DISUSUN OLEH
SYAHRULLAH LA HAMENTE
144 2019 1067
PRECEPTOR INSTITUSI
YUSRAH TAQIAH, S. Kep., Ns. M. Kes
DISUSUN OLEH
SYAHRULLAH LA HAMENTE
144 2019 1067
PRECEPTOR INSTITUSI
YUSRAH TAQIAH, S. Kep., Ns. M. Kes
1. Infus
Infus adalah perawatan medis yang dilakukan dengan
memberikan cairan dan obat langsung melalui pembuluh darah. Jenis
cairan infus yang diberikan dapat berfungsi sebagai cairan
pemeliharaan atau pun cairan resusitasi saat pasien kritis.
Cairan infus untuk perawatan medis biasanya terdiri dari air yang
mengandung elektrolit, gula, atau obat-obatan tertentu tergantung pada
kondisi pasien. Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang
membutuhkan cairan infus, termasuk:
a. Mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) akibat sakit atau
melakukan aktivitas secara berlebihan.
b. Pengobatan yang disebabkan oleh infeksi menggunakan antibiotik
c. Mengendalikan rasa nyeri menggunakan jenis obat-obatan tertentu
d. Pengobatan kemoterapi
Berbagai jenis cairan infus beserta manfaatnya
Cairan infus yang umum digunakan terbagi menjadi dua jenis,
yaitu cairan infus kristaloid dan koloid.
1. Cairan infus kristaloid
Kristaloid adalah jenis cairan infus yang paling banyak
digunakan dalam perawatan medis. Cairan kristaloid mengandung
natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, dan magnesium
klorida.
Cairan kristaloid memiliki partikel-partikel kecil yang mudah
berpindah dari aliran darah ke dalam sel-sel dan jaringan tubuh.
Jenis cairan infus ini biasanya digunakan untuk
mengembalikan keseimbangan elektrolit, menyeimbangkan pH,
menghidrasi tubuh yang kekurangan cairan, hingga sebagai cairan
resusitasi untuk menyelamatkan nyawa. Cairan infus kristaloid
memiliki berbagai jenis, di antaranya:
Cairan infus saline
Cairan saline adalah jenis cairan infus kristaloid yang paling banyak
digunakan dalam perawatan medis. Cairan saline ada yang
mengandung natrium klorida 0.9 persen dan natrium klorida 0.45
persen yang larut dalam air. Jenis cairan saline dengan natrium
klorida 0.9% bertujuan untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang akibat muntah, diare, perdarahan, asidosis metabolik, dan
syok. Selain itu, cairan saline juga berfungsi mengembalikan
keseimbangan elektrolit, dan sebagai cairan resusitasi. Bagi pasien
dengan gangguan jantung dan penyakit ginjal tidak disarankan
menggunakan cairan infus saline 0.9% persen. Pasalnya
kandungan natrium di dalamnya dapat menyebabkan retensi cairan
atau volume cairan berlebih. Sementara, cairan saline natrium
klorida 0.45 persen diberikan bagi pasien dengan kondisi
hipernatremia (gangguan elektrolit) dan ketoasidosis diabetik.
Cairan saline natrium klorida 0,45 persen bisa
menyebabkan kelebihan cairan pada paru-paru (edema paru) dan
penurunan kadar elektrolit.
Cairan infus ringer laktat
Ringer laktat adalah jenis cairan infus kristaloid yang mengandung
natrium klorida, magnesium klorida, kalsium klorida, natrium laktat,
dan air.
Selain bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,
infus ringer laktat juga diberikan untuk menggantikan cairan tubuh
yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau kondisi lain yang
menyebabkan Anda kehilangan darah dengan cepat.
Infus ringer laktat tidak disarankan digunakan bagi orang yang
memiliki pH tubuh lebih dari 7.5, memiliki penyakit hati yang tidak
dapat melakukan metabolisme lakta, dan kondisi asidosis laktat
Dextrose
Dextrose adalah jenis cairan infus yang hanya mengandung gula.
