Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola pendidikan yang berkembang di Indonesia saat ini beragam, mulai

dari pendidikan formal dari tingakat pendidikan Sekolah Dasar, hingga Menengah

Atas, dalam pendidikan kejuruan pada tingakat magister.Pendidikan di pandang

penting untuk membentuk kepribadian seseorang dalam upaya meningkatan

kapabilitas, pengetahuan, keterampilan, daya fikir, pengetahuan dan kemapuan

lainya.

Keberadaan tari sebagai media pendidikan merupakan pendidikan

humaniora yakni pendidikan yang mengajarkan nilai dan norma kemanusiaan

dengan berbagai macam pernyataan simbolisnya yang erat hubungannya dengan

sistem budaya masyarakat (Hadi, 2007). Oleh karena itu tari sebagai media

pendidikan diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter sejak

dini kepada peserta didik. Sementara itu, era milenial sekarang ini nilai-nilai

pendidikan karakter mulai dikesampingkan. Hal ini dilatarbelakangi masyarakat

pada umumnya menikmati seni pertunjukan hanya sebagai hiburan belaka tanpa

memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kesenian

daerah tersebut. Selain itu kurangnya minat peserta didik dalam menekuni serta

memiliki rasa ingin tahu tentang kesenian daerah. Hal ini disebabkan oleh

kecendrungan pemakaian teknologi yakni handphone dalam mengakses kesenian

1
dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga kesenian daerah menjadi kurang

diminati. Selain itu peserta didik menjadi manusia individualis yang tidak peduli

dengan lingkungan sekitar. Namun demikian pendidikan karakter dapat

ditumbuhkan kembali dengan berbagai cara salah satunya dengan pengenalan

serta pembelajaran tari. Tari memiliki Fungsi yaknitari sebagai ritual, seremonial,

pertnjukan dan, media pendidikan. Fungsi tari sebagai media pendidikan

bertujuan untuk memenuhi perkembangan peserta didik, potensi yang dimiliki

serta sarana untuk merangsang kreativias peserta didik. (Hidajat 2019).

Selama menempu pendidikan, setiap peserta harus mempersiapkan diri

tidak hanya secara pengetahuan akademik tetapi juga kebugarajasmani maupun

rohani. Kebugaran jasmani yang tergangu dapat beraktibat pada proses belajar

yang tidak maksimal hingga mengakibatkan penurunan prestasi pada peserta

didik. Artinya setiap peserta didik harus menjaga kesehatan guna melancarkan

porses belajar. Kesehatan jasmani berhubungan erat dengan gerak tubuh atau

fisik, dengan kata lain berhubungan erat dengan pergerakan otot.

Menurut Rusli Lutan (2002), kebugaran jasmani diartikan sebagai

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan,

daya tahan, dan fleksibilitas.Semakin baik kebugaran jasmani seseorang maka

akan semakin baik juga kemampuannya dalam mengatasi aktivitas sehari-hari.

Bisa dikatakan bahwa kebugaran jasmani salah satu faktor penentu kesehatan dan

ketahanan tubuh. Misalnya dengan banyak berolahraga maka tubuh akan lebih fit

dan terhindar dari berbagai penyakit. Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan
2
aktivitas fisik. Setiap manusia memiliki aktivitas fisik yang berbeda, otomatis

kebugaran jasmaninya pun akan berbeda. Semakin banyak aktivitas fisik yang

dilakukan maka tingkat kebugaran jasmani pun akan semakin tinggi. Kebugaran

jasmani diartikan sebagai kesanggupan atau kemampuantubuh melakukan

penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang

dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Depdiknas,

2000). Adapun menurut Djoko Pekik Irianto (2004) yang mengemukakan bahwa

kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness), yakni kemampuan

seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang

berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.(Djoko Pekik

Irianto, 2004). Lebih khusus menurut Rusli Lutan (2002), kebugaran jasmani

diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang

memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas.

Menurut Wiarto (2015) Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan

kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebasan fisik yang

diberikan tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Secara umum yang

dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness),

yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien

tanpa timbul kelelahan yang berlebihan, sehingga dapat menikmati waktu

luangnya (Djoko Pekik Irianto, 2012).

Masyarakat pada umumnya mengenal kebugaran jasmani dengan istilah

physical fitness. Menurut Santoso Giriwijoyo dan Didik Zafar (2012) Physical
3
fitness selain diterjemahkan sebagai kebugaran jasmani, diterjemahkan pula

dengan istilah-istilah lain misalnya: 1) Kesegaran Jasmani, 2) Kesanggupan

Jasmani, dan 3) Kesamaptaan Jasmani.

Kabupaten Alor merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Nusa

Tenggara Timur yang wilayahnya berupa kepulauan 92 pulau terluar Indonesia

yang didalamnya terdapat banyak kebudayaannya. Karena wilayah ini memiliki

banyak suku sehingga memiliki banyak bahasa daerah dan tarian tradisionalnya.

Misalnya tarian tradisional lego-lego. Tarian ini berada di Kabupaten Alor. Pada

dasarnya tarian lego-lego digunakan sebagai tarian yang melambangkan

peperangan yang akan dilakukan oleh masyarakat tersebut, apabila masyarakat

suku Kabola harus melakukan ritual dengan melakukan tarian lego lego untuk

meminta pertolongan dari Tuhan yang maha esa. Agar dalam perjalaannya

melakukan peperangan dapat merai kemenangan serta agar tidak banyak korban

yang tewas akibat dari peperangan yang dilakukannya, serta dalam perjalanaan

pulang kembali ke kampong halaman dalam keadaan selamat.

Mengacu pada masalah yang diangkat, peneliti mengkaji gerakan tarian

lego-lego untuk menunjang kesehatan fisik pelajar dalam menempu proses

pendidikan. Kegiatan lego-lego dilakuan secara beramai-ramai dengan

membentuk lingkaran dan gerakan yang melibatkan hentakan gerakan kaki yang

seirama sehingga membantu otot agar tetap fleksibel, kuat dan sehat agar

meningkatkan sistem sirkulasi darah, sistem saraf, fungsi jantung dan juga

4
meningkatkan komponen kelenturan, stamina, dan kecepatan. Tubuh yang jarang

melakukan pergerakan mengakibatkan otot akan memendek dan menjadi kaku.

