Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AYU PUSPITA

NIM : 03071181823007

TEKNIK GEOLOGI 2018-KAMPUS INDRALAYA

TUGAS BIOGRAFI PENGUSAHA DUNIA

Belva Devara sang CEO Ruangguru dan Staff Khusus Jokowi

Nama : Adamas Belva Syah Devara


TTL : Jakarta, 30 Mei 1990
Profesi : -CEO Ruangguru
-Staff Khusus Jokowi
Ayah : Tri Harsono
Ibu : Murni Hercahyani

Masa Kecil

Adamas Belva Syah Devara bukanlah anak laki-laki yang lahir dari keluarga berada dengan
tingkat ekonomi tinggi. Ia lahir di Jakarta, 30 Mei 1990 sebagai sulung dari tiga bersaudara.
Sehari-harinya, kedua orang tuanya menyambung hidup dengan bekerja sebagai pegawai
negeri sipil.

Meski demikian, kedua orang tuanya memiliki prinsip untuk memastikan selalu memberikan
pendidikan yang terbaik sejak kecil. Prinsip inilah yang akhirnya dipegang kuat oleh Belva,
sapaan akrabnya, bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan berkualitas dan
direalisasikan melalui Ruangguru.

Sejak masih bersekolah di SMA Presiden Bekasi, ia sudah dikenal sebagi sosok yang
memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata teman sebayanya. Tidak hanya moncer di urusan
akademik, ia juga aktif di kegiatan organisasi dengan menjabat sebagai Ketua OSIS.
Berkat prestasi akademiknya di berbagai kompetisi seperti olimpiade, pidato, dan debat
bahasa Inggris, ia akhirnya diberikan beasiswa penuh selama SMA. Sejak SMA pula,
keinginannya untuk bersekolah di luar negeri kian besar.

Tidak jarang ia memilih untuk membolos sekolah demi mengerjakan soal-soal tes masuk
universitas luar negeri dan seleksi beasiswa. Bahkan ia juga tidak segan untuk merogoh
kocek membeli buku latihan soal dari Singapura.

Menjadi Sarjana

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Di tahun 2007, Belva terpilih menjadi salah satu dari
delapan siswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Singapura untuk
melanjutkan studi ke Nanyang Technological University, salah satu institut terbaik di Asia.

Program beasiswa ini sendiri adalah salah


satu seleksi akademis yang paling
kompetitif saat itu. Selain mendapatkan
beasiswa, ia juga diterima program gelar
ganda (double degree) program studi
(prodi) Computer Science dan Business,
dan dia adalah orang Indonesia pertama
yang diterima dalam prodi tersebut.

Selama kuliah sarjana, Belva aktif dalam


bidang akademis dan non akademis. Ia
berhasil masuk dalam Double Dean’s
List sebagai salah satu dari 5% mahasiswa dengan prestasi tertinggi dalam program gelar
ganda tersebut. Tahun 2009, ia bahkan ikut serta dalam program pertukaran pelajar ke
University of Manchester, Inggris.

Disamping itu, untuk urusan non akademis, ia masih menjabat menjadi Sekjen untuk PPI
(Perkumpulan Pelajar Indonesia) Singapura. Ia pernah dianugerahi oleh McKinsey &
Company penghargaan Young Leader for Indonesia 2011. Belva juga memanfaatkan waktu
kuliahnya dengan bekerja paruh waktu di Accenture dan Goldman Sachs sebagai Summer
Analyst.
Ketika lulus dari NTU, tidak hanya gelar sarjana saja yang diraihnya. Belva juga menggondol
tiga penghargaan bergengsi, yaitu Lee Kuan Yew Gold Medal (penghargaan tertinggi bagi
mahasiswa di universitas), Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal
(penghargaan bagi peraih nilai akademis tertinggi di prodi Computer Science), dan Accenture
Gold Medal (penghargaan bagi peraih nilai akademis tertinggi di prodi Business).

Setelah itu, ia memilih untuk mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja. Ia sempat magang di
staf kepresidenan dan bekerja selama dua tahun sebagai konsultan di McKinsey. Di dunia
kerja pun, ia tidak ingin setengah-setengah dan selalu menunjukkan performa kerja yang
memuaskan.

