Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BINA PRIBADI DAN SOSIAL

“Konsep Dasar Sosial”

Dosen Pengampu :

Safaruddin, S.Pd M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 3

Afifah Aulia (18003116)

Ayu Pupu (18003055)

Nadia (18003146)

Nurul Lathifa Wulandari (18003047)

Resna Dianti (18003155)

Shintya Rustami (18003162)

JURUSAN PENDIDIDKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan.Sholawat dan salam ditujukan juga kepada Rasulullah
SAW, karena dengan upaya beliau penulis dapat menikmati alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Makalah yang berjudul “Konsep Dasar Sosial” ini bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah “Bina Pribadi dan Sosial”. Semoga dengan makalah
ini kami dapat membantu pembaca untuk menambah wawasannya. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 9 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... ...........................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 4

A. Teori-teori Sosial ........................................................................................... 4


B. Klasifikasi Gangguan Sosial ....................................................................... 5-7
C. Penyebab Gangguan Sosial ......................................................................... 8-9

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 10

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari Bina Pribadi dan Sosial kita harus mengetahui
konsep dasar social, gangguan yang dapat terjadi, dan penyebab yang
dapat menimbulkan gangguan social. Setelah sebelumnya kita sudah
mengetahui emosi dan perilaku. Dalam Bina Pribadi dan Sosial ruang
lingkup yang akan diamati adalah emosi, perilaku, dan social.
Menurut Philip Wexler sosial merupakan adanya sebuah sifat pada
setiap individu. Social merupakan sifat seseorang dalam kehidupan.
Karena setiap individu tidak dapat hidup senidiri maka individu tersebut
butuh orang lain untuk melakukan kegiatan social seperti berkomunikasi
dan berinteraksi. Setiap individu membutuhkan orang lain.
Nah, pada makalah ini kita harus mengetahui teori-teori social,
klasifikasi gangguan social dan factor penyebabnya. Supaya pada saat
turun ke lapangan atau melakukan observasi kita dapat dengan mudah
mengeidentifikasi anak-anak yang butuh Bina Pribadi dan Sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori-teori sosial?
2. Apa saja klasifikasi gangguan sosial?
3. Apa saja penyebab gangguan sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja teori-teori social.
2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi gangguan social.
3. Untuk mengetahui apa saja penyebab gangguan social.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori-teori Sosial
Teori belajar sosial merupakan suatu pembelajaran yang terjadi ketika
seseorang mengamati atau meniru tingkah laku orang lain. Informasi yang
didapat dengan mudah diperhatikan pada kejadian yang ada dilingkungan
sekitar. Teori belajar social menurut Bandura ialah orang-orang belajar dari
orang lain atauyang lain, melalui observasi, peniruan, dan pemodelan. Teori
ini sering disebut jembatan antara behaviorist dan teori pembelajaran kognitif
karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi.
Social Learning Theory ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Di
mana teori ini menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbale balik
yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
Orang-orang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil
dari perilaku tersebut.
Bandura menyakini bahwasannya ‘determinisme timbale balik’, yaitu
lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk
lingkungan, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa
lingkungan seseorang itu menyebabkan perilaku seseorang.
Kemudian, Bandura juga mempelajari ‘kenakalan’ remaja,
menemukan ini terlalu sederhana. Disamping itu Bandura menyarankan
bahwa perilaku lingkungan juga menjadi penyebabnya. Bandura beranggapan
bahwa kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen, yang terdiri atas :
lingkungan, perilaku, dan proses psikologis seseorang.
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam belajar social dan moral terjadi melalui peniruan, dan
penyajian contoh perialku.
Teori behavior adalah teori yang dicetuskan Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut teori
ini, belajar adalah perubahan tingkahlaku sebagai akibat dari adanya interaski
antara stimulus dan respon.

4
Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yangdialami
dalam hal kemampuan bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya pada anak
sekolahan, ia dianggap sudah berhasil belajar ilmu pengetahuan social jika ia
bisa melibatkan dirinya dalam kegiatan social seperti kerja bakti.
Teori psikososial menurut Erick Erkson. Erik percaya bahwa
kepribadian itu berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satuelemen
penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan
persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang dikembangkan
melalui interaksi social atau dengan lingkungan sekitar. Erikson berpendapat,
perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi
baru yang didapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi
positif.
Menurut Erikson, perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi
antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntunan
masyarakat dan kekuatan-kekuatan social yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Psikoanalisis bagi Freud merupakan sebuah metode yang menjanjikan
hasil lebih sistematis dan seksama disbanding metode laiinya. Freud
mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni
sadar / conscious, prasadar/preconscious, dan tak sadar/unconscious.
Awalnya Freud menggunakan teori kejiwaan hanya melibatkan pada tiga
unsure kesadaran itu, selanjutnya tahun Sembilan belas dua tiga Freud
mengemukakan tiga model structural yang lain, yaitu id, ego dan superego.
Id merupakan sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Id
berisi semua aspek psikologik yang diturunkan seperti, insting, impuls, dan
drives. Ego berkembangdari id agar orang-orang mampu menangani realitas,
oleh karena itu ego mengikuti prinsip realita, usaha memperoleh kepuasan
yang dituntut id dengan mencegah terjadinyategangan baru atau menunda
kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan

5
kebutuhan. Superego adalah kekuatan moral atau etik dari kepribadian, yang
beroperasi memakai prinsip idealistic sebagai lawan dari prinsip kepuasan id
dan prinsip realistic dari ego.
Teori Freud disebut juga sebagai teori psikodinamika, karena
fokusnya pada pergerakan energy psikologis manusia, dalam bentuk
kelekatan [attachment], konflik, dan motivasi. Teorinya berfokus bahwa
perilaku ditentukan proses alam bawah sadar manusia.

B. Klasifikasi Gangguan Sosial


1. Samuel A Kirk.
a. Socially Maladjusted Children
Yaitu kelompok anak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan social. Kelompok anak ini menunjukkan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan ukuran culture permissive atau norma-
norma masyarakat dan kebudayaan yang berlaku, baik di rumah,
sekolah, maupun masyarakat.
Umumnya menunjukkan gejala seperti; sulit diatur, prestasi belajar
rendah, suka bertengkar, kurang mampu belajar dari apa yang
dikatakan, cenderung memiliki konsep ukuran yang terbatas dan lain
sebagainya.
Jenis gangguan ini memiliki tiga kategori, diantaranya, pertama semi
socialized yaitu anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan social pada taraf sedang, sehingga mereka masih dapat
menyesuaikan diri pada kelompok tertentu, misalnya dengan
kelompoknya sendiri dan lingkungan keluarga.
Kedua, socialized primitive children, yaitu kelomppok anak yang
mengalami hambatan dalam aspek perkembangan social pada
tarafberat dan sangat berat. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh
lingkungan dan pengalaman masa kecil yang tidak baik.
Ketiga, unsocialized children yaitu kelompok anak yang mengalami
perkembangan sikap social pada taraf rendah yang disebabkan tidak
adanya bimbingan dari kedua orang tua pada saat kecil.

6
b. Delinquency
Ialah tingkah laku anak atau remaja yang melanggar norma-norma
hokum tertulis atau merupakan salah satu bentuk penyesuaian anak
yang salah, tidak sesuai dengan tuntutan danharapan lingkungan
masyarakat.
Disamping melanggar norma hokum, mereka juga menunjukkan
perilaku seperti; sering merusak alat-alat sekolah, sering bolos dari
sekolah, kemampuan akademis yang terbatas, suka marah-marah
dikelas, dan lain sebagainya.
c. Emotionally Distrubed Children
Merupakan kelompok anak yang terganggu atau terhambat
perkembangan emosinya, dengan menunjukkan adanya gejala
ketegangan atau konflik batin, menunjukkan kecemasan, penderita
neurotis atau bertingkah laku psikotis.
Beberapa tingkah laku dari anak ini dapat dikategorikan sebagai
tingkah laku socially maladjusted. Apabila tingkah laku tersebuut
suda merugikan dan menganggu kehidupan orang lain, seperti
mencuri, menganggu ketertiban dan keamanan masyarakat, dsb.

2. Hewittddan Jenkins
a. Unsocialized Aggressive Children
Kelompok anak yang menunjukkan gejala-gejala; tidak
menyenangi sikap otoritas, seperti gutu, dan polisi. Kebanyakan
anak ini berasal dari keluarga broken home, tidak mendapat kasih
saying dan perhatian dari orang tuanya. Superego anak ini tidak
berkembang dengan baik.
b. Socialized Aggressive Children
Kelompok anak yang masih mampu melakukan hubungan dan
interaksi social pada kelompok yang terbatas, seperti
kelompoknya. Tetapi mereka membenci orang-orang yang
memiliki otoritas.
c. Maladjusted Children

7
Sering juga disebut ‘over inhibited’. Dengan karakteristiknya,
penakut, sensitive, sulit melakukan interaksi social secara baik
dengan teman-temannya, sanagt ketergantungan dan mengalami
deficit. Berasal dari keluarga mampu yang mana anaknya terlalu
dimanjakan.