1. Maka dari itu peneliti melakukan riset langung pada siswa-siswi kelas XI

SMA2 Kristen Kalabahi Kabupaten. Alor, dimana peneliti mengamati

kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan

2. siswa terhadap tarian lego-lego yang dilakukan. Kondisi ini menjadi landasan

penulis dalam mengambil judul ini untuk mengkaji lebih dalam kekuatan otot

perut, otot lengan dan kecepatan melalui tarian lego-lego.

Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka penulis melakukan

penelitian dengan judul “Meningkatkan Kekuatan Otot Perut, Otot Lengan

Dan Kecepatan Melalui Tarian Lego-Lego Pada Siswa Kelas XI SMAKristen

2 Kalabahi Kabupaten Alor”

B. Identifikasi masalah

3. Bagaiamana Kesenian Daerah kurang diminati Siswa

4. Bagaimana kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan Siswa

5. Bagaimana peran guru penjas dalam meningkatkan kekuatan otot perut, otot

lengan dan kecepatan

5
C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasannya sehingga hanya

berfokus pada hubungan tarian lego-lego dalam meningkatkan kebugaran

jasmani?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka, penulis merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut: Apakah tarian Lego- Lego dapat

meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepata pada Siswa Kelas XI

SMA Kristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor?

E. TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatatan

kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan pada siswa kelas XI melalui tarian

lego – lego di SMA Kristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor.

F. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoris Sebagai bahan untuk mengkaji dan menganalisis tingkat

kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan

6
a. pada siswa kelas XI SMA Kristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor. Sebagai

upaya menambah wawasan dan pengetahuan tentang kekuatan otot perut,

otot lengan dan kecepatan

b. melalui tarian lego-lego pada siswa kelas XI SMA Kristen 2 Kalabahi

Kabupaten Alor

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti Peneliti ini dapat memperluas pengetahuan dalam

meningkatan kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan

bagi siswa kelas kelasXI SMAKristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat membantu guru dalam mengembangkan dan

menambah pengetahuan melalui tarian lego-lego pada siswa kelasXI

SMA Kristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor

c. Bagi Siswa Memberikan kemampuan, pengetahuan dan motivasi pada

siswa kelas XI agar dapat meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan

dan kecepatan melalui tarian lego-lego

G. Definisi Operasional Konsep

Menurut Komaruddin (1994) Definisi istilah adalah pengertian yang

lengkap tentang sesuatu istilah yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri

utama istilah itu.

7
1. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh

melakukan penyesuan (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang

diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa

menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Muhajir 2007).

2. Tarian Lego-Lego

Tarian Lego-Lego adalah suatu pertunjukan tarian yang berasal dari Pulau

Alor-kabola, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tarian ini merupakan tarian

yang dimainkan oleh lalaki dan perempuan secara melingkar dengan cara

bergandengan tangan menarikan tari lego-lego tanpa melihat batas agama

dan status sosial.

3. Peningkatan adalah kemajuan dari seseorang dari tidak tahu menjadi tahu

dan dari tidak bisa menjadi bisa (Adi D 2001).

8
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kebugaran Jasmani

1. Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani merupakan sebuah tuntutan dalam hidup agar lebih

sehat dan mampu beraktifitas secara produktif. Sebagai bagian dari program

pendidikan jasmani di sekolah, pembinaan kebugaran jasmani sangat strategis,

karena mendukung kapasitas belajar bagi siswa dan menggiatkan pertisipasi

siswa secara menyeluruh (Rusli Lutan, 2002). Kebugaran jasmani adalah

kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuan (adaptasi)

terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang

dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan

(Muhajir 2007). Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik,

agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa

mengalami kelelahan yang berarti.

Menurut Sukadiyanto (2007) secara umum yang dimaksud kebugaran

jasmani adalah kebugaran fisik (phycal fitness), yakni kemampuan seseorang

melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang

berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.Secara umum

yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (physical

9
fitness), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara

efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan, sehingga dapat menikmati

waktu luangnya (Djoko Pekik Irianto, 2004).Menurut Djoko Pekik Irianto,

(2004) kebugaran jasmani digolongkan menjadi 3 yaitu:

a. Kebugaran statis: keadaan dimana seseorang yang bebas dari penyakit

dan cacat ataudisebut sehat.

b. Kebugaran dinamis: kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang

tidakmemerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari,

melompat.

c. Kebugaran motoris: kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang

menuntut keterampilan khusus.

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh

melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya

dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang

berlebihan. Sedangkan menurut Nurhasan (2005) kebugaran merupakan

kebutuhan pokok dalam melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Orang yang bugar berarti sehat secara dinamis. Sehat dinamis menunjang

terhadap aktivitas fisik maupun pisikis. Kebugaran yang dimiliki seseorang

akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja seseorang dan juga

akan memberikan pengaruh yang positif terhadap produktifitas bekerja atau

belajar.

10
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1992) menyatakan bahwa kebugaran

jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan tugasnya

sehari-hari dengan mudah, tanpa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai

sisa cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk

keperluan-keperluan mendadak. Menurut Roji (2006), kesegaran jasmani

(Physical Fitnes) merupakan salah satu aspek fisik dari kebugaran

menyeluruh (total fitnes). Kebugaran jasmani memberikan kesanggupan

kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa adanya

kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk

menikmati waktu luangnya dengan baik serta maupun melakukan pekerjaan

yang mendadak. Berdasar beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas

sehari-hari tanpa merasa lelah dan masih mempunyai sisa tenaga untuk waktu

senggangnya.

2. Komponen Kebugaran jasmani

Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen yang saling berkaitan antara

satu dengan yang lain. Namun, masing-masing komponen memiliki ciri-ciri

yang berfungsi pokok dalam kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran

jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari,

akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiaptiap orang berbeda-beda sesuai dengan

tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-

11
komponen. Diambil dari Buku Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga, 1 Gusti

Ngurah Nala (2011) sebagai berikut

a. Kekuatan (strength) otot.