Biasanya, dextrose diberikan melalui infus bersamaan dengan jenis
obat lainnya guna meningkatkan kadar gula darah pada seseorang
yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Cairan infus
dextrose juga dapat diberikan pada penderita hiperkalemia atau
kondisi di mana kadar kalium dalam tubuh tinggi. Dextrose tidak
dapat diberikan pada orang dengan kondisi medis tertentu. Ini
karena dextrose dapat berisiko meningkatkan kadar gula darah
serta penumpukan cairan di dalam paru-paru.
2. Cairan infus koloid
Selain kristaloid, jenis cairan infus lainnya adalah koloid.
Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat sehingga akan
berada di dalam pembuluh darah dalam waktu yang lama sebelum
menyebar ke area tubuh. Cairan koloid diberikan pada pasien yang
menderita sakit kritis, pasien bedah, pasien yang membutuhkan
transfusi darah, serta pasien yang melakukan terapi penyakit ginjal
baik menggunakan mesin dialisis atau tidak.
Ada pun koloid memiliki tiga jenis cairan lainnya, yaitu:
Albumin
Cairan infus albumin biasanya diberikan bagi pasien yang
mengalami kehilangan banyak darah akibat kecelakaan, luka
bakar yang parah, dan kondisi lainnya. Albumin juga diberikan
bagi pasien yang memiliki kadar albumin rendah akibat
melakukan tindakan pembedahan dan dialisis atau mengalami
infeksi perut, gagal ginjal, pankreatitis , operasi bypass jantung,
serta gangguan pada ovarium yang disebabkan oleh obat
kesuburan.
Dextran
Dextran adalah jenis cairan koloid yang mengandung polimer
glukosa. Dextran dapat digunakan untuk memulihkan kondisi
kehilangan darah setelah operasi dan gejala hipovolemia akibat
dehidrasi, serta mencegah terjadinya tromboemboli setelah
operasi.
Gelatin
Gelatin adalah jenis cairan koloid yang mengandung protein
hewani. Jenis cairan ini diberikan apabila pasien kehilangan
banyak darah hingga gejala hipovolemia berangsur membaik.
Efek samping cairan infus
Semua obat tentunya dapat menyebabkan efek samping. Hubungi dokter
Anda atau minta bantuan medis jika Anda menemukan efek samping yang
mengganggu atau tidak hilang seperti berikut:
a. Iritasi pada titik suntik
b. Bengkak pada titik suntik
c. Nyeri pada area bekas suntik
Cairan infus tidak boleh diberikan secara sembarangan. Penggunaannya
pun harus berada di bawah pengawasan dokter. Maka dari itu, pemilihan
jenis cairan infus perlu disesuaikan dengan kondisi pasien dan
pertimbangan dokter Anda
1. Tensimeter
2. Termometer
Alat yang satu ini saya yakin anda juga sudah mengetahuinya secara pasti.
Termometer merupakan alat pengukur suhu. Ada berbagai macam jenis
termometer berdasarkan fungsinya. Yang digunakan dalam dunia medis adalah
termometer badan, yang berfungsi untuk mengukur suhu tubuh pasien ketika
mengalami demam. Termometer juga memiliki jenis digital dan manual (raksa).
3. Stetoskop
Hampir sama seperti alat suntik, infus set atau alat infus juga berfungsi untuk
memasukkan cairan obat atau fitamin dan juga elektrolit ke dalam tubuh pasien
melalui pembuluh vena. Dari 50 daftar alat medis dan fungsinya yang akan kita
bahas pada kesempatan kali ini, infus set merupakan alat beberapa diantara alat
medis yang termasuk alat habis pakai. Artinya hanya sekali saja digunakan
setelah itu kemudian dibuang.
6. Kursi Roda
Kursi Roda berfungsi sebagai alat bantu jalan bagi orang yang kesulitan berjalan
baik dalam kondisi sakit, patah tulang kaki, atau memang cacat bawaan.
