Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA

DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN TUMBUH


KEMBANG PADA KELUARGA

OLEH :
SYAHRULLAH LA HAMENTE
144 2019 1067

CI INSTUTUSI CI LAHAN

(...........................) (..........................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan
keluarga belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori
keperawatan sangan menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-
teori keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki
kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga (teori ilmu sosial
keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga) tapiperlu dirumuskan
ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan
perspektif keperawatan.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori
Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari
teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional
sebagai teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan alat
pengkajian keluarga. Teori-teori lain ikut berperan kedalam dimensi
struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarg. Keluarga sebagai
pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian
baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak
kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi
kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga,
antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-
nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai
kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya
sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal [ CITATION Eff15 \l 1033 ].
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran
pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini
keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau
suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua,
pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang
tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah
sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola
kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan
perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu
keluarga untuk mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang
lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem
dukungan social keluarga.
B. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe dan fungsi keluarga
d. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis
1. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah
tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain
yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama [ CITATION Ach16 \l
1033 ]
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga, ada 8 tahap tumbuh
kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu
keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap
pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk
pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara
harmonis dengan jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga.
2. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah
satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan
keluarga disini adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga
memiliki beberapa tugas perkembangan penting. Suami, istri, dan anak
harus mempelajari peran barunya, sementara unit keluarga inti
mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab.
3. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with
preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika
anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5
tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang,
dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki,
dan putri-saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini
berkembang baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan
anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di
sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat
rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan
fasilitas juga harus aman untuk anak-anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with school
children)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki
sekolah dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri
ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir
tahap ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat
meningkatkan prestasi sekolah dan mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan.
5. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari
siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak remaja adalah
melonggarkan ikatan keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan
kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi
seorang dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga yang pertama
pada tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya
otonomi. Tugas perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang
tua untuk memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka.
Sedangkan tugas perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk
anggota keluarga, terutama orang tua dan anak remaja, untuk
berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
6. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching
center families)
Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan
perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan
“kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung
pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah
tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau
kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua
juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi
mandiri.
7. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang
tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai
ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir
dengan persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun
kemudian. Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup
dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang
berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang
sehat.
8. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah
dimulai pada saat pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut
sampai kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir
ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan
kembali ke rumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat
menjadi problematic.
1. Tipe Keluarga
a. Pembagian tipe keluarga, menurut [ CITATION Iqb15 \l 1033 ] yaitu :
1) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,
pisah, atau ditinggalkan.
 Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
 Bujang dewasa yang tinggal sendiri
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
 Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam
daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
 Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
 Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
 Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
 Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman
yang sama.
2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga
menurut [CITATION Car15 \l 1033 ] yaitu:
a. Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian  anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
3. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap
II bila ditemui data malaadapti pada keluarga [CITATION Sup14 \l 1033 ].
Lima tugas keluarga yang dimaksud adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,
tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga
menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat
atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit
yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang
dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap
kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang
ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
A. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga, meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan
keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajianyaitu:
a. Membina hubungan baik. Dalam membina hubungan yang baik, hal
yang perlu dilakukan antara lain, perawat memperkenalkan diri dengan
sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan
keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan
bantuan perawat yang dapat dilakukan, menjelaskan kepada keluarga
siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh
dari unit pelayanan kesehatan yang dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua). Pengkajian lanjutan adalah tahap
pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap sesuai
masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
Disini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga
penyebab dari masalah kesehatan yang penting dan paling dasar.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan
pola  interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana
perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitive untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan
[ CITATION PPN16 \l 1033 ].
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Anallisa data. Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian
dibandingkan dengan standar normal sehingga didapatkan masalah
keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan. Komponen rumusan diagnosa
keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung atau tidak yang emndukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga
mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Diagnosa  sehat/Wellness/potensial. Yaitu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri
dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa
etiologi (E).
2) Diagnosa ancaman/risiko. Yaitu masalah keperawatan yang belum
terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi masalah actual bila tidak segera
ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen
problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3) Diagnosa nyata/actual/gangguan. Yaitu masalah keperawatan yang
sedang dijalani oleh keluarga dan memerlukn bantuan dengan
cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari problem (P), etiologi
(E), dan sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5
tugas keluarga.

Kategori Diagnosa SDKI Diagnosa Keperawatan

Psikologis Gangguan Tumbuh Kembang


Risiko gangguan perkembangan
Risiko gangguan pertumbuhan
Integritas Ego Kesiapan peningkatan koping keluarga
Kesiapan peningkatan koping komunitas
Ketidakmampuan koping keluarga
Penurunan koping keluarga
Perilaku Defisit Pengetahuan
Kesiapan Peningkatan Manajemen
Kesehatan
Kesiapan peningkatan pengetahuan
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak
Efektif
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
Relasional Gangguan Interaksi social
Gangguan Proses Keluarga
Kesiapan peningkatan menjadi orangtua
Kesiapan peningkatan proses keluarga

3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
telah diidentifikasi.
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan
skala prioritas dan rencana perawatan.
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor
tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan
telah dari satu proses skoring menggunakan skala

Kriteria Bobot Skor


Aktual         = 3
Sifat masalah 1 Risiko          = 2
Potensial      = 1
Kemungkinan masalah Mudah         = 2
untuk dipecahkan 2 Sebagian      = 1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk Tinggi          = 3
dicegah 1 Cukup          = 2
Rendah        = 1
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Menonjolnya masalah 1 Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :


- Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
- Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
- Jumlahkan skor untuk semua criteria
- Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)
b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan
keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi
serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan
tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis
pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan tersier.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka
pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi
pada lima tugas keluarga.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi
nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah
2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang
salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga
tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,
cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan
pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk
kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang
telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
1) Sumber daya keluarga
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluarga
5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai.

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :


S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
DAFTAR PUSTAKA

Achjar. (2016). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung


Weto.

Carpenitti, J. L. (2015). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Effendy, N. (2015). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Iqbal, W. d. (2015). Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam


Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga
. Jakarta: EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Suprajitno. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai