Anda di halaman 1dari 11

“METODE DAN PENDEKATAN BINA PRIBADI SOSIAL”

Dosen Pengampu :

Safaruddin, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 4

Agung Sumekar 18003001

Cesa Almaidah Benzani 18003092

Cindy Ardelia 18003058

Keci Oktavia 18003015

Mifta Huda 18003143

Rama Dewi Susanti 18003029

Yuli Marta Liza 18003114

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Sang pemilik alam semesta karena atas
rahmat & karunia yang tak pernah kunjung habis di limpahkanNya kepada kita. Tak
lupa salam & salawat senantiasa di curahkan kepada Nabi Besar, Muhammad S.A.W
beserta keluarga & kerabatnya.
Dalam penyusunan Makalah Bina Pribadi Sosial yang berjudul ‘Metode dan
Pendekatan Bina Pribadi Sosial’ ini, sesungguhnya tidak lepas dari dukungan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Allah SWT yang tak pernah
lelah membantu, serta kepada Bapak Safaruddin, S.Pd., M.Pd, selaku dosen bidang
studi Bina Pribadi Sosial.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, jika ada penyusunan kata yang
salah, penulis memohon maaf. Karena penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang memberikan manfaat
bagi seluruh pihak. Terima Kasih.

Padang, 17 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Konsep Bina Pribadi Sosial 2
B. Metode dan Pendekatan Bina Pribadi Sosial 3
BAB III PENUTUP 7
A. Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan kepribadian sangat nyata pada anak dengan tunalaras.
Sedangkan manifestasi dari kepribadian adalah prilaku sosialnya.
Terganggunya kepribadian secara otomatis akan mengarah pada terganggunya
peran dan sikap sosial anak. Oleh karenanya Panduan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Program Bina Pribadi Sosial menyebutkan latar
belakang pentingnya program bina pribadi dan sosial untuk anak tunalaras
karena ketidakmampuan mereka mengendalikan emosi dan prilakunya dalam
berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain yang ada disekitarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian bina pribadi sosial


2. Metode dan pendekatan bina pribadi sosial

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bina Pribadi Sosial


Pribadi (personality) menurut Gordon Aliport adalah organisasi
dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan
penyesuian dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Pribadi terdiri dari
atribut (sifat) yang melekat pada diri manusia yang akan memberi
karakteristik khas pada masing-masing individu manusia berupa :
1. Temperamen
a. Temperamen mudah (easygoing) : mood positif, terbuka dan mudah
berdaptasi terhadap hal-hal baru, memiliki kebiasaan yang teratur dan
predictable.
b. Temperamen sulit : aktif, peka, dan memiliki kebiasaan yang tidak
teratur, reaksi yang berlebihan terhadap rutinitas, dan adaptasi lambat
terhadap situasi dan orang baru.
c. Temperamen sedang (moody) : sedikit tidak aktif dan tergantung
suasana hati, sangat lambat dalam beradaptasi dengan kebiasaan dan
orang baru tetapi tidak sesulit pada temperamen sulit, selalu mencoba
untuk menciptakan kesenangan atau merubah rutinitas dalam bentuk
pertahanan pasif yang lebih ringan.
1) Sikap, merupakan kecendrungan atau cara individu dalam
merespon sesuatu terjadi pada dirinya
2) Nilai-nilai merupakan ajaran turun-temurun dari masyarakat dapat
menjadi faktor yang melekat pada diri individu melalui proses
belajar sosial dan direproduksi dalam bentuk sikap individu
3) Pola kebiasaan, merupakan perilaku yang cenderung menetap dan
dilakukan oleh individu berulang-ulang sehingga bisa diprediksi.

2
Pengertian dari sosial (sosialisasi) adalah proses individu memperoleh
sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dan diharapkan
oleh lingkungan sosialnya. Sosialisasi pada diri individu tidak terlepas dari
faktor yang mempengaruhi seperti :

1. Kemampuan kognisi yang berkaitan dengan pengambilan peranan sosial


2. Status dan kelompok
3. Pengalaman sosial

Pembinaan pribadi dan sosial yang efektif memperhatikan dan sesuai


dengan tahap perkembangan pribadi dan sosial anak searah dengan usia.
Perencanaan dan metode bina pribadi yang menggabungkan pertimbangan
kondisi gangguan emosi dan perilaku dan taraf perkembangan anak akan
mendukung efektifitas program.