Kekuatan adalah kemampuan otot skeletal tubuh untuk melakukan

kontraksi atau tegengan maksimal dalam menerima beban sewaktu

melakakukan aktivitas.

b. Daya tahan (endurance)

Daya tahan adalah kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas terus-

menerus yang berlangsung cukup lama.

c. Kecepatan (speed)

Kecepatan ( gerakan) adalah kemampuan untuk mengerjarkan suata

aktivitas berulang yang sama serta kesinambungan dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya.

d. Kelincahan (agility)

Kelincahan adalah kemapuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah

arah gerakan secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi.

e. Daya ledak (explosive power)

Daya ledak adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas secara tiba –

tiba dan cepat dengan mengarahkan seluruh kekuatan dalam waktu

yang singkat.

f. Kelentukan (flexibility)

12
Kelentukan adalah kesanggupan gerak tubuh atau anggota gerak tubuh

untuk melakukan gerakan pada sebuah atau menempuh beberepa sendi

seluas –luasnya.

g. Kecepatan /Waktu Reaksi (reaction time)

Reaksi atau kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh atau anggota

tubuh untuk bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang di

terima oleh reseptor somatik, kinestetik, atau vestibular.

h. Ketepatan (accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan

bebas menuju ke suatu sasaran.

i. Kesimbangan (balance)

Keseimbangan adalah kemampuan tubuh unuk melakukan reaksi atas

setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil dan

terkendali.

j. Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengintegrasikan berbagai

gereka yang berbeda menjadi gerekan yang harmonis dan efektif.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran manusia.Menurut

Djoko Pekik Irianto (2004) ada beberapa hal yang mempengaruhi kebugaran
13
jasmani terdiri dari 3 faktor, yaitu faktor makan, faktor istirahat, dan faktor

olahraga. Ketiga faktor tresebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor Makan

Makan merupakan suatu proses mengonsumsi makanan. Makanan

diperlukan tubuh sebagai sumber tenaga. Tanpa makanan tubuh akan

merasa lemas dan tidak bertenaga. Selain sebagai sumber tenaga,

makanan juga sangat diperlukan sebagai sarana pertumbuhan serta

perkembangan organ-organ tubuh. Makanan yang dikonsumsi pun

harus sehat dan bergizi agar tubuh dapat tumbuh dan berkembang

secara optimal. Djoko Pekik Irianto (2004) menjelaskan syarat

makanan sehat berimbang adalah makanan yang terdapat unsur-unsur

seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air di

dalamnya.

b. Faktor Istirahat

Banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan akan menimbulkan

kelelahan. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi

tubuh (Djoko Pekik Irianto, 2004). Istirahat diperlukan oleh tubuh

untuk mengembalikan tenaga saat terjadi kelelahan. Seringkali istirahat

juga diidentikan dengan tidur. Dengan waktu tidur yang cukup, tubuh

akan kembali segar dan siap untuk beraktivitas kembali di keesokan


14
harinya. Waktu tidur yang diperlukan dalam sehari kurang lebih

selama 7-10 jam pada malam hari.

c. Faktor Olahraga

Berolahraga merupakan salah satu cara paling efektif dan aman untuk

memperoleh kebugaran jasmani (Djoko Pekik Irianto, 2004). Tentu

saja olahraga atau latihan yang dilakukan harus terpola dan teratur.

Adapun menurut Perry (dalam Astrianto, 2011: 22-23), faktor-faktor

yang yang mempengaruhi kebugaran jasmani antara lain faktor umur,

faktor jenis kelamin, faktor bentuk tubuh, faktor keadaan kesehatan,

faktor asupan gizi, faktor berat badan, faktor tidur dan istirahat, dan

faktor aktivitas fisik. Berikut penjelasan tentang faktor-faktor tersebut:

1. Faktor Umur

Kebugaran jasmani dapat diperoleh di semua tingkatan umur.

Namun perlu diketahui bahwa setiap tingkatan umur memiliki

standar kebugaran jasmani yang berbeda. Semakin matang umur

seseorang maka kebugaran jasmaninyapun akan semakin tinggi

tergantung dari aktivitas yang dilakukan seseorang tersebut.

2. Faktor Jenis Kelamin

Masing-masing jenis kelamin memiliki keuntungan yang berbeda

khususnya pada kebugaran jasmani yang dimiliki. Dalam keadaan


15
normal, perempuan memiliki keunggulan dalam menghadapi

perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan laki-laki

memiliki keunggulan dalam hal eksplorasi tenaga dan kecepatan.

3. Faktor Bentuk Tubuh

Bentuk tubuh identik dengan proporsi tubuh. Semakin baik bentuk

tubuh tentu semakin mudah dalam memperoleh kebugaran

jasmani. Bentuk tubuh yang baik adalah bentuk tubuh yang bebas

dari kecacatan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-

hari.Faktor Keadaan Kesehatan Kebugaran jasmani tidak dapat

dicapai bila seseorang berada dalam kondisi tidak sehat dan begitu

pula sebaliknya. Seseorang yang berada dalam kondisi sehat akan

lebih mudah dalam mencapai kebugaran jasmani.

a) Faktor Asupan Gizi

Makanan yang dikonsumsi menjadi komponen vital dalam

memperoleh kebugaran jasmani. Makanan yang baik untuk

dikonsumsi adalah makanan yang memenuhi standar gizi, yaitu

makanan yang terdapat unsur karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan air di dalamnya.

b) Faktor Berat Badan

Berat badan identik dengan komposisi lemak yang ada dalam

tubuh. Semakin ideal berat badan maka akan semakin mudah


16
mencapai kebugaran jasmani. Berat badan ideal adalah berat

badan yang selaras dengan tinggi badan.

c) Faktor Tidur dan Istirahat

Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan tentu saja tubuh

membutuhkan istirahat untuk memperbaiki otot-otot tubuh serta

mengisi kembali tenaga yang sudah dikeluarkan. Tanpa tidur atau

istirahat yang cukup seseorang tidak akan dapat memperoleh

kebugaran jasmani yang diinginkan.

d) Faktor Kegiatan Fisik

Kegiatan fisik mutlak sangat menentukan kebugaran jasmani

seseorang. Kegiatan fisik yang sesuai takaran dan disertai dengan

istirahat akan berimbas positif dengan kondisi kebugaran jasmani

4. Manfaat Kebugaran Jasmani

Membuat tubuh tetap sehat dan bugarMeningkatkan energi dan

stamina tubuh. Menambahrespons tubuh dengan cepat

memaksimalkan kinerja otak.Dan manfaat kebugaran jasmani yang

dapat di rasakan seperti berikut ini.

a) Berat badan yang ideal yang terjaga dengan lebih baik.

b) Tekanan darah dan kadar kolesterol darah yang lebih rendah.

