Anda di halaman 1dari 27

RISET KEPERAWATAN

Oleh : Dr.Ns. SAMSUALAM,S.KM,S.Kep,M.Kes

PENELITIAN
Suatu upaya pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis, teliti dan mendalam dalam rangka mencarikan jalan keluar dan ataupun jawaban terhadap
suatu masalah yang ditemukan.

Inti pokok riset :


Bermaksud menyelesaikan dan ataupun mencarikan jawaban terhadap suatu masalah.
Prinsip rasionalitas dan empiris merupakan dua syarat pokok ilmu pengetahuan.

Rasionalitas : sesuai dengan logika dan akal yang sehat


Empiris : dapat beberapa kali diuji coba dengan hasil yang sama.

Cara penyelesaian dan atau jawaban yang diajukan oleh suatu penelitian :
Atas dasar pengkajian yang seksama terhadap suatu pokok persoalan yang dihadapi : Pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan analisis data dari permasalahan yang ada.

Hakekat berfikir ilmiah :


Karena inti pokok dari riset : Mencarikan cara penyelesaian dan ataupun jawaban dari suatu masalah
yang dihadapi, yang sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan.

Data yang tersedia setelah diolah, disajikan dan dianalisa, harus dapat ditarik kesimpulan berupa
cara penyelesaian.

Cara menarik kesimpulan dari hasil pengkajian data :


1. deduktif
2. induktif.
Kedua cara ini merupakan inti pokok dari cara berfikir ilmiah yang harus dimiliki peneliti.

Cara deduktif : Pengambilan kesimpulan tentang suatu keadaan khusus yang dihadapi dengan
memanfaatkan data atau pengetahuan yang bersifat umum.
Cara induktif : Kesimpulan tentang suatu keadaan yang dihadapi tersebut ditarik dari data atau
pengetahuan yang bersifat khusus.

Contoh :
Ingin diketahui jawaban terhadap pertanyaan kenapa angka kelahiran di Kec. Mamajang lebih
rendah dari Kec. Lainnya di Kota Makassar
1. Deduktif :
- Makin banyak jumlah akseptor KB makin rendah angka kelahiran (data atau
pengetahuan yang bersifat umum).
- Jumlah akseptor KB di Kec. Mamajang lebih banyak daripada di kec. Lain (keadaan
khusus yang dihadapi)
- Penyebab rendahnya angka kelahiran di Kec. Mamajang adalah karena banyaknya
akseptor KB (kesimpualn bersifat deduktif).

1
2. Induktif :
- Ibu-ibu PKK di Kec. Mamajang lebih aktif dalam kampanye keluarga Kecil dan
Bahagia daripada ibu-ibu PKK Kec.lainnya (data atau pengetahuan yang bersifat
khsus untuk kec. Mamajang).
- Penyebab rendahnya angka kelahiran di Kec. Mamajang ialah karena ibu-ibu
PKKnya aktif dalam kampanye Keluarga Kecil dan Bahagia (kesimpulan yang
bersifat induktif).
Pada metoda deduktif jelas terlihat adanya dua data atau pengetahuan yang telah diketahui
sebelumnya, yakni data atau pengetahuan yang menyangkut hubungan antara jumlah akseptor KB
dengan rendahnya serta data atau pengetahuan banyaknya akseptor KB di Kec. Mamajang
Data atau pengetahuan yang pertama disebut dengan Premis Mayor, sedangkan data atau
pengetahuan yang kedua disebut Premis Minor.

Tugas :
Tuliskan kembali contoh menarik kesimpulan dengan metoda deduktif dan induktif dan tentukan
mana premis mayor dan premis minor.

Macam dan Jenis Penelitian


Secara sederhana dapat dibedakan atas tiga yakni ;
1. Penelitian Historikal :
Pada penelitian ini yang dimanfaatkan adalah data yang telah lampau.
Data tersebut dapat berasal dari bahan2 kepustakaan (data sekunder) atau data yang dicari
sendiri (data primer).
Contoh : meneliti tingkat kesehatan penduduk Indonesia pada tahun 1945-1950. Disini
peneliti mengkaji semua data yang ada hubungannya dengan tingkat kesehatan penduduk
Indonesia tahun 1945-1950 tersebut.

2. Penelitian Survai :
Pada penelitian ini yang dimanfaatkan adalah data yang terjadi secara alamiah, dalam arti
ada atau tidfaknya data tersebut, bukan sebagai hasil dari perbuatan sipeneliti.

2
Data yang dimanfaatkan tersebut dapat pula berupa data masa lampau, namun pada
pembahasannya tidak mengarah kepada sesuatu yang bersifat sejarah.
Penelitian survai dapat dibedakan dua macam :
penelitian survai tanpa kelompok pembanding.
Pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap satu kelompok populasi. Secara umum
penelitian ini dapat dibedakan atas dua macam yakni :
- Bersifat deskriptif sederhana : jika yang dibahas hanya suatu keadaan tertentu secara
terpisah tanpa menghubungkannya dengan keadaan lainnya (mis.: hanya umur, jenis
kelamin, suku bangsa, dll).
- Bersifat deskriptif korelatif : Jika dalam pembahasannya dilihat hubungan antara satu
keadaan dengan keadaan lainnya (mis : hubungan antara umur dengan jenis kelamin).
Mengingat pengukuran faktor bebas dan faktor terikat pada jenis penelitian ini
dilakukan pada saat bersamaan, maka jenis ini sering disebut sebagai desain Cross-
sectional.
Kadang2 keadaan yang ingin diketahui tersebut diikuti untuk satu periode tertentu.
Penelitiasn seperti ini disebut bersifat Longitudinal.
Peneltian survai dengan kelompok pembanding.
Pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap dua kelompok populasi. Ada dua
bentuk yang dikenal yakni :
- Penelitian kohort : Jika yang dibandingkan adalah kelompok terkena paparan dengan
yang tidak terkena paparan kemudian dilihat akibat yang muncul. Kerena kohort
mengacu pada masa depan, maka sifatnya adalah Prospective. Selanjutnya karena
pengukuran penyebab dan akibat tidak dalam waktu yang bersamaan, maka
penelitian kohort dikenal sebagai penelitian bersifat Longitudinal.
- Penelitian kasus kelola : Jika yang dibandingkan kelompok yang sakit dengan yang
tidak sakit dan ingin diketahui penyebabnya disebut Penelitian Kasus Kelola. Karena
kasus kelola mengacu pada masa lampau disebut bersifat Retrospective.

