Dosen :“Assalamu’alaikum Wr. Wb. Terima kasih atas kesempatan yang telah
diberikan Ibu Intan Pada kesempatan ini saya mewakili pendidikan untuk
menyerahkan mahasiswi kami yang 4 minggu kedepan akan
melaksanakan praktik klinik kebidanan di RS Anshari Saleh ini. Praktik
klinik kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal ini bertujuan
untuk memenuhi kompetensi kegawatdaruratan di lapangan, untuk itu
kami mohon bantuan kepada para bidan maupun perawat untuk
membimbing mahasiswa kami. Selama proses pembelajaran praktik ini,
mahasiswa wajib mengenakan seragam praktik lengkap dengan
atributnya dan tentu saja wajib mematuhi peraturan yang diberlakukan
oleh Rumah Sakit. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, untuk teknik
bimbingan dan pengarahan selanjutnya kami serahkan pada pembimbing
klinik. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”
1
Acara serah terima mahasiswa selesai dan selanjutnya mahasiswa melakukan
orientasi ruangan dengan CI. CI menunjukkan dan menjelaskan kepala ruangan dan
fasilitas setiap ruangan yang akan digunakan mahasiswa praktik.
Mhs :”Bu, untuk jam pergantian tiap shift mohon dijelaskan lagi.”
CI :”Baik. Jadi shift pagi dimulai pukul 07.00 - 14.00 WIB. Shift siang
dimulai 14.00 - 21.00 WIB. Shift malam 21.00 – 07.00 WIB. Saya harap
untuk konsultasi kasus, baik yang untuk dipresentasikan maupun target
mingguan dikonsultasikan segera agar tidak mendadak. Jadi saya harap,
kita bisa bekerja sama dengan baik.”
Karu :”Selamat datang di ruang bersalin. Saya Bu Dea sebagai kepala ruang
bersalin. Sebelum masuk ke ruangan, silahkan ganti sepatu kalian dengan
sendal. Saat masuk ruang bersalin, sudah harus pakai jas labnya. Untuk
tas silahkan diletakkan di almari. Untuk tempat obat berada di sebelah
sana, termasuk alat-alat seperti kateter, selang infus. Kendil atau tempat
plasenta ada di luar sebelah kamar mandi. Ini ada telfon penghubung ke
ruang bayi, jadi kalau ada pembukaan lengkap silahkan menghubungi
ruang bayi. Ada yang ditanyakan?”
Mhs :”Saya ingin bertanya, untuk kasus gadar disini yang paling sering terjadi
itu apa, Bu?”
2
Mhs :“Bu, saya ingin bertanya untuk prosedur penerimaan pasien baru,
bagaimana?”
Karu :”Kalau ada pasien baru silahkan diperiksa tanda-tanda vitalnya terlebih
dahulu. Untuk proses ini kalian bisa belajar sambil melihat bidan-bidan
yang sudah bekerja disini saat melakukan anamnesa dan pemeriksaan.
Ada yang ditanyakan lagi? Kalau tidak ada, kita bisa melakukan pre
conference sebentar ya.”
Karu :”Sebelumnya saya ingin kenalan dulu ya. Ini (Perkenalan Mahasiswa).
Baik, untuk praktik mengenai kegawatdaruratan kali ini. Sudah pernah
menemui kasus gadar sebelumnya?”
Mhs 1 :”Sudah, Bu. Ketuban pecah dini, Atonia Uteri, Abortus Imminen.”
Mhs 1 :”Ibu mengalami ketuban pecah dan tidak diikuti tanda-tanda persalinan
selama 1 jam seperti pembukaan, bloody show, dan his.”
Karu :”Target apa yang ingin kalian dapatkan pada kesempatan kali ini?”
3
Karu : “Terima kasih, Bu. Ini jadwal dinasnya sudah jadi. Jadi saya harap
kalian bisa bekerja sama dengan baik, ya. Saat kalian dinas malam atau
sore, bisa dengan bimbingan bidan yang jaga saat itu. Meski saya juga
berbagi wewenang, kalian juga harus mengkomunikasikan dengan baik
kepada bidan yang nanti kalian membutuhkan bimbingannya.”
Hari ke tiga di ruang bersalin datang seorang pasien rujukan Ny. Nadiya
bersama petugas IGD Bu Tinta. Ny. Nadiya 25 tahun UK 35 minggu G IIP1001 pukul
15.00 WIB. Petugas IGD telah melaporkan kondisi Ny. Nadiya pada Bidan Choirida
dan petugas IGD Tinta menyerahkan Ny. Nadiya untuk dilakukan pemeriksaan dan
diberikan penanganan lanjutan.
