NIM 18003068
Mata Kuliah Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar
Dosen Pengampu Dr. Irdamurni, M. Pd
Sesi Selasa, 08.50 – 10.30
Tugas Resume Pertemuan 6
2. Tutoring
Tutoring merupakan bantuan yang diberikan langsung pada bidang studi yang terhambat
dari siswa yang sudah duduk dibangku sekolah. Cara ini lebih cepat karena tanpa
melalui perbaikan proses dasarnya terlebih dahulu, dengan tujuan mengejar
ketertinggalan di kelas. Tapi intervensi yang paling ideal dan menyeluruh akan
mencakup kedua program (remedial dan tutoring)
3. Kompensasi
Kompensasi diberikan bila hambatan yang dimiliki anak berdampak negative dalam
proses pembentukan konsep dirinya. Dalam arti, mengingat usia, kegiatan yang
dilakukan dan derajat kesulitan yang dialami sedemikian rupa, sehingga diperlukan
sesuatu kompensasi untuk mengatasi kekurangannya dibidang atau area tertentu.
Ada tiga model yang ditawarkan dalam hal penanganan anak berkesulitan belajar akibat
gangguan perseptual motoric, yaitu :
a. Model pemberian pelayanan dalam bentuk kelas khusus sepanjang hari belajar dan
kelas khusus untuk bidang studi tertentu. Dalam kelas khusus sepanjang hari
belajar, anak belajar bersama-sama dengan anak pada umumnya di satu ruang,
kemudian pada jam-jam istirahat mereka diberi tambahan pelajaran oleh guru
khusus yang menanganinya. Dalam kelas khusus untuk bidang studi tertentu, anak
anak belajar bidang studi yang tidak dapat mereka ikuti di kelas reguler. Sebagian
besar dari waktu yang digunakan di dalam kelas khusus jenis ini umumnya untuk
pelajaran membaca, menulis, berhitung, dan kadang-kadang juga tentang
keterampilan sosial atau aspek-aspek khusus dari bahasa, karena akibat dari
gangguan perceptual motoric yang dialami anak akan berpengaruh pada
kemampuan akademiknya.
b. Model ruang sumber merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah untuk
memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang tergolong berkesulitan
belajar spesifik salah satuny akibat gangguan perceptual. Di dalam ruangan tersebut
terdapat guru remedial dan berbagai media belajar. Aktivitas di dalam ruang
sumber umumnya berkonsentrasi pada upaya memperbaiki keterampilan dasar
seperti membaca, menulis, dan berhitung. Guru sumber diharapkan dapat menjadi
"pengganti" guru bagi guru reguler. Anak belajar di ruang sumber sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
c. Model kelas reguler, dirancang untuk membantu anak berkesulitan belajar spesifik
diciptakan suasana belajar koperatif sehingga memungkinkan semua anak, baik
yang berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar dapat menjalin
kerjasama untuk mencapai tujuan belajar.
Referensi :
Kusmiati, A. M., & Sumarno, G. (2018). Pengaruh Permainan Tradisional terhadap Kemampuan
Perseptual Motorik Anak di SDN Margawatu II Garut Kota. TEGAR: Journal of Teaching
Physical Education in Elementary School, 1(2), 17-23.
Nurina, T., & Nurudin, A. A. (2017). Identifikasi Gangguan Perseptual Motorik pada Siswa TK
Aisyiyah Kota Sukabumi. Motion: Jurnal Riset Physical Education, 8(2), 158-166.
Yudanto, Y. (2010). Upaya Guru Penjas dalam Mendeteksi Gangguan Perseptual Motorik pada
Siswa Sekolah Dasar. Medikora, (1).