Dosen Pengampu :
Safaruddin, S.Pd M. Pd
Nadia (18003146)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan.Sholawat dan salam ditujukan juga kepada Rasulullah
SAW, karena dengan upaya beliau penulis dapat menikmati alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari Bina Pribadi dan Sosial kita harus mengetahui
konsep dasar social, gangguan yang dapat terjadi, dan penyebab yang
dapat menimbulkan gangguan social. Setelah sebelumnya kita sudah
mengetahui emosi dan perilaku. Dalam Bina Pribadi dan Sosial ruang
lingkup yang akan diamati adalah emosi, perilaku, dan social.
Menurut Philip Wexler sosial merupakan adanya sebuah sifat pada
setiap individu. Social merupakan sifat seseorang dalam kehidupan.
Karena setiap individu tidak dapat hidup senidiri maka individu tersebut
butuh orang lain untuk melakukan kegiatan social seperti berkomunikasi
dan berinteraksi. Setiap individu membutuhkan orang lain.
Nah, pada makalah ini kita harus mengetahui teori-teori social,
klasifikasi gangguan social dan factor penyebabnya. Supaya pada saat
turun ke lapangan atau melakukan observasi kita dapat dengan mudah
mengeidentifikasi anak-anak yang butuh Bina Pribadi dan Sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori-teori sosial?
2. Apa saja klasifikasi gangguan sosial?
3. Apa saja penyebab gangguan sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja teori-teori social.
2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi gangguan social.
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab gangguan social.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori-teori Sosial
Teori belajar sosial merupakan suatu pembelajaran yang terjadi ketika
seseorang mengamati atau meniru tingkah laku orang lain. Informasi yang
didapat dengan mudah diperhatikan pada kejadian yang ada dilingkungan
sekitar. Teori belajar social menurut Bandura ialah orang-orang belajar dari
orang lain atauyang lain, melalui observasi, peniruan, dan pemodelan. Teori
ini sering disebut jembatan antara behaviorist dan teori pembelajaran kognitif
karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi.
Social Learning Theory ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Di
mana teori ini menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbale balik
yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
Orang-orang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil
dari perilaku tersebut.
Bandura menyakini bahwasannya ‘determinisme timbale balik’, yaitu
lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk
lingkungan, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa
lingkungan seseorang itu menyebabkan perilaku seseorang.
Kemudian, Bandura juga mempelajari ‘kenakalan’ remaja,
menemukan ini terlalu sederhana. Disamping itu Bandura menyarankan
bahwa perilaku lingkungan juga menjadi penyebabnya. Bandura beranggapan
bahwa kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen, yang terdiri atas :
lingkungan, perilaku, dan proses psikologis seseorang.
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam belajar social dan moral terjadi melalui peniruan, dan
penyajian contoh perialku.
Teori behavior adalah teori yang dicetuskan Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut teori
ini, belajar adalah perubahan tingkahlaku sebagai akibat dari adanya interaski
antara stimulus dan respon.
4
Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yangdialami
dalam hal kemampuan bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya pada anak
sekolahan, ia dianggap sudah berhasil belajar ilmu pengetahuan social jika ia
bisa melibatkan dirinya dalam kegiatan social seperti kerja bakti.
Teori psikososial menurut Erick Erkson. Erik percaya bahwa
kepribadian itu berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satuelemen
penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan
persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang dikembangkan
melalui interaksi social atau dengan lingkungan sekitar. Erikson berpendapat,
perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi
baru yang didapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi
positif.
Menurut Erikson, perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi
antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntunan
masyarakat dan kekuatan-kekuatan social yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Psikoanalisis bagi Freud merupakan sebuah metode yang menjanjikan
hasil lebih sistematis dan seksama disbanding metode laiinya. Freud
mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni
sadar / conscious, prasadar/preconscious, dan tak sadar/unconscious.
Awalnya Freud menggunakan teori kejiwaan hanya melibatkan pada tiga
unsure kesadaran itu, selanjutnya tahun Sembilan belas dua tiga Freud
mengemukakan tiga model structural yang lain, yaitu id, ego dan superego.
Id merupakan sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Id
berisi semua aspek psikologik yang diturunkan seperti, insting, impuls, dan
drives. Ego berkembangdari id agar orang-orang mampu menangani realitas,
oleh karena itu ego mengikuti prinsip realita, usaha memperoleh kepuasan
yang dituntut id dengan mencegah terjadinyategangan baru atau menunda
kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan
5
kebutuhan. Superego adalah kekuatan moral atau etik dari kepribadian, yang
beroperasi memakai prinsip idealistic sebagai lawan dari prinsip kepuasan id
dan prinsip realistic dari ego.
