Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :

YUTIA FERIANTI YUNUS PADU

142 2017 0014

PRORGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2018
KONSEP DASAR NUTRISI

A. DEFINISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi
dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu
yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.

B. EPIDEMINOLOGI
Masalah umum pada gangguan pemenuhan nutrisi :
a. AIDS
b. Gangguan makanan
c. Obesitas
d. Kanker
e. Penyakit kritis
C. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Fisiologi
a. Intake nutien
b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c. Pengetahuan
d. Gangguan menelan
e. Perasaan tidak nyaman setelah makanAnoreksia
f. Nausea dan vomitus
g. Intake kalori dan lemak yang berlebih
2. Kemampuan mencerna nutrient
a. Obstruksi saluran cerna
b. Malaborbsi nutrient
c. DM
3. Kebutuhan metabolism
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid
d. Kanker
4. Gaya hidup dan kebiasaan
a. Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
5. Kebudayaan dan kepercayaan
a. Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
6. Sumber ekonomi
7. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
8. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
9. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang gizinya seimbang.
10. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah
payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
11. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
12. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
13. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok
usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

D. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah berkurangnya nafsu makan
yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
a. Rasa nyeri
b. Depresi
c. Perubahan situasi lingkungan
d. Ansieotas
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan intake makanan
g. Waktu pemberian makanan tidak tepat.

E. PATOFISIOLOGI
Berkurangnya makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang disebabkan
oleh pola makanan yang tidak teratur ataupun dipengaruhi oleh factor nyeri
karena kesulitan saat menelan makanan. Hal tersebut akan menimbulkan rasa
yang tidak nyaman, sehingga menyebabkan nafsu makan menurun,
timbulnya gangguan pada makan dan selanjutnya menyebabkan gangguan
nutrisi.

F. GEJALA KLINIS
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh menurut buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :
1. Subjektif
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
d. Melaporkan perubahan sensasi rasa.
e. Melaporkan kurangnya makanan.
f. Merasa kenyang segrav setelah mengingesti makanan.
2. Objektif
a. Tidak tertarik untuk makan.
b. Diare.
c. Adanya bukti kekurangan makanan.
d. Kehilangan rambut yang berlebiahan
e. Busing usus hiperaktif.
f. Kurangnya minat pada makanan.
g. Luka,rongga mulut inflamasi.

G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat nutrisi klien yang
meliputi evaluasi keseluruhan sistem pencernaan. Teknik inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.
a. Inspeksi, perawat melakukan observasi dari kepala – sampai ke ujung
kaki klien untuk mengkaji adanya kelainan.
b. Palpasi kulit terhadap kehilangan turgor dan terhadap tanda – tanda
edema.
c. Perkusi adalah tindakan mengetuk – ngetuk objek untuk menentukan
bagaimana pergerakan peristaltic usus.
d. Auskultasi digunakan perawat untuk mengidentifikasi bunyi pergerakan
usus dalam mencerna makanan yang masuk.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170-25 MG/100 ML)
3) Hb (N: 12 MG%)
4) BUN (N:10-20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100
ML,WANITA: 0,5 1,0 MG/ 100 ML)
b. Pengukuran antropometri :
1) BB ideal : (TB – 100) ± 10 %
2) Lingkar pergelangnan tangan
3) Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
4) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5 -. 16,5 cm
c. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti : kulit, rambut, dan mata.
d. Diet
Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.
I. THERAPHY
Nutrisi yang baik penting bagi kesehaan dan penyakit, tetapi pola asupan
diet yang spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus
dimodifikasi dengan klien yang berpenyakit khusus. Modifikasi diet penting
untuk menyesuaikan dengan kemampuan tubuh untuk metabolism nutren
tertentu, memeriksa defisiensi nutrisi yang berhubungan dengan penyakit,
dan mengeliminasi makanan yang memperburuk gejala penyakit.

J. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Nutrisi enternal
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enternal (melalui sistem pencernaan). Nutrisi
enternal juga disebut sebagai nutrisi enternal total (TEN) diberikan
apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami
gangguan pada saluran pencernaan atas dalam transport makanan ke
usu halus terganggu.
b. Nutrisi parentral
Nutrisi parentral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro
intestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas
fungsinya atau karena kemampuan penyerapan terganggu. Nutrisi
parenteral diberikan secara intervena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena keva superior, makanan parenteral adalah larutan
dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik.
2. Keperawatan
a. Menstimulasikan nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien
yang di sesuaikan dengan kondisi klien.
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien
yang anoreksia.
3) Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau sesudah makan.
4) Berikan lingkungan rapid an bersih yang bebas dari pengelihatan
dan bau yang tidak enak.
5) Kurang stress psikologi
.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Kaji identitas pasien dengan meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin,
suku bangsa, agama, bahasa yang dimengerti, tanggal MRS, No.Registrasi.
2. Keluhan utama
Tidak nafsu makan, mual, muntah.
3. Riwayat penyakit
4. Status gizi pasien
5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
b. TTV
c. Perilaku
d. Ekspresi wajah
6. Data Fokus
a. Data Subjektif
1) Kebiasaan dan pola makan
2) Faktor – factor terjadinya gangguan masalah nutrisi (Obesitas
anoreksia, dispagia, nausea)
3) Kondisi kesehatan seperti penyakit kronis : DM, kanker, ginjal,
paru-paru,jantung
4) Kaji nafsu makan
5) Tanyakan factor yang mempengaruhi nutrisi : kebudayaan,
kepercayaan, ekonomi, pengguanaan obat – obatan.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan fisik (head to toe)
2) Pengukuran antopometri meliputi : TB, BB
3) Kondisi mulut
4) Kemampuan menelan
5) Pemeriksaan Lab : Hb, Ht, albumin turun

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan Karakteristik :
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen
c. Menghindari makanan
d. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
e. Kerapuhan kapiler
f.   Diare
g. Kehilangan rambut berlebihan
h. Bising usus hiperaktif
i. Kurang makanan
j. Kurang informasi
k. Kurang minat pada makanan
l. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
m. Kesalahan konsepsi
n. Kesalahan informasi
o. Mambran mukosa puca
p. Ketidakmampuan memakan makanan
q.  Tonus otot menurun
r. Mengeluh gangguan sensasi rasa
s.   Mengeluh asupan makanan kurang dan RDA (recommended daily
allowance)
t.   Cepat kenyang setelah makan
u. Sariawan rongga mulut
v. Steatorea
w. Kelemahan otot pengunyah
x. Kelemahan otot untuk menelan
Faktor Yang Berhubungan
a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e. Ketidakmampuan menelan makanan
f. Faktor psikologis

C. INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Nutrition Management
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
2. Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan dan perubahan pigmentasi
g. Monitor turgor kulit
h.  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
i. Monitor mual dan muntah
j. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
k. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
l. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
m. Monitor kalori dan intake nutrisi
n. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
o. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal mubarak SKM , wahit. Buku Kebutuhan Dasar Manusia. 2005. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika
Doenges E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan
edisi 3.
Nurarif.A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.

Anda mungkin juga menyukai