Anda di halaman 1dari 13

Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

TARIAN TRADISIONAL RABEKA DAPAT MENINGKATKAN


KELENTURAN PADA SISWA KELAS V SD GMIT NOEKAESMUTI
KECAMATAN AMARASI BARAT KABUPATEN KUPANG

Dixon E.M Taek Bete 1, Lukas D. Bili2, Tirma P. Honin 3


dixon_taek@yahoo.com

ABSTRAK
Pada umumnya kebudayaan merupakan hasil budidaya yang selalu tumbuh dan
berkembang sudah sejak lama dari masa lalu dan masa yang akan datang, menjadi salah
satu harapan dalam pembangunan nasional serta dipakai untuk meneruskan nilai-nilai
kebudayaaan dari satu generasi ke generasi lainnya. Berdasarkan pemantauan penulis,
kelenturan fisik yang dimiliki siswa SD GMIT Noekaesmuti Kecamatan Amarasi Barat
Kabupaten Kupang dibawah rata- rata, hal tersebut dilihat dari ketika mereka melakukan
pembelajaran penjas, ada yang mengalami cedera otot mungkin disebabkan oleh senam yang
kurang memadai serta kelenturan tidak bagus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
tarian Rebeka dapat meningkatkan kelenturan pada siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Experimental. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode pengumpulan data yang berbentuk Tes Keterampilan Kelentukan badan
(sit and reach). Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan
diolah menggunakan rumus uji test. Hasil analisis data ditemukan bahwa rata-rata tes awal =
92.3, tes akhir = 96.2 dan t-hitung = 16.74. Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan df:= N-1
(10-1) = 9. Maka didapat 1.833 pada taraf signifikansi 5 %. Berarti t-hitung 16.74 > t-tabel
1.833. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nihil (Ho)
ditolak, karena nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, artinya tarian rebeka dapat meningkatkan
kelenturan pada siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti. Berdasarkan hasil analisis data dapat
penulis simpulkan bahwa Tarian Rebeka dapat meningkatkan kelenturan pada siswa kelas V SD
GMIT Noekaesmuti karena nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel.

Kata Kunci: Tarian Tradisional Rebaka, Kelenturan

PENDAHULUAN
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan.
Pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Tujuan pendidikan jasmani bukan aktifitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan
potensi siswa melalui aktifitas jasmani. Dian Herlinawati (2010), mengatakan kesegaran jasmani
merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuain terhadap pembebasan
fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, tidak
menimbulkan kelelahan yang maksudnya setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau
aktifitas, masih mempunyai banyak semangat dan tenaga untuk meningkatkan waktu
senggangnya serta untuk keperluan lain yang mendadak.
Berdasarkan uraian tersebut maka aktifitas jasmani sangatlah penting bagi anggota tubuh.
Doktrin diatas dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan latihan dan pemanasan yang tepat dan
benar dapat menghindari bahaya yang serius pada daya tahan tubuh. Dampak negatif yang
terlihat jika mengabaikan hal tersebut adalah timbulnya kelelahan yang berlebihan pada aktifitas
pembebasan fisik. Dampak positif yang dapat diperoleh dari usaha ini adalah, kebugaran tubuh
dan stamina yang cukup untuk melakukan beberapa aktifitas bertahap tanpa timbulnya cedera
yang serius pada anggota tubuh tertentu.
Pada umumnya kebudayaan merupakan hasil budidaya yang selalu tumbuh dan
berkembang sudah sejak lama dari masa lalu dan masa yang akan datang, menjadi salah
satu harapan dalam pembangunan nasional serta dipakai untuk meneruskan nilai-nilai
kebudayaaan dari satu generasi ke generasi lainnya. Hal ini juga merupakan semangat yang
menjiwai pendidikan. Edwar B. Taylor (2007), menguraikan bahwa kebudayaan keseluruhan
yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Kebudayaan merupakan nilai yang urgen bagi kehidupan manusia yang pada akhirnya
menjadi pegangan untuk membangun relasi dan membina keakraban pada setiap komunitas
kehidupan manusia itu sendiri. Sebagai nilai yang dijunjung tinggi, kebudayaan juga dapat
dikatakan sebagai nilai yang diciptakan untuk memandu jalan hidup manusia, oleh karena itu
bentuk kebudayaan tersebut dapat ditemukan dalam kehidupan sehari- hari, berupa benda-
benda dan perilaku yang bersifat nyata dan tidak nyata. Pandangan tersebut kemudian diangkat
menjadi hal yang dijunjung tinggi oleh setiap penganut budaya tertentu dan sekaligus
menjelaskan fungsi kebudayaan yang menjadi ciri khas bangsa indonesia yang kaya akan budaya
dan beraneka ragam coraknya.
Mengacu pada prinsip yang menggambarkan hakekat tarian rabeka dituntuk agar dapat
menghasilkan gerakan yang sesuai dengan cerita yang tersirat dalam tarian rebeka tersebut.
Kelenturan tubuh dan kecepatan dalam mengendalikan gerakan sangatlah diperlukannya.
Tuntutan tersebut pada akhirnya mengacu pada hakekat kelenturan tubuh yang berdampak pada
sempurna dan tidak seumparnanya gerakan yang dihasilkan dalam tarian rebeka tersebut.
Mempelajari tarian rebeka yang lebih terjamin keberhasilannya diperlukan adanya penambahan
latihan fisik yang melalui berbagai tahapan pada anggota gerak tubuh manusia yang disebut
kinisiologi olahraga. Upaya kinisiologi yang dimaksud bertujuan untuk menghindari kelelahan,
penurunan stamina, dan cedera fisik yang serius disaat sebuah aktifitas fisik sedang dilakukan.
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

Diperlukan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kecendurungan dan hakekat gerak
melalui teori gerak dan teori belajar gerak yang memungkinkan guru lebih memahami tentang
kondisi apa yang perlu disediakan sehingga memungkinkan anak- anak dapat belajar secara
efektif. Bagi anak yang sama sekali belum pernah memiliki kesanggupan didalam melakukan
gerakan seluruh tubuh yang memiliki kesiapan atau penguasaan fisik yang mantap.
Tarian Rabeka berasal dari daerah Amarasi Barat. Bahkan kabupaten Kupang identik
dengan tarian rebeka. Berdasarkan uraian diatas maka tarian rebeka sangat penting bagi
masyarakat dan perlu dikembangkan sehingga generasi yang akan datang dapat menindak-lanjuti
tarian ini sebagai salah satu tarian yang mempunyai manfaat, karena tarian rebeka mempunyai
nilai- nilai olahraga yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan pemantauan penulis, kelenturan fisik yang dimiliki siswa SD GMIT
Noekaesmuti Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang dibawah rata- rata, hal tersebut
dilihat dari ketika mereka melakukan pembelajaran penjas, ada yang mengalami cedera otot
mungkin disebabkan oleh senam yang kurang memadai serta kelenturan tidak bagus.
Tarian rabeka dilakukan selama 1 minggu 3 kali untuk meningkatkan kelenturan, dalam
aktivitas tersebut sesuai dengan teori Kelenturan atau flexibility sering diartikan sebagaia
kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh atau bagian-bagian dalam satu ruang gerak
yang seluas-luas mungkin, tanpa mengalami cedera pada persendian dan otot sekitarnya
persendian. Perpaduan gerak gerik yang menimbulkan keharmonisan antara anggota gerak
tangan dan kaki dalam tarian rabeka membuktikan bahwa kinisiologi olahraga adalah suatu
upaya yang sangat dibutuhkan sebelum tarian rebeka dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari kelelahan yang berlebihan dan keharmonisan gerak- gerik dan irama rebeka
menjadi nyawa dari tarian rabeka.
Pada dewasa ini, tarian rebeka dapat dimodifikasi sesuai dengan kemampuan koregrafer
dan menitik beratkan tema tertentu yang hendak ditampilkan, misalnya untuk menyambut
pejabat pemerintah, tamu agung dan upacara adat. Rabeka lebih banyak ditampilkan untuk
mengisi acara-acara kesenian, atau acara pernikahan, upacara adat , pesta- pesta adat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Tarian Tradisional Rabeka Dapat Meningkatkan Kelenturan Pada Siswa Kelas V
SD GMIT Noekaesmuti Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang”.
Berdasarkan batasan masalah diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yakni apakah
Tarian Rebeka dapat meningkatkan kelenturan pada siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tarian Rebeka dapat meningkatkan
kelenturan pada siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti.

METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2011), Metode penelitian adalah metode
penelitian yang diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengn tujuan dan
keguanaan tertentu. Metode penelitian adalah suatu proses atau cara untuk memperoleh
pemecahan terhadap suatu permasalahan dalam mencapai tujuan tertentu (Subagio,1999).
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

Bertolak dari masalah diatas maka metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode
eksperimen semu.
Jenis penelitian
Ciri khas dari penelitian adalah rasa ingin tahu atau terdorong ingin tahu, karena
dorongan ingin tahu tersebut penelitian cenderung mengadakan suatu penelitian yang
dipecahkan. Berbagai macam penggolongan penelitian dapat didefinisikan untuk menentukan
jenis penelitian tersebut berdasarkan sifat- sifat masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah melukiskan penafsiran keadaan yang ada sekarang
(Arief Furchan, 1982). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis,
faktual, akurat, mengenai fakta- fakta dan sifat- sifat populasi atau daerah tertentu. Fokus
penelitian deskriptif dalam pemecahan masalah yang ada pada masa kini yang dapat
menyangkut status, suatu objek, kelompok manusia suatu sistem pemikiran suatu kelas
peristiwa (Sutrisno hadi, 1990).
b. Penelitian Historis
Penelitian historis adalah usaha untuk menetapkan fakta dan mencapai
kesimpulan mengenai hal- hal yang telah lalu (Muliadi 1992). Penelitian ini bertujuan
untuk merekontraksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, menverifikasi, serta menyintesiskan bukti- bukti yang
menegakan fakta, guna memperoleh kesimpulan yang kuat (Sutrisno Hadi, 1990).
c. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental ini mencoba menjawab bagaimana kedudukan atau
hubungan kausal antara variabel-variabel yang diteliti dengan mengadakan manipulasi
terhadap objek peneliti dan mengadakan kontrol, penelitian eksperimental dapat
mengubah teori- teori yang telah ulang, menguji hipotesis dan menemukan hubungan
kausal yang baru Sutrisno Hadi, 1990).
Sehubungan dengan penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan antara satu atau lebih kelompok
eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakukan, dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak ada dikenakan kondisi perlakuan.
Dalam penelitian ini, perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa Tes Keterampilan
Kelentukan badan (sit and reach).

Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD GMIT Noekaesmuti kecamatan Amarasi
Barat Kabupaten Kupang.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu dengan 3 kali setiap minggu.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah Randomized Pre and Post test Kontrol Group Design (Pocok, 2008).
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

Dengan pola untuk mendapatkan hasil, meningkatkan Kelentukan badan melalui latihan
tarian rebaka.
Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012). Populasi adalah
sekelompok individu yang memiliki satu atau lebih karakteristik umum yang menjadi
pusat perhatian penelitian (Guntur Mulyadi Warsito, 1992).
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian (Sutrisno
Hadi, 1986). Populasi adalah totalitas semua nilai- nilai yang mungkin dari hasil
menghitung ataupun pengukuran kualitatif maupun kuantitatif dari pada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Sujana, 1975). Populasi
adalah sekelompok individu yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang umum
menjadi pusat perhatian peneliti (Faisal dkk,1982).
Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti kecamatan Amarasi
Barat Kabupaten Kupang.
b. Sampel
Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagaian dari individu yang langsung
diteliti (Sutrisno Hadi, 1990). Sampel penelitian adalah suatu tindakan atau proses
pemilihan suatu jumlah tertentu dari individu, observasi dan hal-hal yang mewakili
seluruh dari yang diselidiki (Poerwakatja,1981). Sampel merupakan memilih sejumlah
tertentu dari keseluruhan populasi (Nasution, 1982).
Sampel merupakan jumlah individu yang lebih kecil mewakili jumlah yang lebih
besar (Netra, 1997). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ampel sejenis yaitu jenis kelamin laki- laki siswa kelas V yang sejumlah 10 orang.
Variabel Penelitian
Variabel adalah faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan. Variabel
dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah faktor atau unsur yang diaangap dapat menentukan variabel
lainnya (Sajoto, 1987). Variabel bebas adalah variabel tertentu yang dipandang
merupakan sebab yang pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi terlebih dahulu
(dantes, 1985). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penelitian Tarian
Rabeka siswa SD GMIT Noekaesmuti kecamatan Amarasi Barat kabupaten kupang.

