Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KOMPUTASI GEOFISIKA
TG2204

MODUL KE - I
Pengenalan Python dan Sistem Matriks
Oleh:
Olvi Anggi Oloani 118120109
Asisten :
Nugroho Prasetyo 12116155
Hayatun Nufus Hukama 12117031
Novia Purnama Suci 12117035
Ardi Muhammad 12117078
Rafiqh Perdana Latif 12117118
Michael Febrian Mardongan 12117128
Muhammad Ichsan 12117143
Dafa Febriansyah 12117144
Fira Pratiwi Darsono 12117151

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
A. Tujuan

Tujuan praktikum adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengenal dan mampu memahami konsep dasar bahasa


pemrograman python.
2. Mahasiswa mampu menerapkan operasi matriks 2D menggunakan bahasa
python.

B. Dasar Teori

Python merupakan bahasa pemrograman yang freeware atau perangkat bebas


dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam penyalinannya atau
mendistribusikannya. Lengkap dengan source codenya, debugger dan profiler,
antarmuka yang terkandung di dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem,
GUI (antarmuka pengguna grafis), dan basis datanya

Python dikembangkan oleh Guido van Rossum pada tahun 1990 di CWI,
Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC. Versi terakhir yang
dikeluarkan CWI adalah 1.2.

Saat ini pengembangan Python terus dilakukan oleh sekumpulan pemrogram


yang dikoordinir Guido dan Python Software Foundation. Python Software
Foundation adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk sebagai pemegang hak
cipta intelektual Python sejak versi 2.1 dan dengan demikian mencegah Python
dimiliki oleh perusahaan komersial. Saat ini distribusi Python sudah mencapai versi
2.6.1 dan versi 3.0.

Beberapa fitur yang dimiliki Python adalah:

 memiliki kepustakaan yang luas; dalam distribusi Python telah disediakan


modul-modul siap pakai untuk berbagai keperluan.
 memiliki tata bahasa yang jernih dan mudah dipelajari.
 memiliki aturan layout kode sumber yang memudahkan pengecekan,
pembacaan kembali dan penulisan ulang kode sumber.
 berorientasi obyek.
 memiliki sistem pengelolaan memori otomatis (garbage collection, seperti
java)
 modular, mudah dikembangkan dengan menciptakan modul-modul baru;
modul-modul tersebut dapat dibangun dengan bahasa Python maupun C/C++.

Kelebihan phyton:

 Tidak ada tahapan kompilasi dan penyambungan (link) sehingga kecepatan


perubahan pada masa pembuatan system aplikasi meningkat.
 Tidak ada deklarasi tipe sehingga program menjadi lebih sederhana, singkat,
dan fleksible.
 Manajemen memori otomatis yaitu kumpulan sampah memori sehingga dapat
menghindari pencatatan kode
 Tipe data dan operasi tingkat tinggi yaitu kecepatan pembuatan system
aplikasi menggunakan tipe objek yang telah ada
 Pemrograman berorientasi objek
 Pelekatan dan perluasan dalam C

Kekurangan phyton:

 Beberapa penugasan terdapat diluar dari jangkauan python, seperti bahasa


pemrograman dinamis lainnya, python tidak secepat atau efisien sebagai
statis, tidak seperti bahasa pemrograman kompilasi seperti bahasa C.
 Disebabkan python merupakan interpreter, python bukan merupakan
perangkat bantu terbaik untuk pengantar komponen performa kritis.
 Python tidak dapat digunakan sebagai dasar bahasa pemrograman
implementasi untuk beberapa komponen, tetapi dapat bekerja dengan baik
sebagai bagian depan skrip antarmuka untuk mereka
C. Langkah Pengerjaan

1. Fungsi Luas

Script :
2. Pengurangan

Script :
3. Penjumlahan

Script :
4. Perkalian (dot)

Script :
5. Perkalian (cross)

Script :
6. Invers Matriks A

Script :
7. Invers Matriks B

Script :
8. Determinan A

Script :
9. Determinan B

Script :
D. Hasil dan Pembahasan

Hasil

1) Fungsi Luas

2) Pengurangan
3) Penjumlahan

4) Perkalian(Dot)
5) Perkalian (Cross)