Berdasarkan sistemnya kursi roda juma memiliki varian berupa kursi roda
elektrik dan manual. Sedangkan dari jenisnya ada cukup banyak jenis dan
macamnya seperti kursi roda standar, kursi roda untuk cerebral palsy, kursi roda
trafeling dan lain sebagainya.
Kruk juga termasuk alat bantu jalan yang biasanya digunakan sepasang.
Bertumpu di ketiak dan dipegang dengan dua tangan di bagian tengahnya
berfungsi untuk menopang satu kaki yang belum bisa seimbang dalam berjalan.
Karena itu alat ini juga sering disebut dengan naman kruk ketiak.
8. Tongkat Bantu Jalan
Alat ini hampir persis seperti tongkat, hanya saja terdapat pegangan di bagian
ujung atas, dan terkadang juga memiliki kaki di bagian bawah, tiga kaki atau
empat kaki. Tujuannya adalah untuk mempermudah dan memperkokoh
tumpuan bagi penggunanya. Tongkat jalan merupakan alat medis yang
berfungsi sebagai alat bantu bagi orang yang membutuhkan seperti lansia,
orang dalam masa pemulihan, dan juga pada kondisi — kondisi tertentu.
Bed atau dalam bahasa Indonesia berarti tempat tidur atau ranjang pasien
adalah satu alat atau instrumen medis yang berupa tempat untuk beristirahat
pasien. Fungsinya untuk betres atau tidur pasien yang menjalani rawat inap di
rumah sakit atau klinik. Berdasarkan sistem mekanisasinya bed pasien juga
terdapat dua jenis, manual dan elektrik. Dari jenisnya biasanya ada satu crank, 2
crank atau juga 3 crank.
10. Bedside Cabinet (Almari Pasien)
Bedside cabinet merupakan alat medis yang tergolong Hospital Furniture. Alat
ini berupa almari pasien dengan ukuran yang cukup mini. Kalau anda
perhatikan, almari ini biasanya berada persis di sebelah ranjang pasien. Bedside
cabinet atau almari pasien ini berfungsi untuk menyimpan perlengkapan pasien
seperti palaian, peralatan mandi, makanan dan juga obat.
Nebulizer sebenarnya bukan alat bantu,alat ini berfungsi untuk mengubah obat
cair menjadi uap yang langsung dihirup oleh penderita gangguan penapasan
sehingga obat langsung masuk ke paru- paru. Dengan demikian proses reaksi
obat berlangsung cepat.
ECG atau EKG merupakan alat medis yang masih berhubungan dengan
jantung. Fungsi alat medis yang satu ini yaitu untuk merekam kelistrikan otot
jantung guna menganalisa ada atau tidaknya gangguan irama jantung pada
pasien. ECG terdiri dari beberapa elektroda yang ditempelkan ke dada pasien
untuk mengambil atau merekam aktifitas otot jantung dalam bentuk tegangan
listrik.
17. ESU (Electrosurgical Unit)
Istilah lain untuk alat ini yaitu Electrocauter atau Electrosurgery. Yaitu sebuah
alat elektronik yang dilengkapi dengan alat pemotong elektronik dengan
kekuatan listrik. Alat ini berfungsi untuk melakukan pembedahan pada bagian
tubuh pasien. Tujuannya adalah untuk mengurangi keluarnya darah yang akan
mengganggu jalannya proses operasi.
Alat ini berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan pasien secara realtime
yang bisa diamati dari layar monitor. Parameter yang bisa diamati dari dalam
alat ini adalah irama jantung, tekanan darah, suhu tubuh, kadar oksigen dalam
darah dan yang lainnya.
19. Hematology Analyzer
Hematology Analyzer merupakan satu alat medis yang sangat penting di rumah
sakit dan klinik. Fungsi alat ini adalah untuk menganalisa sel-sel darah meliputi
jumlah dan kondisinya. Hematology Analyzer berperan sebagai alat diagnostik
yang memiliki fungsi khusus sebagai analyzer untuk menganalisa jumlah sel —
sel darah manusia guna menentukan penyakit apa yang kemungkinan diderita
oleh pasien. Alat ini berada di laboratorium medis sebuah rumah sakit atau
klinik.
