNS


(NIDN.0028127310)
Anggota 1 : Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., PhD
(NIDN. 0021018002)
Anggota 2 : Erika, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat
(NIDN. 0009087005)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Masalah penelitian.......................................................................................................... 3
C. Tujuan Khusus............................................................................................................... 3
D. Urgensi Penelitian........................................................................................................... 4

BAB 2. STUDI PUSTAKA


A. Tinjauan Teori............................................................................................................... 5
1. Teori DM................................................................................................................. 5
2. Teori Neuropati Diabetik......................................................................................... 6
3. Teori Pijat Refleksi.................................................................................................. 7
4. Teori Metode Eksperimental................................................................................... 9
B. Kerangka Konsep.......................................................................................................... 10

BAB 3. METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian........................................................................................................... 11
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................................... 11
C. Cara Menentukan Sampel.............................................................................................. 11
D. Jenis dan Sumber Data................................................................................................ 12
E. Alat Pengumpulan Data................................................................................................. 13
F. Teknik Analisa Data...................................................................................................... 13
G. Etika Penelitian........................................................................................................... 14
H. Bagan Alir Penelitian.................................................................................................. 15

BAB 4. HASIL PENELITIAN


A. Analisis Univariat........................................................................................................ 16
B. Analisis Bivariat.......................................................................................................... 20

BAB 5. PEMBAHASAN.................................................................................................. 25

BAB 6. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 31
B. Rekomendasi............................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Cara Pemeriksaan Sensitifitas Tangan dengan Monofilamen............................ 6


Gambar 2. Area titik pankreas di telapak tangan................................................................. 9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekapitulasi Anggaran Dana........................................................................... 35


Lampiran 2. Biodata Peneliti dan Anggota......................................................................... 38
Lampiran 3. Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas Tim............................................. 55
Lampiran 4. Lembar Observasi penelitian........................................................................... 56
Lampiran 5. Gambar Rancangan SATASIMA dan Cara Penggunaan................................ 60
Lampiran 6. Surat Pernyataan Peneliti................................................................................ 64
ABSTRAK

Peningkatan prevalensi DM mengakibatkan peningkatan komplikasi DM. Salah satu nya


adalah komplikasi neuropati. Di Indonesia neuropati berada pada urutan ketiga tertinggi
akibat komplikasi DM. Tujuan penelitian adalah membuat sarung tangan refleksi manual
(SATASIMA) yang dapat membantu mengurangi gejala neuropati sehingga memperlancar
sirkulasi darah ke perifer (tangan) dan diharapkan dapat mengurangi injuri pada penderita
DM. Target khusus yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi,
menganalisis gejala neuropati diabetik di tangan dan melakukan terapi pijat tangan
SATASIMA dengan penerapan metode pembelajaran experimental. Desain penelitian untuk
analisis gejala neuropati adalah deskriptif sederhana, sedangkan penerapan SATASIMA
adalah quasy experiment. Teknik sampling purposive sampling, terdiri dari kelompok kontrol
dan ekperimen. Rencana penelitian adalah menganalisis gejala neuropati dengan
menggunakan kuisioner dan memberikan terapi pijat tangan SATASIMA (kelompok
eksperimen) lalu mengukur sensitivitas tangan pre test dan post test menggunakan alat
monofilament. Data penelitian tentang gejala neuropati yaitu didapatkan keluhan berkurang
terkait gejala neuropati dari kelompok eksperimen namun tidak terjadi pengurangan keluhan
dari kelompok kontrol. Penelitian SATASIMA yang dilakukan mahasiswa di analisis
menggunakan uji Wilcoxon dan Mann whitney. Hasil statistik menunjukkan bahwa
SATASIMA berpengaruh meningkatkan sensitifitas tangan dengan p value 0,04 dan 0,009 <
α (0,05), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ditemukan perbedaan dengan p value 0,674
dan 0,953 > α (0,05). Kesimpulan bahwa penelitian SATASIMA berpengaruh terhadap
tingkat sensitifitas tangan penderita DM dan mahasiswa telah mampu menganalisis serta
melakukan terapi pijat SATASIMA kepada penderita DM dengan baik dan benar.
Kata kunci: Diabetes mellitus, gejala neuropati, SATASIMA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015). Prevalensi kasus DM
didunia meningkat setiap tahun, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan
Indonesia menduduki peringkat ke tujuh untuk prevalensi pasien diabetes tertinggi di
dunia dengan jumlah 10 juta kasus (IDF, 2017) dan di Pekanbaru, DM berada pada
peringkat ke-3 setelah ISPA dan hipertensi (Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, 2017).
Tingginya prevalensi DM, disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti pola
makan yang tidak baik, jarang berolahraga, mengalami obesitas, dan tingginya kadar
kolesterol dalam tubuh (Russel, 2011). Seiring dengan meningkatnya prevalensi DM akan
mengakibatkan peningkatan komplikasi DM. Komplikasi DM terdiri dari 2 yaitu
mikrovaskuler (bisa terjadi retinopati, nefropati, neuropati) dan makrovaskuler yang
menyebabkan aterosklerosis. Ateroklerosis menyebabkan penyakit jantung koroner,
hipertensi, stroke, dan gangguan sirkulasi ke perifer; kaki dan tangan (Krisnatuti, Yenrina
& Rasjmida 2014).
Gangguan sirkulasi ke perifer kaki dan tangan merupakan komplikasi mikrovaskuler
yang banyak dialami pasien DM. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Yuhelma, Hasneli dan Nauli (2015) dalam penelitian yang berjudul “Identifikasi dan
analisis komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler pada pasien Diabetes Melitus”
berdasarkan hasil rasio Odds Ratio sebagian responden usia dewasa akhir mengalami
komplikasi makrovaskuler (44,6%) dan mikrovaskuler (80%).
Salah satu manifestasi klinis komplikasi mikrovaskuler adalah tangan sering
mengalami kebas (parastesi), kaku, dingin, tangan terasa menebal, rasa sakit di tangan,
seperti ditusuk-tusuk jarum, seperti tersengat listrik, tidak bisa membedakan suhu panas
dan dingin dan mati rasa pada tangan dan kaki. Hal ini disebabkan karena kompliasi DM
sehingga mengalami penurunan sensitivitas tangan dan kaki yang akan mengakibatkan
injury pada pasien DM.
Komplikasi DM dapat dicegah dengan pengendalian DM yang baik. Salah satu
upaya nya adalah dengan melakukan pijat refleksi. Pijat refleksi yang dilakukan pada
telapak tangan dan kaki pasien DM terutama di area organ yang bermasalah, akan
memberikan rangsangan pada titk-titik saraf yang berhubungan dengan pankreas agar
menjadi aktif sehingga menghasilkan insulin melalui titik-titk saraf yang berada di
telapak kaki. Contoh alat pijat refleksi tersebut diantaranya adalah senam kaki dengan
Koran (Setiawan, 2011), olahraga kaki “TEMPURA” (Hasneli, 2014), senam kaki
BOTIK” (Oktaviah, Hasneli, dan Agrina, 2014).
Penelitian Hasneli, Y. (2015) “Pengaruh pijat refleksi APIYU terhadap sensitivitas
& peredaran darah kaki & tangan pasien diabetes melitus tipe 2”, didapatkan hasil bahwa
terapi pijat refleksi dapat berpengaruh dalam membantu memperbaiki peredaran darah
yang terganggu dan dapat meningkatkan sensitivitas tangan dan kaki pada pasien DM.
Penelitian lain terkait pijat refleksi yang dilakukan oleh Silva, Chaves, L Carvalho, Iunes,
dan E Carvalho (2015) membuktikan bahwa pijat refleksi bermanfaat dalam menurunkan
angka kejadian kerusakan kaki pada pasien diabetes mellitus tipe 2, dan merupakan terapi
yang dapat dilakukan terus menerus karena mudah dan ekonomis.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan sensitivitas kaki
pada pasien DM, namun ternyata masih sedikit upaya untuk pencegahan akibat
menurunnya sensitivitas tangan pada pasien DM. Oleh karena itu diciptakan inovasi baru
dalam upaya mengatasi penurunan sensitivitas tangan yaitu SATASIMA (Sarung Tangan
Refleksi Manual). Produk SATASIMA ini akan dilakukan penelitian oleh mahasiswa
kepada pasien DM dengan menggunakan metode pembelajaran experimental.
Metode pembelajaran eksperimental merupakan suatu metode pembelajaran yang
bertujuan supaya mahasiswa mampu mencari dan menemukan sendiri masalah yang
sedang dihadapi, menemukan bukti kebenaran dari teori yang telah didapatkan. Penelitian
ini tidak hanya terkait SATASIMA, namun diharapkan mahasiswa mampu menganalisis
gejala neuropati dan mengukur tingkat sensitivitas tangan pada pasien DM sebelum dan
sesudah diberikan terapi refleksi karena data yang diperoleh secara umum dari
wawancara terhadap 11 orang pasien di wilayah kerja Puskesmas Rejosari, Pekanbaru
didapatkan data bahwa semua pasien mengalami gejala neuropati pada tangan dengan
berbagai keluhan yaitu kesemutan dan kebas/ mati rasa dan diantara mereka tidak
mengetahui bahwa gejala komplikasi pada tangan dapat diberikan terapi refleksi yang
dapat meningkatkan sensitivitas tangan pada pasien DM dan menurunkan gejala klinis
neuropati.
B. Masalah Penelitian
Komplikasi diabetes mellitus dapat terjadi pada penderita diabetes yaitu
komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler. Salah satu komplikasi mikrovaskuler
adalah gangguan neuropati yang sering terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
Gejala neuropati pada ekstremitas atas (tangan) seperti tangan sering mengalami kebas
(parastesi), kaku, dingin, tangan terasa menebal, rasa sakit di tangan, serasa seperti
ditusuk-tusuk jarum, seperti tersengat listrik, tidak bisa membedakan suhu panas dan
dingin dan mati rasa pada tangan. Hal ini dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman
pada penderita DM dan dapat terjadi injury seperti luka, luka bakar dll. Gejala
neuropati biasanya akan timbul setelah 3 tahun menderita DM dan lebih cepat lagi jika
penderita adalah lansia. Banyak cara yang dilakukan dalam upaya menurunkan gejala
neuropati pada kaki, namun masih sedikit intervensi untuk mengatasi gejala neuropati
tangan.
Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk membuat inovasi baru
dalam upaya mengatasi gejala neuropati ekstremitas atas pada penderita diabetes
khususnya untuk penderita berusia diatas 45 tahun yang tinggal sendiri, sehingga tidak
ada anggota keluarga yang merawat seperti memberikan masase pada tangan dan kaki
untuk mengurangi gejala neuropati. Inovasi baru tersebut dinamakan SATASIMA
(Sarung Tangan Refleksi Manual). Penelitian tentang SATASIMA dilakukan oleh
mahasiswa kepada pasien DM dengan menggunakan metode eksperimental dibawah
pengawasan dan bimbingan peneliti dan juga melakukan penelitian tentang gambaran
gejala neuropati ekstremitas atas (tangan) pada pasien DM sehingga diharapkan
mahasiswa mampu untuk menganalisis gejala neuropati dan mampu melakukan terapi
pijat SATASIMA pada penderita DM. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah tentang gambaran gejala neuropati pada ekstremitas atas (tangan) dan pengaruh
SATASIMA dalam mengatasi gejala neuropati pada penderita DM.

C. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menganalisis gejala komplikasi neuropati diabetik di ekstremitas
atas pada pasien DM tipe 2 dengan menggunakan experimental method learning
2. Mahasiswa mengidentifikasi tingkat sensitivitas tanganpasien DM tipe 2.
3. Mahasiswa mampu membandingkan sensitivitas tangan pasien DM tipe 2 pada
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan pijat refleksi ‘SATASIMA’
dengan menggunakan experimental method learning.
4. Mahasiswa mampu membandingkan sensitivitas tangan pasien DM tipe 2 pada
kelompok eksperimen yang dilakukan pijat refleksi ‘SATASIMA’ dengan kelompok
kontrol yang tidak mendapatkan pijat refleksi ‘SATASIMA’ dengan menggunakan
experimental method learning.
5. Mahasiswa mampu mengukur sensitivitas tangan pasien DM tipe 2 pada kelompok
eksperimen setelah diberikan pijat refleksi ‘SATASIMA’.