3. Penelitian eksperimen.
Pada penelitian eksperimen dilakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data yang
dihasilkan dari adanya campur tangan sipeneliti. Penelitian ini dibedakan dua macam :
3.1. Ditujukan hanya terhadap satu kelompok saja.
Contohnya : Membandingkan hasil yang diperoleh sebelum suatu tindakan dengan hasil
yang diperoleh sesuadah tindakan yang ditujukan pada satu kelompok saja. Eksperimen
seperti ini mudah dilakukan, tetapi tidak dianjurkan.
3.2. Ditujukan terhadap dua kelompok.
Contohnya : Dilakukan uji coba terhadap suatu obat baru dimana satu kelompok diberikan
obat baru tersebut, sedangkan kelompok lainnya tidak diberikan. Data diperoleh, kemudian
dianalisa untuk selanjutnya duitarik kesimpulan tentang baik atau tidaknya obat baru
tersebut. Eksperimen yang seperti ini adalah yang paling sering dilakukan.

3
Tugas :
Coba kemukakan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing penelitian di atas. Menurut
Sdr.jenis penelitian manakah yang lebih tinggi nilai ilmiahnya ?.

4
MASALAH

1. Pentingnya masalah sebagai titik tolak penelitian.


Telah disebutkan bahwa suatu penelitian pada dasarnya bermaksud untuk menyelesaikan dan
ataupun mencarikan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan demikian jelaslah, sebelum
memulai suatu penelitian, perlulah dikemukakan dahulu masalah apa yang akan diteliti.
Cara mengemukakan masalah ada dua macam yakni berupa pertanyaan yang membutuhkan
jawaban ataupun berupa pernyataan yang membutuhkan pembuktian. Masalah yang berupa
pernyataan yang membutuhkan pembuktian tersebut dinamakan Hipotesa.
Contoh :
a. Apakah penyaluran kontrasepsi melalui saluran niaga akan dapat meningkatkan peserta
KB dari pada penyaluran hanya melalui klinik? (pertanyaan)
b. Jika terlibatan masyarakat dalam program KB dapat ditingkatkan maka kesertaan
masyarakat dalam program KB akan meningkat pula (pernyataan)

Tugas :
Tulislah beberapa masalah yang berupa pertanyaan serta beberapa masalah yang berupa
pernyataan.

Karena pentingnya kedudukan dan peranan masalah dalam penelitian, maka langkah pertama yang
perlu dilakukan dalam penelitian ialah menetapkan masalah. Dfisinilah letak kesulitannya, karena
tidak semua orang dapat melakukannya dengan baik. Sebagai pegangan, sesuatu disebut sebagai
masalah jika terhadap kesenjangan antara APA YANG DITEMUKAN SAAT INI dengan APA
YANG SEMESTINYA.

Contoh :
1. Bidang Keperawatan menetapkan bahwa di Ruang Rawat Stroke RS Wahidin ditetapkan
bahwa untuk tahun 2001 sedikitnya ditemukan pasien dekubitus sebanyak 15 %, tetapi
setelah akhir tahun 2001 ditemukan sebanyak 25 % pasien dekubitus.

5
2. Angka kegagalan pil menurut kepustakaan hanya 1%, tetapi di Kec. Tammalate angka
tersebut sebesar 5 % dari seluruh peserta KB yang menggunakan pil pada tahun 1985/1986.
3. Pemasangan kateter oleh perawat ditetapkan paling lama 15 menit, tetapi di ruang rawat
Stroke RS.Wahidin memerlukan waktu pemasangan selama 30 menit.
Berdasarkan contoh di atas, tentukan apa yang ditemukan saat ini, apa yang semestinya.

Tentunya agar penelitian yang akan dilakukan tersebut bermanfaat, maka masalah yang diajukan
hendaknya yang penting. Pada saat ini dana yang tersedia selalu terbatas, dan karena itu seyogianya
lebih diprioritaskan pada penyelesaian masalah yang penting2 saja. Untuk menentukan apakah suatu
masalah layak untuk diprioritaskan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi :
1. Tergantung dari waktu terjadinya masalah.
Jika masalah yang akan diteliti terjadi pada waktu lampau, tentu kepentingan untuk
melaksanakan penelitian tidak begitu besar.
2. Tergantung dari akibat yang ditimbulkan oleh masalah : Suatu masalah yang mendatangkan
akibat lebih serius, lebih layak untuk diteliti.
3. Tergantung dari jumlah masyarakat yang terkena masalah
4. Tergantung dari hubungannya dengan program yang sedang berjalan
5. Tergantung dari hubungannya dengan berbagai masalah lainnya yang ada dimasyarakat
6. Tergantung dari perhatian masyarakat terhadap masalah.
7. Tergantung dari perna tidaknya masalah tersebut diteliti : Jika penelitian pernah dilakukan,
urgensi melakukan penelitian tersebut tidak begitu besar.

Tugas :
Tulislah contoh masalah yang memenuhi satu atau dua dari kriteria masalah.