17
c) Risiko penyakit kronis, seperti serangan jantung, diabetes tipe 2,

dan beberapa jenis kanker yang lebih rendah

d) Tulang, otot, dan persendian yang lebih kuat sehingga berisiko

lebih rendah terkena osteoporosis.

e) Risiko lebih rendah jatuh dan cederah pada saat berolahraga atau

selama beraktivitas.

f) Waktu pemulihan yang lebih cepat saat menjalani rawat inap atau

istirahat di rumah.

g) Suasana hati yang lebih baik dan tubuh terasa lebih berenergi.

h) Tidur lebih rileks dan nyenyak sehingga kualitas tidur meningkat.

i) Kehidupan seksual yang lebih bergairah dan menurunkan risiko

gangguan, seperti disfungsi ereksi (impotensi) dan libido rendah

4. Prinsip – Prinsip Kebugaran Jasmani

Latihan dalam meningkatkan kebugaran juga dipengaruhi oleh takaran

atau dosis latihan.Latihan kebugaran jasmani harus memperhatikan prinsip-

prinsip baik dalam melakukan latihan. Latihan kebugaran jasmani merupakan

salah satu usaha untuk menyesuaikan keadaan jasmani terhadap kegiatan yang

diperberat atau lebih berat dengan cara bertahap sehingga akan mengalami

adaptasi dalam menerima atau melakukan kegiatan yang lebih berat. Latihan

kebugaran diartikan sebagai proses sistematis menggunakan gerakan yang

bertujuan meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsi tubuh meliputi

kualitas daya tahan paru jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan,
18
dan komposisi tubuh (Djoko Pekik). Prinsip-prinsip latihan kebugaran

menurut Djoko Pekik (2004), yaitu sebagai berikut : 1) Beban lebih

(Overload), 2) Kekhususan (Specifity), dan 3) Kembali asal (Reversible).

Prinsip – prinsip dalam latihan kebugaran memiliki pengertian sebagai

berikut:

1. Overload

Pembebanan yang diberikan dalam latihan harus lebih berat

dibandingkan aktivitas fisik sehari-hari yang biasa dilakukan (Djoko

Pekik, 2011). Menurut Wiarto (2015) Prinsip beban berlebih yaitu

dalam setiap melakukan aktivitas fisik harus selalu diupayakan adanya

penambahan beban latihan antara latihan saat itu dan latihan

selanjutnya.

2. Specifity

Latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan latihan yang hendak

dicapai (Djoko Pekik, 2011). Menurut Wiarto (2015) bentuk latihan

hendaknya bersifat spesifik sesuai dengan maksud dan tujuan latihan

dilakukan. kekhususan pada prinsip-prinsip latihan kebugaran dapat

dikatakan sebagai penyesuaian bentuk latihan dengan tujuan dan

maksud dari latihan yang akan dicapai.

3. Reversible

Prinsip kembali asal dapat dijelaskan sebagai berikut: latihan yang

dilakukan telah menyesuaikan dengan beban yang diterima dan akan


19
terus meningkat seiring dengan prinsip overload. Bila latihan tidak

dilakukan secara teratur atau terhenti selama beberapa waktu maka

kemampuan untuk menyesuaikan beban yang diterima akan menurun

bahkan menghilang dan kembali ke keadaan semula yaitu keadaan awal

sebelum melakukan latihan.

B. Tarian Lego-Lego

1. Pengertian Tarian Lego-Lego

Di kutip dari KOMPAS.ComTarianlego-lego adalah tarian yang

berpegangan tangan membentuk lingkaran di bawah pohon dan mengintari

mezbah. Didalam lingkaran terdapat penyanyi, pembaca pantun serta

memukul gong penyanyi akan berjalan mengintari pohon dengan langkah kaki

yang koreografikan. Tarian tradisioal suku kabola, suku yang mendiami

kampung tradisional monbang, terletak di Kabupaten Alor Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Dilansir dari situs KEMENDIKBUD, tarian yang

merupakan lambang kekuatan persatuan dan persaudaraan warga suku kabola

ini dilakukan secara masal dengan bergandengan tangan dan bergerak secara

melingkar. Sekarang lego-lego menjadi salah satu Aikon dari pulau alor

sendiri dan sampai sekarang masih sangat di lestarikan sehingga tidak

menghilang adat, tradisi ataupun kebiasan dari nenek moyang meraka.Di

kabupaten alor tari-tari yang dikenal oleh masyarakat Alor antara lain: Tari

lego-lego, Tari Bial (tari elang), Tari Buming (tari ular), Tari Dalik (tari

kipas), Tari Kaibubudil (tari kupu-kupu), Tari Pertukaran Misbah.


20
Pada umumnya tari-tari tersebut dilakukan waktu pesta adat, tari yang

sangat populer adalah Tari Lego-lego caranya masal dan lebih menyatakan

kegembiraan yang meluap-luap (Hidajat 1984). Menurut Rasyid P. Lewa

(1998) Tarian Lego-lego adalah suatu kesenian daerah dimana para

pesertannya berjalan cepat atau lambat membentuk lingkaran berkaitan jari

kelingking atau berpeganganbahu, berlangka maju dan mundur bergerak

kearah kanan mengikuti irama gong, moko atau generang biasanya

dilaksanakan dalam rangka hiburan untuk menghibur tamu, upacara adat,

penyambutan tamu, pesta penobatan pejabat, bahkan juga dapat dijadikan

selaku simbol perdamaian antara dua suku atau kampung yang berselisih.

Dalam melakukan tarian lego-lego tentu memiliki aturan, para penari

memakai busana adat dari kulit kayu sementara rambut mereka yang

perempuan di biarkan terurai. Dikaki kiri dan kanan para penari di pasang

gelang perak yang akan memantulkan bunyi gemerincing jika di gerakkan,

tetabuhan gong dan gendang dari kuningan atau moko mengiringi pola para

penari yang bergerak sambil mengumandangkan lagu dan pantun dalam

bahasa adat mereka (Tri Cahyani, 2019). Biasanya, lego-lego ditarikan lama

untuk di karenakan bentuk pemujaan dan bentuk kegembiraan yang di

lakukan oleh masyarakat suku kabola untuk menyambut atau agar tamu

merasa senang dan tentram ketika berkunjung kekampung mereka. Tarian

lego-lego ini tidak hanya di lakukan oleh masyarakat suku kabola saja semua

masyarakat alor melakukan tarian ini namun yang menjadi pembeda adalah di
21
mana masyarakat suku bukapiting, suku kaboladan suku abui melakukan

tarian sambil mengelilingi batu yang biasa di sebut mezbah yang sudah

disakralkan dan memiliki makna tersendiri. Tarian lego-lego tidak hanya di

gunakan untuk menyambut tamu semata namun tarian lego- lego sendiri di

berbagai acara seperti pernikahan, upacar adat dan lain-lain. Dalam kehidupan

sehari -hari masyarakat alor khusunya suku kabola tarian lego-lego sudah

menjadi darah bagi suku kabola di karenakan tarian ini merupakan tarian

warisan dari nenek moyang mereka sehingga akan tetap menjaga dan

melestarikan budaya yang telah di ciptakan oleh para leluhur yang terdahulu

serta menjadi masyrakat yang memiliki kebudayaan tersendiri.