D. Urgensi (keutamaan) Penelitian


Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit dan kronis yang meningkat setiap
tahun. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah komplikasi mikrovaskuler yaitu
neuropati perifer. Di Indonesia neuropati berada pada urutan ketiga tertinggi akibat
komplikasi DM. Gejala neuropati perifer seperti tangan sering mengalami kebas
(parastesi), kaku, dingin, tangan terasa menebal, rasa sakit di tangan, serasa seperti
ditusuk-tusuk jarum, tersengat listrik, tidak bisa membedakan suhu panas dan dingin,
dimana gejala-gejala tersebut sangat dirasakan pada malam hari. Mati rasa dapat
mengakibatkan injury dan mengalami ulkus. Jika tidak ditangani secara tepat, maka dapat
terjadi infeksi yang menyebar ke tulang sehingga harus diamputasi. Terapi pijat refleksi
SATASIMA merupakan pengobatan alternatif dalam mencegah hal-hal yang
membahayakan akibat dari terjadinya neuropati tersebut.
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk dari experimental method
learning dibawah pengawasan dan bimbingan peneliti (dosen). Kelebihan dari metode ini
adalah mahasiswa percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan
sendiri, mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajah tentang
ilmu teknologi), dan diharapkan percobaan/penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat
bagi kesejahteraan manusia khususnya pada pasien DM dengan tingkat sensitivitas tangan
yang rendah.
BAB 2
STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Teori Diabetes Melitus (DM)
a. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi baik saat pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan.Insulin adalah hormon yang mengatur gula
darah. Hiperglikemia, atau peningkatan kadar gula darah, merupakan efek umum
diabetes yang tidak terkontrol dan seiring berjalannya waktu menyebabkan
kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah
(World Health Organization, 2016).

b. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM adalah poliuria, polidipsia, poliphagia, Letih, lesu,
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, Lemah badan,
kesemutan, gatal, pandangan kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulva
pada wanita (Buckman & McLaughin,2010).

c. Komplikasi
1) Komplikasi makrovaskuler
Peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan infark miokard sebesar 2-3
kali lipat. Pasien DM tiga kali lipat lebih berpeluang mengalami stroke dan 15
kali lipat lebih berpeluang mengalami amputasi tungkai bawah dari pada
mereka yang tidak mengalami DM.
2) Komplikasi mikrovaskuler
Kelainan pembuluh darah kecil (mikroangiopati diabetikum) menyebabkan
gagal ginjal, hampir selalu berhubungan dengan retinopathy, dan gangren pada
kulit serta kaki.
3) Komplikasi neuromuscular
Sampai 50% pasien DM yang sudah berlangsung mengalami komplikasi
neuromukular. Salah satu jenis komplikasi ini yang umum terjadi pada pasien
DM adalah Neuropathy perifer yang merupakan keluhan baal, dan rasa seperti
terbakar yang lebih berat pada malam hari (Rubenstein, D., Wayne, D., &
Bradley, J, 2007).

2. Teori Neuropati Diabetik


a. Definisi
Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi saraf
penderita diabetes tanpa adanya penyebab lain selain diabetes mellitus (DM)
(Sjahrir, 2006). Apabila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil
diturunkan menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding
pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan
saraf yang disebut neuropati diabetik (Tandra, 2007).
National Diabetes Information Clearinghouse tahun 2013 mengelompokkan
neuropati diabetik berdasarkan letak serabut saraf yang terkena lesi, salah satu
klasifikasi yang sering terjadi pada pasien DM adalah Neuropati Perifer. Neuropati
Perifer merupakan kerusakan saraf pada lengan dan tungkai. Biasanya terjadi
terlebih dahulu pada kaki dan tungkai dibandingkan pada tangan dan lengan.
Gejala neuropati perifer meliputi:
a) Mati rasa atau tidak sensitif terhadap nyeri atau suhu
b) Perasaan kesemutan, terbakar, atau tertusuk-tusuk
c) Nyeri yang tajam atau kram
d) Terlalu sensitif terhadap tekanan bahkan tekanan ringan
e) Kehilangan keseimbangan serta koordinasi
Gejala-gejala tersebut sering bertambah parah pada malam hari.Neuropati
perifer dapat menyebabkan kelemahan otot dan hilangnya refleks.Akibat adanya
penekanan atau luka pada daerah yang mengalami mati rasa, sering timbul ulkus
pada penderita neuropati diabetik perifer.Jika tidak ditangani secara tepat, maka
dapat terjadi infeksi yang menyebar hingga ke tulang sehingga harus diamputasi.

b. Pemeriksaan Neuropati
Cara pemeriksaan neuropati yaitu menggunakan uji monofilament. Uji
monofilament merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana dan cukup sensitif
untuk mendiagnosis pasien yang memiliki risiko terkena ulkus karena telah
mengalami gangguan neuropathy sensoris perifer. Hasil tes dikatakan tidak normal
apabila pasien tidak dapat merasakan sentuhan nilon monofilamen.Bagian yang
dilakukan pemeriksaan monofilamen adalah di sisi plantar (area metatarsal, tumit
dan dan di antara metatarsal dan tumit) dan sisi dorsal (Wijonarko, 2009).
Gambar 1.
Gambar Cara Memeriksa Sensitivitas Tangan dengan Monofilame

Jari tangan Punggung tangan

3. Pijat Refleksi
a. Definisi
Pijat refleksi merupakan suatu cara penyembuhan penyakit melalui pijat urat
saraf untuk mempelancar peredaran darah melalui titik pusat saraf yang
bersangkutan (berhubungan) dengan organ-organ tubuh tertentu (Mahendra &
Ruhito, 2009). Pijat refleksi tangan merupakan salah satu perawatan tubuh
terutama bagian telapak tangan yang dapat dilakukan dengan santai oleh diri kita
sendiri maupun orang lain.
Refleksi tangan adalah terapi penekanan yang melibatkan penerapan
pemusatan tertentu yang dikenal sebagai titik-titik akupuntur yang terletak di
telapak tangan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang berdasarkan pada
zona saraf atau titik-titik santai yang menghubungkan telapak tangan sampai ke
ujung kepala dan ke ujung kaki, dan mencakup organ penting lainnya. Fungsi pijat
titik-titik refleksi tangan untuk melancarkan peredaran darah, terapi tambahan
untuk orang stroke, membantu penyembuhan diabetes, rematik, kolesterol, sakit
kepala, pegal-pegal pada tubuh (Mangoenprasodjio & Hidayati, 2005).
Rangsangan yang diberikan dari sesi refleksiologi yang baik akan membuat
rileks dan melancarkan peredaran darah. Lancarnya peredaran darah karena dipijat,
memungkinkan darah mengantar lebih banyak oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh,
sekaligus membawa lebih banyak racun untuk dikeluarkan.

b. Manfaat pijat refleksi


Menurut Wahyuni (2014), manfaat pijat refleksi secara umum adalah sebagai
berikut:
1) Pencegahan berbagai penyakit
Suatu kajian di Austria pada 1999 menunjukkan bahwa seseorang yang
rutin melakukan terapi pijat refleksi memiliki fungsi saluran cerna dan ginjal
yang lebih baik. Hal ini karena pijat refleksi dengan cepat merespon penyakit
yang ada pada tubuh seseorang dan mengembalikannya ke dalam kondisi
seimbang.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh
Pijat refleksi dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Melalui berbagai teknik pemijatan, maka
aliran darah dalam tubuh akan menjadi lancar sehingga tubuh menjadi lebih
sehat.
3) Membantu mengatasi stress
Pada saat seseorang dipijat, tubuh akan melepaskan hormon endorfin,
yaitu suatu senyawa yang mampu menciptakan perasaan nyaman, sehingga
stres tersebut dapat hilang.
4) Meringankan nyeri setelah berolahraga
5) Membantu penyembuhan penyakit kronis
6) Mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan
Manfaat pijat refleksi bagi pasien DM adalah untuk mengatasi penurunan
sensitivitas kaki dan tangan. Contoh alat pijat refleksi tersebut diantaranya adalah
senam kaki dengan Koran (Setiawan, 2011), olahraga kaki “TEMPURA” (Hasneli,
2014), senam kaki BOTIK” (Oktaviah, Hasneli, dan Agrina, 2014). Penelitian
tentang efektifitas pijat kaki APIYU terhadap sensitivitas kaki pada pasien DM tipe
2 yang dilakukan oleh Hasneli (2015) didapatkan hasil bahwa responden yang
diberikan terapi pijat kayu (APIYU) mengalami peningkatan sensitivitas kaki.
Penelitian lain yang dilakukan selama 3 hari oleh Agustina, Hasneli, dan
Novayelinda (2017) tentang efektifitas pelatihan senam kaki alat pijat kayu
(Senayu) terhadap sensitivitas kaki pasien DM tipe 2 didapatkan bahwa ada
peningkatan sensitifitas kaki yang signifikan pada kelompok eksperimen dalam
penelitian tersebut.
Banyak penelitian produk baru yang dilakukan untuk mengatasi penurunan
sensitivitas kaki pada pasien DM, namun ternyata masih sedikit penelitian terkait
produk terbaru meningkatkan sensitivitas tangan pada pasien DM. Oleh karena itu
diciptakan inovasi baru dalam upaya meningkatkan sensitivitas tangan yaitu
SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual).
Gambar 2. Area titik pankreas di telapak tangan

4. Metode Pembelajaran Eksperimental (Experimental Method Learning)


Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dimana guru dan anak
didik bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang telah
dipelajari. Pada proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Siswa dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum, atau dalil, dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Adapun kelebihan metode eksperimen antara lain:
a. Metode ini membuat mahasiswa percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri.
b. Mahasiswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajah tentang ilmu teknologi)
c. Metode ini akan membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai
hasil percobaan yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia (Haerani, 2018).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap
konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2013). Kerangka konsep
diharapkan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel
yang akan diteliti serta hubungan variabel satu dengan yang lainnya. Variabel yang
diamati terdiri dari variabel independent atau variabel bebas dan variabel dependent atau
variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah intervensi terapi pijat
SATASIMA dan variabel terikat adalah tingkat sensitivitas tangan sebelum dan sesudah
diberikan intervensi serta tingkat kemampuan mahasiswa dalam melakukan terapi
SATASIMA dengan menggunakan Experimental Method learning.

Kelompok Eksperimen

Input Proses Output

Analisis gejala Diberikan terapi Analisis gejala


neuropati dan SATASIMA (Sarung neuropati dan
mengukur tingkat Tangan Refleksi mengukur kembali
sensitivitas tangan Manual) selama 3 hari tingkat sensitivitas
pasien DM tipe 2 berturut-turut tangan pasien DM
tipe 2

Kelompok Kontrol

Input Output

Analisis gejala neuropati Analisis gejala neuropati


dan mengukur tingkat dan mengukur tingkat
sensitivitas tangan sensitivitas tangan pasien
pasien DM tipe 2 DM tipe 2
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan
suatu penelitian berdasarkan tujuan dan hipotesis sehingga memberikan arah terhadap
jalannya penelitian (Dharma, 2015). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menggunakan desain penelitian quasy experiment. Tujuan penelitian eksperimental
adalah untuk memilih kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, memberikan
treatment atau mengontrol variabel-variabel pengaruh dan mengontrol variabel-variabel
pengganggu dan imbuhan.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas Rejosari, Pekanbaru.
2. Waktu Penelitian
Pada experimental method learning yang dilakukan mahasiswa, penelitian/percobaan
akan menganalisis gejala neuropati pada ekstremitas atas dan memeriksa tingkat
sensitivitas tangan. Melakukan pijat tangan “SATASIMA‟ dan mengukur sensitivitas
tangan kembali setelah posttest pada pasien DM tipe 2.

B. Cara penentuan ukuran sample


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien DM yang berobat ke Puskesmas
Rejosari, Pekanbaru.
2. Sampel
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
Purpossive Sampling yaitu pengambilan sampel sesuai inklusi kriteria.
Adapun kriteria inklusi untuk sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terdiagnosa penyakit DM
b. Berumur minimal 30 tahun
c. Responden berdomisili di Pekanbaru
d. Bersedia menjadi responden penelitian
Jumlah sampel minimal untuk penelitian kuantitatif adalah sebanyak 30 responden.
Mengantisipasi kemungkinan responden yang dipilih drop out atau sampel yang tidak
disiplin dalam penelitian, maka perlu dilakukan koreksi terhadap besar sampel yang
dihitung dengan menambahkan sejumlah responden agar besar sampel terpenuhi,
maka jumlah responden dalam penelitian berjumlah 40 responden dengan
pembagiannya adalah 20 responden kelompok eksperimen dan 20 responden
kelompok kontrol.
Pada experimental method learning yang dilakukan, penelitian/percobaan dalam
analisis gejala neuropati menggunakan rancangan penelitian deskriptif sederhana
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis atau menggambarkan gejala
neuropati diabetik di ekstremitas atas pada pasien DM tipe 2. Sedangkan penelitian
dalam penerapan pijat refleksi tangan SATASIMA menggunakan rancangan
penelitian Quasy Experiment. Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimental. Pemilihan kedua kelompok menggunakan teknik purposive
sampling. Rancangan ini dilakukan dengan cara memilih dua kelompok dalam
kelompok studi kemudian diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal lalu
diberikan perlakuan yang selanjutnya peneliti melakukan post test untuk melihat efek
dari perlakuan yang diberikan (Budiman, 2011).

C. Jenis dan Sumber Data


Jenis data primer (langsung mewawancarai terkait gejala neuropati dan melakukan
pemeriksaan tingkat sensitivitas tangan responden) dan data sekunder (data primer yang
sudah didokumentasikan yang dilihat dari status berobat jalan di Puskesmas).

D. Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data terkait penelitian yang berhubungan dengan analisis gejala
neuropati adalah menggunakan kuisioner yang mengacu pada kerangka penelitian.
Kuisioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama berisi tentang
karakteristik responden dengan 7 pertanyaan yaitu nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan terakhir, lama menderita DM, dan obat oral DM yang dikonsumsi. bagian
kedua kuisioner yaitu pertanyaan terkait gejala neuropati diabetik di ekstremitas atas
pada pasien DM tipe 2 yang meliputi 10 pertanyaan. Bentuk pertanyaan adalah lembar
check-list yang dibuat peneliti berkenaan dengan tinjauan teori tentang gejala neuropati
diabetik.
Alat pengumpulan data terkait penelitian yang berhubungan dengan penerapan
SATASIMA adalah produk SATASIMA, monofilament dan lembar observasi.
Monofilament digunakan untuk memeriksa tingkat sensitivitas tangan pada pasien DM
tipe 2 yang dilakukan pada saat pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, sedangkan lembar observasi merupakan alat pengumpulan data yang
berisi data demografi responden serta hasil pengukuran sensitivitas tangan setiap hari
selama 3 hari berturut-turut.

E. Teknik Analisis Data


1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel (Notoadmodjo, 2012). Analisa ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran tentang distribusi karakteristik demografi responden seperti umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama menderita penyakit, dan juga untuk
memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti yaitu tingkat sensitivitas tangan
pasien DM tipe 2 dan gejala neuropati diabetik pada pasien DM tipe 2. Hasil analisa
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antar dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen, atau
bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antar dua
kelompok atau lebih variabel (Setiadi, 2013). Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh terapi pijat refleksi
‘SATASIMA’ terhadap sensitivitas tangan kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
perlakuan dan melihat perbandingan sensitivitas tangan kiri pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah tanpa perlakuan, sedangkan untuk tangan kanan pada kelompok
kontrol menggunakan uji Dependent T Test .
Derajat kemaknaan (α) yang digunakan pada uji ini adalah 0,05. Hasil uji
statistik didapatkan p value < α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa terapi pijat
SATASIMA berpengaruh terhadap tingkat sensitivitas tangan penderita DM tipe 2
yang dengan kata lain bahwa mahasiswa telah mampu menganalisis gejala neuropati
serta melakukan terapi pijat SATASIMA secara tepat dengan menggunakan
experimental method learning. Sedangkan jika Hasil uji statistik didapatkan p value >
α (0,05), maka dapat dikatakan bahwa terapi pijat SATASIMA tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat sensitivitas tangan penderita DM tipe 2.

F. Etika Penelitian
Penelitian keperawatan merupakan penelitian yang berhubungan langsung dengan
manusia, maka harus memperhatikan etika penelitiannya (Notoatmodjo, 2012; Hidayat,
2012). Berikut etika penelitian yang digunakan:
1. Lembar persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden/subjek penelitian yang disetujui responden dengan adanya bukti tanda
tangan responden di informed consent. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian. Peneliti memberikan
kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan
informasi (berpartisipasi). Hal tersebut merupakan bentuk rasa menghormati harkat
dan martabat subjek penelitian.
2. Tanpa nama (Anonymity)
Pada kuisioner tidak mencantumkan nama responden tetapi hanya
mencantumkan inisial saja untuk memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian. Begitu pula pada lembar permohonan responden dan data demografi
hanya mencantumkan inisial nama pasien saja.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini adalah masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, seperti informasi maupun hal-hal yang berkaitan dengan responden.
Peneliti dalam penelitian ini tidak menyampaikan kepada orang lain tentang
informasi apapun yang telah didapat dari responden.
4. Kebaikan (Beneficience)
Penelitian ini meminimalkan kekerasan dan memaksimalkan manfaat dari
penelitian yaitu terkait produk SATASIMA yang dapat meningkatkan sensitivitas
tangan penderita DM tipe 2 tanpa efek samping. Hak-hak responden yang
terkandung dalam prinsip ini juga diperhatikan oleh peneliti.
5. Keadilan (Justice)
Peneliti memperlakukan semua subjek penelitian secara adil saat sebelum,
selama, dan sesudah keikutsertaan responden dalam penelitian tersebut. Sebagai
contoh adalah pemberian produk SATASIMA dan leaflet yang berisikan terkait
prosedur penggunaan SATASIMA kepada kedua kelompok responden yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
BAGAN PENELITIAN

PEMBUATAN SATASIMA DAN ANALISIS DIABETIC NEUROPHATY


DENGAN MENGGUNAKAN EXPERIMENTAL METHOD LEARNING

Luaran Penelitian: Tercipta sarung tangan sebagai alat pijat refleksi tangan dalam upaya meningkatkan
sensitivitas tangan pada pasien DM yang diberi nama SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual).
Terciptanya pemahaman/kemampuan mahasiswa terkait menganalisis diabetic neurophaty dan
pemberian terapi SATASIMA dengan menggunakan experimental method learning

Indikator Pencapaian: mahasiswa mampu mengukur sensitivitas tangan pasien DM yang diukur
menggunakan monofilament dan gejala diabetic neurophaty yang dikaji dengan menggunakan
kuesioner 10 item.

LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN SEBAGAI BERIKUT:

Penderita DM tipe II

Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Hari pertama: Pre test Hari pertama: Pre test

1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur 1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur penelitian


penelitian dan menjamin kerahasiaan, meminta dan menjamin kerahasiaan, meminta kesediaan
kesediaan untuk menjadi responden, untuk menjadi responden, melakukan kontrak
melakukan kontrak waktu, dan membimbing waktu, dan membimbing responden melakukan
responden melakukan pengisian Informed pengisian Informed Consent
Consent 2. Meminta responden mengisi data demografi
2. Meminta responden mengisi data demografi 3. Melakukan pengkajian terkait gejala neuropati di
3. Melakukan pengkajian terkait gejala neuropati bagian ekstremitas atas
di bagian ekstremitas atas 4. Menjelaskan cara penarapan SATASIMA
4. Melakukan pemeriksaan sensitivitas tangan 5. Melakukan pemeriksaan tangan (home visit)
(home visit)

1. Tidak diberikan penerapan SATASIMA 1. Melakukan terapi pijat SATASIMA


2. Menjelaskan bahwa akan dilakukan 2. Menjelaskan bahwa akan dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan sensitivitas tangan setiap hari sensitivitas tangan setiap hari selama 3 hari
selama 3 hari berturut-turut (home visit) berturut-turut (home visit)

post test (home visit) post test (home visit)


Melakukan pemeriksaan tingkat sensitifitas Melakukan pemeriksaan tingkat sensitifitas tangan
tangan
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang “Pembuatan SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual) dan


Analisis Diabetic Neurophaty dengan menggunakan Experimental Method Learning” yang
telah dilakukan pada tanggal 20 April sampai dengan 21 Mei 2019 di Wilayah Kerja
Puskesmas Rejosari Pekanbaru dengan melibatkan 40 responden. Adapun hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden dan Uji homogenitas

Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden dan Uji Homogenitas

Kelompok Kelompok
Eksperimen Kontrol (N=40) Jumlah
Karakteristik p value
(N=40)
N % N % N %
Umur
45-55 12 60,0 10 50,0 22 55,0
0,465
56-65 7 35,0 10 50,0 17 42,5
66-75 1 5,0 0 0,0 1 2,5
Jenis Kelamin
Perempuan 14 70,0 16 80,0 30 75,0 0,157
Laki-laki 6 30,0 4 20,0 10 25,0

Pendidikan

SD 5 25,0 4 20,0 9 22,5


SMP 6 30,0 6 30,0 12 30,0 0,578
SMA 7 35,0 9 45,0 16 40,0
PT 2 10,0 1 5,0 3 7,5
Pekerjaan
IRT 12 60,0 14 70,0 26 65,0
Tidak bekerja 2 10,0 3 15,0 5 12,5 0,791
Wiraswasta 6 30,0 3 15,0 9 22,5
0 0,0 0 0,0 0 0,0
PNS
Obat
Metformin 15 75,0 14 70,0 29 72,5
Gliben+Met 5 25,0 6 30,0 11 27,5
0,493
Lama DM
0,122
1-5 tahun 17 85,0 15 75,0 32 80,0
6-10 3 15,0 5 25,0 8 20,0
Tabel 1 diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti, distribusi responden
menurut umur dengan kategori umur yaitu 45-55 tahun berjumlah 22 responden
(50,0%), kategori umur 56-65 tahun berjumlah 17 responden (50,0%) dan rentang usia
66-75 tahun berjumlah 1 responden (5,0%). Hasil analisa menggunakan uji Levene
Test didapatkan p value 0,465 >  (0,05), sehingga karakteristik kedua kelompok
responden berdasarkan umur adalah homogen.
Distribusi responden menurut jenis kelamin pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol didapatkan bahwa mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 30 responden (75 %). Hasil analisa menggunakan uji Levene Test didapatkan
p value 0,157 > (0,05), sehingga karakteristik kedua kelompok responden berdasarkan
jenis kelamin adalah homogen.
Distribusi responden menurut pendidikan terakhir pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol didapatkan bahwa sebagian besar SMA yaitu sebanyak 16 responden
(40 %). Hasil analisa menggunakan uji Levene Test didapatkan p value 0,578 > 
(0,05), sehingga karakteristik kedua kelompok responden berdasarkan pendidikan
terakhir adalah homogen.
Karakteristik pekerjaan kelompok responden eksperimen dan kontrol sebagian
besar adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu 26 responden (65 %). Hasil analisa
menggunakan uji Levene Test didapatkan p value 0,791 >  (0,05), sehingga
karakteristik kedua kelompok responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah
homogen.
Distribusi responden menurut obat oral diabetes yang dikonsumsi pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan bahwa sebagian besar adalah
mengonsumsi metformin yaitu sebanyak 29 responden (72,5%). Hasil analisa
menggunakan uji Levene Test didapatkan p value 0,493 >  (0,05), sehingga
karakteristik kedua kelompok responden berdasarkan suku adalah homogen.
Karakteristik lamanya menderita DM pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol didapatkan bahwa sebagian besar adalah 1-5 tahun yaitu 32 responden (80 %).
Hasil analisa menggunakan uji Levene Test didapatkan p value 0,122 > (0,05),
sehingga karakteristik kedua kelompok responden berdasarkan lama menderita DM
adalah homogen.
2. Mean Pre test dan Post test Sensitivitas Tangan Kanan dan Kiri pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 2
Mean Sensitivitas Tangan Pre test dan Post test Responden pada Kelompok Eksperi
men dan Kelompok Kontrol
Variabel Mean SD Min Max
Kelompok eksperimen
tangan kanan
Pre test 7,68 1,92 2,67 9,33
Post test 8,13 2,09 3,00 10,00
Kelompok kontrol
tangan kanan
Pre test 6,93 2,14 2,33 10,00
Post test 7,16 1,75 2,33 9,00
Kelompok eksperimen
tangan kiri
Pre test 7,75 1,96 3,00 10,00
Post test 8,05 1,97 3,33 10,00
Kelompok kontrol
tangan kiri
Pre test 6,50 1,72 3,67 9,33
Post test 6,45 1,20 3,67 9,00

Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen nilai mean sensitivitas
tangan kanan responden sebelum dilakukan intervensi yaitu 7,68 dengan standar deviasi
1,92 dan setelah dilakukan intervensi yaitu 8,13 dengan standar deviasi 2,09. Nilai
mean sensitivitas tangan kanan responden tanpa dilakukan intervensi pada kelompok
kontrol untuk pre test adalah 6,93 dengan standar deviasi 2,14 dan post test nya adalah
sebesar 7,16 dengan standar deviasi 1,75.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pada kelompok
eksperimen sebelum dilakukan intervensi pada tangan kanan memiliki tingkat
sensitivitas tangan lebih rendah bernilai 7,68 dan setelah dilakukan intervensi lebih
tinggi dengan nilai 8,13, sedangkan pada kelompok kontrol semua responden juga
mengalami peningkatan sensitivitas tangan kanan yaitu dari 6,93 menjadi 7,16 namun
tidak signifikan seperti pada kelompok eksperimen.
Tabel 2 juga dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen nilai mean
sensitivitas tangan kiri responden sebelum dilakukan intervensi yaitu 7,75 dengan
standar devisiasi 1,96 dan setelah dilakukan intervensi yaitu 8,05 dengan standar
devisiasi 1,97, sedangkan nilai mean sensitivitas tangan kiri responden tanpa diberikan
intervensi pada kelompok kontrol untuk pre test adalah 6,50 dengan standar deviasi
1,72 dan post test adalah 6,45 dengan standar deviasi 1,20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden pada kelompok
eksperimen sebelum dilakukan intervensi memiliki rata-rata tingkat sensitivitas tangan
kiri lebih rendah yaitu bernilai 7,75 dan setelah dilakukan intervensi lebih tinggi dengan
nilai 8,05, sedangkan pada kelompok kontrol semua responden mengalami penurunan
tingkat sensitivitas tangan kiri yaitu dari 6,50 menjadi 6,45.