2. Perumusan masalah
Apabila telah berhasil menetapkan masalah yangakan diteliti serta telah yakin bahwa masalah
tersebut cukup penting untuk diteliti, maka langkah selanjutnya ialah merumuskan masalah
tersebut. Suatu rumusan masalah yang lengkap haruslah mempunyai beberapa keterangan yakni
a. Keterangan tentang besarnya masalah yang dihadapi ; Besarnya masalah dapat dinyatakan
dari jumlah masyarakat yang terkena masalah dan atau penyebaran masalah tersebut di
masyarakat.
b. Keterangan tentang waktu terjadinya masalah

6
c. Keterangan tentang lokasi tempat ditemukannya masalah
d. Keterangan tentang siapa yang terkena masalah tersebut.
Contoh :
1. Di RS.Wahidin ditemukan infeksi nosokomial sebanyak 30 % yang tercatat pada
tahun 2000, dan insiden yang terbanyak pada ruang rawat A Pada hal Bidang
Keperawatan sudah menetapkan bahwa infeksi nosokomial dapat ditekan serendah
mungkin dengan angka toleransi 5 %.
2. 50 % wanita yang dirawat di RS Wahidin pada tahun 2001 mengalami infeksi
nosokomial akibat pemssangan kateter, pada hal Bidang keperawatan telah
menetapkan 10 % infeksi nososkomial pada wanita yang menggunakan kateter tetap.
3. Dari 100 Posyandu yang tercatat di Kec. Maricaya pada tahun 1986, hanya 30 buah
saja yang aktif melaksanakan kegiatannya.

Tugas : Berdasarkan contoh di atas, tentukan :


1. Besarnya masalah
2. Waktu terjadinya
3. Lokasi masalah
4. Sasaran yang kena masalah.

3. Uraian Masalah :
Apabila rumusan masalah telah selesai dilakukan lanjutkan dengan menyusun uraian masalah
tersebut. Uraian ini dipandang penting untuk memberikan gambaran selengkapnya tentang
masalah yang akan diteliti.
Untuk dapat menyusun uraian masalah, perlulah dilakukan Tinjauan Kepustakaan. Keterangan
yang perlu dikutip dari bahan kepustakaan hendaknya lebih diarahkan pada :
1. Apa yang telah diketahui tentang masalah tersebut.
2. Apa yang belum diketahui tentang masalah tersebut.

Contoh :
Dibanyak negara yang sedang berkembang, terutama didaerah pedesaan, pemanfaatan dukun
bayi dalam pelayanan kesehatan telah semakin banyak diterima. Penyebnabnya, bukan saja
karena terbatasnya tenaga kesehatan yang tersedia, tetapi juga karena profesi dukun dipandang
lebih sesuai dengan keadaan sosial budaya dan ekonomi penduduk pedesaan.
Untuk Indonesia yang sekitar 80 % persalinannya masih ditolong oleh dukun bayi, pemanfaatan
dukun bayi telah lama dilaksanakan. Untuk ini dilakukan pendidikan dukun bayi yang apabila
telah lulus diberikan peralatan untuk dipergunakan pada waktu menolong persalinan.

7
Ketika pada tahun 1970 program KB diperkenalkan, timbul gagasan untuk memanfaatkan dukun
bayi ini dalam pelayanan KB. Dilatihlah para dukun bayi tersebut, dan setelah itu mereka
diberikan wewenang untuk menyalurkan pil KB kepada masyarakat yang membutuhkan.
Sekalipun hasil yang dicapai cukup memuaskan, namun tidak luput ditemukan pula beberapa
masalah. Kalangan kedokteran tidak menyetujui dipergunakannya dukun bayi sebagai penyalur
pil KB. Alasan yang dikemukakan ialah pil KB tersebut merupakan preparat hormonal dan
karena itu untuk mencegah timbulnya akibat sampingan, maka sebelum pil KB diberikan kepada
seseorang, perlu dilakukan pemeriksaan medis dahulu yang tidak mungkin dilakukan oleh dukun
bayi.

Tugas :
1. kelenghkapan dan kejelasan uraian masalah tersebut.
2. Apakah yang ditemukan saat ini ?
3. Apakah yang semestinya terjadi?
4. Pilihlah salah satu masalah yang telkah anda rumuskan.

8
TUJUAN

1. Pentingnya tujuan dalam penelitian


Telah disebutkan bahwa suatu penelitian pada dasarnya bermaksud untuk menyelesaikan dan
atau mencarikan jawaban terhadap suatu masalah. Dalam kehidupan ini, masalah yang
dihadapi amat beranekaragam, dan karena itu maksud atau tujuan dari suatu penelitian yakni
yang berupa penyelesaian dan ataupun jawaban terhadap masalah tersebut amat
beranekaragam pula.
Hanya saja betapapun beraneka ragamnya tujuan dari suatu penelitian, sebagai suatu upaya
yang sistematis, haruslah dapat dirumuskan dengan lengkap dan jelas. Suatu penelitian tanpa
memiliki rumusan tujuan yang lengkap dan jelas, bukanlah penelitian yang baik.
Dalam penelitian, jika membicarakan tujuan, sebenarnya dapat dibedakan atas dua macam
yakni :
a. Tujuan yang dikaitkan dengan penelitian sebagai suatu program.
Penelitian pada dasarnya adalah suatu program. Setiap program harus mempunyai
tujuan. Dengan demikian dalam penelitian dikenal pula tujuan yang dikaitkan
dengan penelitian sebagai suatu program.
b. Tujuan sebagai hasil dari kegiatan program.
Tujuan yang dimaksud disini adalah suatu pernyataan yang menjelaskan hasil yang
dicapai dari dilaksanakannya suatu penelitian yakni berupa penyelesaian dan
ataupun jawaban terhadap masalah yangditemukan.

Contoh ;
1. Melakukan penelitian deskriptif selama 6 bulan, terhitung sejak tanggal 1 januari 1986
untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga Kec. Tammalate
Terhadap program JPKM (tujuan program penelitian).
2. Mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga Kec. Tammalate terhadap
program JPKM (Tujuan penelitian).

Tugas :
Tulislah beberapa tujuan program penelitian dan tujuan penelitian.

9
Tujuan amat peting, karena peranan tujuan dalam penelitian paling tidak untuk :
1. Memusatkan perhatian peneliti dalam melaksanakan penelitian.
2. Menjelaskan kepada pihak ketiga tentang penelitian yang dilakukan.
Adanya kejelasan dari pihak ketiga ini akan besar manfaatnya buka saja untuk menghindari
kemungkinan adanya tantangan atau hambatan, tetapi juga dapat diharapkan adanya
dukungan untuk memudahkan dan memperlancar penelitian.