Ptg IGD :”Bu, ini pasien atas rujukan Bidan Fatma. Ny. Nadiya 25 tahun UK 35
minggu G2 P1 A0. Diagnosa masuk KPD. Ketuban pecah sejak jam 13.30
WIB.”
Ptg IGD :”Cek lakmus sudah dilakukan bidan perujuknya dan sudah dicek ulang
di IGD. Lakmusnya tetap biru.”
Pasien :”Tidak ada, Mbak. Mbak, saya masih bisa bersalin normal, kan? Saya
tidak mau operasi.”
Mhs 1 :”Kemungkinan masih bisa, Bu. Setelah pemeriksaan ini pasti akan
dilaporkan dokternya. Nanti dokter yang akan memutuskan
penanganannya. Biasanya diberikan perangsang lewat infus dan
diobservasi keadaannya dulu, kalau memang tidak ada kontraksi dan
pembukaan, jalan keluarnya memang harus operasi, Bu.”
4
Mhs 1 :”Ibu jangan terlalu banyak bergerak ya, kalau misalkan mau BAK nanti
silahkan panggil saya atau petugas lainnya agar bisa mengambilkan
pispot. Karena Ibu harus istirahat total dan tidak boleh turun dari tempat
tidur. Hal tersebut untuk menghindari agar cairan ketuban yang keluar
tidak semakin banyak.”
Bidan Dewi :”Wa’alaikumsalam. Silahkan duduk disini, Bu. Dik (…), ada dosennya
supervisi.”
Bidan :”Mereka bisa diajak kerja sama, Bu. Karena sudah semester 6 ya saya
rasa tidak terlalu sulit untuk membimbing mereka. Mereka disiplin dan
bertanggung jawab. Saat ditanya bisa menjawab, hanya saja saat
melakakukan perasat memang masih membutuhkan bimbingan dan minta
didampingi.”
Dosen :”Begitu ya, Bu. Ya untuk itu sekali lagi kami mohon kerja samanya
untuk membimbing mereka, Bu.”
Bidan :”Iya, Bu. Kalau begitu silahkan dilanjutkan supervisnya. Saya permisi
dulu.”
Dosen :”Bagaimana rasanya? Sudah dapat kasus apa saja? Saya lihat
laporanmu.”
Mhs :”Alhamdulillah, Bu. Disini sudah dapat 2 partus. Ini tadi baru dapat
pasien patologi, KPD. Ini laporan saya.”
Dosen :”Untuk LP nya ini kalau menurut saya teorinya sudah cukup, sumbernya
juga dari buku 5 tahun terakhir. Untuk pasienmu yang KPD, kamu sudah
melakukan apa?”
5
Mhs :”Untuk KPD ini, Ny. N harus istirahat total. Tidak boleh turun dari
tempat tidur, kalau ingin BAK/BAB menggunakan pispot.”
Mhs :”Iya, Bu. Karena usia kehamilannya sudah 35 minggu jadi diberikan
atibiotik dan kehamilannya dipertahankan kalau bisa sampai 36 atau 37
minggu.”
Dosen :”Yasudah kalau begitu. Jadi segera dibuat asuhannya ya, biar bisa segera
konsul. Ingat, jangan sampai mendadak.”
Dosen :”Assalamu’alaikum.”
Mhs :”Wa’alaikumsalam.”
Hari Sabtu pukul 13.30 WIB seluruh mahasiswa praktik bersama Karu
dikumpulkan oleh CI Siska untuk post conference dan evaluasi.
Karu Rg.Bersalin :”Untuk ruang bersalin adik-adik mahasiswa tidak menemui kendala
yang besar. Mereka bisa beradaptasi dengan cepat dan sudah aktif.”
Karu Rg. Bayi:”Begitupun di ruang bayi. Meski saya tidak sedang dinas, mereka bisa
belajar dengan perawat-perawat yang jaga saat itu. Mereka bisa
berkomunikasi dengan baik.”
CI Intan :”Lalu untuk satu minggu ini sudah ada kompetensi yang bisa
dimasukkan target?”