3. Gambaran Pre Test dan Post Test Gejala Neuropati pada Ekstremitas Atas (Tangan)
pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 3
Gambaran Pre Test dan Post Test Gejala Neuropati Ekstremitas Atas (tangan) pada
Kelompok Eksperimen

Kadang- Tidak jumlah


Selalu (SL) Sering (SR) kadang Jarang (J) Pernah total
N
Pertanyaan (%) (%) (KD) (%) (TP) presentase
o
(%) (%) (%)
pre post pre post pre post pre post pre post pre post
1. Merasa lemah 5 5 30 15 25 35 10 15 30 30 100 100
pada otot tangan
2. Merasa 30 25 40 20 30 50 0 5 0 0 100 100
kesemutan di
tangan
3. Merasa 30 25 25 20 35 45 10 10 0 0 100 100
kebas/mati rasa di
tangan
4. Merasa panas dan 5 5 5 5 10 10 40 40 40 40 100 100
terbakar di tangan
5. Merasa nyeri atau 10 5 15 20 35 35 25 25 15 15 100 100
seperti ditusuk-
tusuk
6. Merasa kaku di 0 0 15 15 15 15 40 40 30 30 100 100
tangan
7. Merasa gatal 0 0 5 5 35 35 25 25 35 35 100 100
ditangan
8. Tangan terasa 5 5 5 5 65 65 10 10 15 15 100 100
dingin
9. Kulit tampak 10 10 45 45 25 25 10 10 10 10 100 100
kering
10 Sulit 40 25 30 20 30 40 0 15 0 0 100 100
. membedakan
suhu panas dan
dingin

Berdasarkan tabel 3, terjadi peningkatkan sensitivitas tangan pasien DM sebelum


dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok eksperimen. Pada saat pre test banyak
responden menjawab “selalu” dan “sering” terkait pertanyaan gejala neuropati yang
diberikan. Pada saat post test mengalami penurunan jumlah responden yang memilih
menjawab “selalu” dan “sering”. Hal tersebut karena responden telah mendapatkan
terapi pijat tangan yaitu SATASIMA sehingga gejala neuropati yang dirasakan
berkurang.
Tabel 4
Gambaran Pre Test dan Post Test Gejala Neuropati pada Ekstremitas Atas (Tangan)
pada Kelompok Kontrol

Kadang- Tidak Jumlah


Selalu (SL) Sering (SR) kadang Jarang (J) Pernah total
N
Pertanyaan (%) (%) (KD) (%) (TP) presentase
o
(%) (%) (%)
pre post pre post pre post pre post pre post pre post
1. merasa lemah 5 5 25 35 20 15 25 20 25 25 100 100
pada otot tangan
2. Merasa 15 15 70 75 15 10 0 0 0 0 100 100
kesemutan di
tangan
3. Merasa 0 0 80 80 20 20 0 0 0 0 100 100
kebas/mati rasa di
tangan
4. Merasa panas dan 0 0 10 10 0 0 35 35 55 55 100 100
terbakar di tangan
5. Merasa nyeri atau 0 0 25 25 40 40 10 10 25 25 100 100
seperti ditusuk-
tusuk
6. Merasa kaku di 0 0 10 10 35 35 45 45 10 10 100 100
tangan
7. Merasa gatal 0 0 10 10 15 15 45 45 30 30 100 100
ditangan
8. Tangan terasa 10 10 15 15 25 25 15 15 35 35 100 100
dingin
9. Kulit tampak 0 0 60 60 5 5 30 30 5 5 100 100
kering
10 Sulit 30 35 35 30 35 35 0 0 0 0 100 100
. membedakan
suhu panas dan
dingin

Berdasarkan tabel diatas, tidak terjadi peningkatkan sensitivitas tangan pasien


DM sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok kontrol. Hal tersebut
dapat dilihat pada saat pre test banyak responden menjawab “selalu” dan “sering”
terkait pertanyaan gejala neuropati yang diberikan. Pada saat post test mayoritas jumlah
responden masih menjawab sama seperti pada saat pre test. Hal tersebut karena
responden tidak mendapatkan terapi pijat tangan yaitu SATASIMA sehingga gejala
neuropati yang dirasakan masih tetap sama bahkan mengalami peningkatan gejala .

B. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menilai perbedaan tingkat sensitivitas tangan
responden pada kelompok eksperimen dan kontrol serta melihat pengaruh SATASIMA
terhadap tingkat sensitivitas tangan penderita DM. Hasil penelitian dikatakan berpengaruh
jika p value < α (0,05) Uji normalitas dilakukan sebelum data dilakukan uji statistik untuk
melihat bahwa data terdistribusi normal dan layak diujikan.
Tabel 5
Uji Normalitas Data Sensitivitas Tangan Pre Test dan Post Test pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel N p value
Kelompok eksperimen tangan kanan
Pre test 20 0,000
Post test 20 0,001
Kelompok kontrol tangan kanan
Pre test 20 0,245
Post test 20 0,003
Kelompok eksperimen tangan kiri
Pre test 20 0,017
Post test 20 0,008
Kelompok kontrol tangan kiri
Pre test 20 0,334
Post test 20 0,827

Tabel 5 menunjukkan uji normalitas data dari uji Shapiro-Wilk didapatkan hasil pada
kelompok eksperimen pretest dan post test sensitivitas tangan kanan dan kiri data tidak
terdistribusi normal dengan p value 0,000 & 0,001 pada sensitivitas tangan kanan dan
0,017 & 0,008 pada sensitivitas tangan kiri sehingga < α (0,05). Kelompok kontrol untuk
tingkat sensitivitas tangan kanan tidak terdistribusi normal dengan nilai p value pre test
dan post test 0,245 dan 0,003, sedangkan untuk kelompok kontrol tingkat sensitivitas
tangan kiri terdistribusi normal dengan p value pre test dan post test adalah 0,334 dan
0,827 yang berarti p value < α (0,05).
Uji statistik yang digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap kelompok
eksperimen pre test dan post test dilakukan intervensi pada tangan kanan dan kiri serta
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan pada tangan kanan yaitu menggunakan uji
Wilcoxon, sedangkan kelompok kontrol pada tangan kiri menggunakan uji Dependent T
Test. Perbedaan tingkat sensitivitas tangan kanan dan kiri yang dilakukan intervensi pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dilakukan intervensi yaitu
menggunakan uji Mann Whitney. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan program
komputer dan didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Uji homogenitas tingkat sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri pre test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol

Tabel 6
Uji Homogenitas Tingkat Sensitivitas Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pre Test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Mean SD p value


Kelompok Eksperimen Tangan Kanan 7,68 1,92
Kelompok Kontrol Tangan Kanan 0,336
6,93 2,14
Kelompok Eksperimen Tangan Kiri 7,75 1,96
0,683
Kelompok Kontrol Tangan Kiri 6,50 1,72

Tabel 6 dari uji statistik didapatkan nilai mean tingkat sensitivitas tangan kanan
dan kiri sebelum dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen adalah 7,68 dan
7,75 dengan standar deviasi 1,92 dan 1,96. Pada kelompok kontrol adalah 6,93 dan
9,50 dengan standar deviasi 2,14 dan 1,72. Hasil analisa didapatkan nilai p value
0,336 dan 0,683 > α (0,05). Jadi pre test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri adalah homogen.

2. Uji Homogenitas Tingkat Sensitivitas Tangan Kanan dan Tangan Kiri Post Test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 7
Uji Homogenitas Tingkat Sensitivitas Tangan Kanan dan Tangan Kiri Post Test
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Mean SD p value


Kelompok Eksperimen Tangan Kanan 8,13 2,09
Kelompok Kontrol Tangan Kanan 0,359
7,16 1,75
Kelompok Eksperimen Tangan Kiri 8,05 1,97
0,079
Kelompok Kontrol Tangan Kiri 6,45 1,20

Tabel 7 dari uji statistik didapatkan nilai mean tingkat sensitivitas tangan
kanan dan kiri setelah dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen adalah 8,13
dan 8,05 dengan standar deviasi 2,09 dan 1,97. Pada kelompok kontrol adalah 7,16
dan 6,45 dengan standar deviasi 1,75 dan 1,20. Hasil analisa didapatkan nilai p value
0,359 dan 0,079 > α (0.05). Jadi post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri adalah homogen.

3. Perbedaan Sensitivitas Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Eksperimen setelah Melaksanakan Terapi SATASIMA.
Tabel 8
Perbedaan Sensitivitas Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Eksperimen setelah Melaksanakan Terapi SATASIMA

Variabel N Mean SD p value


Kelompok eksperimen tangan kanan
Pre test 20 7,68 1,92
0,040
Post test 20 8,13 2,09
Kelompok eksperimen tangan kiri 20 7,75 3,00
Pre test 20 8,05 3,33 0,009
Post test
Tabel 8 pada kelompok eksperimen yang dilakukan uji Wilcoxon didapatkan
mean sensitivitas tangan kanan dan kiri responden sebelum diberikan intervensi yaitu
7,68 dan 7,75 dengan standar deviasi 1,92 dan 3,00 dan sesudah diberikan intervensi
didapatkan 8,13 dan 8,05 dengan standar deviasi 2,09 dan 3,33. Hasil analisa data
diperoleh p value 0,040 dan 0,009 < α (0,05), jadi dapat disimpulkan ada perbedaan
mean sensitivitas tangan kanan dan kiri sebelum dan sesudah melaksanakan terapi
SATASIMA pada kelompok eksperimen.

4. Perbedaan Sensitivitas Tangan Kanan dan Kaki Tangan Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Kontrol tanpa Melaksanakan Terapi SATASIMA
Tabel 9
Perbedaan Sensitivitas Tangan Kanan dan Tangan Kiri Pre Test dan Post Test pada
Kelompok Kontrol tanpa Melaksanakan Terapi SATASIMA
Variabel N Mean SD p value
Kelompok kontrol Tangan kanan
Pre test 20 6,93 2,14 0,674
Post test 20 7,16 1,75
Variabel N Mean SD P value
Kelompok kontrol Tangan kiri 20 6,50 1,72
Pre test 20 6,45 1,20 0,953
Post test
Berdasarkan tabel 9 kelompok kontrol tangan kanan yang dilakukan uji Wilcoxon
dan tangan kiri yang dilakukan uji Dependent T Test didapatkan mean sensitivitas
tangan kanan responden sebelum dan sesudah tanpa diberikan intervensi adalah 6,93
dan 7,16 dengan standar devisiasi 2,14 dan 1,75 sedangkan tangan kiri yaitu 6,50 dan
6,45 dengan standar deviasi 1,72 dan 1,20. Hasil analisa didapatkan nilai p value
tangan kanan 0,674 > α (0,05) dan tangan kiri 0,953 > α (0,05). jadi dapat disimpulkan
tidak ada perbedaan antara mean sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri sebelum dan
setelah tanpa melaksanakan terapi SATASIMA.

5. Perbedaan Sensitivitas Tangan pada Kelompok Eksperimen setelah Diberikan Terapi


SATASIMA dan Kelompok Kontrol tanpa Diberikan Intervensi.
Tabel 10
Pengaruh Pemberian Terapi SATASIMA terhadap Tingkat Sensitivitas Tangan pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Mean SD p value


Kelompok Eksperimen Tangan Kanan 8,13 2,09
Kelompok Kontrol Tangan Kanan 7,16 1,75 0,023