2. Rumusan tujuan program penelitian


Tujuan program penelitian besar manfaatnya untuk mengelola penelitian yang dilakukan. Inilah
sebabnya tujuan program penelitian sering pula dirumuskan. Rumusan tujuan program penelitian
yang baik haruslah mengandung beberapa keterangan, yakni :
a. Keterangan tentang penelitian macam apa yang dilakukan
b. Keterangan tentang waktu dan lama penelitian dilakukan
c. Keterangan tentang lokasi penelitian
d. Keterangan tentang sasaran penelitian
e. Keterangan tentang hasil yang dihasilkan dari penelitian.

Contoh :
1. Melakukan penelitian deskriptif selama 6 bulan terhitung tanggal 1 januari 1986
untuk mengetahui tingkat adaptasi klien terhadap hospitalisasi pada 20 Rumah Sakit
di Sulawesi Selatan.
a. apa : penelitian deskriptif
b. kapan : Januari – Juni 1986
c.dimana : Rumah Sakit
d.siapa : 20 rumah sakit
e.hasil : mengetahui tingkat adaptasi klien terhadap hospitalisasi
2. Melakukan penelitian kohort selama tahun terhitung tanggal 1 Januari 1986 untuk
mengetahui dampak tirah baring terhadap pembentukan batu kandung kemih terhadap
100 pasien skeletal traksi di Rumah Sakit Wahidin.
a. apa : penelitian kohort
b. kapan : 1 Januari 1986 – 1 Januari 1991
c. dimana : rumah sakit wahidin
d. siapa : 100 pasien skeletal traksi.
e. hasil : mengetahui dampak tirah baring terhadap pembentukan batu kandung
kemih.

3. Merumuskan tujuan Penelitian


Lengkap dan jelasnya tujuan penelitian merupakan hal yang amat penting dalam suatu penelitian.
Karena itulah banyak peneliti hanya mencantumkan rumusan tujuan penelitian saja, tidak
rumusan tujuan program penelitian.
Secara umum tujuan penelitian dapat dibedakan atas dua macam yakni :
a. tujuan umum, yakni yang mengandung uraian tujuan penelitian secara garis besarnya saja
b. tujuan khusus yakni yang mengandung uraian tujuan penelitian secara lebih terperinci.

10
Contoh :
1. Mencegah terjadinya insiden pembentukan batu kandung kemih pada pasien tirah
baring yang mengalami pemasangan skeletal traksi (tujuan umum)
2. Mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya pembentukan batu kandung kemih pada
pasien tirah baring yang mengalami pemasangan skeletal traksi di Ruang perawatan
RS Wahidin (tujuan khusus).

Tugas :
Tulislah beberapa tujuan umum dan tujuan khusus.

Untuk merumuskan tujuan umum dan khusus, tidak ada pegangan yang pasti. Pada dasarnya
kedua tujuan ini disusun atas dasar MASALAH YANG DITEMUKAN. Artinya mencoba
mencarikan cara penyelesaian dan ataupun menjawab masalah penelitian yang telah ditetapkan
sebelumnya.

11
KONSEP DAN VARIABEL

1. Pentingnya suatu penelitian dapat terlaksana dengan baik, perlulah dirumuskan dahulu
konsep yang dimiliki. Yang dimaksud dengan konsep adalah suatu kerangka berfikir yang
utuh yang ingin dibuktikan atau dicarikan jawabannya. Untuk menyusun konsep penelitian,
titik tolak yang dipakai adalah MASALAH PENELITIAN yang telah dirmuskan yang
dikaitkan dengan TUJUAN PENELITIAN yang telah ditetapkan yang dalam uraiannya
dibantu dengan hasil studi kepustakaan yang sesuai.

Contoh ;
a. Masalah penelitian
50 % wanita yang dirawat di RS Wahidin pada tahun 2001 mengalami infeksi
nosokomial akibat pemasangan kateter, pada hal Bidang keperawatan telah
menetapkan 10 % infeksi nososkomial pada wanita yang menggunakan kateter tetap.

b. Tujuan penelitian.
Mengetahui faktor2 yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial pada wanita
yang menggunakan kateter tetap.
c. Konsep penelitian
Menurut Prof X dalam tulisannya tentang Y dikemukakan bahwa penyebab
terjadinya infeksi nosokomial pada pemasangan kateter adalah penguasaan tehnik
pemasangan kateter oleh PERAWAT, KESTERILAN ALAT yang digunakan,
LAMA pemasangan kateter, latar belakang pengetahuan PASIEN, dan STRUKTUR
ANATOMI uretra wanita.

Selanjutnya dari penelitian yang dilakukan oleh A di rumah sakit B pada tahun 1980
diketahui bahwa struktur anatomi uretra yang pendek pada wanita sebagai penyebab
utama tingginya insiden infeksi saluran kemih. .

Dari data di atas terlihatlah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya


infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter pada wanita, secara umum dapat
dibedakan atas 5 macam yakni :
a. Latar belakang perawat
b. Kesterilan alat yang digunakan
c. Lama pemasangan kateter
d. Latar belakang pengetahuan pasien
e. Struktur anatomi uretra wanita.

12
Tugas :
Dari tujuan penelitian yang telah anda rumuskan, rumuskanlah konsep penelitian untuk masalah dan
tujuan tersebut.

2. Variabel Penelitian
Dari konsep di atas jelaslah bahwa yang ingin diuji dalam penelitian ini ialah hubungan
pemasangan kateter dengan infeksi saluran kemih pada wanita.
Pengertian yang tercakup dengan struktur anatomi uretra telah jelas, tetapi pengertian tentang
latar belakang pasien masih terlalu luas. Apakah yang dimaksud dengan latar belakang tersebut?
Upaya memperinci suatu konsep penelitian sehingga jelas unsur-unsur yang diteliti, dalam
pekerjaan penelitian disebut menetapkan VARIABEL PENELITIAN.

Contoh ;
Pada contoh konsep penelitian diatas, yang dimaksud dengan variabel tersebut adalah :
1. Perawat
2. Pasien
3. Lama pemasangan
4. Kesterilan alat
5. Uretra.
Bacalah kembali konsep penelitian yang telah anda rumuskan. Cobalah uraiakan variabel-variabel
penelitiannya.

