Anda di halaman 1dari 10

A.

Judul Praktikum

Mempelajari perilaku naluriah cacing tanah dalam merespons rangsang dari


lingkungan.

C. Alat dan Bahan


1.1 Tabel Alat
No. Nama alat Jumlah
1 Toples astor
4
2. Stopwatch
1
3. Haedphone
1
4. Gunting 1

5. Kabel listrik
2
6. Batu baterai akaline
4
7. Mortar
1
8. Pastel
1
9. Kain penyaring
1

1.2 Tabel Bahan


No. Nama bahan Jumlah

1 Cacing tanah (Lumbricus terrestris)


40
2. Ekstrak hati ayam
3
3. Kardus
4
4. Kertas aluminium foil
2
9. Tanah biasa
Secukupnya
10. Tanah humus
Secukupnya
11. Tanah lembab
Secukupnya
12. Air
Secukupnya

D. Cara Kerja
Menyiapkan 4
toples astor

Membuat sediaan Mengumpulkan


Mencari cacing feromon dan ekstrak tanah biasa, humus
hati ayam dan lembab

Toples II tanah yang


Toples I tanah yang Toples III tanah Toples IV tanah
dicampur ekstrak hati
dicampur feromon humus lembab
ayam

Feromon dibuat
dengan mengejutkan Menumbuk hati ayam
listrik pada cacing

Diatas lembaran
aluminium foil 10x10 Mengencerkan
cm2

Diencerkan dengan air


Menyaring
15 ml

Dicampurkan ke tanah Mencampurkannya


ke dalam tanah
1. Menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat praktikum kelompok kami memilih
lokasi di Jalan Lawu di sekitar rumah kontrakan Nanda.M.Silitonga. Kondisi fisik
disekitar lingkungan pengambilan titik sampel baik, luas dan tanahnya gembur
banyak rerumputan disekitar rumah. Dibeberapa titik terdapat tanah yang berpasir
sehingga cacing sulit ditemukan namun ada juga bagian tanah yang subur ditumbuhi
banyak rumput.

2. Sebelum melakukan praktikum pada masing-masing lokasi, setiap kelompok harus


menentukan lima titik sampel secara acak dimana plot akan dibuat. Panjang masing-
masing plot adalah 40 cm x 40 cm, sebanyak 5 plot. Kemudian menggali tanah
hingga kedalaman 20 cm.

3. Selanjutnya mencari cacing yang terdapat di tanah yang sudah digali disetiap plot.
Kemudian menghitung jumlah cacing tanah dari masing-masing plot sambil
menutupin kembali galian dengan tanah asal.

4. Menentukan parameter PH tanah pada setiap plot dengan menggunakan PH meter


yang ditancapkan ke tanah kemudian mencatat PH tanahnya

5. Menentukan berapa suhu yang ada di lokasi masing-masing plot dengan cara
mengkalibrasi termometer terlebih dahulu dengan air es setelah itu menancapkan
termometer pada tanah lalu mencatat suhunya.

6. Pada parameter kelembaban/kandungan air dan kandungan bahan organik, untuk


menentukannya diambil tanah dari setiap galian di plot dan memasukkan tanah
kedalam kantong plastik, lalu memberi label pada setiap plastik tanah yang diambil.
Sampel tanah di timbang di neraca analitik sebanyak 5 gram setelah itu menjemur
tanah di terik matahari sampai kering dan timbang kembali hasil penjemuran
dineraca analitik setelah kering lalu mencatat kandungan airnya. Kandungan air
dalam tanah ialah selisih berat antara sebelum (a) dan setelah (b), tanah dijemur
dibagi berat sebelum dijemur kemudian hasilnya dikalikan dengan 100 %.

8. Pada parameter kandungan bahan organik tanah, hal pertama yang dilakukan adalah
menaruh tanah yang sudah kering pada cawan petri dan memberi label, lalu di oven
selama 6 jam setelah itu menimbang berat tanah yang sudah di oven. Timbangan
hasil pembakaran tersebut kemudian dicatat sebagai berat akhir (b). Kandungan
bahan organik diperoleh dengan menghitung rumus seperti pada pengukuran
kandungan air.

E. Analisis Data
Untuk melakukan analisis data, aplikasi yang digunakan dalam membuat tabel dan grafik
(combo) masing-masing faktor lingkungan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2013,
untuk tabel yang dilakukan analisis adalah jumlah cacing, suhu tanah, PH tanah,
kelembaban/kandungan air dan kandungan organik tanah, grafik dibuat dari seluruh
parameter . Sedangkan untuk melakukan analisis Chi-Square untuk data yang digunakan
adalah jumlah cacing, aplikasi yang digunakan yaitu IBM SPSS Statistic 20 atau lebih
dikenal dengan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).