Kelompok Eksperimen Tangan Kiri 8,05 1,97


0,001
Kelompok Kontrol Tangan Kiri 6,50 1,20

Tabel 10 menunjukkan post test sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan perbedaan yang signifikan
yaitu p value 0,023 < α (0,05) pada tingkat sensitivitas tangan kanan dan p value 0,001
< α (0,05) pada tingkat sensitivitas tangan kiri. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan dari pemberian terapi SATASIMA terhadap tingkat
sensitivitas tangan penderita DM.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian
Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan untuk menjelaskan gambaran
karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
pekerjaan, lama menderita DM, obat yang dikonsumsi dan pembahasan tentang
sensitivitas tangan responden sebelum dan sesudah melaksanakan terapi SATASIMA
pada kelompok eksperimen dan kontrol. Analisis data bivariat digunakan untuk melihat
perbedaan sensitivitas tangan pada kelompok eksperimen dan kelompok konntrol.
1. Analisis Univariat
a. Umur
Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden menurut umur dengan
rentang usia yaitu 45-55 tahun berjumlah 22 responden (55 %), 56-65 tahun
berjumlah 17 responden (42,5%) dan usia 66-75 tahun berjumlah 1 responden
(2,5%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Penelitian yang di lakukan oleh
Rabrusun (2014) yang menunjukkan bahwa pada umur ≥ 45 tahun mempunyai
risiko 1,69 kali lebih besar mengalami kejadian DM Tipe 2 dibandingkan dengan
umur < 45 tahun.
Umur merupakan salah satu faktor risiko alami. Faktor umur
mempengaruhi kesehatan seseorang. Umur yang semakin bertambah juga akan
menyebabkan kemampuan mekanisme kerja bagian-bagian organ tubuh
seseorang semakin menurun (Nilawati dkk, 2008). Aktivitas sel beta untuk
menghasilkan insulin menjadi berkurang dan sensitivitas sel-sel jaringan
menurun sehingga tidak menerima insulin (Hasdianah, 2012).
b. Jenis Kelamin
Hasil penelitian diperoleh sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 30 responden (75%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Andraini (2017) yang dilakukan di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Riau,
diperoleh data bahwa jumlah responden yang menderita DM kebanyakan adalah
perempuan dibandingkan laki-laki, dengan jumlah perempuan adalah 76,7% dan
laki-laki 23.3%.
Article review oleh Fatimah (2015) mengemukakan bahwa kejadian DM
pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena secara fisik wanita
memiliki peluang peningkatan IMT (Indeks Masa Tubuh) lebih besar. Persentase
timbunan lemak badan pada wanita yanglebih besar dibandingkan dengan laki-
laki menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan sensitivitas terhadap kerja
insulin pada otot dan hati, hal ini dapat terjadi salah satunya karena aktifitas fisik
pada wanita juga lebih ringan dari pada pria dimana responden pada penelitian
ini rata-rata bekerja sebagai ibu rumah tangga.
c. Pendidikan
Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden menurut pendidikan
mayoritas adalah SMA yaitu sebanyak 16 responden (40%) dan yang paling
sedikit adalah PT yaitu sebanyak 3 responden (7,5%). Sutrisno (2011)
mengemukakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang,
maka akan semakin mudah pula dalam menerima informasi yang pada akhirnya
makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya jika pendidikan
rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Menurut asumsi peneliti pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan
mempengaruhi sikap dalam mengambil keputusan untuk mempertahankan status
kesehatannya. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sikap yang baik pula
sehingga lebih terbuka dalam menerima informasi dan saran, khususnya tentang
penatalaksanaan diabetes melitus yang terkait dengan terapi SATASIMA
terhadap tingkat sensitivitas tangan penderita DM
d. Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan kelompok responden eksperimen dan kontrol
mayoritasnya adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu 26 responden (65%).
Penelitian yang dilakukan oleh Rondonuwu, Rompas, dan Bataha (2016) juga
menunjukan hasil yang sama yaitu distribusi responden menurut pekerjaan
menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai IRT
yaitu sebanyak 13 responden (40,6%).
American Diabetes Association (2011) menyatakan bahwa aktivitas fisik
memiliki manfaat yang besar karena kadar glukosa dapat terkontrol melalui
aktivitas fisik serta dapat mencegah terjadinya komplikasi. Salah satu komplikasi
terjadi pada tangan dan kaki yaitu neuropati, yang berpengaruh terhadap
sensitivitas tangan dan kaki sebagai tanda yang berpengaruh terhadap gejala
terjadinya komplikasi.
Sudoyo (2009) mengemukakan pada aktivitas fisik akan terjadi peningkatan
aliran darah, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler yang terbuka hingga
lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor tersebut menjadi lebih aktif.
e. Obat oral DM yang dikonsumsi
Karakteristik obat oral DM yang dikonsumsi pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol didapatkan bahwa sebagian besar adalah obat Metformin
yaitu sebanyak 29 responden (72,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian Sari
(2014) di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru dimana dari 96 responden terdapat
53 orang (55,2%) yang mengkonsumsi obat oral antihiperglikemik oral
Metformin.
Menurut Nita, Yuda, dan Nugraheni (2012) efek utama dari Metformin
adalah menurunkan “Hepatic Glucose Output” dan menurunkan kadar glukosa
puasa. Metformin merupakan obat lini pertama yang digunakan untuk pasien
DM tipe 2 yang baru didiagnosis. Metformin tidak merangsang sekresi insulin
sehingga tidak menyebabkan hipoglikemia ataupun peningkatan berat badan
(Perkeni, 2015). Berdasarkan pengalaman responden dari penelitian yang
sebagian besar mengkonsumsi Metformin, mereka mengatakan tidak terdapat
keluhan setelah mengkonsumsi obat, tidak mengalami peningkatan berat badan
bahkan tidak mengalami hipoglikemik.
f. Lama Menderita DM
Karakteristik lamanya menderita DM pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol didapatkan bahwa sebagian besar adalah 1-5 tahun yaitu 32
responden (80 %). Hal ini sejalan dengan penelitian Andi (2012) Dimana dari 14
responden terdapat 13 orang yang lama menderita DM <10 tahun, dan hanya 1
orang yang lama menderita DM ≥ 10 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Reid dan Walker (2009) menunjukkan ada
kaitan antara lama menderita DM dengan kualitas hidup penderitanya. Lamanya
menderita DM dan terapi yang dilakukan dapat menyebabkan terganggunya
psikologis, fungsional, kesehatan, dan kesejahteraan pasien. Keadaan
hiperglikemi yang secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan timbulnya komplikasi. Komplikasi yang timbul berupa
komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler sehingga dapat menyebabkan
terganggunya fisiologis penderitanya dan menyebabkan kualitas hidupnya
berkurang.
g. Gambaran pre test dan post test gejala neuropati responden
Responden dalam penelitian mayoritas mengalami gejala neuropati pada
tangan akibat komplikasi mikrovaskuler dari diabetes mellitus. Sebelum
dilakukan terapi SATASIMA, rata-rata responden sering dan selalu mengalami
gejala seperti kesemutan, mati rasa/kebas, sulit membedakan suhu panas dan
dingin, tangan kering, terasa dingin, dan nyeri seperti ditusuk-tusuk. setelah
diberikan intervensi, terjadi penurunan jumlah responden yang memilih
menjawab “selalu” dan “sering”. Hal tersebut karena responden telah
mendapatkan terapi pijat tangan yaitu SATASIMA sehingga gejala neuropati
yang dirasakan berkurang. Namun pada kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan terapi pijat tangan yaitu SATASIMA, gejala neuropati yang
dirasakan masih tetap sama pada saat pre test dimana mayoritas juga selalu
mengalami gejala neuropati ekstremitas atas (tangan) bahkan mengalami
peningkatan gejala .
2. Analisa Bivariat
a. Perbandingan sensitivitas tangan kanan dan kiri sebelum dan sesudah
melaksanakan terapi SATASIMA pada kelompok eksperimen
Uji statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh mean sensitivitas
tangan kanan dan kiri responden sebelum diberikan intervensi yaitu 7,68 dan 7,75
dengan standar deviasi 1,92 dan 1,96, dan sesudah diberikan intervensi didapatkan
8,13 dan 8,05 dengan standar deviasi 2,09 dan 1,97. Hasil analisis data diperoleh p
value 0,040 dan 0,009 < α (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
signifikan peningkatan sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri pada kelompok
eksperimen.
Kebiasaan maupun perilaku masyarakat seperti kurang menjaga kebersihan
tangan akan berisiko terjadi perlukaan pada daerah tangan maupun jari-jari tangan.
Keadaan tangan yang terluka dan tidak ditangani secara tepat dapat berkembang
menjadi suatu tindakan pemotongan amputasi tangan. Adanya luka dan masalah
lain pada tangan merupakan penyebab utama kesakitan morbiditas,
ketidakmampuan disabilitas, dan kematian mortalitas pada seseorang yang
menderita diabetes melitus (Soegondo, 2009).

b. Perbandingan sensitivitas tangan kanan dan kiri sebelum dan sesudah tanpa
melaksanakan terapi SATASIMA pada kelompok kontrol
Uji statistik untuk kelompok kontrol yaitu uji Wilcoxon pada tangan kanan
dan uji Dependent T Test pada tangan kiri didapatkan mean sensitivitas tangan
kanan dan tangan kiri responden pre test tanpa diberikan intervensi yaitu 6,93 dan
6,50 dengan standar deviasi 2,14 dan 1,72. Nilai mean post test yaitu 7,16 dan
6,45 dengan standar deviasi juga 1,75 dan 1,20. Hasil analisa data diperoleh p
value 0,674 dan 0,953 > α (0,05). Jadi, dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
antara mean sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri sebelum dan setelah tanpa
melaksanakan terapi SATASIMA.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Hasneli,
dan Novayelinda (2012) tentang pelatihan Senam Kaki Alat Pijat Kayu
(SENAYU) terhadap sensitivitas kaki pasien DM yang menyatakan bahwa tidak
ada perbedaan median sensitivitas kaki kanan dan kaki kiri pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah tanpa diberikan intervensi.
Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan responden untuk mengatasi gejala neuropati pada tangan seperti rasa
kesemutan, rasa tertusuk, kaku, rasa kebas/mati rasa, dan sulit membedakan suhu
panas dan suhu dingin. Berdasarkan hasil wawancara mayoritas responden pada
penelitian ini membiarkan masalah yang dirasakan dan ada juga dengan cara
memijat tangan secara manual untuk mengurangi gejala neuropati yang dirasakan.
Kegiatan yang biasa dilakukan responden tersebut tidak meningkatkan sensitivitas
kaki dibandingkan dengan responden yang melakukan terapi SATASIMA.
c. Perbandingan sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri sesudah melaksanakan
terapi SATASIMA pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
Hasil uji Mann Whitney didapatkan hasil mean post test tangan kanan dan
tangan kiri pada kelompok eksperimen adalah 8,13 dan 8,05 dengan standar
deviasi 2,09 dan 1,97, sedangkan pada kelompok kontrol nilai mean sensitivitas
tangan post test 7,16 dan 6,50 dengan standar deviasi 1,75 dan 1,20. Hasil uji
statistik diperoleh pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk sensitivitas
tangan kanan adalah p value 0,023 < α (0,05). Sedangkan p value pada tangan kiri
pada kedua kelompok yaitu 0,001 < α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan pemberian terapi SATASIMA (Sarung Tangan
Refleksi Manual) terhadap tingkat sensitivitas tangan penderita diabetes mellitus.
Pada tangan kiri diperoleh p value lebih signifikan dibandingkan dengan p
value pada tangan kanan. Hal tersebut disebabkan karena mayoritas masyarakat
Indonesia menggunakan tangan kanan dalam bekerja sehingga tingkat sensitivitas
tangan kanan menjadi lebih rendah dibandingkan tangan kiri.
Melakukan terapi pijat refleksi seperti SATASIMA pada pasien diabetes
mellitus sangat diperlukan untuk meningkatkan sensitivitas tangan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Lisnawati, Hasneli, dan Hasanah (2015) bahwa terdapat
perbedaan tingkat sensitivitas tangan dan kaki antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol setelah diberikan terapi pijat refleksi pada pasien DM tipe 2
dengan p value = 0,001.
Adanya perbedaan ataupun pengaruh yang bermakna tingkat sensitivitas
tangan pada kelompok eksperimen karena proses terapi refleksi tangan yang
dilakukan. Teknik akupresur dan penggunaan sarung tangan tebal dalam
penelitian SATASIMA membuat aliran darah ke perifer (ujung-ujung jari tangan)
menjadi lancar karena terjadinya vasodilatasi pembuluh darah akibat penggunaan
sarung tangan tebal yang berfungsi menghangatkan tangan sehingga gejala
neuropati pada tangan dapat teratasi.
Selain itu kelompok eksperimen sangat antusias dalam menjalankan proses
penelitian SATASIMA. Mereka sangat menyukai terapi tangan yang dilakukan.
Mayoritas responden mengatakan tangan terasa lebih enak setelah dilakukan terapi
SATASIMA. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sangat kooperatif
dalam menjalankan penelitian karena hal tersebut didukung oleh latar belakang
pendidikan responden.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian tentang pengaruh SATASIMA terhadap tingkat sensitifitas tangan
penderita DM tipe 2 dan analisis gejala neuropati yang dilakukan oleh mahasiswa
menggunakan experimental method learning telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Rejosari, Pekanbaru dari tanggal 21 Maret - 24 April 2019. Didapatkan hasil bahwa
mayoritas yang menderita DM tipe 2 umur yang terbanyak adalah 45-55 tahun 22
responden (55 %), jenis kelamin perempuan 30 responden (75 %), pendidikan terakhir
SMA 16 responden (40 %), pekerjaan IRT 26 responden (65 %), lama menderita DM 1-5
tahun 32 responden (80 %), dan obat oral diabetes yang dikonsumsi adalah Metformin
sebanyak 29 responden (72,5 %).
Hasil uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen tangan kanan dan tangan kiri sebelum
dan sesudah menggunakan SATASIMA didapatkan hasil p value 0,04 dan 0,009 < α
(0,05), jadi dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian SATASIMA terhadap
peningkatan sensitifitas tangan penderita DM tipe 2. Pada kelompok kontrol dilakukan
uji Wilcoxon pula dimana didapatkan hasil p value 0,162 > α (0,05). Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara kadar gula darah pre test dan post test
pada kelompok kontrol tanpa mengkonsumsi rebusan daun paitan.
Hasil uji Mann Whitney pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
menunjukkan post test sensitivitas tangan kanan dan tangan kiri pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan perbedaan yang signifikan yaitu p value
0,023 < α (0,05) pada tingkat sensitivitas tangan kanan dan p value 0,001 < α (0,05) pada
tingkat sensitivitas tangan kiri. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan dari pemberian terapi SATASIMA terhadap tingkat sensitivitas tangan
penderita DM.
Berhasilnya penelitian tersebut menunjukkan bahwa telah mampu nya mahasiswa
dalam memberikan terapi SATASIMA kepada penderita DM dengan baik dan benar
serta mahasiswa mampu menganalisis gejala neuropati pada pasien DM yang
ditunjukkan dari data-data neuropati sebanyak 40 responden pre test dan post test
pemberian terapi SATASIMA dengan hasil yang didapatkan adalah terjadi pengurangan
keluhan gejala neuropati setelah dilakukan terapi pada kelompok eksperimen dan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna untuk kelompok kontrol.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi penelitian lebih dalam lagi
untuk peneliti selanjutnya tentang pengobatan alternatif dengan terapi SATASIMA pada
penderita DM berdasarkan aktivitas penderita. Saat melakukan penelitian, untuk faktor
perancu yaitu asupan diet, aktivitas fisik, agar dapat dikontrol dan dibahas lebih detail di
pembahasan karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kadar gula darah yang
nantinya akan mempengaruhi tingkat sensitivitas tangan penderita DM.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. (2017). Pengaruh program diet DM-Disc terhadap indeks massa tubuh (IMT)
pasien diabetes mellitus tipe 2. Pekanbaru. Program Studi Ilmu Keperawatan.
Universitas Riau.
Agustina, E., Hasneli, Y., & Novayelinda, R. (2017). Efektifitas pelatihan senam kaki alat
pijat kayu (Senayu) terhadap sensitivitas kaki pasien diabetes mellitus tipe 2. Vol. 4,
No. 1. Pekanbaru. Jom PSIK. Diperoleh tanggal 08 juni 2019 dari
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article
American Diabetes Association (ADA). (2011). Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. Diabetes care.
Buckman, R. & Donelly, R. (2015). Buku pegangan diabetes. Edisi 4. Jakarta: Bumi Medika.
Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.