B. Metode dan Pendekatan Bina Pribadi Sosial


1. Pendekatan Psikodinamika
Psikodinamika menekankan pengalaman masa lalu sebagai pondasi
dari produk prilaku masa kini. Perilaku bermasalah pada anak sangat
mungkin disebabkan oleh buruknya pengalaman masa kecil bahkan masa
bayi anak karena pengasuhan yang patologis yang mengakibatkan
problem kelekatan (attachment) pada anak, trauma dan ingatan yang
menyakitkan (Cole & Knowles, 2011)
Gangguan perilaku dan sosial pada anak tunalaras menurut pendekatan
ini berhubungan dengan mekanisme pertahanan anak terhadap ego sebagai
wilayah kepribadian yang berhubungan dengan situasi realitas atau dengan
kata lain bagaimana anak melakukan tindakan pertahanan diri dari
tuntutan lingkungan eksternal. Mekanisme pertahanan ego yang mengarah
pada gangguan perilaku antara lain (Cole&Smith, 2011 : Passer & Smith,
2007 : Feist&Feist, 2006)
a. Pengabaian terhadap sumber perasaan atau kejadian yang tidak
mengenakkan, misalnya ketika anak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas malah berkata bahwa tugas itu mudah
b. Membuat alasan yang tidak sebenarnya atas perilaku salah yang ia
lakukan, misalnya anak memukul temannya dengan dalih membela
diri
c. Regresi atau mundur yaitu dalam menghadapi situasi yang tidak
diinginkan anak kembali bertingkah laku seperti tahap usia

3
sebelumnya, misalnya menangis ketika guru menyuruhnya
mengerjakan tugas sekolah
d. Transferesi atau proses memproyeksi pengalaman perasaan yang tidak
enak pada orang lain, misalnya mengekspresikan kemarahan,
kecemasan, agresi, dll.
Teknik pelatihan perilaku dalam teori ini seperti psikoterapi yang
mengatasi hambatan anak dalam mengungkapkan emosi, transferensi atau
menghadirkan kembali kelemahan masa lalu anak yang direvisi, sugesti
dna persuasi untuk menanamkan pikiran dna membangkitkan kepercayaan
diri dan penjaminan kembali kemajuan anak dengan komentar, pertanyaan
atau pernyataan sederhana yang menguatkan (reasurence) (Hallahan &
Kaufman, 2008).

2. Pendekatan Behavioral
Pendekatan behavioral memandang perilaku sebagai sesuatu yang bisa
diamati, diukur, dibentuk dan dihilangkan. Muncul dan kuatnya perilaku
dikarenakan adanya penguatan (reinforcement). Adanya model perilaku
dari orang-orang sekitar anak, terutama significant person yang diamati
anak juga berpengaruh bagi pembentukan perilaku anak(Cole & Knowles.
2011 ; Passer & Smith. 2007 ; Feist & Feist. 2006). Oleh karena itu,
berdasarkan teori ini, Cole & Knowless (2011) menyarankan agar
program pembinaan pribadi sosial anak dengan tunalaras direncanakan
secara spesifik, terukur, dan mampu dicapai anak (achievable), relevan,
dan dengan batas waktu yang dipertimbangkan. Pendekatan behavioral
dapat diterapkan dengan beberapa metode dasar yaitu :
a. Intervensi ABC ( Attecedents Behavior Consequens) yang diatur
secara faktual dan akurat. Attecedents berupa obyek benda, manusia,
kejadian sebagai faktor pencetus perilaku, Behavior sebagai perilaku
yang dapat diubah atau dimodifikasi dengan memberikan stimulus,
dan consequence sebagai akibat setelah perilaku ditampilkan, dapat
menjadi motif muncul atau hilangnya perilaku selanjutnya.
b. Modelling yaitu membuat model perilaku yang diharapkan dipelajari
anak, seperti sikap dan tutur kata yang sopan, dan nilai-nilai
kepercayaan dan empati. Model perilaku sebaiknya adalah orang dekat
dan dipercaya oleh anak seperti guru, teman atau anggota keluarga