Selain Hematology ada juga Chemistry Analyzer atau disebut juga dengan
istilah Photometer yang diambil dari prinsip kerja alat tersebut. Alat ini berfungsi
untuk menganalisa zat — zat kimia yang ada dalam darah seperti kadar
glukosa, kolesterol, asam urat, enzim liver dan lain sebagainya. Sample yang
digunakan dalam pemerikisaan adalah serum darah, bukanlah darah murni
sebagaimana alat Hematology Analyzer.
21. EEG (Electroencepalograph)
Sebenarnya alat ini mirip — mirip dengan ECG, hanya saja alat ini digunakan
untuk bagian kepala. EEG atau Electoencephalograph merupakan satu alat
medis yang berfungsi untuk merekam aktifitas kelistrikan otak manusia. EEG
menggunakan prinsip emisi dan transmisi ultrasound pada kisaran frekuensi 2
hingga 15 MHz. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kondisi saraf yang ada di kepala pasien. Sejauh ini pemeriksaan
EEG tidak menimbulkan efek samping karena cukup aman menggunakan
gelombang suara ultra.
Ada beberapa alat medis yang berwujud lampu diantaranya Lampu Operasi.
Lampu sebagaimana kita ketahui adalah satu instrumen yang berfungsi untuk
memberikan penerangan. Sama halnya dengan lampu operasi, fungsi dasarnya
adalah memberikan penerangan di dalam ruang operasi pada saat tim dokter
sedang melakukan tindakan operasi pada pasien. Namun lampu ini didesain
dengan sedemikian rupa sehingga cahaya lampu tidak silau di mata.
23. Lampu Periksa
Memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat penerangan pada saat
pemeriksaan fisik pasien. Biasanya lampu ini dari jenis halogen atau LED yang
tidak panas. Jadi fungsinya hanya sebagai penerangan saja pada saat
pemeriksaan fisik sehingga kondisinya lebih jelas.
24. Lampu Terapi Inframerah
Lampu yang bisa memancarkan gelombang infra merah ini berfungsi sebagai
alat terapi. Infra merah berbeda dengan cahaya yang keluar dari lampu periksa
atau operasi sekalipun. Infra merah memiliki energi yang lebih tinggi sehingga
ketika anda terkena radiasinya tubuh kita akan terasa hangat. Sensasi hangat
inilah yang direspon yaman oleh tubuh kita dan memberikan efek memperlancar
peredaran darah.
26. Autoclave
Diantara sekian banyak jenis alat medis, ada yang berfungsi sebagai alat
sterilisasi. Autoclave merupakan satu alat sterilisasi (sterilisator) yang
menggunakan uap panas bertekanan. Autoclave terbuat dari stainless steel
yang dilengkapi dengan elemen pemanas didalamnya. Uap panas dalam
tekanan tinggi di dalam autoclave telah terbukti efektive mampu membunuh
mikro organisme hingga ke sporanya.
27. Dry Heat Sterilisator
Masih dalam kategori alat — alat medis yang berfungsi sebagai alat sterilisasi.
Dry Heat Sterilisator atau sering dikenal dengan istilah sterilisator kering, yaitu
alat sterilisasi yang bekerja dengan radiasi inframerah temperatur tinggi.
Dinamakan sterilisator kering karena tidak melibatkan zat cair dalam proses
sterilisasinya. Alat ini cocok digunakan untuk mensterilisasi alat — alat medis
yang terbuat dari logam yang tidak tajam atau peralatan medis dari kaca dan
kramik.
28. UV Sterilisator
Alat ini khusus untuk mensterilisasi ruangan yang ada di rumah sakit seperti
ruang ICU, Kamar Operasi, Ruangan NICU dan lain sebagainya. Alat sterilisasi
ruangan ini menggunacan sinar UV (Ultraviolet) yang cukup berbahaya untuk
mata manusia. Proses sterilisasi ruangan dengan lampu UV dilakukan
menggunakan remot yang bisa kita nyalakan dari luar. Atau bisa juga
menggunakan timer.