Dharma, K.K. (2015). Metodologi penelitian keperawatan (panduan melaksanakan dan


menerapkan hasil penelitian). Edisi revisi 2015. Jakarta: CV. Trans Info Medika.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2017. Rekapan Penyakit Diabetes Mellitus Kota
Pekanbaru.

Fatimah, R.N. (2015). Diabetes Melitus tipe 2.Vol. 4.Lampung.J Majoriti. Diperoleh tanggal
29 Juli 2018 darijuke.kedokteran.unila.ac.idindex.phpmajorityarticledownload615619
Haerani, H. 2018. Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen Terhadap Peserta Didik.

Hasdianah. (2012). Mengenal diabetes mellitus. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hasneli, Y. 2014. “Tempura” (coconut shells) as a foot exercise therapy on blood


circulation and sensitivity foot for diabetic patients. Proceeding 2014 Riau
International Nursing Conference. International Nursing Conference, November 12-
13 2014.

Hasneli, Y. N. 2016. Pengaruh Pijat Kaki Titik 17 Dan Mendengarkan Murrotal Al-Quran
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Tipe 2.Pekanbaru.
Hidayat, A.A.A. (2012). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah (edisi 2). Jakarta:
Salemba Medika.

International Diabetes Federation. 2017. Diabetes atlas. (8thed). Diperoleh tanggal 15


Oktober 2018 dari www.diabetesatlas.org

Krisnatuti, D., Yenrina, R., & Rasjmida, D. 2014. Diet Sehat Untuk Pasien Diabetes Mellitus.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Lisnawati, R., Hasneli, Y., & Hasanah, O. (2017). Perbedaan sensitivitas tangan dan kaki
sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat refleksi pada penderita diabetes mellitus
tipe 2. Vo.2 No 2. Diperoleh pada 7 Mei 2019 dari
https://media.neliti.com/media/publications/185064-ID-perbedaan-sensitivitas-tangan-
dan-kaki-s.pdf

Mahendra, B. & Ruhito, F. 2009. Pijat Kaki untuk Kesehatan. Jakarta: Penebar Plus+.

Mangoenprasodjo, A. S. & Hidayati, S. M. 2005. Terapi Alternatif dan Gaya Hidup


Sehat.Yogyakarta: Pradipta Publishing.

Nita, Y. Yuda, A., & Nugraheni. (2012). Gambaran pengetahuan pasien tentang diabetes
mellitus dan obat anti diabetes oral. Diperoleh pada tanggal 28 April 2019 dari
http://jfionline.org/index.php/jurnal/article/view/97

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oktaviah, Hasneli, dan Agrina. 2014. Senam Kaki Diabetik Dengan Menggunakan Bola
Plastik Efektif Terhadap Peningkatan Sensitivitas Kaki Pada Pasien Dm Tipe 2.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2015. Konsensus: Pengelolaaan dan pencegahan


diabetes melitus tipe 2 di Indonesia, diperoleh tanggal 8 juli 2019 dari
http://pbperkeni.or.id/newperkeni/wp-
content/plugins/downloadattachments/schedules/download.php?id=109

Rabrusun, A.N. (2015). Hubungan antara umur dan indeks massa tubuh dengan kejadian
diabetes mellitus tipe 2 di poliklinik interna BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Diperoleh pada tanggal 28 April 2019 dari http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads/2015/02/asmi.pdf
Reid, M.K.T & Walker, S.P. (2009). Quality of life in carribbean youth with diabetes. West
Indian Med J, 58 (3): 250-256. Diperoleh tanggal 28 April 2019 dari
http://carribean.scielo.org/scielo.php?pid=S0043-
31442009000300011&script=sci_arttext&tlng=en
Rondonuwu, R.G., Rompas, S., & Bataha, Y. (2016). Hubungan antara perilaku olahraga
dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus di wilayah kerja psukesmas
wolang kecamatan langowan timur. Vol.4 No.1. Sam Ratulangi. Diperoleh pada
tanggan 08 mei 2019 dari httpsmedia.neliti.commediapublications110128-ID-
hubungan-antara-perilaku-olahraga-dengan.pdf
Rubenstein, D., Wayne, D., & Bradley, J. 2007. Lecture notes: Kedokteran klinis (Annisa
Rahmalia, Penerjemah.)(6thed). Jakarta: Erlangga.

Russel, D.M. 2011. Bebas Dari 6 Penyakit Paling Mematikan.Yogyakarta: MedPress.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan (Edisi 2). Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Silva, N. C. M., Chaves, E. C. L., Carvalho, L. C., Iunes, D. H., & Carvalho, E. C. 2015.
Foot Reflexology In Feet Impairment Of People With Type 2 Diabetes Mellitus:
Randomized Trial. Diperoleh tanggal 12 Januari 2016 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4623722/pdf/0104-1169-rlae-23-04-
00603.pdf

Soegondo. (2009). Melawan diabetes dengan banyak beraktivitas. Diperoleh pada tanggal 08
Mei 2019 dari http://www.indodiabetes.com

Sudoyo, Aru W, dkk. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam; diabetes mellitus di Indonesia.
Edisi ke-V (jilid 2). Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Sutrisno, E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Tandra, H. 2007. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Surabaya:
EGC.

Wahyuni, S. 2014. Pijat Refleksi untuk Kesehatan. Jakarta Timur: Dunia Sehat.

Wijonarko. 2009. Manajemen Ulkus Kaki Diabetik. Diperoleh tanggal 5 November 2012 dari
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/52979103?
extension=docx&ft=1360888014&lt=1360891624&uahk=ExDt7JZNo2Ynu8XW/
+F+z59foPk.

World Health Organization. 2016. Global report on diabates, diperoleh tanggal 15 Oktober
2018 dari http://www.who.int/diabetes/global-report/en

Yuhelma., Hasneli, Y dan Nauli, F. 2015. Identifikasi dan Analisis Komplikasi


Makrovaskuler dan Mikrovaskuler Pada Pasien Diabetes Melitus.Pekanbaru.
Universitas Riau.
Lampiran 1

REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN TERAPAN

Judul : Pembuatan SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi


Manual) dan Analisis Diabetic Neurophaty dengan
Menggunakan Experimental Method Learning
Skema Hibah : Penelitian Terapan
Peneliti : Yesi Hasneli N, S. Kp., MNS
Bayhakki, M.Kep., Sp. KMB., PhD
Erika, S. Kp. M.Kep., Sp.Mat
Nama Ketua : Yesi Hasneli N, S. Kp., MNS
NIDN : 0028127310
Perguruan Tinggi : Universitas Riau
Nama Anggota 1 : Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., PhD
NIDN : 0021018002
Nama Anggota 2 : Erika, S. Kp, M.Kep., Sp.Mat
NIDN : 0009087005
Tahun Pelaksana : 2019
Dana yang Disetujui : Rp. 20.000.000,-

I.Belanja Bahan Habis Pakai


Item Bahan Volume Satuan Biaya Total
(Rp) (Rp)
Sarung tangan 60 Buah 30.000 1.800.000
warna
Sarung tangan 60 Buah 20.000 1.200.000
putih
Kelereng 2 Bungkus 34.000 68.000
Stik 125 Buah 8000 1.000.000
Monofilamen
Benang nilon 3 Gulungan 10.000 30.000
Lem 2 Buah 12.500 25.000
Handscoon 120 Buah 10.000 1.200.000
Glucometer 5 Buah 600.000 3.000.000
Lancet 5 Kotak 20.000 100.000
Strip 5 Kotak 90.000 450.000
Alkohol Swab 5 Kotak 35.000 175.000
Kertas A4 2 Rim 55.000 110.000
Tinta Printer 1 botol 60.000 60.000
hitam
Tinta Printer 1 paket 80.000 80.000
warna
Sub Total Rp. 9.298.000

II. Sewa
Item Bahan Volume Satuan Biaya Total
(Rp) (Rp)
Sewa ruang 2 Paket 1.000.000 2.000.000
pertemuan
Sub Total 2.000.000

III. Perjalanan
Item Bahan Volume Satuan Biaya Total
(Rp) (Rp)
Transportasi 8 orang 200.000 1.600.000
anggota
Tiket Pesawat 1 orang 2.300.000 2.300.000

Sub Total Rp. 3.900.000

III. Honorarium
Item Bahan Volume Satuan Biaya Total
(Rp) (Rp)
Melakukan 8 orang 300.000 2.400.000
Penelitian
Sub Total Rp. 2.400.000

III. Lain-lain
Item Bahan Volume Satuan Biaya Total
(Rp) (Rp)
Makanan 8 orang 40.000 320.000
anggota/snak
makanan/snak 152.000
Publikasi jurnal 1 manuskrip 500.000 500.000
Penginapan/hotel 1 orang 500.000 500.000
Oral Presentasi 1 orang 750.000 750.000
\materai 30 buah 6000 180.000
Sub Total Rp. 2.402.000
Total Keseluruhan Rp. 20.000.000

Lampiran 2. Biodata Peneliti dan Anggota


Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Yesi Hasneli N, SKp, MNS
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19730128 2005012 003
5 NIDN 0028127310
6 Tempat dan Tanggal Lahir Pekanbaru. 28 Januari 1973
7 Alamat Rumah Jl. Mangga No. 31 Sukajadi Pekanbaru
9 Nomor Telepon/Faks/ HP 0761-31162 / 081365021128
10 Alamat Kantor Jl. Pattimura Gedung G No. 9 Gobah Pekanbaru
11 Nomor Telepon/Faks 0761-31162/ 0761-859258
12 Alamat e-mail yesi_zahra@yahoo.com
13 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 320 orang
14. Mata Kuliah yg Diampu 1. Keperawatan Medikal Bedah
2. Keperawatan Gawat Darurat
3. Terapi Modalitas
4. Sistem Endokrin
5. Sistem Kardiovaskuler
6. Metodologi Penelitian
7. Ilmu Kewirausahaan
8. Ilmu Keperawatan Dasar
9. Penulisan Ilmiah
10. Publikasi Ilmiah
11. Etika dan Hukum
12. Manajemen Disaster dll
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Padjadjaran Prince of Songkla University
Tinggi
Bidang Ilmu Keperawatan Master of Nursing
Tahun Masuk-Lulus 1998-2000 2007-2009
JudulSkripsi/Thesis/Dis Karakteristik Individu yang The Effect of a Health Belief
ertasi Mengalami Kecemasan pada Model Based Education
Klien Hipertensi Usia Madya di Program to Prevent Diabetes
Puskesmas Cikeruh dan Complications on Dietary
Puskesmas Tanjung Sari Behaviors of Indonesian Adults
Kabupaten Sumedang Bandung with Type 2 Diabetes Mellitus
Nama Drs. Udin Naziruddin, SKM Asst. Prof. Dr. Ploenpit
Pembimbing/Promotor Nani Avianti, SKp Thaniwattananon
Asst. Prof. Dr. Kanittha Naka
C. Pengalaman Penelitian
No Sumber Jut
Tahun Judul Penelitian
. Dana a
Kualitas Perawatan Ulkus Dekubitus di Rumah Sakit: Evaluasi dan DIPA 38
1 2018
Intervensi
Identifikasi dan Analisis Sensitivitas Kaki dan Glukosa Darah Pasien DIKTI 65
2 2018
Diabetes Setelah Melakukan Terapi Pijat Kaki APIYU (Tahun ke 2)
Identifikasi dan Analisis Sensitivitas Kaki dan Glukosa Darah Pasien DIKTI 52.
3 2017
Diabetes Setelah Melakukan Terapi Pijat Kaki APIYU (Tahun ke 1) 5
BPJS 18
4 2016 Optimalisasi kualitas pengelolaan penyakit kronis di Kota Pekanbaru
0
Pengaruh pijat kaki titik 17 dan mendengarkan murottal Al-Quran DIPA 20
5 2016
terhadap kadar glukosa darah pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 UR
DIPA 14
6 2016 Penerapan model DM-Disc terhadap kepatuhan diet pasien diabetes
UR
Pengaruh terapi pijat refleksi APIYU terhadap sensitivitas dan Mandiri 7
7 2015
peredaran darah kaki dan tangan pasien DM tipe 2
Comparison of effectiveness between plastic ball and Rolls newspaper DIPA 15
8 2015
exercise on feet sensitivity among type 2 diabetic patients UR
Efektifitas TEMPURA (Tempurung Kelapa) sebagai terapi olahraga Mandiri 20
9 2014
kaki terhadap sirkulasi darah dan sensitivitas kaki DM tipe 2
Identifikasi dan analisis kebutuhan home care pada pasien diabetes DIPA 15
10 2014
mellitus di Pekanbaru UR
HIBAH 54
Identifikasi dan analisis Sarana Sanitasi Dasar terhadap kejadian
11 2013 BOPTN
penyakit diare di Daerah Pesisir Provinsi Riau
DIKTI
Effectiveness of a health belief model to increase diabetic patients DIPA 5.5
12 2012 knowledge for preventing Diabetic foot complication UR

