Anda di halaman 1dari 1

Studi: Bayi yang Lahir Prematur Bisa Picu Depresi dan Kecemasan Orang Tuanya

Tak ada orang tua yang menginginkan bayinya lahir prematur atau sebelum waktunya. Situasi
semacam ini pada akhirnya menimbulkan kesedihan tersendiri. Bahkan ada sebagian orang tua yang
sampai depresi karenanya.
Hal ini dikemukakan peneliti dari Murdoch Children’s Research Institute. Bahkan mereka terkejut
dengan tingginya level depresi dan ansietas yang dirasakan orangtua bayi yang lahir prematur.
Penelitian dilakukan terhadap 200 lebih pasangan dengan (113 ibu dan 101 ayah) bayi yang lahir
sebelum memasuki usia kandungan 30 pekan di Royal Women’s Hospital, Melbourne. Hasilnya, 40% Ibu
dan 36% Ayah mengalami depresi di minggu-minggu pertama setelah bayinya lahir prematur. Padahal
orang tua yang depresi setelah kelahiran bayinya atau yang biasa disebut postpartum depression hanya
sebanyak 6% dan 5% saja.
“Tingkatan depresi da kecemasannya memang menurun dari waktu ke waktu, tetapi tidak pernah
dibawah 20%, Bahkan sampai 6 bulan,” Simpul ketua tim peneliti, Dr.Carnem Pace seperti dilaporkan
ABC australia. Kondisi terburuk dialami oleh orang tua yang bayinya lahir prematur,dengan tingkatan
depresi yang mencapai 48% Ibu dan 36% Ayah. 6 bulan kemudian, gangguan mental tersebut masih
berada pada kisaran 25% Ibu dan 20% Ayah.
“Dengan kata lain guncangan mental yang dialami ayah dari bayi prematur sama drastisnya dengan
yang dirasakan para ibu,” Unglap Pace.
Pace merekomendasikan agar orang tua juga mendapatkan pendampingan psikologi ketika bayinya
lahir prematur. Bahkan ia menyoroti pentingnya memberikan dukungan utama kepada Ayah, karena
kondisinya kerap disepelekan. Hal ini dirasakan penting mengingat depresi orang tua bisa berlangsung
lama dan dikhawatirkan mempengaruhi perenting atau pola asuh mereka kelak terhadap perkembangan si
anak. “Padahal anak yang lahir sebelum waktunya sudah beresiko mengalami berbagai masalah
perkembangan dan kesehatan,” Pesan Pace.

Anda mungkin juga menyukai