2. Batuan : Masif
3. T
a.Derajat Kristalisasi : Holtalin
b. Fanerik - Afanitik
c.
25%, Biotit 10%, Hornblende
Genesa Granit
Granit merupakan batuan yang berasal dari proses large intrusi, yaitu pembekuan bantuan dalam
suhu tinggi sehingga mineral-
n plutonik. Granit ini gfhgghgimun berwarna ilgiul. Granit dapat dipoles untuk lantai dan
dekorasi. Granit mempunyai
Eksplorasi Geofisika8o7o89l
Pada penelitian di daerah gukguilguilakan dalam penelitian ini yaitu:Global Positioning System
(GPS). Satu set peralatan Resistivi-tymeter OYO McOhmMark-2 model 2115A, yang dilengkapi
dengan:Empat buah elektroda (terbuat dari stainless steel). Empat gulung kabel sepanjang ± 300
meter. Baterai kering 24 voltdan empat dsgdsgsfg lokasi yang memungkinkan dilakukan
pengukuran resistivitas batuan, selanjutnya dilakukan pengukuran resistivitas dengan metode geolistrik
konfigurasi Wenner Alpha. Spasi (jarak antar elektroda terdekat) yang digunakan adalah 5, 10,
15, 20, 25 dan 30 meter dengan panjang lintasan 100 meter. Data hasil pengukuran
kemudian diolah dengan menggunakan software Res2Dinv.fdgfdgdfg
Teknik pengukuran resistivitas menggunakan empat buah elektroda yang terdiri dari dua
elektroda arus (A dan B) yang terletak fgdfgdfgdi bagian terluar dan dua elektroda potensial (M dan
N) yang terletak di bagian dalam. Pengambilan data dari dua dfgdfgfg lintasan sistivitas kemudian
ditulis hasil pengukuran oftware Res2Dinv untuk mendapatkan kontur distribusi harga tanah.
Penentuan kedalaman dan ketebalan granit dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik
konvigurasi Wenner Alpha. Pada prinsipnya, injeksi arus listrik melalui dua elektroda arus (A
dan B) akan menimbulkan tegangan otensial (M dan N) yang terletak diantara elektroda arus
(Santoso, 2002). Besarnya arus yang diinjeksikan dan tegangan padakedua elektodadicatat pada alat
Resistivitymeter. Perbedaan arus maupun tegangan listrik akan meng-hasilkan nilai resistivitas
(tahanan jenis) yakni berupa perbandingan antara tegangan dan arus listrik
Ekploasi Geokimia
Pada penelitian granit pada daerah Taliabu, Maluku Utara, untuk melakukan ekplorasi geokimia pada
granit dapat dilakukan dengan mengetahui kadar uranium pada batuan, data kadar uranium endapan
sungai, dan konsentrat dulang. Data tersebut didapatkan dari hasil analisfgdfgis penyelidikan
terdafdgfdgdfghulu.
Data kadar uranium yang digunakan adalah kadar urandfgdfgdfium ggap berpotensi terhadap akan
uranium tipe batupasir, yaitu data kadar uranium batuan dari Formasi Bobong dan granit Banggai
Persyaratan granit dapat berperan sebagai sumber uranium adalah kadar uraniumfgfg dalam granit cukup
signifikan. Contoh mineralisasi uranium tipe batupasir di cekungan Mahadek, India dengan kadar
uranium dalam granit sekitar 7–110 ppm dan granit sebagai sumber uranium.
Kesimpulan dari penilitian bau, Maluku Utara ini Granit Banggai diperkirakan sebagai batuan sumber
uranium, batupasir Formasi Bobong sebagai batuan induk, dan batubara serta pirit sebagai presipitan.
Daerah potensial uranium terdapat di sekitar penyebaran batuan Formasi dilakukan eksplorasi detil di
Pulau Taliabu yang difokuskan di wilayah sekitar
Sampel yang digunakan adalah Batu Granit. Pengujian penetapan kadar silika pada batu granit
menggunakan metode Gravimetri.
Silika adalah senyawa kimia dengan rumus molekulSiO2 (silicon dioxsida) yang dapat diperoleh dari
silika mineral, nabati, dan sintesis
Selain terbentuk secara alami, silika dengan struktur tridimit dapat diperoleh dengan memanaskan pasir
kuarsa pada suhu 870°C dan bila pemanasan dilakukan pada suhu 1470°C dapat diperoleh silika dengan
struktur kristobalit. Silika juga dapat ksikan silikon dengan udara atau oxygen pada suhu tinggi.
Berdasarkan hasi yang diperoleh, batu granit yang diperiksa mengandung silika yang cukup tinggi yaitu
sampel 4 sebesar 90,17%.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada penetapan kadar silika pada batu granit dengan
menggunakan