Efektifitas pengelolaan air bersih terhadap pencegahan penyakit diare DIPA 15


13 2012
pasca banjir di daerah pesisir Sungai Siak Pekanbaru UR
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyakit kulit (integument) DIPA 15
14 2011
pada warga yang tinggal di pesisir Sungai Siak Pekanbaru. UR
Prince 8
of
The effect of a Health Belief Model based education program to
Songkla
15 2009 prevent diabetes complications on dietary behaviors of indonesian
Universi
adults with type 2 diabetes mellitus.
ty
Thailand
Efektifitas pemberian ASI Ekslusif dan ASI Non Ekslusif terhadap PSIK 4
16 2008
tumbuh kembang bayi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru UR

*Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah
Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi
Internasional, RAPID, Unggulan Stranas, atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
Juta
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber

16
1 2018 Sosialisasi pemberian ASI ekslusif yang benar DIPA

Sosialisasi Pencegahan Risiko Penyakit Kardiovaskuler 5


2 2018 DIPA
Melalui Metoda Cerdik
Penatalaksanaan Hipertensi pada Masyarakat Kelurahan 5
3 2017 PSIK UR
Air Hitam Kecamatan Tampan
Penyuluhan dan Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan SD Al-Ulum
 MANDIR
4 2017 Tekanan Darah dalam Rangka Milad Al-Ulum Islamic Islamic
I
School Pekanbaru School
Pelatihan Pengembangan Terapi Komplementer Pijat
DIPA PSIK
5 2016 Kaki APIYU Pada Keluarga Pasien Diabetes Di 9
UR
Kabupaten XIII Koto Kampar
6 2014 Sosialisasi Terapi Olah Raga Kaki Tempura (Tempurung BOPTN UR 10
Kelapa) terhadap Sensitivitas Kaki Pasien Diabetes
di Puskesmas Bungaraya Siak
7 2014 Pemanfaatan Coklat Hitam untuk Peningkatan Derajat DIPA PSIK 10
Kesehatan Masyarakat di Wilayah Simpang Baru UR
8 2013 Sosialisasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat DIPA UR 3
(STBM) di Pesisir Sungai Siak Pekanbaru Riau
9 2013 Pengkayaan Asuhan Keperawatan pada Kasus RSUD 3
Keperawatan Medical Bedah (KMB) yang Mengacu ARIFIN
pada NANDA, NIC dan NOC ACHMAD
PEKANBA
RU
10 2013 Bakti Sosial Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru PEMDA
Bekerjasama Dengan Yayasan Ecclesia Bagi
Masyarakat Umum
11 2012 Pengenalan dini penyakit Diabetes Mellitus (kencing DIPA 3
manis) dan penatalaksanaannya di Kecamatan Tampan
12 2012 Aplikasi Health Promotion terhadap penggunaan Terapi DIPA UR 3
Non Farmakologi di Wilayah Kerja Puskesmas Pesisir
Sungai Siak Pekanbaru Riau
13 2011 Manfaat diet hipertensi bagi pasien hipertensi PSIK UR
14 2011 Penatalaksanaan pada pasien Dengue Hemorrhagic DIPA UR 3
Fever (DHF) di rumah
15 2008 Pemberdayaan Kader Posyandu dan Pelaksanaan DIPA UR 6.5
Fogging dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah dengue (PSN DBD) di Kelurahan Jadirejo
Kecamatan Sukajadi Pekanbaru

*Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan IPTEKS-SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,


Sibermas, atau sumber lainnya.

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir


No Judul Artikel Ilmiah Volume / Nama Jurnal
Nomor / Tahun
1 Judul Artikel : Hubungan Lama Menjalani Tahun Jurnal
Hemodialisis dengan Inter-Dialytic Weight Gain Publikasi : Keperawatan
(IDWG) pada Pasien Hemodialisis 2017 Padjajaran
Jurnal Nasional
Terakreditasi
2 Perbandingan Kualitas Tidur pada Berbagai Jenis Vol 3 (1), 2012 Jurnal Ners
Dyspnea pasien dengan Gagal Jantung Kongestif Indonesia
3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Klien Vol 2 (2), 2011 Jurnal
Diabetes Mellitus terhadap Perawatan Kaki Keperawatan
Diabetes di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Profesional
Arifin Achmad Pekanbaru Indonesia
4 Efektifitas Pemberian ASI Ekslusif dan ASI Non Vol 1 (2), 2011 Jurnal Ners
Ekslusif terhadap Tumbuh Kembang Bayi di RSUD Indonesia
Arifin Achmad Pekanbaru
5 Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Vol 2 (1), 2010 Jurnal
Pemberantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah Keperawatan
dengue (PSN DBD) di Kelurahan Jadirejo Profesional
Kecamatan Sukajadi Pekanbaru Indonesia
6 The Effect of a Health Belief Model Based Vol 1 (2), 2009 Jurnal
Education Program to Prevent Diabetes Keperawatan
Complications on Dietary Behaviors of Indonesian Profesional
Adults with Type 2 Diabetes Mellitus. Indonesia

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah


Dalam 5 Tahun Terakhir
Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
International Health
Foot Sensitivity Improvement After Environment Technology in
1 Oral Presentation APIYU FOOT MASSAGE In Caring Science Conference.
Diabetes Patients Grandhika Hotel Medan,
27-28 September 2018
Identification and Analysis of Feet Andalas International
1 Oral Presentation
Sensitivity and Blood Glucose of Nursing Conference Inna
Muara hotel Padang, 25-27
Type 2 Diabetic Patients
September 2017
APIYU Reflexology sebagai Alat Rumah Sakit Islam Ibnu
2 Sebagai Pembicara Olahraga Kaki Pasien Diabetes Sina Pekanbaru 12
Mellitus November 2017
Tahun 2016 di
Seminar
Berpikir kritis (critical thinking)
Keperawatan di
untuk meningkatkan kualitas dan
3 Gedung Graha 1 Mei 2016
imolikasinya di bidang pelayanan,
Pena Pekanbaru
pendidikan dan riset keperawatan
(Sebagai
Pembicara)
4 Tahun 2014 di “Tempura”(Coconut Shells) as a 12-13 November 2014,
Riau International footexercisetherapyonbloodcirculat Hotel Arya Duta Pekanbaru
Nursing ionand sensitivityfoot for diabetic Riau
Conference patients
(RINC),
5 Tahun 2013 di 1-2 April 2013, Hotel
Effectiviness of a health belief
Medan Garuda MEDAN
model to increase diabetic patients
International
knowledge for preventing Diabetic
Nursing Confrence
foot complication
(MINC) FKEP
USU MEDAN
6 Tahun 2011 di Faktor-faktor yang berkontribusi November 2011, Hotel Ibis
Seminar Nasional terhadap penyakit kulit Pekanbaru
Keperawatan UR (integument) pada warga yang
tinggal di pesisir Sungai Siak
Pekanbaru.
7 Tahun 2010 di The Effect of a Health Belief Model Mei 2009, Prince of
Prince of Songkla Baseds Education Program to Songkla University Patani,
University Patani, Prevent Diabetes Complications on Thailand
Thailand Dietary Behaviors of Indonesian
Adults with Type 2 Diabetes
Mellitus.
Pekanbaru, 28 Januari 2019

Yesi Hasneli N, S. Kp., MNS

Anggota Peneliti 1
A. Identitas Diri
1  Nama Lengkap (dengan gelar)  Bayhakki, M.Kep, Sp.KMB, PhD
2  Jenis Kelamin  Laki-laki
3  Jabatan Fungsional  Lektor Kepala / IIId
4  NIP/NIK/Identitas lainnya  198001212003121002
5  NIDN  0021018002
6  Tempat, Tanggal Lahir Pekanbaru, 21 Januari 1980
7  E-mail  ba_i_hq@yahoo.com
8  Nomor Telepon/HP  081365240097
9  Alamat Kantor  Kampus UNRI Gobah Gedung G Jl. Pattimura 9
10  Nomor Telepon/Faks  0761-31162
11  Lulusan yang Telah Dihasilkan  S-1 = 15 orang; S-2 = 0 orang; S-3 = 0 orang
12  Nomor Telepon/Faks  0761-589258
1. Keperawatan Medikal Bedah
2. Sistem Perkemihan
13  Mata Kuliah yang Diampu
3. Keperawatan Gawat Darurat

B. Riwayat Pendidikan
  S-1 S-2 S-3
Prince of Songkla
 Nama Perguruan
 Universitas Indonesia Universitas Indonesia  University,
Tinggi
Thailand 
 Bidang Ilmu  Keperawatan Keperawatan  Keperawatan 
 Tahun Masuk-Lulus  1998-2003 2005-2008  2010-2013 
 Judul  Hubungan antara  Dampak Bladder  Living with End
Training Menggunakan
intensitas kunjungan
Modifikasi cara Kozier Stage Renal Disease
keluarga terhadap
pada pasien pascabedah and Hemodialysis
motivasi lansia
Skripsi/Tesis/Disertasi ortopedi yang terpasang of Muslims in
melakukan aktifitas
kateter urin di ruang Pekanbaru,
harian di panti tresna
rawat bedah RSCM Indonesia
werdha Jakarta
Jakarta
 Nama  Rr. Tutik Sri Haryati,  Krisna Yetti, SKp,  Assist. Prof. Urai
Pembimbing/Promotor SKp, M.Kes M.App.Sc Hatthakit, PhD, RN

C. Pengalaman Penelitian
    (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
Jml
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* (Juta
Rp)
Efektifitas konsumsi ekstrak ikan gabus terhadap peningkatan
1 2009  kadar albumin darah pasien dengan sindrom nefrotik dan sirosis  PSIK 6 
hepatis 
 Efektifitas Kasus Pemicu (Trigger Case) pada Mata Kuliah
2  2010 Keperawatan Medikal Bedah di Program Studi Ilmu  Mandiri 2
Keperawatan Universitas Riau
 Faktor-faktor Yang Berkontribusi Terhadap Penyakit Kulit
 PNBP
3  2010 (Integument) Pada Masyarakat di Daerah Pesisir Sungai Siak 5 
UNRI
Pekanbaru
 Identifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Kelompok
4  2013 Berisiko Tinggi Mengalami Penyakit Ginjal Tahap Akhir di  PSIK  3
Pekanbaru
Pembuatan Mobile Infusion Bag Bagi Pasien yang Terpasang
5 2015 DIKTI 52
Infus/Terapi Intravena
Pembuatan Mobile Infusion Bag Bagi Pasien yang Terpasang
6 2016 DIKTI 50
Infus/Terapi Intravena (tahun ke dua)
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber
lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Jml
Sumber*
(Rp)
1 2014 Pelatihan Pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT) Dalam Rangka Pencegahan Penyakit DIPA
10.000.000
Ginjal Tahap Akhir Di PuskesmasPelalawan UR
Kabupaten Pelalawan Riau
2 2015 Pelatihan Pembuatan Perangkap Nyamuk
Sederhana Dalam Rangka Pencegahan Penyakit DIPA
10.000.000
Akibat Nyamuk Di Desa Parit Baru Kabupaten BLU UR
Kampar, Riau
3 2016 Pelatihan Pemeriksaan Fisik Ginjal Dalam
Rangka Pencegahan Penyakit Ginjal Di PSIK UR 3.000.000
Masyarakat Desa Parit Tarantang, Kampar

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI
maupun dari sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
 Perbedaan Tingkat Toleransi Perubahan
 Jurnal Ilmu
1 Irama Sirkadian Perawat Tanpa Kerja Shift  Vol.4,No.02,Mei 2009
Keperawatan
Malam, dengan Dua dan Tiga Shift Malam
 Efektifitas Kasus Pemicu (Trigger Case) Jurnal Keperawatan
pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal Profesional  Vol.2,No.2,Desember
2
Bedah di Program Studi Ilmu Keperawatan Indonesia 2010
Universitas Riau
 Efektifitas Minuman Jahe dalam Jurnal Ners
3 Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Indonesia  Vol.1 No.2,Maret 2011
Hamil Trimester I
Hubungan Kemampuan Keluarga Merawat
 Jurnal Ners  Vol.2 No.1,September
4 Klien Pasca Stroke Dengan Kekambuhan
Indonesia, 2011
Klien Pasca Stroke
Live Experiences of Patients On Nephrology
5 Vol.39 No.4, 2012
Hemodialysis: A Meta-Synthesis Nursing Journal
Meaning of Living With End Stage Renal
Malaysian Journal
6 Disease and Hemodialysis of Muslims in Vol 7 Issue 1, Juli 2015
of Nursing
Pekanbaru: Indonesia: A Qualitative Study