Berbagai variabel ini secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni variabel pada masalah
dan variabel pada tujuan. Variabel pada masalah penelitian disebut VARIABEL BEBAS yakni
yang sifatnya mempengaruhi, sedangkan variabel yang terdapat pada tujuan penelitian disebut
VARIABEL TERIKAT yakni yang sifatnya dipengaruhi.

Contoh :
Pada contoh variabel-variabel yang dikemukakan di atas, maka yang termasuk pada :

13
1. Variabel bebas adalah pemasangan kateter, lama pemasangan, kesterilan alat, pengetahuan
pasien, dan struktur anatomi uretra
2. Variabel terikat adalah terjadinya infeksi nosokomial (infeksi saluran kemih).

Tugas :
Salinlah lagi semua variabel yang telah anda susun. Tetapkanlah variabel bebas dan variabel
terikatnya.

Sekalipun uraian tentang variabel telah disampaikan, tetap saja penelitian belum dapat dilakukan.
Masalah yang dihadapi disini ialah belum jelasnya pengertian yang tercakup dalam tiap variabel.
Ambil contoh Lama pemasangan misalnya. Apakah yang dimaksud dengan lama pemasangan
tersebut ?.
Upaya untuk menjelaskan variabel sehingga dapat diukur dalam penelitian disebut menetapkan
DEFINISI VARIABEL. Secara umum definisi variabel ini dibedakan atas dua macam yakni :
1. Definisi konseptual, yakni rumusan pengertian variabel sebagaimana yang dimengerti oleh
khalayak umum
2. Definisi operasional, yakni rumusan pengertian variabel yang akan dipakai sebagai pegangan
dalam pengumpulan data.

Contoh :
Salah satu variabel yang ada dalam konsep penelitian diatas adalah lama pemasangan. Definisi
variabelnya adalah :
1. Lama pemasangan adalah jumlah waktu yang dapat ditoleransi untuk pemasangan kateter
tetap (definisi konseptual).
2. Lama pemasangan adalah jumlah waktu yang ditetapkan dalam satuan hari yang dihitung
sejak pemasangan sampai kateter dilepas atau diganti (definisi operasional).

14
Tugas ;
Salinlah kembali semua variabel yang telah anda rumuskan. Susunlah definisi konsepsional dan
definisi operasionalnya.

3. Kerangka Konsepsional
Setelah uraian tentang variabel berhasil dilakukan, kini susunlah berbagai variabel tersebut
kedalam SATU BAGAN yang utuh dimana jelas terlihat hubungan antara satu variabel denan
variabel lainnya.

Upaya merangkaikan variabel-variabel tersebut kedalam suatu bagan sehingga jelas hubungan
masing-masing variabel disebut menyusun KERANGKA KONSEPSIONAL PENELITIAN.

Cara sederhana menyusun kerangka konsepsional ialah mempergunakan variabel terikat sebagai
titik tolak dan setelah itu susunlah berbagai variabel bebas diseputuar variabel terikat tersebut.
Perhatikanlah urutan dan hubungannya satu dengan yang lain.

15
Contoh :
Kerangka konsepsional untuk contoh perkawinan usia muda, kira-kira dapat digambarkan sebagai
berikut :

Kepatuhan kepada orang tua Pergaulan bebas

Pendidikan Wanita

Sosial Ekonomi Orang tua wanita Petugas KUA Perkawinan usia muda

Sosial budaya

Pria

Penataran UU Perkawinan

Tugas :
Kini cobalah susun semua variabel yang telah anda kemukakan kedalam suatu kerangka
konsepsional penelitian.

16
DISAIN

Agar suatu penelitian dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan maka perlu ditetapkan
dahulu disain penelitiannya. Adapun yang dimaksud dengan Disain Penelitian disini adalah macam
atau jenis penelitian tertentu yang terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan.
Jika ditinjau dari kehendak untuk mencapai tujuan penelitian, maka peranan disain penelitian adalah
amat penting. Peranan tersebut setidak-tidaknya dapat dibedakan atas dua macam yakni :
1. sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian.
memilih suatu disain penelitian berarti menetapkan macam atau jenis penelitian yang akan
dilaksanakan. Peranan disain penelitian disini adalah sama dengan peranan penelitian itu
sendiri yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian.
Karena tiap macam atau jenis penelitian memilih tatalaksana tersendiri, maka pemilihan
terhadap suatu disain penelitian berarti sekaligus memilih pula tatalaksananya. Tata laksana
ini pada dasarnya adalah suatu pedoman yang harus dipakai sebagai pegangan dalam
melakukan penelitian.
Dengan perkataan lain peranan suatu desain penelitian dapat diibaratkan sebagai kendaraan bagi
para penumpang, yang akan mengantarkannya sampai pada tujuan, serta juga sebagai rambu-rambu
lalu lintas yang akan menuntun keselamatan dalam perjalanan.

2. Macam dan jenis Desain Penelitian


Macam dan jenis disain penelitian pada dasarnya adalah identik dengan macam dan jenis
penelitian itu sendiri. Telah dikemukakan terdahulu bahwa macam dan jenis penelitian pada garis
besarnya dapat dibedakan atas tiga macam. Dengan demikian disain penelitian dapat dibedakan
atas tiga macam pula :
1. Penelitian historikal. : Disain penelitian dipih jika tujuan penelitian adalah untuk mencari
jawaban atas pertanyaan tentang suatu keadaan yang telah lampau yang bersifat sejarah.
2. Penelitian survai : Disain penelitian survai dipilih jika tujuan penelitian adalah untuk
menjelaskan satu atau beberapa keadaan dan atau menjelaskan hubungan antara satu keadaan
dengan keadaan lainnya dari suatu peristiwa yang terjadi bukan sebagai hasil perbuatan
sipeneliti.

Jika keadaan ingin dijelaskan berasal dari satu ppulasi tanpa hubungannya dengan keadaan
lain yang juga ditemukan pada populasi tersebut, maka disain penelitian yang dipilih disebut
PENELITIAN DESKRIPTIF SEDERHANA.