2. Gerakan Lego-Lego

Gerakan tari lego-lego di bilang sangat sederhana dengan memadukan

gerakan tangan dan kaki secara harmonis, dalam tari lego-lego penari akan

saling merangkul atau bergandengan membuat satu lingkaran kemudian setiap

penari akan melakuakan gerakan kaki maju mundur dan kekanan dan ke kiri.

Meskipun terlihat sederhana para penari bergerak dengan kompak agar dapat

menjaga keseimbangan selruh perserta serta menghasilkan gerak harmonis

yang indah.

C. Item Tes Kebugaran Jasmani

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes

harusdilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus

denganmemperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya


22
dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan

tidakboleh dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut:

1. Lari 100/200 Meter

a.) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan

b.) Alat dan Fasilitas

- Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak

100/200 meter.

- Bendera start

- Peluit

- Tiang pancang

- Stop watch

- Serbuk kapur

- Formulir TKJI

- Alat tulis

c. Petugas Tes

1.) Petugas pemberangkatan

2.) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes

d. Pelaksanaan

1.) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

2.) Gerakan
23
a) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap

untuk lari.

b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis

finish.

3.) Lari masih bisa diulang apabila peserta:

a) mencuri start

b) tidak melewati garis finish

c) terganggu oleh pelari lainnya

d) jatuh / terpeleset

4.) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat

sampaipelari melintasi garisFinish.

5.) Pencatat hasil

a) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarak 100/200 meter dalam satuan detik.

b) waktu dicatat satu angka dibelakang koma.

Tabel 1
Nilai TKJI Tes Lari 100/200 Meter

Usia 16 – 19 tahun
Nilai
Putra Putri
Sd – 7.2 detik Sd – 8.4 detik 5
7.3 – 8.3 detik 8.5 – 9.8 detik 4
8.4 – 9.6 detik 9.9 – 11.4 detik 3
9.7 – 10.0 detik 11.5 – 13.4 detik 2
11.1 – dst 13.5 – dst 1

24
2. Tes Baring Duduk (Sit Up) Selama 60 detik

a. Tujuan

Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan fasilitas

1) lantai / lapangan yang rata dan bersih

2) stopwatch

3) alat tulis

4) alas / tikar / matras dll

c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) sikap permulaan

a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90 ̊

dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala.

b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar

kakitidak terangkat.

2) Gerakan

25
a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap

duduksampai kedua sikunyamenyentuh paha, kemudian kembali ke

sikap awal.

b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

e. Pencatatan Hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila:

- pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi

- kedua siku tidak sampai menyentuh paha

- menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

dilakukandengansempurna selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0).

Tabel 2
Nilai TKJI Tes Sit up

Usia 16 – 19 tahun
Nilai
Putra Putri
41 kali ke atas 29 kali ke atas 5
30 – 40 kali 20 – 28 kali 4
21 – 29 kali 10 – 19 kali 3
10 – 20 kali 03 – 09 kali 2
00 – 09 kali 00 – 02 kali 1

3. Tes (push up) selama 60 detik

a. TujuanMengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan.

26
b. Alat dan fasilitas

1) lantai / lapangan yang rata dan bersih

2) stopwatch

3) alat tulis

4) alas / tikar / matras dll

c. Petugas tes

1) pengamat waktu

2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) sikap permulaan

a) Mulailah dengan posisi tengkurap dengan tubuh lurus dan Letakan

telapak tangan di lantai sejajar dengan bahu, dan Posisi kaki lurus

dengan ujung jari menyentuh lantai dan Mulai angkat tubuh sampai

tangan lurus

b) Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar

kakitidak terangkat.

2) Gerakan

a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap

duduksampai kedua sikunyamenyentuh paha, kemudian kembali ke

sikap awal.

b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

e. Pencatatan Hasil
27
1)Gerakantestidakdihitungapabila

- penempatan tangan yang salah pada saat melakukan push up

-pada posisi siku yang salah.”.

-lengan yang menonjol dengan membentuk sudut 90 derajat ketika

melakukan push up.

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

dilakukandengansempurna selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0).

Tabel 3
Nilai TKJI Tes push up
Usia 16 – 19 tahun
Nilai
Putra Putri
41 kali ke atas 29 kali ke atas 5
30 – 40 kali 20 – 28 kali 4
21 – 29 kali 10 – 19 kali 3
10 – 20 kali 03 – 09 kali 2
00 – 09 kali 00 – 02 kali 1
4. Norma TKJI

Hasil setiap butir tes yang telah di capai oleh perserta dapat di sebut

sebagai hasil kasar. Mengapa di sebut hasil kasar.? hal ini sebabkan satuan

ukuran yang di gunakan untuk masing-masing butir tes berbeda yang meliputi

satuan waktu ulangan gerak, dan ukuran tinggi. Untuk mendapatkan hasil

akhir, maka perlu di ganti dalam satuan yang sama yaitu NILA. Sebagai hasil

kasar di ubah menjadi satuan nilai, maka di lanjutkan dengan nilai-nilai dari

kelima butir TKJI hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar

penentuan klasifikasi kesegaran jasmani siswa.


28
Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No Jumlah nilai Klasifikasi nilai jasmani
1 22 – 25 Baik Sekali (BS)
2 18 – 21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
4 10 – 13 Kurang (K)
5 5–9 Kurang Sekali (KS)

5. Tabel Penjumlahan Nilai Item Tes


Tabel Nilai Jumlah Item Tes TKJI
(Putra-Putri 16-19)
Lari Push Up ShitUp Jumlah
No Sampel 100/200 M Nilai Klasifikasi
Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Nilai
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini eksperimen dan

rancangan, penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian

kuantitatif (Arikunto,2010). Penelitian yang digunakan adalah “Pre-test and

Post-test Group Design” yang secara skematis digambarkan sebagi berikut:

Pretest Treatmen Post test

Keterangan:
Pretest : Tes awal kebugaran jasmani dengan menggunakan item
tes Push Up, Shit Up, Dan Lari Jarak Pendek 100 Meter.
Treatmen : Siswa melakukan tarian Lego-Lego selama 4 Minggu
dengan 3 kali pertemuan dalam setiap minggu di hari
senin, selasa, dan jumat
Post tes : Tes ahkirdengan cara kebugaran jasmani dengan
menggunakan item Push Up, Shit Up,Lari Jarak, Dan
Lari Pendek 100 Meter.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor.