b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah gejala yang muncul atau berubah dalam pola yang teratur
yang bisa diamati atau berubahnya variabel lain
(poerwadarminta, 1990). Variabel terikat ciri–ciri tertentu yang merupakan akibat dan
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

yang pada umumnya dalam urutan tata waktu lebih kemudian (Dantes, 1985). Dalam hal
ini yang dimaksut dengan variabel terikat adalah kelenturan siswa kelas V SD GMIT
Noekasmuti Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang.
Hipotesis
Secara etiomologis hipotesis ( hypothesis) berasal dari dua kata yaitu hipo (hypo)
dan teas (thesis). Hipo artinya dibawah dan teas artinya suatu pernyatan yang telah diakui
kebenaranya ( Netra, 1974 ). Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap
suatu permasalahan penelitian yang kebenarannya terbukti melalui data yang terkumpul
(Sutrisna Hadi, 1986 ).
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Riduwan, M.B.A. 2008).
Hipotesis belum tentu benar, benar tidaknya suatu hipotesis pengujian dan data empiris (
Yatim Rianto,2001 ). Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sujana, 2003). Menurut Mundilarso (tanpa
tahun dan halaman) mengatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah
tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji menggunanakan teknik tertentu.
Berdasarkan pada uraian dalam landasan teori maka diajukan hipotesis sebagai
berikut:
1. Hipotesis Ha yaitu Tarian Rebeka dapat meningkatkan kelenturan pada siswa kelas V
SD GMIT Noekaesmuti.
2. Hipotesis Ho yaitu Tarian Rebeka dapat tidak dapat meningkatkan kelenturan pada
siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara atau metode untuk mengumpulkan data yang
dikehendaki dengan menggunakan instrumen atau alat pengumpul data. instrumen penelitian
adalah alat pengumpul data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat,
lengkap dan sistematis sehingga untuk selanjutnya akan lebih mudah diolah. Dalam
menggunakan suatu metode penelitian digunakan instrumen atau alat pengumpuldata agar
data yang diperoleh lebih akurat dan riil. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data yang berbentuk tes pengukuran, karena data yang dicari adalah tingkat
kemampuan.
Berikut adalah bentuk tes dari penelitian ini yaitu Tes Keterampilan Kelentukan badan
sit and reach:
1) Pita pengukur diletakkan lurus dilantai, dengan huruf nol pada tepi tembok, teste
melepaskan kaus kaki, berdiri di pita pengukur.
2) Pantat, punggung, dan kepala merapat ketembok, kedua kaki lurus kedepan dengan
kedua lutut lurus
3) Kemudian teste meraihkan kedua lengannya kedepan sejauh mungkin dan
menempatkan kedua jari jari taangan pada pita sejauh mungkin tahap raihan tersebut
minimal 3 detik
4) Jauh raihan itu dicatat sampai sentimeter penuh. Lakukan raihan 2 kali berurutan, dan
jarak raihan terjauh yang dihitung.
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

5) Kelentukan tubuh diukur selisih antara jarak raihan dengan jarak kaki dalam
sentimeter.
Teknik Analiasis Data
Teknik Analisis Data Yang Digunakan dalam penelitian ini adalah T- test sampel sejenis
(Ali Maksum, 2012:177) dengan rumus sebagai berikut :
∑𝑫
𝒕=
(𝑵 ∑ 𝑫𝟐 − (∑ 𝑫)𝟐
𝑵−𝟏
Di mana:
t : Jumlah sampel
D : Selisih pretest dan postest
∑D² : Deviasi individual dari Md

HASIL PENELITIAN
Tahap Pelaksanaan
a. Tes Awal
Tes Awal dilakukan percobaan Kelentukan badan sit and reach selama 3 kali dan
hasil paling terbaik yang diambil.

Tabel 1
Data Hasil Test Awal Sit and Reach
No. Nama Percobaan (cm) Score Terbaik
1 2 3 (cm)
1. Lukas 96 93 95 96
2. Darno 87 90 86 90
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

3. Sandro 85 81 84 85
4. Rikardo 81 85 83 85
5. Naron 88 85 87 88
6. Gampar 93 91 92 93
7. Agi 97 96 100 100
8. Niko 89 86 88 89
9. Melkianus Tualaka 101 98 95 101
10. Mayos Mali 93 94 96 96
b. Perlakuan Tarian Rebaka
Pada tahap perlakuan ini, sampel diberi latihan tarian rebaka selama 4 minggu
dengan perminggunya 3 kali latihan.

c. Tes Akhir
Tes akhir dilakukan yaitu tes Sit and Reach. Setiap siswa, memperoleh 3 kali
kesempatan yang diuji selama 3 kali dan hasil paling terbaik yang diambil.