29. Ambubag (Pulmonary Resuscitator)
Dalam istilah medisnya alat ini dikenal dengan nama Pulmonary Resuscitator,
namun dalam istilah lain juga dikenal dengan istilah ambubag. Bagi anda yang
belum tahu bisa melihat dari penampakan gambar diatas. Fungsi alat ini yaitu
untuk napas buatan bagi pasien dalam kondisi kritis pasca kecelakaan misalnya,
atau kondisi tertentu yang membutuhkan pernapasan kontinue sebelum ada alat
ventilator.
30. Ventilator
Alat yang satu ini lebih kompleks lagi karena sangat penting bagi yang
membutuhkan. Ventilator adalah sebuah alat medis yang berfungsi
menggantikan sebagian atau seluruh kerja paru — paru. Lebih dari ambubag,
karena ventilator bekerja secara otomatis memberikan dukungan ventilasi untuk
mempertahankan fungsi pernapasan pasien.
31. Hearing Aid (Alat Bantu Pendengaran)
Sekarang ada juga alat medis yang berfungsi sebagai alat bantu pendengaran.
Alat ini biasanya dikenal dengan istilah Hearing Aid atau alat bantu dengar.
Fungsi alat ini jelas yaitu sebagai alat bantu mendengar bagi orang yang
kemampuan mendengarnya sudah terganggu. Hearing Aid memiliki bebrapa
jenis yang biasa dijual dipasaran yaitu BTE, ITE, ITC. Alat bantu dengar ini bisa
disesuaikan dengan level gangguan pendengaran yang diderita.
32. Oxygen Concentrator
Infus Pump juga merupakan satu alat pompa elektronik yang mengatur laju
aliran cairan infus dari alat infus manual. Infus Pump dan Syringe Pump sama —
sama dilengkapi dengan sensor mekanik dan elektronik, serta diatur juga
dengan mikro komputer digital sehingga pengaturannya cukup mudah dan
akurat. Alat medis semacam ini biasanya digunakan di ruang ICU untuk kondisi
— kondisi tertentu.
Alat ini masih berhubungan erat dengan disposable syringe. Walaupun alat ini
tidak sepenuhnya langsung berfungsi dalam pengobatan atau perawatan
penyakit. Namun alat ini penting untuk digunakan di rumah sakit. Syringe
Distroyer adalah alat atau mesin yang berfungsi untuk menghancurkan jarum
suntik setelah digunakan untuk menyuntik pasien. Mengapa alat seperti ini
dibutuhkan, hal ini sebagai managemen limbah rumah sakit agar tidak
menimbulkan infeksi bagi lingkungan.
37. Benang Operasi
Benang Operasi, mungkin kita tidak terlalu asing dengan alat medis yang satu
ini. Bagi anda yang laki — laki kebanyakan pernah melihat benda ini. Benang
Operasi adalah alat medis yang berfungsi untuk menjahit bagian tubuh yang
terbuka lebar. Dalam kasus — kasus tertentu dimana luka terlalu lebar, maka
perlu direkatkan dengan benang operasi agar cepat menyatu dan tidak
mengurangi resiko infeksi.
38. Desinfectan
Kasa dan kapas termasuk alat medis yang sangat banyak kebutuhannya. Setiap
kali dokter melakukan suntikan membutuhkan kapas, perban luka membutuhkan
kasa, membasuh luka membutuhkan kapas. Dan berbagai macam fungsi
lainnya.
41. Elektroda
Satu instrument atau peralatan medis yang wajib ada di ruang operasi yaitu
meja operasi (operating table). Meja ini berfungsi untuk membaringkan pasien
yang akan menjalani proses operasi. Meja operasi didesain secara khusus
yang memungkinkan kemudahan pergerakan dan perubahan posisi pasien
seperti miring, ketinggian, vertikal horizontal danlain sebagainya.