2. Waktu penelitian

30
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah1 bulan Dengan 3 kali

pertemuan dalam satu minggu

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2010) menyatakan bahwa populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas

XI SMA Kristen 2 Kalabahi yang berjumlah 29 orang.

2. Sampel

Riduwan (2011), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari

populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan tertentu yang akan di teliti.

Sampel dalam penelitian ini di ambil beberapa dari seluruh jumlah populasi.

Sampel dipilih berdasarkan beberapa criteria yaitu:

a) Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoatmodjo,

2012).

1) Siswa yang berusia 16-19 tahun.

2) Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan.

3) Bersedia menjadi responden dan mengikuti penelitian sampai

selesai.
31
4) Tidak cacat fisik.

b) Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian, seperti halnya ada hambatan etis menolak menjadi,

responden atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk di

lakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012).

1) Usia di bawah 16 atau usia di atas 19 tahun.

2) Memiliki kognitif buruk

c) Kriteria Drop Out

Kritteria drop out adalah kriteria dengan subjek penelitian tidak di

guanakan hasil dalam penelitian atau pengguguran. Kriteria drop out

dalam penelitian.

1) Responden tidak mengikuti penelitian dari awal sampai akhir

2) Responden tidak mengikuti aturan penelitian.

Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dipilih

berdasarkan kriteria inklusi, eklusi dan drop out, yaitu siswa-siswi kelas XI

SMAKristen 2 Kalabahi yang berjumlah 14 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kuantitatif dengan menggunakan:

1. Pengumpulan Data

32
Pengumpulan datayang digunakan adalah instrumen tes termasuk

tes kebugaran berupa Tes Kebugaran Indonesia (TKJI), Yaitu macam

percobaan yang memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat kebugaran

seseorang, sebenarnya mempunyai tubuh yang kuat. Karena percobaan

semata-mata dilakukan sekali. Ulangi saja setiap item tes, item tesnya

adalah: 1) Lari Jarak pendek 200 meter. 2) Angkat badan (pull up) waktu

60 detik. 3) Baring duduk (shit up) waktu 60 detik. 4) Push Up. Dan 5)

vertical jumpPertimbangkan untuk memakai instrumen ini karena tes ini

sudah valid, penggunaan standar, murah dan mudah, rasional, dan

bermanfaat adalah persyaratan untuk memilih kriteria untuk pemeriksaan

fisik (Arifandy et al., 2021).

2. Dokumentasi

Pada penelitian ini peneliti turun langsung ke lokasi peneliatian

untuk mendokumentasikan kegiatan berupa data foto dan sampel peneliti.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian atau Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :

1) Formulir Pendataan Hasil

2) Stopwatch

3) Lapangan

4) Testee Lari Jarak pendek 100/200 meter

Pelaksanaannya :

33
a.) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

b.) Gerakan

1) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap

untuk lari.

2) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis

finish.

c.) Lari masih bisa diulang apabila peserta:

1) mencuri start

2) tidak melewati garis finish

3) terganggu oleh pelari lainnya

4) jatuh / terpeleset

d.) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat

sampaipelari melintasi garis Finish.

e.) Pencatat hasil

1) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarak 100/200 meter dalam satuan detik.

2) waktu dicatat satu angka dibelakang koma.

5) Testee Baring duduk (shit up) dengan waktu 60 detik.

Pelaksanaannya

a) sikap permulaan
34
1) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut

90 ̊ dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala.

2) Peserta lain menekan/memegang kedua pergelangan kaki agar

kakitidak terangkat.

b) Gerakan

1) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap

duduksampai kedua sikunyamenyentuh paha, kemudian kembali

ke sikap awal.

2) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

c) Pencatatan Hasil

1) Gerakan tes tidak dihitung apabila:

- pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin

lagi

- kedua siku tidak sampai menyentuh paha

- menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

dilakukandengansempurna selama 60 detik.

3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0).

6) Testee (push up) dengan waktu 60 detik

7) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan testee yang dapat

dilakukandenganbaik selama 60 detik.

35
F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, (2009) adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain.


𝚺𝑫
𝒕= 𝟐 𝟐
√𝚺𝑫 −(∑𝑫)
𝑵−𝟏

Ket:

n = Sampel

t = tes peningkatan

∑ = Jumlah

D = Hasil tes awal dan ahkir

D2 = Pangkat dari D

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Merupakan jawaban sementara dari peneliti terhadap suatu

penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka hipotesis penelitian yang penulis

ajukan adalah sebagai berikut:

1. Ha: Tarian Lego-lego dapat meningkatkan kekuatan otot perut, otot

lengan dan kecepatan pada siswa kelas X1 SMAKristen 2 Kalabahi.

2. H0: Tarian Lego-lego tidak dapat meningkatkan kekuatan otot perut, otot

lengan dan kecepatan siswa kelas X1 SMAKristen 2 Kalabahi

36
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Profil SMA Kristen 2 Kalabahi

SMA Kristen 2 Kalabahi beralamat di Jln. Ahmad Yani No. 4

Kalabahi Kec. Teluk Mutiara Kab. Alor Prov. Nusa Tenggara Timur. Berikut

uraian profil SMA Kristen 2 Kalabahi.

a. Identitas Satuan Pendidikan

1) Nama : SMA Kristen 2 Kalabahi

2) NPSN : 50301675

3) Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 4

4) Kode Pos : 85813

5) Provinsi : Nusa Tenggara Timur

6) Status Sekolah : Swasta

7) Jenjang Pendidikan : SMA

b. Dokumen dan Perizinan

1) Naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2) No SK. Pendirian : DPMPTSP. 421.5/58/PTSP/IV/2021