Jika bermaksud pula mencari hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lain yang
terdapat dalam satu populasi yang sama disebut PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASI
atau disebut CROSS-SECTIONAL.

Jika hubungan antara dua atau lebih keadaan dalam satu populasi yang ingin diketahui
tersebut diikuti perkembangannya dalam satu kurun waktu tersebut disebut PENELITIAN
LONGITUDINAL

17
Jika dua atau lebih keadaan yang ingin dijelaskan berasal dari dua populasi yang berbeda dan
dilihat hubungannya satu dengan yang lain disebut PENELITIAN KOHORT (jika yang
ingin diketahui adalah akibat) atau PENELITIAN KASUS KELOLA (jika yang ingin
diketahui penyebab). Penelitian kohort bersifat propective dan longitudinal, sedangkan
penelitian kasus kelola bersifat Restospective.

3. Penelitian eksperimen.
Disain penelitian eksperimen dipilih jika tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan sesuatu
dan atau hubungan antara sesuatu dengan sesuatu lainnya dari suatu peristiwa yang terjadi
karena hasil tindakan (intervensi) sipeneliti.
Jika intervensi tersebut ditujukan terhadap satu kelompok dan kemudian dibandingkan hasil
sebelum dan sesudah intervensi disebut penbelitian BEFORE AFTER STUDY.
Jika dilakukan perbandingan hasil dari dua kelompok yang satu mendapat intervensi dan
yang lainnya tidak disebut sebagai penelitian EKSPERIMEN atau INTERVENSI.

Tugas :
Mohon tuliskan, disain penelitian manakah yang sesuai untuk tujuan penelitian di bawah ini ?.
Jelaskan pilihan anda.
a. Mengetahui faktor-faktor risiko hipertensi
b. Mengetahui hubungan antara umur Kepala Ruangan dengan Kepemimpinan yang efektif.
c. Mengetaui jumlah anak rata-rata keluarga Indonesia tahun 1960
d. Mengetahui pengaruh tirah baring terhadap kemungkinan timbulnya dekubitus
e. Membandingkan efektifitas latihan chest fisioterapi untuk mencegah retensi sekresi jalan
nafas dengan anjuran minum banyak.

3. Memilih Macam dan jenis Disain Penelitian


Sekalipun tujuan penelitian amat besar peranannya dalam menentukan pilihan terhadap disain,
bukan berarti tujuan adalah satu-satunya faktor yang emmpengaruhi pilihan tersebut. Disamping
tujuan ternyata ditemukan dua faktor lainnya yang juga berperanan cukup besar dalam memilih
disain penelitian. Kedua faktor tersebut adalah KEMAMPUAN yang dimiliki serta DATA yang
tersedia.

18
Dari uraian ini jelaslah bahwa untuk memilih macam dan jenis disain penelitian ada tiga faktor yang
mempengaruhi yakni ;
1. Faktor tujuan penelitian : Tercapai atau tidaknya tujuan penelitian amat ditentukan oleh
desain penelitian yang diplih.
2. Faktor kemampuan yang dimiliki : pengertian kemampuan termasuk soal dana, enaga, sarana
dan wamtu tersedia.
3. Faktor data yang tersedia : Tersedianya data, kesahihan data. Jika data tidak ada, atau tidak
dapat dipercaya, tentu disain penelitian historikal tidak dapat dipilih.

19
INSTRUMEN

Penelitian pada dasarnya bekerja atas data, maka data perlu dikumpulkan terlebih dahulu. Cara atau
alat mengumpulkan data disebut Instrumen Penelitian.
Instrumen dipilih sesuai dengan macam dan tujuan penelitian yang akan dilakukan.
Suatu instrumen penelitian yang baik barus memenuhi beberapa syarat pokok yakni mudah, cepat
serta tepat.
Tepat  dikaitkan dengan data yang dikumpulkan sedemikian rupa sehingga data tersebut terjamin
kesahiannya (valid0 dalam arti sesuai dengan kriteria yang telah ditentukn serrta dapat dipercaya
(leliable) dalam arti apabila instrumen tersebut dipergunakan berulang-ulang, hasil yang diperoleh
tetap sama.

Macam dan Jenis Instrumen


1. Wawancara:
Digunakan jika responden penelitian adalah manusia. Disini diajukan pertanyaan kemudian
dijawab oleh responden. Bergantung dari alat bantu yang dipergunakan, maka wawancara
dapat dibedakan dua macam :
a. Wawancara bebas ; Wwancara dilakukan tanpa bantuan alat apapun, kecuali hanya
berupa percakapan antara sipewawancara dengan responden. Jawaban yang
disampaikan oleh responden direkan dalam ingatan dan ataupun catatan seperrlunya.
b. Wawancara terpimpin : Dilakukan dengan pertolongan daftar pertanyaan yang
telahdipersiapkan sebelumnya. Jawaban dapat disampaikan secara bebas (pertanyaan
terbuka) dan ataupun dalam bentuk memilih salah satu dari yang telah ditentukan
(pertanyaan tertutup). Dapat pula dikirim kepada responden melalui pos.
Agar wawancara dapat memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan tentu dibutuhkan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam berkomunikasi. Membina hubungan yang baik,
menimbulkan kepercayaan serta menghindari pertanyaan yang tidak dimengerti adalah beberapa
dari prinsip komunikasi yang harus diperhatikan.
2. Pemeriksaan :
Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan. Misalnya pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium.
3. Pengamatan
Syarat pokok yang harus dipenuhi adalah jelasnya kriteria yang akan diamati serta
konsistensi pengamat dalam menilai kriteria yang telah ditetapkan. Apabila kriteria tidak
jelas serta tidak terdapat konsistensi dalam melakukan pengamatan, akan mudah timbul bias
sehingga data yang terkumpul tidak banyak artinya.
4. Peran serta
Dilakukan dalam bentuk melibatkan diri dalam kegiatan objek yang akan diteliti. Jelasnya
kriteria serta terdapatnya sikap yang konsisten dalam menilai kriteria merupakan syarat
pokok dalam mengumpulkan data dengan peran serta ini.
Menyusun daftar pertanyaan :
Yang dimaksud dengan daftar pertanyaan (kuesioner) adalah kumpulan pertanyaan yang diharapkan
akan dijawab oleh responden. Cara menjawab dapat melalui tanya jawab antara peneliti dengan
responden (wawancara) dan ataupun dapat diisi sendiri oleh responden.

