Anda di halaman 1dari 3

FLU SINGAPURA

Flu Singapura, adalah infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit yang umumnya
menyerang anak-anak ini bisa juga terjadi pada orang dewasa. Penderita flu Singapura
biasanya mengalami bintil-bintil berair dan sariawan di dalam mulut, tangan, dan kaki.
Terkadang luka-luka tersebut juga muncul di siku, bokong, lutut, dan lipatan paha.

Flu Singapura dikenal juga sebagai Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (Hand-Foot-and-
Mouth Disease). Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kelompok virus bernama enterovirus.

Gejala Flu Singapura

Masa inkubasi virus flu Singapura berlangsung selama 3-6 hari sebelum memunculkan gejala
yang berupa:

 Demam.
 Sakit tenggorokan.
 Hilang nafsu makan.
 Muncul sariawan yang terasa nyeri di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
 Ruam merah yang terkadang melepuh dan berisi cairan pada telapak tangan, telapak
kaki, dan bokong.
 Bayi dan anak balita akan rewel.
 Nyeri perut.
 Batuk.
Umumnya, penyakit flu Singapura diawali dengan munculnya demam. Setelah itu, sekitar
satu atau dua hari, akan muncul sariawan atau luka di sekitar gusi, lidah, dan pipi bagian
dalam. Kondisi inilah yang bisa membuat penderita flu Singapura kesakitan saat minum,
makan, atau menelan. Satu sampai dua hari setelahnya, ruam muncul di telapak tangan dan
kaki, serta terkadang pada bokong.

Penyebab Flu Singapura

Virus-virus dari keluarga enterovirus dapat menjadi penyebab flu Singapura. Salah satunya
yang paling sering adalah coxsackievirus A16. Virus tersebut hidup dalam cairan hidung dan
tenggorokan, air ludah, tinja, serta cairan pada ruam kulit, dan sangat mudah ditularkan ke
orang lain malalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau barang yang terkontaminasi
oleh cairan tubuh penderita.

Beberapa contoh cara penularan dari penyakit flu Singapura, adalah:

 Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita.


 Tidak sengaja menghirup percikan air ludah, cairan hidung atau tenggorakan
penderita.
 Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, kemudian menyentuh mata dan hidung,
atau memasukan jari ke dalam mulut.

Diagnosis Flu Singapura

Flu Singapura dapat terdiagnosis melalui gejala yang dialami oleh penderita, serta tidak
memerlukan pemeriksaan khusus. Terkadang dapat dilakukan pemeriksaan darah, feses, atau
swab tenggorokan untuk memastikan. Terdapat beberapa hal yang bisa membedakan gejala
flu Singapura dengan penyakit lainnya, yaitu:

 Pola dari gejala yang terjadi. Urutan terjadinya gejala-gejala bisa menentukan
apakah seseorang menderita flu Singapura atau bukan. Gejala flu Singapura biasanya
dimulai dengan demam, kemudian diikuti munculnya sariawan dalam mulut, lalu
muncul ruam pada tangan dan kaki.
 Usia pasien. Flu Singapura umumnya terjadi pada anak berusia di bawah 10 tahun.
 Penampakan luka dan ruam. Luka pada mulut tampak seperti sariawan berwarna
kuning keabuan dengan tepi kemerahan dan terasa sakit, dan ruam pada kaki serta
tangan tampak kemerahan dan dapat berisi cairan atau melepuh.

Pengobatan Flu Singapura

Umumnya, flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan. Kondisi ini kerap pulih dengan
sendirinya setelah 7-10 hari. Flu Singapura disebabkan oleh virus, jadi penderita tidak perlu
mengonsumsi antibiotik, dan tidak ada antivirus yang spesifik untuk mengatasi virus
penyebabnya.

Orang tua dapat melakukan perawatan mandiri untuk membantu meredakan gejala apabila
anak menderita flu Singapura, seperti:

 Memberikan paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan rasa nyeri atau demam.
 Memastikan anak beristirahat secara cukup dan mengonsumsi banyak minuman
dingin untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.
 Tidak memberikan makanan atau minuman asam dan pedas, karena bisa membuat
luka di mulut dan akan terasa lebih perih.
 Memberikan makanan lunak atau sup, mengingat gejala flu Singapura dapat
menyebabkan sulit menelan.
 Mengoleskan krim antigatal pada ruam.
 Memberikan air minum yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

Pencegahan Flu Singapura

Pada 7 hari pertama, penderita flu Singapura dapat dengan mudah menularkan virus ke orang
lain. Setelah gejala mereda, virus masih dapat bertahan dalam tubuh penderita selama
beberapa hari sampai beberapa minggu, dan dapat menyebar melalui ludah atau tinja. Untuk
mengurangi risiko penyebaran flu Singapura, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

 Mengistirahatkan anak di rumah dan tidak menyuruhnya bersekolah sementara waktu


hingga kondisinya benar-benar pulih.
 Membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus (misalnya pakaian,
seprei, meja, peralatan makan) dengan menggunakan air dan sabun.
 Membiasakan diri untuk mencuci tangan sampai bersih, khususnya setelah BAB,
mengganti popok anak, menyiapkan makanan, atau sebelum makan.
 Mengajari anak cara menjaga kebersihan anggota tubuhnya sendiri. Hal ini penting
dilakukan karena anak-anak di bawah usia 10 tahun rawan tertular flu Singapura.
 Mengajari anak untuk tidak berbagi peralatan makan atau minum.
 Tidak mencium anak yang sedang menderita flu Singapura agar Anda sendiri tidak
tertular.

Komplikasi Flu Singapura

Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat flu Singapura, meskipun jarang terjadi. Di
antaranya adalah:

 Dehidrasi. Luka yang muncul pada rongga mulut dan tenggorokan bisa mempersulit
penderita untuk makan maupun minum. Hal ini dapat memicu terjadinya dehidrasi.
 Meningitis virus. Virus penyebab flu Singapura bisa mengakibatkan meningitis jika
virus tersebut masuk ke selaput dan cairan otak. Meningitis virus adalah infeksi virus
pada selaput yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
 Ensefalitis. Ini adalah komplikasi paling serius dan sangat jarang terjadi dari flu
Singapura. Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak.

Anda mungkin juga menyukai