Teori Freud disebut juga sebagai teori psikodinamika, karena
fokusnya pada pergerakan energy psikologis manusia, dalam bentuk
kelekatan [attachment], konflik, dan motivasi. Teorinya berfokus bahwa
perilaku ditentukan proses alam bawah sadar manusia.
6
b. Delinquency
Ialah tingkah laku anak atau remaja yang melanggar norma-norma
hokum tertulis atau merupakan salah satu bentuk penyesuaian anak
yang salah, tidak sesuai dengan tuntutan danharapan lingkungan
masyarakat.
Disamping melanggar norma hokum, mereka juga menunjukkan
perilaku seperti; sering merusak alat-alat sekolah, sering bolos dari
sekolah, kemampuan akademis yang terbatas, suka marah-marah
dikelas, dan lain sebagainya.
c. Emotionally Distrubed Children
Merupakan kelompok anak yang terganggu atau terhambat
perkembangan emosinya, dengan menunjukkan adanya gejala
ketegangan atau konflik batin, menunjukkan kecemasan, penderita
neurotis atau bertingkah laku psikotis.
Beberapa tingkah laku dari anak ini dapat dikategorikan sebagai
tingkah laku socially maladjusted. Apabila tingkah laku tersebuut
suda merugikan dan menganggu kehidupan orang lain, seperti
mencuri, menganggu ketertiban dan keamanan masyarakat, dsb.
2. Hewittddan Jenkins
a. Unsocialized Aggressive Children
Kelompok anak yang menunjukkan gejala-gejala; tidak
menyenangi sikap otoritas, seperti gutu, dan polisi. Kebanyakan
anak ini berasal dari keluarga broken home, tidak mendapat kasih
saying dan perhatian dari orang tuanya. Superego anak ini tidak
berkembang dengan baik.
b. Socialized Aggressive Children
Kelompok anak yang masih mampu melakukan hubungan dan
interaksi social pada kelompok yang terbatas, seperti
kelompoknya. Tetapi mereka membenci orang-orang yang
memiliki otoritas.
c. Maladjusted Children
7
Sering juga disebut ‘over inhibited’. Dengan karakteristiknya,
penakut, sensitive, sulit melakukan interaksi social secara baik
dengan teman-temannya, sanagt ketergantungan dan mengalami
deficit. Berasal dari keluarga mampu yang mana anaknya terlalu
dimanjakan.
8
c. Anak yang mengalami permusuhan
Merupakn tipe anak yang mengalami gangguan emosi dimana
tingkah lakunya bersifat agresif dan destruktif. Ia sering merusak
barang dan menyerang orang lain, bahkan hewan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar
social dan moral terjadi melalui peniruan, dan penyajian contoh perialku.
Belajar merupakan bentuk perubahan yangdialami dalam hal kemampuan
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Lingkungan sosial sangat mempengaruhi perilaku
social seseorang. Karena darri lingkungan seseorang dapat berkembang
dan belajar. Klasifikasi gangguan social menurut Samuel A Kirk. Yaitu
Socially Maladjusted Children, Delinquency, dan Emotionally Distrubed
Children. Menurut Hewittddan Jenkins yaitu Unsocialized Aggressive
Children, Socialized Aggressive Children, dan Maladjusted Children.
Menurut Telford dan Sawrey gangguan social yaitu Anak yang
mengalami kecemasan, Anak yang menutupi diri dari realitas, dan anak
yang mengalami permusuhan. Factor penyebab terjadinya gangguan social
adalah Faktor hereditas, factor lingkungan, dan Faktor umum, merupakan
unsure-unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor di atas.
Faktor umum adalah faktor campuran antara faktor hereditas dan faktor
lingkungan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih ada
kekurangan, jadi penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Untuk perbaikan pembutan makalah kedepannya. Semoga
makalah ini dapat membantu pembaca dalam memperdalam ilmunya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi Edisi ke-9 Jilid 1 (Wibi Hardani & Bimo
Adi Yoso, Ed). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Atang Setiawan. 2009. Mata Kuliah Bina Pribadi Dan Sosial Jurusan Pendidikan
Luar Biasa. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan
Indonesia
Zabel, R. H., Peterson, R., Benson, D., Edwards, L., Rosell, J., & White, M.
(1986). Inclusion of socially maladjusted children and youth in the
legal definition of the behaviorally disordered population: A debate.
Behavioral Disorders, 11(3), 213-222.
11