6) Invers Matriks A
7) Invers Matriks B

8) Determinan A
9) Determinan B

Hasil Secara Manual


Pembahasan
Pada saat kita menginput data yang kita peroleh untuk di program menjadi
hasil yang kita inginkan pasti ada syarat-syarat tertentu. Pertama kita perhatikan
package/modul , dalam python ini modul merupakan objek python yang dapat di bind
dan dijadikan sebagai referensi. Modul dapat mendefenisikan fungsi,kelas, dan
variabel contoh modul adalah import numpy, import matplotlib.pyplot, dan import
scipy. Kedua, type data digunakan untuk menampung data . tipe data dapat berupa
angka maupun huruf. Ketiga aritmatika, dalam aritmatika ini harus diperhatikan
operasi bilangandan lambang penambahan (+), pengurangan (-), perkalian (x),
maupun pembagian(/). Keempat, yang harus kita perhatikan adalah kondisi dan
perulangan karena ini digunakan untuk menentukan tindakan apa yang diambil sesuai
dengan kondisi dan menentukan tindakan apa yang diambil/ dijalankan jika kondisi
tidak sesuai. Kelima, fungsi merupakan blok kode terorganisir dan dapat digunakan
untuk melakukan sebuah tindakan/action. Dalam fungsi ini kita harus mendefenisikan
terlebih dulu suatu hal sama dengan apa contohnya, defenisi Luas lingkaran yang
sama dengan huruf (r) dan defenisi luas = (pi)(r)^2 kedalam pemograman kita.

Sama halnya dengan saat operasi matriks kita memasukkan data data kita
yang berupa angka ke dalam matriks lalu kita mendefenisika matrik tersebut sebagai
apa dan pada akhirnya kita membuat matriks hasilnya lalu operasi matriks tersebut
berhasil. Contohnya pada pemograman diatas , saat kita mendefenisikan matriks a
sebagai [1,2,1],[2,1,2] dan matriks b sebagai [3,3,1],[1,2,3] maka kita tinggal
membuat matriks hasil yang kita inginkan. Jika ingin matriks c=a+b maka matriks c
output adalah [4,5,2],[3,3,5].

Pengurangan dan penjumlahan matriks menggunakan software phyton dan


secara manual tidak ada bedanya. Hal tersebut karena prinsip penjumlahan maupun
pengurangan matriks yang digunakan sama. Pengurangan dan penjumlahan matriks
diseusaikan dengan rumus matriks pada umumnya. Jika ada ketikdasamaan hasil
yang diperoleh berarti adanya kesalahan input di software ataupun kesalahan
perhitungan manualnya
Perkalian dot maupun perkalian cross pada matriks menggunakan prinsip
matriks yang berbeda. Sama dengan saat kita mengunakan vector, seperti itulah
prinsip matriks. Hal pertama yang kita lakukan ketika perkalian cross adalah
menalikan variabelnya dulu agar tidak terjadi kesalahan. Jika perkalian dot, tiap baris
matriksnya akan dikalikan kolom matriks lainnya.

Invers matriks A dan invers matriks B menghasilkan nilai yang sama secara
manual maupun dengan input nilai di software. Hal ini terjadi karena prinsip-prinsip
invers yang ada pada python sama dengan prinsip invers secara manual. Pada phyton
kita tinggal memberikan perintah inves maka hasilnya akan langsung keluar jika di
“run”. Tetapi, jika secara manual kita harus mencari nilai determinan, kofaktor, dan
juga adjoinnya agar bisa mendapatkan hasil/ nilainya.

Determinan A dan B juga menerapkan prinsip yang sama dengan matriks


pada umumnya sehingga, hasil yang diperoleh secara manual maupun menggunakan
aplikasi sama. Determinan secara manual kita harus menentukan nilai kofaktor
barisan pertama dan sebagainya. Jika di phton kita tinggal memberi perintah atau
input perintah determinan matriks maka nanti hasilnya adalah nilai determinan yang
sama secara manual.
E. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan selama praktikum pada modul “


Pengenalan Phyton dan Sistem Matriks” adalah

1. Penggunaan bahasa pemrograman python tidak sesulit penggunaan bahasa


pemograman lainnya.
2. Dengan memasukkan kodingan yang sesuai dengan kita inginkan akan
didapatkan hasil atau output yang sesuai juga.
3. Ada beberapa fitur yang dimiliki oleh python yang memiliki banyak fungsi
4. Terdapat 3 kesalahan dalam pemrogranan python ini yaitu kesalahan sintaks,
run-time dan logika.
5. Dalam pengoperasian matriks harus diperhatikan input yang diberikan
sehingga outputnya juga sesuai dengan prinsipnya.
6. Didalam python terdapat beberapa eror. Eror tersebut bisa karena koneksi atau
salah input yang kita masukkan.
Daftar Pustaka

Andriyani.KONSEP DASAR PYTHON.Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai