KOMPUTASI GEOFISIKA
TG2204
MODUL KE - I
Pengenalan Python dan Sistem Matriks
Oleh:
Olvi Anggi Oloani 118120109
Asisten :
Nugroho Prasetyo 12116155
Hayatun Nufus Hukama 12117031
Novia Purnama Suci 12117035
Ardi Muhammad 12117078
Rafiqh Perdana Latif 12117118
Michael Febrian Mardongan 12117128
Muhammad Ichsan 12117143
Dafa Febriansyah 12117144
Fira Pratiwi Darsono 12117151
B. Dasar Teori
Python dikembangkan oleh Guido van Rossum pada tahun 1990 di CWI,
Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC. Versi terakhir yang
dikeluarkan CWI adalah 1.2.
Kelebihan phyton:
Kekurangan phyton:
1. Fungsi Luas
Script :
2. Pengurangan
Script :
3. Penjumlahan
Script :
4. Perkalian (dot)
Script :
5. Perkalian (cross)
Script :
6. Invers Matriks A
Script :
7. Invers Matriks B
Script :
8. Determinan A
Script :
9. Determinan B
Script :
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil
1) Fungsi Luas
2) Pengurangan
3) Penjumlahan
4) Perkalian(Dot)
5) Perkalian (Cross)
6) Invers Matriks A
7) Invers Matriks B
8) Determinan A
9) Determinan B
Sama halnya dengan saat operasi matriks kita memasukkan data data kita
yang berupa angka ke dalam matriks lalu kita mendefenisika matrik tersebut sebagai
apa dan pada akhirnya kita membuat matriks hasilnya lalu operasi matriks tersebut
berhasil. Contohnya pada pemograman diatas , saat kita mendefenisikan matriks a
sebagai [1,2,1],[2,1,2] dan matriks b sebagai [3,3,1],[1,2,3] maka kita tinggal
membuat matriks hasil yang kita inginkan. Jika ingin matriks c=a+b maka matriks c
output adalah [4,5,2],[3,3,5].
Invers matriks A dan invers matriks B menghasilkan nilai yang sama secara
manual maupun dengan input nilai di software. Hal ini terjadi karena prinsip-prinsip
invers yang ada pada python sama dengan prinsip invers secara manual. Pada phyton
kita tinggal memberikan perintah inves maka hasilnya akan langsung keluar jika di
“run”. Tetapi, jika secara manual kita harus mencari nilai determinan, kofaktor, dan
juga adjoinnya agar bisa mendapatkan hasil/ nilainya.