Mhs Teresia :”Kami yang di ruang bersalin sudah mendapatkan bimbingan mengenai
pemberian MgSO4 pada Ny. S, Bu. Meski kami tidak diberikan perasat
tersebut secara 100%, tapi setidaknya dengan bimbingan bidan yang ada
disini kami bisa mengetahui cara pemberian MgSO4.”
6
CI Intan :”Iya, jadi kami mohon kalian memaklumi, karena memang ada perasat
yang memang tidak bisa dilepaskan atau dikerjakan oleh mahasiswa
100% karena memang terlalu berisiko dan itu adalah tanggung jawab
kami.”
Mhs :”Agar pasiennya tidak merasa bosan, Bu. Karena penyuntikan MgSO4
nya harus pelan-pelan. Jadi diajak bicara agar pasien merasa nyaman.”
CI :”Iya, jawabannya Teresia tadi memang benar, ya. Benar secara sisi
kemanusiaan. Tapi dari sisi medis, pasien yang diinjeksi MgSO4 diajak
bicara tujuannya adalah untuk mengetahui pasien ini tadi mengalami
intoksikasi MgSO4 atau tidak, yang mana intoksikasi tersebut ditandai
oleh sesak nafas.”
Karu Rg.Bersalin :”Benar yang disampaikan bu Intan. Jadi saat kalian mengajak
pasien bicara dan pasiennya menjawab dengan baik, tidak mengalami
sesak, berarti tubuhnya mampu menerima MgSO4.”
CI :”Untuk yang di ruang bayi, bagaimana? Perasat apa yang sudah kalian
dapatkan?”
Mhs :”Saya mendapatkan perasat observasi bayi dengan terapi sinar pada
kasus ikhterus, Bu. Saat itu saya dibimbing bu Nanda dan melakukan
observasi tiap 2 jam sekali. Selain itu saya juga membantu proses
pengambilan sampel darah untuk kemudian dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa.”
Mhs :”Kebetulan saat itu kami dinas berdua dan mendapati kasus BBLR. Jadi
penanganannya saat itu memberikan ASI dengan menetekkan dan
melakukan perawatan kanguru.”
7
Karu Rg.Bayi :”Berdasarkan laporan yang saya terima dari perawat Chaffa yang hari
itu dinas bersama mereka sekaligus yang menjadi pembimbingnya,
mereka sudah mampu melakukannya dengan cukup baik. Hanya saja,
saat melakukan mereka melakukannya berdua dan meninggalkan bayi-
bayi yang lain. Mungkin saking fokusnya ingin mendapatkan target, Bu.
Tapi tidak mengapa, karena masih ada perawat lain yang berjaga saat
itu.”
CI :”Jadi mereka antusias sekali, ya. Terima kasih karena kalian sudah
berusaha melakukan yang terbaik dan maksimal. Tetaplah belajar, jangan
merasa sakit hati saat kami marah karena kalian melakukan hal yang
tidak seharusnya dilakukan. Tanamkan motivasi yang kuat pada diri
kalian bahwa kalian disini menimba ilmu agar suatu saat nanti bisa
bermanfaat bagi orang lain.”
CI :”Untuk target yang lain yang mungkin masih belum bisa kalian
dapatkan pada minggu ini, mungkin akan kalian dapatkan pada minggu
selanjutnya. Ada atau tidak, kalian harus tetap belajar dan
menmantapkan teori yang sudah kalian dapat di pendidikan. Agar nanti
saat berhadapan dengan pasien, kalian sudah tidak bingung bagaimana
menanganinya. Saya ingatkan kembali, fokus kalian PKK 3 ini adalah
kegawatdaruratan.”
Mhs :”Ruang Bersalin juga sudah, Bu. Mungkin kami akan konsultasi hari
Senin, karena masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki.”
Mhs :”Rencananya hari Jum’at, Bu. Kalau misalkan nanti ada perubahan
jadwal kami akan memberitahukannya.”
8
CI :”Baik, kalau begitu, ini sudah jam 14.00 WIB. Waktunya operan.
Diskusi ini saya rasa cukup sekian, ya. Setelah ini kalian bisa kembali ke
ruangan masing-masing untuk operan. Assalamu’alaikum wr. Wb.”
Setelah itu, Karu masing-masing ruangan memimpin operan kepada shift siang
dan menjelaskan jumlah pasien, diagnosa, dan asuhan atau tindakan yang sudah
diberikan, dan rencana tindakan yang akan dilakukan. Operan shift ini juga diikuti oleh
mahasiswa.