3. Telford dan Sawrey


a. Anak yang mengalami kecemasan
Ada tiga jenis kecemasan. Pertama, kecemasan kronis seperti
mudah marah, merasakan ketakutan yang tidak jelas penyebabnya,
gangguan tidur dan selera makan, sering menangis tanpa sebab,
dan merasa lesu serta tidak bergairah.
Yang kedua, rasa takut kronis, di mana perasaan takut tersebut
tidak diketahui yang menjadi penyebabnya atau rasa takut
irasional. Misalnya pobia sekolah.
Ketiga, obsesi dan komplusi yang sering stereoptip atau tidak dapar
dikontrol. Komplusi adalah pengulangan perilaku atas desakan
yang timbul denganberbagai cara. Obsesi merupakan suatu
keasikan dalam ingatan terhadap suatu objek yang sama. Kedua hal
tersebut merupakan gejala meningkatkan kecemasan yang bersiat
sementara,misalnya beperilaku yang dilakukan secar aberulang-
ulang.
b. Anak yang menutupi diri dari realitas
Pertama, skhizoprenia. Cirri-cirinya, disorganisasi, kurang
perhatian, reaksi emosional, sering mengalami halusinasi dan ilusi.
Kedua, autism yaitu anak yang menutup diri pada tingkat
berat,sehingga mengalami kegagalan dalam melakukan hubungan
emosional dan social dengan orang lain.
Ketiga, regresi yaitu perilaku kembali pada perilaku fase yang
lebih rendahdari usianya atau perilaku kekanak-kanakan. Dan
keempat, berhayal atau berfantasi yaitu perilaku untuk menutup
diri atau ‘melarikan diri’ dari kenyataan yang dihadapinya.

8
c. Anak yang mengalami permusuhan
Merupakn tipe anak yang mengalami gangguan emosi dimana
tingkah lakunya bersifat agresif dan destruktif. Ia sering merusak
barang dan menyerang orang lain, bahkan hewan.

C. Penyebab Gangguan Sosial


1. Faktor hereditas atau nature. Merupakan karakteristik bawaan yang
diturunkan dari orang tuabiologis atau orang tua kandung kepada
anaknya. Jadi dapat dikatakan faktor hederitas merupakan pemberian
biologis sejak lahir. Pembawaan yang telah adasejak lahir itulah yang
menentukan perkembangan anak untuk di kemudian hari.
2. Faktor lingkungan atau nature. Faktor ini diartikan sebagai kekuatan
kompleks dunia fisik dan social yang memiliki pengaruh dalam
susunan biologis sertapengalaman psikologis, termasuk pengalaman
social dan emosi anak sebelum dan sesudah lahir. Faktor ini meliputi :
a. Keluarga, merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
menentukan pengembangan social dan emosi anak. Di lingkungan
keluarga inilah anak pertama kali menerima pendidikan sedangkan
orang tua mereka merupakan pendidik bagi mereka.
b. Sekolah, merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah
lingkungan keluarga, disekolah anak berhubungan dengan guru dan
teman-teman sebayanya. Hubungan antara guru dan anak dengan
teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan social dan
emosi anak.
c. Masyarakat, merupakan kumpulan individu atau kelompok yang
diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama.
3. Faktor umum, merupakan unsure-unsur yang dapat digolongkan ke
dalam kedua faktor di atas. Faktor umum adalah faktor campuran
antara faktor hereditas dan faktor lingkungan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar
social dan moral terjadi melalui peniruan, dan penyajian contoh perialku.
Belajar merupakan bentuk perubahan yangdialami dalam hal kemampuan
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Lingkungan sosial sangat mempengaruhi perilaku
social seseorang. Karena darri lingkungan seseorang dapat berkembang
dan belajar. Klasifikasi gangguan social menurut Samuel A Kirk. Yaitu
Socially Maladjusted Children, Delinquency, dan Emotionally Distrubed
Children. Menurut Hewittddan Jenkins yaitu Unsocialized Aggressive
Children, Socialized Aggressive Children, dan Maladjusted Children.
Menurut Telford dan Sawrey gangguan social yaitu Anak yang
mengalami kecemasan, Anak yang menutupi diri dari realitas, dan anak
yang mengalami permusuhan. Factor penyebab terjadinya gangguan social
adalah Faktor hereditas, factor lingkungan, dan Faktor umum, merupakan
unsure-unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor di atas.
Faktor umum adalah faktor campuran antara faktor hereditas dan faktor
lingkungan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih ada
kekurangan, jadi penulis meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Untuk perbaikan pembutan makalah kedepannya. Semoga
makalah ini dapat membantu pembaca dalam memperdalam ilmunya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Weiss, H. M. (1978). Social learning of work values in organizations. Journal of


applied psychology, 63(6), 711.

Salkind, N. J. (2004). An introduction to theories of human development. Sage


Publications.

Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi Edisi ke-9 Jilid 1 (Wibi Hardani & Bimo
Adi Yoso, Ed). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Budiningsih, C. A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. cet. ke-1. PT Rineka Cipta.


Jakarta.

Atang Setiawan. 2009. Mata Kuliah Bina Pribadi Dan Sosial Jurusan Pendidikan
Luar Biasa. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan
Indonesia

Zabel, R. H., Peterson, R., Benson, D., Edwards, L., Rosell, J., & White, M.
(1986). Inclusion of socially maladjusted children and youth in the
legal definition of the behaviorally disordered population: A debate.
Behavioral Disorders, 11(3), 213-222.

Haring, N. G., & Phillips, E. L. (1962). Educating emotionally disturbed children.

Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Bandura, A. (1978). Social learning theory of aggression. Journal of


communication, 28(3), 12-29.

11

Anda mungkin juga menyukai