20
Agar jawaban yang diperoleh mencerminkan kenyataan yang sebenarnya, maka cara merumuskan
dan atau menulis pertanyaan dalam daftar pertanyaan haruslah memenuhi beberapa syarat pokok :
1. Pertanyaan harus jelas : kata-kata yang dipergunakan hendaknya yang mudah dimengerti
serta tidak mengandung arti ganda.
2. Pertanyaan harus spesifik: Yaitu pertanyaan dapat langsung dijawab dalam arti tidak sampai
menimbulkan pertanyaan pada waktu menjawab pertanyaan tersebut.
3. Pertanyaan harus singkat dan padat : Pertanyaan yang terlalu panjang sebaiknya dihindari
karena dapat menimbulkan salah pengertian.
4. Pertanyaan tidak menyinggung responden : Jika pertanyaan sampai menyinggung perasaan
responden tentu mudah diperkirakan bahwa jawaban yang diperoleh tidak akan sempurna.
5. Pertanyaan tidak bersifat mempengaruhi responden : Pilihlah pertanyaan yang tidak ersifat
mempengaruhi responden dalam arti jawabannya tidak ditentukan oleh macam pertanyaan
yang diajukan.
Sebelum daftar pertanyaan dipergunakan, perlulah dilakukan uji coba terlebih dahulu. Maksudnya
ialah untuk melihat apakah masih ditemukan kekurangan-kekurangannya, seperti misalnya
ketidakjelasan pertanyaan dan lain sebaigainya. Perbaikilah daftar pertanyaan tersebut sesuai
dengan hasil uji coba yang dilakukan.
Jika petugas pengumpul data buka sipeneliti tetapi orang lain yang ditugaskan untuk itu, perlulah
dilakukan latihan pewawancara. Dengan latihan ini dapat ditingkatkan pemahaman pewawancara
terhadap daftar pertanyaan sehingga hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan.
Lengkapilah daftar pertanyaan dengan petunjuk pengisian sehingga tidak ditemukan kesalahan
dalam menjawabnya.

21
POPULASI DAN SAMPEL

Langkah pertama yang dilakukan oleh seorang peneliti ialah mengumpulkan data. Tergantung dari
masalah dan tujuan penelitian yang dimiliki, maka sumber data tersebut beraneka ragam. Jika
melakukan penelitian tentang akibat samping pemakaian IUD, maka sumber data tersebut adalah
akseptor IUD. Jika melakukan penelitian tentang pedokumentasian keperawatan, maka sumber data
tersebut adalah perawat. Akseptor IUD dan perawat yang dipakai sebagai sasaran penelitian yang
dari padanya akan digali berbagai keterangan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang
dimiliki disebut Populasi Penelitian.

Untuk menentukan populasi yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan lazimnya dipakai
masalah dan tujuan penelitian sebagai pedoman. Untuk ini disusunlah kriteria tertentu sedemikain
rupa sehingga dengan mempergunakan kriteria tersebut dapat segera dikenal populasi yang
dibutuhkan. Kriteria yang seperti ini sering disebut Kriteria Responden.

Pengertian sampel :
Jika kemampuan yang dimiliki sipeneliti cukup, maka mengambil seluruh populasi sebagai sasaran
penelitian adalah amat ideal. Pekerjaan yang seperti ini dilakukan misalnya pada sensus, dimana
seluruh populasi yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian diambil sebagai sasaran dan
ataupun responden penelitian.
Sayangnya dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan yang dimiliki tidaklah memdai, sehingga
hampir tidak mungkin mengambil seluruh populasi sebagai sasaran penelitian. Dalam keadaan yang
seperti ini yang dilakukan hanya mengambil sebagaian dari populasi tersebut. Pekerjaan yang
seperti ini disebut menetapkan Sampel Penelitian.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga bersifat reprentatif, yang berarti
dapat mewakili populasi. Representatif memenuhi setidaknya dua faktor :
1. Kecukupan jumlah sampel ; Artinya jumlah sampel cukup besar untuk mewakili populasi
yang menjadi sasaran penelitian.
2. Metoda sampling berdasarkan equal chance : Artinya setiap individu yang terdapat dalam
populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
Jika sampel tidak representatif, maka keterangan yang diperoleh tidak dapat digeneralisir untuk
seluruh populasi.

Jumlah Sampel
Permasalahannya, berapa besar suatu sampel yang dipandang baik sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggung jawabkan?.
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhiu penentuan jumlah sampel :
1. Kemampuan yang dimiliki : Jika dana, sarana, tenaga dan waktu yang tersedia memadai
jumlah sampel yang diambil dapat lebih besar, sebaiknya jika kesemua hal ini tidak dimiliki,
cukup diambil sampel dengan jumlah minimal yang masih dibenarkan.
2. Sifat populasi yang akan diamati : Jika populasi bersifat homogen, maka jumlah sampel
tidak perlu besar. Sebaliknya jika populasi bersifat terlalu heterogen, diperlukan jumlah
sampel yang besar.

22
3. Jenis penelitian yang dilakukan : Jika yang dilakukan penelitian historikal maka besarnya
sampel tidak terlalu menentukan. Tetapi jika penelitian tersebut dalam bentuk survai atau
eksperimental, penentuan jumalh sampel harus dilakukan secara seksama.
Dalam menghitung besarnya sampel dipergunakan berbagai rumus tertentu.
Cara pengambilan sampel :
Apabila jumlah sampel telah ditentukan, lakukanlah pengambilan sampel sejumlah yang ditentukan
tersebut. Cara pengambilan sampel :
1. Random sampling : Prinsip pokoknya adalah undian, dimana semua individu mempunyai
kesempatan yang sama terpilih sebagai sampel. Sering menggunakan tabel khusus, misalnya
tabel Fisher.
Cara ini dipergunakan jika populasi bersifat homogen.
2. Sampel sistematik : Prinsip pengambilan sampel menurut sistematikan tertentu yang telah
ditentukan, misalnya menurut kelipatan angka, menurut alfabet dan ataupun sisten lain yang
sesuai. Cara ini hanya dapat dilakukan jika populasi bersifat homogen.
3. Stratifed random sampling : Prinsip pengambilan sampel dengan cara ini ialah membuat
stratifikasi dahulu pada populasi, misalnya keadaan ekonomi yang dikelompok menurut
ekonomi baik, ekonomi sedang dan ekonomi kurang. Setelah itu diambil jumlahnya untuk
setiap strata sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Cara ini
diipergunakan jika populasi bersifat heterogen.
4. Cluster sampling : Pengambilan sapel dilakukan pada suatu kluster wilayah tertentu yang
dianggap mewakili populasi yang akan diteliti.

23
EDITING, KODING DAN TABULASI

1. Pentingnya editing dalam pengolahan data


Setelah data berhasil dikumpulkan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan ialah mengolah
data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh data tersebut. Untuk dapat
melakukan pengolahan data dengan baik, data tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu, apakah
telah sesuai seperti yang diharapkan atau tidak. Pemeriksaan data yang seperti ini disebut
Editing.
2 . Melakukan Editing
Dalam melaukan editing, beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Memeriksa kelengkapan data.
Periksalah apakah semua pertanyaan yang diajukan telah lengkap jawabannya atau tidak. Jika
ditemukan bagian-bagian yang tidak ada datanya, tentu akan menyulitkan pengolahan
nantinya.
b. Memeriksa kesinambungan data
Periksalah apakah semua data berkesinambungan atau tidak, dalam arti tidak ditemukan data
atau keterangan yang bertentangan antara satu dan lainnya. Jika ditemukan keterangan yang
bertentangan tentu akan menyulitkan penganalisaannya.
c. Memeriksan keseragaman data
Periksalah akapah ukuran yang dipergunakan dalam mengumpulkan data telah seragam atau
tidak. Misalnya ukuran berat badan apakah semua data tersebut dalam kilo gram atau dalam
ukuran berat badan lainnya. Jika ukuran ini tidak seragam tentu akan menghasilkan analisa
yang salah.

Jika ditemukan data yang tidak lengkap, tidak berkesinambungan dan atau tidak seragam, ada 3
kemungkinan yang dapat dilakukan :
1. Memperkirakan jawabannya dari jawaban atas pertanyaan lain yang sesuai.
2. Menanyakan kepada sipewawancara, barangkali saja lupa atau ditemukan kesalahan dalam
mengisinya.
3. Mendatangi kembali responden untuk diperbaiki yang kurang.

Pentingnya koding dalam pengolahan data :


Setelah editing selesai dilakukan, langkah selanjutnya yang ditempuh ialah melakukan pengkodean
data (koding). Koding ini dipandang perlu karena data yang terkumpul banyak macamnya.
Apalagi jika cara pengumpulan data mempergunakan pertanyaan yang bersifat terbuka. Setiap
responden akan memberikan jawaban tersendiri tergantung dari pengetahuan, sikap serta
perilakunya terhadap materi pertanyaan yang diajukan.
Untuk memudahkan pengolahannya, kesemua jawaban atau data tersebut perlu disederhanakan.
Cara menyerdehanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk memberikan simbol-simbol
tertentu untuk setiap jawaban disebut Koding.

Cara melakukan koding :


Cara melakukan koding amat ditentukan oleh data yang tersedia. Lazimnya cara tersebut dapat
dibedakan atas dua macam :

24
1. Untuk pertanyaan tertutup : Cara yang ditempuh ialah memberikan simbol-simbol tertentu
(biasanya dalam bentuk angka) untuk setiap jawaban.
2. Untuk pertanyaan terbuka : Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang
diberikan, kelompokkan menurut katagori tertentu dan setelah itu tiap katagori diberikan
simbol-simbol berupa angka tersebut.
Contoh ; Pertanyaan tertutup
Pertanyaan : Alat kontrasepsi

Kemungkinan jawaban : Kode


a. Pil 1
b. IUD 2
c. Susuk 3
d. Injeksi 4

Bisanya daftar kode ini dihimpun dalam suatu buku yang disebut dengan nama Buku Kode.
Buku ode umumnya mengandung keterangan tentang beberapa hal :
1. nomor halaman daftar pertanyaan
2. Nomor pertanyaan
3. Nomor variabel
4. Nama variabel dan kode.
Buku ini diperlukan untuk memudahkan pencarian kembali jika dibutuhkan.

Pentingnya tabulasi dalam pengolahan data


Setelah editing dan koding selesai, langkah selanjutnya ialah pengelompokan data tersebut kedalam
suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian. Penkerjaan
mengelompokkan data dalam bantuk tabel menurut sifat-sifat tersebut, disebut Tabulasi.
Pekerjaan tabulasi dalam penelitian amat penting. Dengan berhasil disusunnya tabel-tabel, maka
analisa data selanjutnya akan mudah dilakukan. Peranan tabel dalam suatu penelitian antara lain
memang untuk membantu analisa data.
Bentuk tabel yang digunakan dalam penelitian banyak macamnya. Secara sederhana berbagai
bentuk tersebut dapat dibedakan atas dua macam :
1. Tabel sederhana : Pada tabel sederhana ini hanya disajikan satu sifat (variabel) penelitian.
Tabel sederhana ini lazim digunakan untuk memberikan gambaran tentang distribusi satu
sifat (variabel) saja.
2. Tabel silang : Disajikan lebih dari satu sifat(variabel) penelitian. Tabel ini lazim digunakan
untuk melihat hubungan antara satu sifat (variabel) dengan sifat (variabel) lainnya. Tabel
silang ada yang sederhana misalnya antara dua macam variabel saja, atau dapat bersifat
majemuk yakni menampilkan beberapa macam variabel.

25
Ilmu Keperawatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
2019

26
OLEH :
Nama : NUR HAINI
NIM : 142 2017 0017

27

Anda mungkin juga menyukai