Usai berkecimpung di dunia kerja, ia ingin kembali ke bangku kuliah. Ia berniat mengambil
pendidikan master di Amerika Serikat. Disini pula, ia bersama Iman Usman, sahabatnya,
terinspirasi untuk membentuk startup pendidikan berbasis teknologi yang bisa memudahkan
orang mencari guru privat online yang sesuai kebutuhan mereka.

Inspirasi tersebut muncul saat mereka belajar untuk mempersiapkan tes beasiswa dan masuk
universitas, dimana mereka ingin mencari guru privat online yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Dalam prosesnya, mereka menyadari bahwa ternyata pasar ini tidak efisien.
Akhirnya lahirnya Ruangguru di tahun 2014 yang bergerak di bidang teknologi pendidikan.

Studi di Universitas Elite Dunia

Untuk studi masternya, Belva memilih MBA (Master


of Business Administration) Stanford University yang
dikenal tingkat penerimaan calon mahasiswanya
hanya 5% dari total pendaftar. Sama seperti kuliahnya
di Singapura, ia berhasil mendapatkan beasiswa
penuh untuk studinya.

Ia juga sempat menjabat sebagai Co-


President Stanford GSB Asia Club dan mendapatkan
penghargaan manajemen publik dan inovasi sosial di
tahun 2015. Ia berhasil menyelesaikan studinya hanya satu tahun di Stanford, untuk
mengambil studi lain di Harvard Unviersity.

Setahun kemudian, di tahun 2014, Belva berhasil mendaftar sebagai mahasiswa Harvard
University dengan mengambil jurusan Public Policy (kebijakan publik) dan mendapatkan
beasiswa penuh.

Tidak hanya mempelajari kebijakan publik, ia juga mengambil beberapa mata kuliah di
fakultas lain seperti Harvard Law School, Harvard Graduate School of Education, dan
Harvard Medical School. Selain itu, ia juga sempat merasakan pengalaman belajar
perencanaan tata kota di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Membesarkan Ruangguru

Usai menyelesaikan semua


studinya di Amerika Serikat, pada
2016 ia memutuskan untuk
kembali ke tanah air demi fokus
membesarkan Ruangguru yang
sebelumnya telah dikelola oleh
Iman Usman. Kepulangannya ini
juga sekaligus menandakan ia
mengambil alih pimpinan
Ruangguru. Dibawah
komandonya, Ruangguru dengan segera berkembang pesat lima kali lipat. Dari yang tadinya
hanya platform pendidikan kecil menjadi startup teknologi edukasi terbesar di Indonesia, saat
ini yang sudah menjangkau lebih dari 15 juta siswa di seluruh Indonesia dan 300.000 guru.

Layanan yang disediakan Ruangguru tidak hanya sebatas bimbel untuk pelajar SD-SMP-
SMA, namun juga persiapan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)
dan seleksi STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).

Pertumbuhan Ruangguru sendiri dibandingkan bimbel online sejenis Quipper atau Zenius


juga sangat pesat karena pemanfaatan aplikasi smartphone untuk proses belajar mengajar
siswa. Selain itu, siswa juga disediakan layanan belajar offline  dan online, mengombinasikan
belajar secara tatap muka dengan guru privat dan online melalui aplikasi.

Belva sendiri bersama Iman Usman mendapatkan penghargaan sebagai pemuda di bawah
usia 30 tahun tersukses dalam bidang consumer technology versi majalah Forbes Asia. Selain
itu, ada pula penghargaan 40 Under 40 The Vanguards 2018 dari majalah Prestige, ASEAN
40 Under 40 oleh ASEAN Advisory 2018, Atlassian Foundation MIT SOLVE Grantee 2017,
Australian DFAT MIT SOLVE Grantee 2017, dan GSMA Innovation Fund Grantee 2017.

Dari Belva, kita bisa belajar bahwa untuk bisa mencapai kesuksesan, kita harus mampu
mengatur waktu dengan baik dan memanfaatkan setiap kesempatan dan potensi yang ada.
Kesempatan belajar di luar negeri pun tidak hanya dimiliki oleh anak orang kaya raya.
Dengan semakin beragamnya program beasiswa dan terbukanya akses informasi, tentu kita
juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama, asalkan mau berusaha.

Anda mungkin juga menyukai