4
c. Time-out adalah penerapan reinforcement dengan cara mengeluarkan
anak dari situasi yang disukai apabila anak melakukan perilaku yang
bermasalah
d. Modifikasi perilaku dan manajemen perilaku yang bertujuan
mengajarkan perilaku adaptif tertentu atau menghilangkan perilaku
non-adaptif. Metode ini menggunakan strategi dan teknik yang
spesifik seperti token economies, pemberian insentif atau penguatan
positif untuk perilaku yang berhasil dipelajari. Prosedur modifikasi
perilaku harus jelas baik oleh seseorang yang berperan sebagai terapi
ataupun untuk anak. Diterapkan dengan konsisten dan memilih hadiah
dna konsekuensi yang efektif (Rief. 2008).
3. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa perilaku merupakan
manifestasi dari aktifitas mental anak ( mengingat, berpikir, analisa,
memecahkan masalah, dll.). oleh karena itu pembinaan gangguan perilaku
dan sosial anak mengarah pada tujuan membantu anak menemukan insight
(wawasan) akan masalahnya (Hallahan & Kaufman. 2008).
Cole & Knowless (2011) menambahkan bahwa teori kognisi yang
menggabungkan aspek dari teori behavioral menyebutkan bahwa pikiran,
perasaan dan tingkah laku anak berinteraksi sebagai lingkaran kognisi
yang menciptakan motivasi berperilaku anak. Model pendekatan kognisi
untuk mengatasi perilaku bermasalah anak biasanya berkolaborasi dengan
pendekatan behavioral yang sering disebut dengan CBT (Cognitifi
Behavioral Theraphy) antara lain dengan teknik :
a. Self instruction : melatih anak memimpin diri sendiri untuk
berperilaku yang benar, termasuk menentukan kriteria perilaku benar
sendiri, memantau diri sendiri,mengevaluasi diri sendiri, dan memberi
penguatan pada diri sendiri.
b. Pemecahan masalah : anak dilatih untuk memecahkan masalah
berkaitan dengan perilakunya maupun perilaku kelompok
c. Modelling : mengusahakan model tingkah laku yang benar, baik oleh
guru maupun teman lain
d. Pengucapan : memperkuat usaha perbaikan perilaku dengan rancana-
rencana yang diucapkan sendiri oleh anak.

5
4. Pendekatan Psikologi Positif
Psikologi positif yang berawal dari humanistik Maslow pada potensi
positif psikologi manusia. Penerapan psikologi positif pada diri anak
adalah dengan menemukan bahwa subjective well being (kesejahteraan
psikologis) pada anak akan meningkatkan optimisme, hubungan sosial dan
persahabatan, motivasi, strategi dalam mengatasi masalah, dan kesehatan
fisik mereka. Browell (2006) merumuskan pendekatan psikologi positif
untuk menumbuhkan emosi positif anak yaitu :
a. Memperluas perhatian dan pemikiran anak dengan memberi fasilitas
anak untuk menikmati minat, kreatifitas, kesempatan bermain,
berkawan, secara fleksibel dan terbuka
b. Membantu anak untuk membuang emosi negatif dan mengalihkannya
pada emosi positif
c. Meningkatkan daya resiliensi (rasa menerima dan kegembiraan yang
mengikuti) dengan memberi kesempatan pada mereka untuk
merasakan kenikmatan, kebahagiaan, kepuasan, hangatnya
persahabatan dan afeksi yang akan membantu mereka untuk bisa
mengatasi masalah pada saat yang dibutuhkan
d. Meningkatkan potensi untuk psikis anak dengan membangun
keterampilan kognisi dan sosial mereka
e. Mengajarkan kepada mereka keterampilan mengelola potensi
psikologis dan bagaimana mengembalikan situasi psikis positif setelah
datangnya emosi negatif.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode dan Pendekatan Bina Pribadi Sosial
1. Pendekatan Psikodinamika
Psikodinamika menekankan pengalaman masa lalu sebagai pondasi
dari produk prilaku masa kini. Perilaku bermasalah pada anak sangat
mungkin disebabkan oleh buruknya pengalaman masa kecil bahkan masa
bayi anak karena pengasuhan yang patologis yang mengakibatkan
problem kelekatan (attachment) pada anak, trauma dan ingatan yang
menyakitkan (Cole & Knowles, 2011)
2. Pendekatan behavioral
3. Pendekatan kognitif
4. Pendekatan psikologi positif

7
DAFTAR RUJUKAN

Calvin S. Hall & Gardner Lindzey (1978). Theoris of Personality Editor. A.


Supratiknya. (1993) Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Kanisius :
Yogyakarta.

-----------. (2007). Panduan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Program


Bina Pribadi Sosial SDLB dan SMPLB Tunalaras. Depdiknas : Jakarta.

Feist, Jess & Feist, Gregory J. (2006). Theories of Personality. Terj. Yudi Santoso
(2008). Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Hallahan, Daniel P. & Kauffman, James M. (2008). Exceptional Learners,


Introduction to Special Education. Pearson : Boston.

Rief, Sandra F. (2008). The ADD/ADHD Checlist A Practical Reference for Parents
and Teachers . Jossey Bass: USA.

Passer, Michael W & Smith, Ronald E. (2007). Psychology The Science of Mind and
Behavior. Mc Graw Hill : Boston.

Ellen L. Leggett. 1988. A Social- Cognitive Approach to Motivation and Personality.


Vol;. 95, No. 2, 256-273.

Anda mungkin juga menyukai