3) Tanggal SK Pendirian : 2021-04-16

4) No. SK. Operasional : DPMTSP. 421.5/58/PTSP/IV/2021

5) Tanggal SK Opersional : 2021-04-16


37
6) Akreditasi :A

7) No SK. Akreditasi : 80/SK/BAP-S/M NTT/IX/2015

8) Tanggal SK. Akreditasi : 22-09-2015

2. Visi dan Misi SMA Kristen 2 Kalabahi

a. Visi

Terwujudnya generasi terdidik yang memiliki yang profil pelajaran

pancasila

b. Misi

1. Membentuk generasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

maha esa dan berakhlak mulia

2. Mewujujudkan generasi yang memiliki wawasam berkebhinekaan

global

3. Menjadikan generasi yang memiliki jiwa dan semangat gotongroyong

4. Membentuk generasi yang kreaktif dan inovatif

5. Mencptakan generasi yang bernalar kritis

6. Menghasilkan generasi yang mandiri dan tangguh

3. Rekapitulasi Guru dan Peserta Didik

Jumlah keseluruhan guru dan siswa SMA Kristen 2 Kalabahi Kabupaten Alor:

No Uraian Guru Peserta Didik

1 Laki-Laki 15 228

2 Perempuan 30 297

Total 45 525
38
B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat tercapai setelah melalui

beberapa tahap. Adapun tahap yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Yang dimaksud dengan tahap persiapan ini adalah waktu sebelum

melakukan penelitian, dimana penulis harus:

a. Mempersiapkan surat keterangan observasi dari Dekan FKIP UPG 1945

NTT, kemudian ke Kepala BAAK-PSI Univ. PG 1945 NTT, dan

selanjutnya ke Ketua Program Studi PJKR UPG 1945 NTT.

b. Menyusun program latihan (mingguan ke harian) untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan dalam tarian lego-lego

c. Mempersiapkan instrument penelitian berupa lembar atau formulir

penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk

menjawab masalah dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian,

maka penelitian dapat dijalankan untuk mendapat data serta hasil tes awal dan

tes akhir.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memperoleh data,

antara lain:

39
a) Tahap Pengambilan Data Tes Awal

1. Tahap awal, peneliti memimpin dalam do,a dan dilanjutkan dengan

pemanasan bersama sebelum melakukan kegiatan.

2. Tahap selanjutnya, para sampel diberi penjelasan dan contoh tentang

cara melakukan tes push up, shit up, dan lari 200 meter.

3. Tahap selanjutnya, sampel dibariskan sesuai nomor urut pada table

untuk melakukan tes push up, shit up, dan lari 200 meter. Sementara

itu, peneliti mencatat poin yang dihasilkan dari setiap kesempatan

dengan waktu yang sudah ditentukan. Tiap sampel mendapat 2 kali

kesempatan dengan masing-masing kesempatan diberi waktu 60 detik.

Waktu yang didapat dicatat sebagai hasil tes awal

Tabel 1. Data Mentah Hasil Tes Awal


Lari 100 Meter push up shit up
No Nama Jumlah Nilai Klasifikasi
Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil
1 ENIA MANILEHI 2 12.08 3 14 2 5 7 KS
2 YANE E. WENY 2 12.01 3 11 3 14 8 KS
3 JANE DJASING 3 11.04 2 7 2 5 7 KS
4 SHEKINA. REINHART 3 10.05 2 9 3 10 8 KS
5 NOPRIS M. LANBEKA 3 08.03 3 10 2 9 8 KS
6 CHEAN BOLING 2 11.09 3 12 3 10 8 KS
7 SATRIO M. LETMAL 3 09.05 2 18 3 28 8 KS
8 FERNANDI BOLING 3 08.05 3 22 3 29 9 KS
9 PITRIANA B. WENI 3 10.03 3 14 2 9 8 KS
10 ANI MABAHALA 2 12.05 3 10 2 8 7 KS
11 ANA H. KARANG 3 10.02 3 12 3 12 9 KS
12 MASMUR DUALAU 4 08.03 3 23 3 25 10 KS
13 BRAYEN BETTY 3 09.05 3 25 3 28 9 KS
14 MELKI S. LANMUI 4 07.08 3 22 3 27 10 K

40
b) Tahap Perlakuan

1. Sebelum melakukan perlakuan atau percobaan, peneliti memimpin

dalam doa dan dilanjutkan dengan pemanasan Bersama.

2. Testee diberikan penjelasan dan contoh melakukan tarian lego-lego

untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

3. Tahap selanjutnya, sampel melakukan tarian lego-lego dengan masing-

masing sampel diberi waktu 10 menit.

4. Setelah sampel selesai melakukan tarian lego-lego, sebagai penutup

para sampel diberi pendinginan dan diakhiri dengan doa.

c) Tahap Pengambilan Data Tes Akhir

Untuk mengetahui hasil setelah melalui tahap perlakuan, testee

diberikan tes akhir.

1. Sebelum mengambil data tes akhir, peneliti memimpin dalam doa dan

pemanasan bersama.

2. Para testee dibariskan sesuai nomor urut tabel untuk melakukan tes

push up, shit up, dan lari 100 meter. Sementara itu peneliti mencatat

poin yang dihasilkan dari setiap kesempatan dengan waktu yang telah

ditentukan. Setiap testee diberikan 2 kali kesempatan dengan waktu 60

detik. Waktu yang didapat dicatat sebagai data tes akhir

41
Tabel 2. Data Mentah Hasil Tes Akhir

Lari 100 Meter push up shit up


No Nama Jumlah Nilai Klasifikasi
Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil
1 ENIA MANILEHI 5 08.04 4 25 4 21 11 K
2 YANE E. WENY 3 10.01 4 27 4 20 11 K
3 JANE DJASING 4 09.04 4 24 4 26 11 K
4 SHEKINA. REINHART 4 09.08 3 13 4 23 11 K
5 NOPRIS M. LANBEKA 5 08.04 4 25 5 29 14 S
6 CHEAN BOLING 4 08.09 4 28 5 30 13 K
7 SATRIO M. LETMAL 4 08.03 4 36 5 41 13 K
8 FERNANDI BOLING 5 07.02 4 39 5 42 14 S
9 PITRIANA B. WENI 4 09.08 4 24 3 23 11 K
10 ANI MABAHALA 3 10.05 4 26 4 28 11 K
11 ANA H. KARANG 4 09.08 4 25 4 32 12 K
12 MASMUR DUALAU 5 07.02 4 36 5 43 14 S
13 BRAYEN BETTY 5 07.02 4 34 5 45 14 S
14 MELKI S. LANMUI 5 07.01 4 30 5 42 14 S

3. Sebagai Penutup para stestee diberikan pendinginan dan diakhiri

dengan doa

C. Pengolahan Data

Berdasarkan hasil hitungan dari tes awal (pre-test) dan (post-test) dari

masing-masing sampel, maka langkah selanjutnya menghitung mean dari

perbedaan antara tes awal dan akhir.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa-siswi kelas XI

SMA Kristen 2 Kalabahi, dibawah ini dijelaskan hasil penelitian yang meliputi

hasil pengolahan data tes keterampilan kebugaran jasmani melalui tarian lego-

lego yang disajikan pada tabel dibawah ini.

