Judul Praktikum
5. Kabel listrik
2
6. Batu baterai akaline
4
7. Mortar
1
8. Pastel
1
9. Kain penyaring
1
D. Cara Kerja
Menyiapkan 4
toples astor
Feromon dibuat
dengan mengejutkan Menumbuk hati ayam
listrik pada cacing
Diatas lembaran
aluminium foil 10x10 Mengencerkan
cm2
3. Selanjutnya mencari cacing yang terdapat di tanah yang sudah digali disetiap plot.
Kemudian menghitung jumlah cacing tanah dari masing-masing plot sambil
menutupin kembali galian dengan tanah asal.
5. Menentukan berapa suhu yang ada di lokasi masing-masing plot dengan cara
mengkalibrasi termometer terlebih dahulu dengan air es setelah itu menancapkan
termometer pada tanah lalu mencatat suhunya.
8. Pada parameter kandungan bahan organik tanah, hal pertama yang dilakukan adalah
menaruh tanah yang sudah kering pada cawan petri dan memberi label, lalu di oven
selama 6 jam setelah itu menimbang berat tanah yang sudah di oven. Timbangan
hasil pembakaran tersebut kemudian dicatat sebagai berat akhir (b). Kandungan
bahan organik diperoleh dengan menghitung rumus seperti pada pengukuran
kandungan air.
E. Analisis Data
Untuk melakukan analisis data, aplikasi yang digunakan dalam membuat tabel dan grafik
(combo) masing-masing faktor lingkungan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2013,
untuk tabel yang dilakukan analisis adalah jumlah cacing, suhu tanah, PH tanah,
kelembaban/kandungan air dan kandungan organik tanah, grafik dibuat dari seluruh
parameter . Sedangkan untuk melakukan analisis Chi-Square untuk data yang digunakan
adalah jumlah cacing, aplikasi yang digunakan yaitu IBM SPSS Statistic 20 atau lebih
dikenal dengan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).
1. Hasil
Berdasarkan pengamatan pada praktikum didapat data dari kelompok 1 sampai 6 pada
tabel 1.
Perlakuan
I (Feromon) II (ekstrak hati) III (tanah humus) IV (Tanah lembab)
Kelompok 1 3 2 5 0
Kelompok 2 5 0 6 3
Kelompok 3 3 0 5 2
Kelompok 4 1 3 4 2
Kelompok 5 3 0 5 3
Kelompok 6 6 1 3 4
2. Diskusi
1. Dari hasil perhitungan dan percobaan dan data yang sudah dianalisis menggunakan chi
square, sehingga diketahui pola distribusi pada cacing tanah berkelompok. Karena nilai
ꭓ2 hitung (6,000) > ꭓ2 tabel (0,99) dari hasil ini bisa dikatakan bahwa pola penyebarannya
berkelompok.
2. Untuk lokasi pengambilan sampek kondisi lingkungannya masih bagus lokasi yang
kami pilih berada di sekitar rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di jalan Lawu.
Kondisi lingkungan pada lokasi ini memiliki suhu tanah yang berkisar antara 26C-
29C, kelembaban/kandungan air berkisar antara 16%-22,2% kandungan organik tanah
di lokasi ini adalah 7,69-18,15 dan pengukuran PH tanah berkisar antara 6,8-7,2. Lokasi
tersebut dipilih karena kami ingin mengetahui secara acak bagaimana distribusi
intrapopulasi cacing tanah yang ada diwilayah rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di
jalan Lawu.
3. Hubungan dari data lingkungan dengan distribusi cacing sangat berkaitan dengan
keberadaan populasi cacing tanah yang berada dihabitatnya. Hal ini dibuktikan dengan
hasil pengamatan bahwa ada sebagian pada plot yang tidak menemukan cacing yaitu
“0” dikelompok 1 dan 4. Karena pada umumnya pertumbuhan cacing tanah memiliki
pH 6,0-7.2, dan kelembaban tanah yang tidak terlalu kering (untuk menjaga kulit cacing
agar tetap normal) atau bahkan terlalu lembab dengan suhu lingkungan normal yaitu
25C - 28C. Selain itu kandungan organik tanah yang melimpah dan kurang juga
mempengaruhi keberadaan cacing tanah. Keberadaan suatu organisme selalu berkaitan
erat dengan kondisi dan sumber daya lingkungan serta interaksi biologisnya.
4. Pola distribusi cacing tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan disekitar habitatnya
Berdasarkan hasil praktikum dan analisis data, pola persebaran cacing tanah di sekitar
rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di jalan Lawu adalah berkelompok. Hal tersebut
karena cacing tanah mempunyai tanggapan yang sama terhadap faktor lingkungan,
terutama faktor fisika dan kimia tanah.
5. Saran yang dapat saya berikan yaitu untuk menentukan lokasi yang akan dijadikan
sampel untuk melakukan praktikum praktikan harus mengamati terlebih dahulu kondisi
lingkungan disekitar lokasi. Kita juga harus memperhatikan struktur tanah, berpasir atau
tidak serta perbedaan suhu karena akan mempengaruhi jumlah cacing yang kita dapat.
H. Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil praktikum dapat kami tarik kesimpulan bahwa pola
penyebaran dari cacing di rumah kontrakan Nanda.M. Silitonga di jalan Lawu adalah
berkelompok. Hal ini tentunya berkaitan dengan jumlah individu cacing yang didapat pada
lokasi, suhu tanah, PH tanah, kelembaban/kandungan air dan kandungan bahan organik
tanah
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Manfaat dan Peran Serta Cacing Tanah. (Online) http://epdeb3.
blogspot.co.id/2016/01/berbagai-manfaat-dan-peran-serta-cacaing-tanah.html?m-1.
(Diakses tanggal 01 November 2018).
.
Handayanto, E. Hiriah, K. 2009. Biologi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Adipura.
Panda, Adventus., Suatma. 2017. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. Pendidikan Biologi;
Universitas Palangkaraya.
LAMPIRAN
1. Foto pengukuran PH meter