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
 Kunming, Cina
 2012 Kunming International  Self-caring in Islamic Culture of
1 18-20 Oktober
Nursing Conference Muslims with End Stage Renal Disease
2012
 2013 International Nursing  Phuket,
2 Conference on Health, Healing  Adherence: A concept Analysis Thailand, 1-3
and Harmony: Nursing Values May 2013
Identification of Home Care Needs of
12 November
2014 Riau International Nursing Patients with Chronic Kidney Disease
3 2014,
Conference Undergoing Hemodialysis in
Pekanbaru, Riau
Pekanbaru, Indonesia
2015 Java International Nursing Experiences of Receiving Infusion Semarang, 20-21
4
Conference Therapy During Hospitalization Agustus 2015
International Nursing Mobile Infusion Bag for Patients with
Jakarta, 11-12
5 Conference, Muhammadiyah Infusion Therapy: A Developmental
April 2017
University of Jakarta Stage
Self-Caring in Islamic Culture of
Pekanbaru, 14-
Riau International Nursing Muslim Persons with ESRD and
6 15 November
Conference 2018 Hemodialysis: An Ethnographic Study
2018

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
 Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal
1  2013 71   EGC Jakarta
Kronik

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir


No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1  Buku Klien Gagal Ginjal Kronik  2016  Hak Cipta  079411
Alat Mobile Infusion Bag Bagi
2 Pasien yang 2017 Paten P00201606176
Terpasang Infus/Terapi lntravena
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10
Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tempat
No. Tahun Respon Masyarakat
yang Telah Diterapkan Penerapan
1  ---      
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
 Peringkat II Penulis Artikel Internasional pada UR
1  Universitas Riau  2012
Research Award 2012
Prestige Outstanding Thesis Award Doctoral Degree in Prince of Songkla
2 2015
Humanities University
3 Penerima Hak Cipta No 079411 Universitas Riau 2016
4 Satya Lencana Karya Satya 10 tahun Presiden RI 2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

 
Pekanbaru, 28 januari 2019

  (Bayhakki, M.Kep, Sp.KMB, PhD)


Anggota Peneliti 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Erika, S.Kp, M.Kep.,Sp.Mat
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197008092001122001
5 NIDN 0009087005
6 Tempat dan Tanggal Lahir Pekanbaru, 9 Agustus 1970
7 Alamat Rumah Jalan Gelatik No. 8 Sukajadi- Pekanbaru
9 Nomor Telepon/Faks/ HP 08127523843
1 Alamat Kantor Kampus PSIK UR Jl Patimura No. 9 Pekanbaru
0
1 Nomor Telepon/Faks (0761) 31162
1
1 Alamat e-Mail rika_hardi@yahoo.com
2
1 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 150 orang; S-2= -Orang; S-3= - Orang
3
1. Keperawatan Maternitas
2.Manajemen Keperawatan
14. Mata Kuliah yang Diampu

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Universitas Universitas Prince of Songkla
Nama Perguruan Tinggi
Indonesia Indonesia University, Thailand
Keperawata Keperawatan Keperawatan Maternitas
Bidang Ilmu
n Maternitas
Tahun Masuk-Lulus 1998 2005 2018
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Faktor- Faktor-faktor Development and
faktor yang yang Psychometric Evaluation of
mempengar mempengauh a Self-Efficacy in
uhi ibu i konsep diri Performing the Maternal
melakukan perempuan Role Scale inFirst-Time
senam hamil menopause Pregnant Adolescents in
Indonesia
(SEPMRS-Indonesia)

Nama Pembimbing/Promotor Dewi Dra.Junaiti Assoc. Prof. Dr. Nongnut


Irawaty, Sahar,PhD Boonyoung
S.Kp, PhD

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber*
(Juta Rp)
2006 Reducing Anemia in Pregnant Women: Dana mandiri 2.5
1
Strategies and Nurses’ Roles
2007 Optimalisasi tehnik nafas dalam untuk Dana 5
2 menurunkan nyeri fase laten pada persalinan Mandiri
normal
2010 Hubungan ASI ekslusif terhadap tumbuh Dana mandiri 5
3
kembang bayi
2010 Kejadian asfiksia neonatorum pada bayi berat Dana Rutin 2,5
4 basan lahir cukup di RSUD Arifin Achmad UR
Pekanbaru
2016 The Maternal Role Performance among Dana PSU 10
5
Indonesian Pregnant Adolescents
2017 Development and Psychometric Evaluation of a Dana PSU 10
Self-Efficacy in Performing the Maternal Role
6
Scale inFirst-Time Pregnant Adolescents in
Indonesia (SEPMRS-Indonesia)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada MasyarakatDalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
2006 Narasumber pada acara pelatihan home care Panitia
1
usia lanjut
2007 Narasumber seminar sehari deteksi dini kanker PSIK- UR
2
payudara
3 2007 Narasumber MUSDA PPNI PPNI
4 2010 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi PSIK- UR

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir


Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun
Reducing Anemia in Pregnant Proceedings, May More than 2 Decades of
Women: Strategies and Nurses’ 16-17, 2015 Graduate Nursing
1 Roles Study, Prince of
Songkla university-
Thailand
Optimalisasi tehnik nafas dalam Vol 1, No.2 ISSN Jurnal Keperawatan
untuk menurunkan nyeri fase laten 2085-8930, Profesional Indonesia
2
pada persalinan normal Desember 2009

Kejadian asfiksia neonatorum pada Vol 2, No.1 ISSN Jurnal Keperawatan


bayi berat basan lahir cukup di 2085-8930, Juni Profesional Indonesia
3
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru 2010

Hubungan ASI ekslusif terhadap Volume 1 No Jurnal Ners Indonesia


4 tumbuh kembang bayi 1Desember 2010

The effect of deep breathing to ISBN No. 978-602- Prosiding Java


reduce pain during delivery normal 97846-0-2, October International
5
process in laten phase 2010 Conference

Gambaran tingkat pengetahuan ibu Jurnal Teroka, 2007, Jurnal Teroka


hamil tentang anemia akibat ISSN: 1411-0121, No
6. kekurangan zat besi selama 3.
kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas Senapelan Pekanbaru
Tingkat pengetahuan perawat Jurnal penelitian, Jurnal Penelitian
tentang infeksi nosokomial di ISSN: 0825-0585,
7.
ruangan Cendrawasih RSUD Arifin Vol XV, No.2 vol 2
Achmad Pekanbaru nomor 5, 2006
Relation betweenlevel of painful Prosiding Java Prosiding Java
mother’s self care post sectio sesaria International Nursing International Nursing
8. in taking care baby in Eria Bunda Confrence, ISBN No. Confrence
Pediaric and Mother Hospital 978-602-97846-0-2,
Pekanbaru October 2010
Hubungan perubahan fisik dan Prosiding Prosiding Membangun
9. tingkat pengetahuan terhadap membangun masyrakat Riau
konsep diri perempuan menopause masyarakat Riau,
ISBN No. 978-979-
792-139-2

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah


Dalam 5 Tahun Terakhir
Nama Pertemuan
No Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
The effect of deep breathing to reduce
Java International Semarang, 2-3 Oct
1 pain during delivery normal process in
Nursing Confrence 2010
laten phase

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
Buku panduan praktek keperawatan
1 2011 35 UNRI Press
Maternitas
2 Buku panduan penulisan Ilmiah 2010 30 -

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5


Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tempat Respons
No. Tahun
Lainnya yang Telah Diterapkan Penerapan Masyarakat
1 -
2 -

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,


asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 -
2 -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Pekanbaru, 24 Januari 2019
Pengusul,
Erika, S.Kp, M.Kep.,Sp.Mat

Lampiran 3.
Susunan Organisasi Dan Pembagian Tugas Tim Peneliti
NO PENELITI JABATAN TUGAS
1 Yesi Hasneli Ketua Melakukan study pendahuluan ke Puskesmas
0028127310 Memeriksa tingkat sensitivitas tangan, memeriksa
kadar gula darah dan mengajar terapi pijat tangan
SATASIMA pada responden
2 Bayhakki Anggota Mengurus surat izin penelitian
0021018002 Memeriksa tingkat sensitivitas tangan, memeriksa
kadar gula darah dan mengajar terapi pijat tangan
SATASIMA pada responden
3 Surya Wahyuni Mahasiswa Membantu memeriksa tingkat sensitivitas tangan,
1511113150 memeriksa kadar gula darah dan mengajar terapi pijat
tangan SATASIMA pada responden
4 Efriza Resti R Mahasiswa Membantu memeriksa tingkat sensitivitas tangan,
1511110269 memeriksa kadar gula darah dan mengajar terapi pijat
tangan SATASIMA pada responden
5 Veti Erpianti Mahasiswa Membantu memeriksa tingkat sensitivitas tangan,
1511117706 memeriksa kadar gula darah dan mengajar terapi pijat
tangan SATASIMA pada responden
6 Resi Hardianti Mahasiswa Membantu memeriksa tingkat sensitivitas tangan,
1511123873 memeriksa kadar gula darah dan mengajar terapi pijat
tangan SATASIMA pada responden
Lampiran 4.

PEMBUATAN SATASIMA (Sarung Tangan Refleksi Manual)


DAN ANALISIS DIABETIC NEUROPHATY

Kelompok Eksperimen/Kontrol

Kode Responden

A. Data Demografi Responden

Petunjuk pengisian:

Isilah untuk pertanyaan yang disediakan.Berilah tanda check-list (√) pada kotak yang

telah disediakan sesuai dengan jawaban yang anda berikan.

Inisial : ………………

Usia : ……………… tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

Pekerjaan : PNS Wiraswasta

IRT Tidak Bekerja

Pendidikan Terakhir : SD SMP

SMA Perguruan Tinggi


Lama menderita DM : ………………tahun

Obat Oral Antidiabetes : Glibenclamide

Metformin

dll: …………….

Hasil Pengukuran Sensitivitas Tangan

Tingkat Sensitivitas Tangan


Hari/Tanggal Keterangan
Pre Test Post Test
Hari 1
…../…./….
Hari 2
…../…./…..
Hari 3
…../…./…..
PEMERIKSAAN DIABETIC NEUROPATHY SYMPTOM (DNS)

Skala
No. Pertanyaan
SL SR KD J TP
1. Merasa lemah pada otot tangan
2. Merasa Kesemutan di tangan
3. Merasa kebas/mati rasa di tangan
4. Merasa panas dan terbakar di tangan
5. Merasa nyeri atau seperti ditusuk-tusuk di
tangan
6. Merasa kaku di tangan
7. Merasa gatal pada tangan
8. Tangan terasa dingin
9. Kulit tampak kering
10. Merasa kesulitan membedakan suhu panas dan
suhu dingin

Keterangan :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
J : Jarang
TP : Tidak Pernah

Lampiran 5.Gambar Rancangan Alat Pijat Refleksi “SATASIMA”


N KETERANGAN FOTO
O
1 Air hangat dalam wadah
Minyak Zaitun/Minyak Kutus-kutus
Handuk

2 2 pasang sarung tangan:


Sepasang untuk bahan dasar
menempelkan kelereng/bola kecil
Sepasang untuk lapisan luar

Lapisan dalam Lapisan luar


3 Kelereng

4 Kelereng ditempel pada 6 tempat:


1. Jari jempol
2. Jari telunjuk
3. Jari tengah
4. Jari manis
5. Jari kelingking
6. Telapak tangan

5 Kelereng bisa digerakkan dari


pangkal jari ke ujung-ujung jari dan
sebaliknya, sehingga titik saraf
refleksi bisa ditekan dengan kelereng.
Begitu juga kelereng yang berada di
telapak tangan, bisa digerakkan di
titik pankreas dan titik refleksi sekitar
telapak tangan.

6 Lokasi kelereng di telapak tangan,


jari kelingking, jari manis, jari
tengah, jari telunjuk dan jari jempol

Titik Pankreas Jari kelingking Jari manis

Jari tengah Jari telunjuk Jari jempol


7 Alat Monofilament untuk mengukur
sensitivitas tangan dan Glucometer
untuk memeriksa kadar gula darah

Cara Melakukan Terapi Pijat Tangan “SATASIMA”

N KETERANGAN FOTO
O
1 Mengukur sensitivitas tangan dengan
Monofilament dan kadar gula darah
dengan Glucometer.
Rendam tangan dengan air hangat 2
menit dan keringkan dengan handuk.
Oleskan minyak zaitun atau minyak
kutus-kutus ke tangan sampai jari-jari

2 Pasang sarung tangan refleksi


SATASIMA

3 SATASIMA (sarung Tangan


Refleksi Manual)

4 Tentukan titik pankreas

5 Gerakkan kelereng dari pangkal jari


ke ujung-ujung jari dan sebaliknya,
sehingga titik saraf refleksi bisa
ditekan dengan kelereng. Begitu juga
kelereng yang berada di telapak
tangan, bisa digerakkan di titik
pankreas dan titik refleksi sekitar
telapak tangan.
6 Lokasi kelereng di telapak tangan,
jari kelingking, jari manis, jari
tengah, jari telunjuk dan jari jempol

Titik Pankreas Jari kelingking Jari manis

Jari tengah Jari telunjuk Jari jempol

7 Memeriksa sensitivitas tangan. Nilai


normal 10 yang bermakna: Pasien
dapat merasakan di seluruh titik yang
diberikan tekanan dengan alat
monofilament
Memeriksa kadar gula darah dengan
glucometer
Lampiran 6.

Anda mungkin juga menyukai