Tabel 2
Data Hasil Test Akhir Sit and Reach
No. Nama Percobaan (cm) Score Terbaik
1 2 3 (cm)
1. Lukas 99 96 94 99
2. Darno 95 90 93 95
3. Sandro 88 85 85 88
4. Karlos 86 89 85 89
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

5. Naron 90 92 88 92
6. Gampar 97 95 93 97
7. Agi 104 103 100 104
8. Niko 89 94 92 94
9. Melkianus Tualaka 101 104 103 104
10. Mayos Mali 96 100 98 100

Perbandingan Tes Awal dan Akhir


Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Terbaik Sit and Reach
No. Nama Test
Awal (cm) Akhir (cm)
1. Lukas 96 99
2. Darno 90 95
3. Sandro 85 88
4. Karlos 85 89
5. Naron 88 92
6. Gampar 93 97
7. Agi 100 104
8. Niko 89 94
9. Melkianus Tualaka 101 104
10. Mayos Mali 96 100

Pengolahan Data
Seluruh data hasil penelitian (tes awal dan tes akhir) yang berkumpul, disusun dalam
suatu daftar yang berbentuk tabel kemudian data tersebut diolah untuk menguji dan
membuktikan hipotesa yang diajukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membentuk kolom-kolom yang membuat pasangan-pasangan
2. Menghitung MD dan MD2
3. Menghitung t
4. Menguji hipotesis

Tabel 4
Pengolahan Data
No Nama Atlet Test Awal Test Akhir D D²
1. Lukas 96 99 3 9
2. Darno 90 95 5 25
3. Sandro 85 88 3 9
4. Karlos 85 89 4 16
5. Naron 88 92 4 16
6. Gampar 93 97 4 16
7. Agi 100 104 4 16
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

8. Niko 89 94 5 25
9. Melkianus Tualaka 101 104 3 9
10. Mayos Mali 96 100 4 16
∑ 923 962 39 157
M 92,3 96,2 3,9 15,7

Setelah semua data disusun dalam tabel, maka selanjutnya diterapkan dalam
rumus t-tes sebagai berikut:

∑D
t=
N∑D2 − (∑D)²
N−1
39
t=
10.157 − (39)²
10 − 1
39
t=
1570 − 1521
9
39
t=
49
9
39
t=
5.45
39
t=
2.33
t = 16.74
Interpretasi Data
Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan df:= N-1 (10-1) = 9. Maka didapat 1.833
pada taraf signifikansi 5 %. Berarti t-hitung 16.74 > t-tabel 1.833. Dengan demikian, hipotesis
alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak, karena nilai t-hitung lebih besar
dari t-tabel, artinya tarian rebeka dapat meningkatkan kelenturan pada siswa kelas V SD GMIT
Noekaesmuti.
Untuk mengetahui presentase peningkatan Kelenturan Tubuh Pada siswa kelas V SD
GMIT Noekaesmuti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
𝑀𝐷
P= × 100%
𝑀𝑝𝑟𝑒
3.9
P =92.3 × 100%
P = 28,8 %
Dari hasil hitung presentase dapat diketahui bahwa peningkatan kelenturan dalam
penelitian ini adalah sebesar 4.23 %.
Untuk mengetahui gambaran hasil peningkatan kelenturan tubuh pada siswa kelas V SD
GMIT Noekaesmuti sebelum dan sesudah diberikan latihan tarian rebaka disajikan pada Gambar
sbb:
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

97
96
95
94
Tes Awal
93
Tes Akhir
92
91
90
Perlakuan

Gambar Grafik rerata hasil tendangan depan, sebelum dan sesudah perlakuan
Keterangan:
: Pree atau tes awal Sit and Reach
: Post atau tes akhir Sit and Reach