F. Hasil Dan Diskusi

1. Hasil

Berdasarkan pengamatan pada praktikum didapat data dari kelompok 1 sampai 6 pada
tabel 1.

Tabel 1. Data Keseluruhan

Perlakuan
  I (Feromon) II (ekstrak hati) III (tanah humus) IV (Tanah lembab)
Kelompok 1 3 2 5 0
Kelompok 2 5 0 6 3
Kelompok 3 3 0 5 2
Kelompok 4 1 3 4 2
Kelompok 5 3 0 5 3
Kelompok 6 6 1 3 4
2. Diskusi

1. Dari hasil perhitungan dan percobaan dan data yang sudah dianalisis menggunakan chi
square, sehingga diketahui pola distribusi pada cacing tanah berkelompok. Karena nilai
ꭓ2 hitung (6,000) > ꭓ2 tabel (0,99) dari hasil ini bisa dikatakan bahwa pola penyebarannya
berkelompok.

2. Untuk lokasi pengambilan sampek kondisi lingkungannya masih bagus lokasi yang
kami pilih berada di sekitar rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di jalan Lawu.
Kondisi lingkungan pada lokasi ini memiliki suhu tanah yang berkisar antara 26C-
29C, kelembaban/kandungan air berkisar antara 16%-22,2% kandungan organik tanah
di lokasi ini adalah 7,69-18,15 dan pengukuran PH tanah berkisar antara 6,8-7,2. Lokasi
tersebut dipilih karena kami ingin mengetahui secara acak bagaimana distribusi
intrapopulasi cacing tanah yang ada diwilayah rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di
jalan Lawu.

3. Hubungan dari data lingkungan dengan distribusi cacing sangat berkaitan dengan
keberadaan populasi cacing tanah yang berada dihabitatnya. Hal ini dibuktikan dengan
hasil pengamatan bahwa ada sebagian pada plot yang tidak menemukan cacing yaitu
“0” dikelompok 1 dan 4. Karena pada umumnya pertumbuhan cacing tanah memiliki
pH 6,0-7.2, dan kelembaban tanah yang tidak terlalu kering (untuk menjaga kulit cacing
agar tetap normal) atau bahkan terlalu lembab dengan suhu lingkungan normal yaitu
25C - 28C. Selain itu kandungan organik tanah yang melimpah dan kurang juga
mempengaruhi keberadaan cacing tanah. Keberadaan suatu organisme selalu berkaitan
erat dengan kondisi dan sumber daya lingkungan serta interaksi biologisnya.
4. Pola distribusi cacing tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan disekitar habitatnya
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis data, pola persebaran cacing tanah di sekitar
rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di jalan Lawu adalah berkelompok. Hal tersebut
karena cacing tanah mempunyai tanggapan yang sama terhadap faktor lingkungan,
terutama faktor fisika dan kimia tanah.

5. Saran yang dapat saya berikan yaitu untuk menentukan lokasi yang akan dijadikan
sampel untuk melakukan praktikum praktikan harus mengamati terlebih dahulu kondisi
lingkungan disekitar lokasi. Kita juga harus memperhatikan struktur tanah, berpasir atau
tidak serta perbedaan suhu karena akan mempengaruhi jumlah cacing yang kita dapat.

H. Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil praktikum dapat kami tarik kesimpulan bahwa pola
penyebaran dari cacing di rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di jalan Lawu adalah
berkelompok. Hal ini tentunya berkaitan dengan jumlah individu cacing yang didapat pada
lokasi, suhu tanah, PH tanah, kelembaban/kandungan air dan kandungan bahan organik
tanah

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Manfaat dan Peran Serta Cacing Tanah. (Online) http://epdeb3.
blogspot.co.id/2016/01/berbagai-manfaat-dan-peran-serta-cacaing-tanah.html?m-1.
(Diakses tanggal 01 November 2018).

Manurung, Binari. 1995. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. IKIP: Medan.

Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta.

.
Handayanto, E. Hiriah, K. 2009. Biologi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Panda, Adventus., Suatma. 2017. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. Pendidikan Biologi;
Universitas Palangkaraya.
LAMPIRAN
1. Foto pengukuran PH meter

2 Foto pengukuran suhu tanah


3. Foto Plot

Anda mungkin juga menyukai