Meja Operasi secara umum bisa kita kategorikan dalam dua jenis yaitu meja
operasi manual dan meja operasi elektrik. Kedua jenis ini didasarkan pada
sistem kerja hidraulik yang berfugnsi untuk perubahan posisi dan ketinggian
dari meja tersebut. Intinya, meja operasi merupakan satu alat medis yang harus
ada di dalam ruang operasi.
44. Mesin Anestesi
Mesin Anestesi GE CS2
Alat ini berfungsi untuk melakukan pembiusan. Yaitu proses menghilangkan
kesadaran pasien sebelum dilakukan pembedahan oleh dokter bedah. Proses
pembiusan dengan mesin ini juga harus dilakukan oleh dokter spesialis
Anestesi yang berpengalaman sehingga prosesnya dapat berlangsung dengan
lancar.
45. Ventilator
Scapel Handle
2. Gunting
Gunting merupakan instrumen yang digunakan untuk memotong jaringan,
benang dan balutan luka. Gunting yang lurus digunakan untuk pekerjaan
pada bagian permukaan, sedangkan yang melengkung digunakan untuk
bagian dalam luka. Pada umumnya yang digunakan untuk memotong
adalah bagian distal dari mata gunting, untuk menghindari rusaknya struktur
vital makan gunting tidak boleh ditutup kecuali bila ujung mata guntingnya
dapat di lihat dengan jelas.
Bandage scissors digunakan untuk menggunting perban, atau
gaas/kassa.
Surgical scissors,gunting yang digunakan dalam pembedahan
UNTUK KEPERLUAN OBSTETRIK :
a. Umbillical cord scissorors,digunakan untuk memotong tali pusar bayi.
Episiotomy scissors
c. Forceps
Suatu alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan , yagn
dapat dikontrol dapat dijepitkan dan dilepaskan, oleh pegangan atau
tekanan langsung pada keping – keping tersebut.
1. Pinset
Pinset anatomi, ada yagn lurus, ada yang bengkok.kedua
belah ujungnya bergaris – garis horizontal.
Pinset operasi :ujung keduanya bergigi, untuk menjepit pada
saat operasi. Sering disebut chirurgische
d. Klem ( Clamp)
Alat ini digunakan terutama untuk memegang jaringan dan
memungkinkan untuk melakukan traksi. Permukaan yang berhadapan
dari tiap kepala forceps berfariasi tergantung dari tujuan yang spesifik.
Semuanya mempunyai lubang untuk jari dan sistem pengunci.
- Klem arteri
Memiliki dua bentuk yaitu lurus dan belok. Penggunaanya adalah untuk
melakukan hemostasis, penting untuk menghentikan pendarahan
selama operasi. Klem ini digunakan untuk jaringan yang tipis dan lunak.
Selain itu juga dibagi atas atraumatik dan traumatik.
Klem arteri
Towel clamp (doek clamp)
Towel clamp merupakan clamp pemegang dengan ujungnya yang
runcing untuk menahan tepi handuk/ doek pada tempatnya. Berguna
untuk menjepit kain operasi juga untuk memegang tulang coste ketika
dilakukan traksi eksternal pada dinding dada.
e. TANG
Koorntang/Dressing forceps, digunakan untuk menjepit, atau
mengangkat alat – alat bedah dari dalam bak instrumen.
Kogel tang : menjepit & mengangkat organ/jaringan tubuh juga benda benda
asing dalam tubuh termasuk Paku
Suture Forcespsi, di gunakan untuk menjepit luka yang terbuka
PRECEPTOR INSTITUSI
YUSRAH TAQIAH, S. Kep., Ns. M. Kes
Stetoskop
- Aminofilin : 5 ampul
- Dexamethasone : 10 ampul
- ETT
- Masker oksigen
- Suction Catheter
- Suction Tube
- Nasal Cannula
- Transfusi set : 3
- Infus set : 10
- IV catheter : 10
- Chest tube