Pembahasan
Olahraga yang rutin dan teratur akan terjadi adaptasi pada tubuh kita yaitu akan terjadi
perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Adaptasi olahraga adalah perubahan struktur atau
fungsi organ-organ tubuh yang sifatnya lebih menetap karena latihan fisik yang dilakukan
dengan teratur dalam periode waktu tertentu (Vananen dalam Bawono, 2008).
Pelatihan fisik yang diterapkan secara teratur dan terukur dengan takaran dan waktu
yang cukup, akan menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarahkan pada kemampuan
menghasilkan energi yang lebih besar dan memperbaiki penampilan fisik. Menurut Puspa
(2009), salah satu disiplin yang besar sumbangsihnya secara ilmiah kepada olahraga
adalah peran fisiologi dalam menunjang peningkatan prestasi. Pelatihan fisik yang
dilakukan secara sistematis, teratur dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan
kemampuan fisik secara nyata (Astrand dan Rodahl, 2003).
Mental anak sangat berpengaruh terhadap perfoma anak, betapapun sempurnanya
fisik, teknik dan taktik apabila mentalnya kurang bagus prestasi puncak tidak mungkin
tercapai. Oleh karena itu mental perlu ditingkatkan dengan cara pelatihan. Pelatihan mental
ini penekanannya pada perkembangan kedewasaan serta emosional dan impulsif misalnya;
semangat berlomba, sikap pantang menyerah, sportivitas, percaya diri, dan kejujuran.
Dengan memberikan pelatihan maka fungsi fisiologis dan fsikologis tubuh meningkat
sehingga mampu mencapai puncak penampilannya (Dei, 2011).
Motivasi untuk berprestasi setinggi-tingginya atau ingin sukses merupakan faktor
yang sangat menentukan prestasi anak dengan cara memakai semua daya dan upaya yang
ada dengan menekan semua hal-hal yang lain. Dengan motivasi yang tinggi dapat
meningkatkan besar dan kecepatan infuls saraf sehingga membangkitkan tena ga yang
tinggi dan akan mempercepat pelaksanaan gerak (Fox, Richard dan Merie, 1988).
Faktor disiplin juga penting diperhatikan untuk mencapai prestasi puncak seorang
anak. Disiplin ini termasuk dalam pelatihan, kehadiran dalam berlatih dan disiplin dalam
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

pengambilan data. Tanpa disiplin yang tinggi anak sulit untuk mencapai prestasi yang
diinginkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat penulis simpulkan bahwa Tarian Rebeka
dapat meningkatkan kelenturan pada siswa kelas V SD GMIT Noekaesmuti karena nilai t-
hitung lebih besar dari t-tabel.
Saran
Ada beberapa saran yang ingin peneliti ajukan berkaitan dengan hasil penelitian ini:
1. Bagi pihak sekolah/guru penjas diharapkan dapat memasukan tarian tradisional
dalam proses pembelajaran penjas, sebab tarian tradisional dapat membangkitkan
semangat siswa serta ,eningkatkan kebugaran siswa.
2. Untuk pemerintah Kabupaten Kupang selalu mendukung dalam hal tarian tradisionall
maupun dukungan moril demi perkembangan budaya di kabupaten Kupang.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman/acuan bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian berkaitan dengan Kelenturan badan siswa kelas V SD GMIT
Noekaesmuti.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Dasar-Dasar kepelatihan Pada Olahraga Profesional. jakarta: Badan
Pengembangan dan pengawasan Olahraga Profesional
Astrand, P.D., Rodahl, K, 2003. Texbook of Work Physiological Basic of Exercise. New York:
Mc.Graw Hill Brooks Company.
Chan, Syafruddin. 2003. Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran yangMembuat pelanggan
Bertekut Lutut. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Djoko Pekik Irianto.2002. Dasar Kepelatihan.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Fox, E. L. Richard, B.W. dan Merie, L.F. 1988. The Physiological Basic of Physical Education
and Athletics, 5th Edition. Philadhelphia: Sounders Collage Publishing
Hidayat Imam 1981. Senam dan Metode Untuk SGO. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kosasi engkos. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademik Pressindo
Krempel. 2004. Atletik, Clips Prentice Bold Line. Jakarta:PT. RoSMPa Jaya Putri
Maksum Ali. 2007. Sport Development Index. Jakarta. PT Indeks.
Puspa, L. 2009. Hubungan Fisiologi Dengan Prestasi Olahraga. ISSN: 1979-5408, Vol. 2 No.2
Sadoso Sumosardjuno. 1998. Pengetahuan praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta:Pustaka
Kartini.
Sajoto Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Ikip Semarang.
Suharsini Arikunto 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bandung: Aneka
Cipta.
Volume 3, Nomor 2, Maret 2020 ISSN 2656-2359

Anda mungkin juga menyukai