42
Tabel 3. Pengolahan Data

Tes Tes
𝐍𝐨 𝑫 𝑫𝟐
Awal Akhir

1 7 11 4 16

2 8 11 3 9

3 7 11 4 16

4 8 11 3 9

5 8 14 6 36

6 8 13 5 25

7 8 13 5 25

8 9 14 5 25

9 8 11 3 9

10 7 11 4 16

11 9 12 3 9

12 10 14 4 16

13 9 14 5 25

14 10 14 4 16

⅀ 116 174 58 252

M 8,28 12,42 4,14 18

43
Nilai D (selisih) diperoleh dari skor tertinggi dikurangi skor terendah.
Untuk mencari rata-rata (mean) dari tes awal dan tes akhir secara keseluruhan
digunakan rumus berikut

∑ 𝒑𝒓𝒆 ∑ 𝒑𝒐𝒔𝒕 ∑𝑫 ∑ 𝑫𝟐
Mpre = Mpost = MD = 𝑴𝑫𝟐 =
𝑵 𝑵 𝑵 𝑵

𝟏𝟏𝟔 𝟏𝟕𝟒 𝟓𝟖 𝟐𝟓𝟐


= = = 𝟏𝟒 =
𝟏𝟒 𝟏𝟒 𝟏𝟒

M = 8.28M = 12.42 M = 4.14 M = 18

Setelah mengetahui nilai mean dari tes awal dan tes akhir maka
selanjutnya angka-angka dalam tabel pengolahan data diterapkan ke dalam
rumus sebagai berikut:

∑𝑫
Rumus: t= 𝟐 𝟐
√𝑵.∑ 𝑫 −(∑ 𝑫)
𝑵−𝟏

𝟓𝟖
= 𝟐
√𝟏𝟒𝒙𝟐𝟓𝟐−(𝟓𝟖)
𝟏𝟒−𝟏

𝟓𝟖
= 𝟑.𝟓𝟐𝟖−𝟑.𝟑𝟔𝟒

𝟏𝟑

𝟓𝟖
= 𝟏𝟔𝟒

𝟏𝟑

𝟓𝟖
=
√𝟏𝟐.𝟔𝟏

𝟓𝟖
=𝟑.𝟓𝟓

= 16.338

Jadi, hasil t-hitung adalah16.338.

44
D. Interpretasi Data

Hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan df: N-1 (14-1), dalam t-tabel

pada taraf signifikansi 5 % (2,201) maupun 1 % (3,106). Maka t-hitung sebesar

16.338>t-tabel 2,201 (5 %) maupun 3,106 (1 %). Dengan demikian Hipotesis

Alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa tarian lego-lego dapat meningkatkan

kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan pada siswa kelas XI SMA Kristen

2 Kalabahi Kabupaten Alor,diterima.Sedangkan Hipotesis Nihil (H0) ditolak.

Peningkatannya dapat diketahui dengan cara berikut:


𝑴𝑫
P = 𝑴𝒑𝒓𝒆 x 100%

𝟒.𝟏𝟒
= 𝟖.𝟐𝟖 x 100 %

𝟒𝟏𝟒
= 𝟖.𝟐𝟖 %

= 50 %
Artinya, tarian lego-lego dapat meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan
dan kecepatan secara signifikan yaitu sebesar 50 %.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini, merupakan

eksprimen untuk meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan

melalui lego-lego. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot

perut, otot lengan dan kecepatan melalui tarian lego-lego.

45
Tari Lego-lego tergolong tarian adat yang merupakan salah satu kekayaan

budaya yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tari Lego-

lego biasa digunakan dalam segala kegiatan upacara adat di Alor. Namun,

sekarang lebih banyak digunakian saat menyambut tamu, dalam acara pernikahan,

dan sebagainya. Tari Lego-lego merupakan salah satu tarian tradisional yang

diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Alor dan masih dilestarikan

hingga sekarang. Tarian ini merupakan tarian yang sering diadakan saat upacara

adat atau setelah melakukan kegiatan bersama sebagai ucapan syukur, rasa

persatuan dan kegembiraan mereka. Ungkapan rasa syukur tersebut mereka

lakukan dengan mengelilingi Mesbah (tempat suci yang disakralkan, sambil

bergandengan dan menyanyikan lagu-lagu pujian terhadap Tuhan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kebugaran

jasmani adalah kebugaran yang berkaitan dengan pengaruh latihan terhadap

kondisi fisik, seperti kekuatan dan daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler,

serta fleksibilitas.

Kebugaran jasmani juga dapat di artikan kemampuan atau keahlian yang

dimiliki oleh tubuh seorang manusia dalam melakukan tugas, aktivitas, ataupun

pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Santoso, 2016).

Tarian lego-lego dapat membuat kelas X1 SMA Kristen 2 Kalabahi lebih

aktif dan semangat mengikuti proses pembelajaran disekolah. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan secara signifikan pada tarian lego-lego

untuk meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan pada kelas
46
X1 SMA Kristen 2 Kalabahi, hal ini disebabkan karena diberikan pelatihan

selama empat minggu dengan tiga kali pertemuan dalam seminggu.

47
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil analisis data yang

diperoleh, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 16.338> 2,201 atau 3,106. Artinya,

tarian lego-lego dapat meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan dan

kecepatan Atau secara spesifik dapat di katakan bahwa peningkatannya adalah 50

%. Dengan demikian Hipotesis Alternatif (Ha) yang menyatakan tarian lego-lego

dapat meningkatkan kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan pada siswa

kelas XI SMA Kristen 2 Kalabahi, diterima. Sedangkan Hipotesis Nihil (H0)

ditolak.

B. Saran

1. Untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani, dapat dilakukan melalui tarian

lego-lego.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat lebih mencari teori-teori

yang relevan untuk dipakai dalam penelitian, khususnya mengenai

peningkatan kekuatan otot perut, otot lengan dan kecepatan melalui tarian

lego-lego.

48

Anda mungkin juga menyukai